Kelompok 08
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mesin pendingin
merupakan
suatu
bagian
dari
penerapan
ilmu-ilmu
termodinamika yang digunakan dalam berbagai bidang. Tidak hanya dalam kehidupan
sehari-hari tetapi juga dalam berbagai industri, seperti refrigerator (kulkas), pendingin
air ataupun pendingin udara dalam mobil.
Bagi seorang mahasiswa teknik Mesin sangat perlu untuk mempelajari masalah
yang berkenaan dengan mesin pendingin khususnya mengenai prinsip kerja mesin
pendingin, macam macam mesin pendingin, beban pendinginan, kapasitas
pendinginan dan menghitung Coeficient of Performance (COP) mesin pendingin.
Untuk membantu mahasiswa mempelajari sistem pendingin dan pengondisian
udara, maka buku panduan ini disusun sebagai pedoman bagi mahasiswa untuk
melakukan praktikum mesin pendingin (Air Conditioning Test Bench) pada
laboratorium Mesin Pendingin. Dengan pelaksanaa praktikum akan dapat memahami
aplikasi ilmu yang telah dipelajari diperkuliahan.
1.2 Rumusan Masalah
Pada laporan ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
a
2.
2.
3.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi Mesin Pendingin
Mesin pendingin adalah mesin konversi energi yang dipakai untuk
memindahkan kalor dari reservoir panas bertemperatur tinggi menuju reservoir panas
bertemperatur lebih tinggi dengan menambahkan kerja kalor dari luar
Fungsi Evaporator : Tempat perpindahan kalor antara refrigeran dan ruang atau
bahan yang akan didinginkan dan refrigeran akan mengalami perubahan fasa dari
cair menjadi uap.
Fungsi Katup Ekspansi : Menurunkan dan Menjaga beda tekanan refrigerant cair
antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah dengan cara dikabutkan,
sehingga terjaga tekanan yang diinginkan
Jenis Kondensor :
a. Kondensor tabung dan pipa horizontal
Kondensor tabung pipa banyak dipergunakan pada unit kondensor berukuran
kecil sampai besar. Unit pendingin dan penyegar udara paket baik untuk
amonia maupun freon. Didalam kondensor tabung dan pipa terdapat banyak
pipa pendingin, dimana air pendingin mengalir didalam pipa-pipa tersebut.
Ujung dan pangkal pipa pendingin terikat pada pelat pipa, sedangkan diantara
pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat, untuk membagi aliran air
terbalik, tetapi siklus ini sulit untuk dicapai karena siklus carnot terdapat atau terdiri
dari proses-proses reversibel yang menjadikan efisiensinya lebih tinggi dari pada yang
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap
2014/2015
Alat
1-2 (Kompresi
Kompresor
2-3
(Pembuangan
Kalor Isobarik)
Kondensor
3-4 (Ekspansi
Katup
Ekspansi
Evaporator
Efek
Perubahan Fase
h2-h1
UJK UPL
h2-h3
UPL cair
Cair UP
h1-h4
UP UPK
Isentropik)
Isoentalpi)
4-1 (Penyerapan
Kalor)
Entrophi konstan
Perubahan fase dari uap kering ke uap panas lanjut butuh kerja dari luar
2. Pada kondensor (2 3)
Tekanan konstan
Entalphi konstan
Entrophi naik
4. Pada evaporator (4 1)
Gambar 2.26 Gambar Daur Kompresi Uap Nyata dibanding Daur Standar
Sumber : Stoecker (1996:117)
Pada siklus aktualnya yang ditunjukkan pada gambar 2.8, terjadi modifikasi pada
siklus ideal siklus kompresi uap antara lain :
Sub-Cooling, kondisi dimana refrigerant cair lebih dingin dari suhu minimum
idealnya, sub-cooling bertujuan memaksimalkan preubahan fase embun ke cair pada
kondensor agar kerja kondensor menjadi lebih ringan. Sub-cooling bermanfaat
karena kerja kondensor lebih ringan. Sub-cooling dapat dilakukan dengan
penambahan coil ganda pada pipa kondensor yang berisi air pendingin sehingga
didapat efek sub-cooling.
