Anda di halaman 1dari 50

Laporan Praktikum Mesin Pendingin

Kelompok 19

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mesin pendingin merupakan suatu bagian yang tidak dapat dilepaskan dari
kemajuanteknologi saat ini.Mesin pendingin merupakan suatu bagian dari penerapan
ilmu-ilmu termodinamika yang digunakan dalam berbagai bidang. Tidak hanya dalam
kehidupan sehari-hari tetapi juga dalam berbagai industri, seperti refrigerator (kulkas),
pendingin air ataupun pendingin udara dalam mobil.
Bagi seorang mahasiswa teknik Mesin sangat perlu untuk mempelajari masalah
yang berkenaan dengan mesin pendingin khususnya mengenai prinsip kerja mesin
pendingin, macam macam mesin pendingin, beban pendinginan, kapasitas
pendinginan dan menghitung Coeficient of Performance (COP) mesin pendingin.
Untuk membantu mahasiswa mempelajarisistem pendingin dan pengondisian
udara,maka buku panduan ini disusun sebagai pedoman bagi mahasiswa untuk
melakukan praktikum mesin pendingin (Air Conditioning Test Bench)pada laboratorium
Mesin Pendingin. Dengan pelaksanaan praktikum akan dapat memahami aplikasi ilmu
yang telah dipelajari diperkuliahan.
1.2 Rumusan Masalah
Pada laporan ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
a. Berapa besar kapasitas mesin pendingin, kapasitas kondensor, beban evaporator, daya
kompresor dan Coeficient of Performance (COP).
b. Berapa besar losses yang terjadi selama proses percobaan. Seperti faktor lingkungan
sekitar, faktor mesin, dll.
1.3 Batasan Masalah
Pengambilan dan perhitungan data praktikum dilakukan pada peralatan AC
Bench dimana pengaruh konduksi, konveksi dan radiasi udara diabaikan. Mesin
pendingin ini diasumsikan berjalan normal dan aliran diasumsikan steady.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

1.4 Maksud dan Tujuan Praktikum


a. Dari Air Flow Duct, dengan prinsip-prinsip psychrometri dan keseimbangan energi
dapat ditentukan :
1.

Perubahan sifat-sifat udara sepanjang duct dalarn diagram psychrometri

2.

Coeficient of Performance (COP) total dari