Super Heating, tujuan super heating memaksimalkan penguapan agar fase refrigerasi
seluruhnya berfase uap ketika memasuki kompresor. Super heating merupakan hal
yang positif pada siklus kompresi uap karena meringankan kerja kompresor. Super
heating dilakukan dengan cara menambahkan heater pada pipa dari evaporator ke
kompresor.
Pressure Drop, terjadi karena uap refrigerant memasuki penampang yang berubahubah pada pipa sehingga menimbulkan losses akibat gesekan fluida dengan dinding
pipa, belokan dan kebocoran pada saluran sehingga proses tidak isobarik.
2.2.6 AC Central
AC Central adalah Sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik
atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas
yang sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran
udara/ducting ac. Skema AC central dapat dilihat pada gambar 2.9
2.2.7
Beban Pendinginan
Beban pendinginan adalah jumlah panas yang dipindahkan oleh sistem
pengkondisian udara. Beban pendinginan terdiri atas panas yang berasal dari ruangan
dan tambahan panas. Tambahan panas adalah jumlah panas setiap saat yang masuk
kedalam ruangan secara radiasi maupun dinding karena perbedaan temperatur.
Dasar perhitungan beban pendinginan dilakukan dengan dua cara
Perhitungan besar kalor puncak untuk menetapkan besarnya instalasi
Perhitungan beban kalor sesaat untuk mengetahui biaya operasi untuk mengetahui
karakteristik dinamik instalasi yang bersangkutan
Yang mempengaruhi beban pendinginan antara lain:
1. Internal
a. Produk (orang)
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya sejumlah kalor yang dilepas dari
produk (orang) yang berada didalam ruang pendingin itu:
q1 = m.h.Clf
Keterangan :
q1 = beban pendinginan akibat kalor yang dilepas oleh produk didalam ruang
pendingin (I/s)
BF
q b n. m v .h.Clf
Keterangan :
qb
q A m vi . h.Clf
Keterangan :
qA
tanpa
kendali (joule/s)
o
qb = . . A
T1
100
4
T2
100
Keterangan :
qb = beban pendinginan akibat pertukaran udara dengan udara luar
= bilangan Boltzman
= emisitas permukaan
A = luas panas (m)
T1 = temperatur Absolute luar (K)
2.2.8
= 1/RT ; RT = R1 + Ra + Rs +Ra
Refrigerant
Refrigerant adalah zat pendingin atau media pembawa kalor yang mudah
diubah bentuknya dari cair menjadi gas atau atau sebaliknya dengan menyerap atau
melepas kalor yang digunakan dalam sirkulasi mesin pendingin.
2.2.8.1
Nama Kimia
Rumus
Trikloromonofluorometana
Diklorodifluorometana
Triklorotriplorometana
Monoklorodifluorometana
Metil klorida
Triklorotrifluoroetana
Diklorotetrafluoroetana
Kimia
CCl3F
CCl2F2
CClF3
CHClF2
CH3Cl
CCl2FCClF2
CClF2CClF2
b. Anorganik
Merupakan refrigerant terdahulu yang masih digunakan pada saat ini,
contoh : amonia (NH3), air (H2O), udara, CO2, SO2.
Nama Kimia
Amonia
Air
Udara
Karbondioksida
Sulfur dioksida
Rumus
Kimia
NH3
H2O
CO2
CO2
c. Hidrocarbon
Banyak senyawa hidrocarbon yang digunakan sebagai refrigerant,
khususnya untuk dipakai pada industri perminyakan dan petrokimia.
Diantaranya adalah metana (CH4), propana (C3H8) dan etana (C2H6).
Tabel 2.4 Refrigerant Hidrokarbon
Nama Kimia
Rumus
Metana
Etana
Propana
Kimia
CH4
C2H6
C3H8
50
170
290
Sumber : Stoecker (1992:280)
d. Azeotrop
b. Refrigerant hydrocarbon
Kelebihan
1. Ramah lingkungan yang ditunjukkan dengan nilai ozon depleting potensial
2. Properti termofisika dan karakteristik perpindahan yang baik
3. Kerapatan fase uap yang rendah
4. Kelarutan yang baik
5. Dapat menurunkan konsumsi tenaga listrik 15 25%
Kekurangan
1. Sifatnya mudah terbakar
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap
2014/2015
Keseimbangan Energi
mchc maha = - -PH2 + HLC-D
m 0 0.0504
z
kg / det ik
vd
Kalor sensibel
PH2 = mD . CP . T
Dengan : Z
VD
hC
Didapat :
1. Dengan mengabaikan losses, panas jenis Cp adalah :
Cp
PH 2
m D T
kJ / kg.C
Kesetimbangan energi:
Kekekalan massa
m B - m C = m Con m B = m C+ m Con
Didapat
Qref
Wcomp
Losses of energy
HLB-C dalam [kJ/s]
Dimana :
Wcomp= daya sebenarnya kompresor, bisa dilihatdari spesifikasi
peralatanatau voltmeter dan amperemeter
h1= enthalpyrefrigerant sesudah keluar evaporator
h2= enthalpyrefrigerant sebelum keluarevaporator
hcon= enthalpy air kondensasi
b. Kekekalan massa
mB= mA+ mS
c. Didapat:
QK
PK
mh
k s s x100%
Pk
Dimana:
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap
2014/2015
= enthalpy uap
Pp
Pk
mA
Q1
W comp
Dimana :
Q1 = Qref untuk COPaktual
= mBhB (mChC + mconhcon)
Sedangkan COPideal dapat dicari dengan persamaan
COPideal =
h1h 4
h2h1
b.
(permintaan
energi)
yang
terjadi
pada
saat
yang
bersamaan
Hari yang sangat panas umumnya membutuhkan pendinginan yang besar, sehingga
membutuhkan input energi matahari yang besar pula. Demikian pula sebaliknya. Karena
waktu supply dan demand yang hampir bersamaan maka tidak dibutuhkan tangki
penyimpanan thermal yang terlalu besar untuk mengatasi pengaruh musim. Jika area
yang cukup luas untuk kolektor matahari dimiliki, maka hal ini akan membawa
keuntungan ekonomis. Oleh karena itu, sistem ini cocok digunakan di Indonesia yang
berada di daerah tropis, dimana matahari sangat banyak bersinar terik tiap tahunnya.
Penggunaan LiBr tidak menggunakan refrigeran yang merusak lapisan ozon dan
menimbulkan pemanasan global.
Pada periode 1930an 1980an, refrigeran utama yang digunakan adalah CFCs
yang mempunyai sifat merusak ozon. Setelah keberadaan lubang ozon di lapisan
atmosfer diverifikasi secara saintifik, perjanjian internasional untuk mengatur dan
melarang penggunaan zat-zat perusak ozon disepakati pada 1987 yang terkenal dengan
sebutan Protokol Montreal. Setelah periode CFCs, R22 (HCFC) merupakan refrigeran
yang paling banyak digunakan di dalam mesin refrigerasi dan pengkondisian udara.
Saat ini beberapa perusahaan pembuat mesin-mesin refrigerasi masih menggunakan
refrigeran R22 dalam produk-produk mereka. Padahal R22 juga bersifat merusak ozon.
Sedangkan LiBr tidak merusak lingkungan dan dapat dipakai pada sistem refrigerasi
absorpsi.
Kendala
Dibutuhkan area kolektor yang cukup luas dan cuaca yang tidak terduga. Namun
hal ini bisa diatasi dengan berbagai teknik. Salah satunya adalah dengan menggunakan
kombinasi hybrid dengan sistem sumber energi gas alam, ditambah dengan tangki
thermal storage dan sistem insulasi yang baik, jika diperhitungkan resiko emisi,
keuntungan ekonomis dan energi tetap secara umum lebih baik jika dibandingkan
dengan menggunakan sistem yang berbasis listrik jaringan saja.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Peralatan praktikum
a.Alat yang digunakan :
1. Manometer.
Digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan
3. Regavolt.
Merupakan transformer daya yang berguna untuk mengatur putaran motor
c)
d)
c. Menghentikan Operasi
a)
b)
Kompresor dimatikan
c)
d)
e)
Pengambilan data baru boleh dimulai setelah ada air kondesat yang terbentuk pada
evaporator (terlihat pada jatuhnya tetes air pada gelas ukur penampung air
kondensat).
b.
c.
Data-data dianggap valid jika pencatatan dilakukan setelah kondisi betul-betul dalam
keadaan steady.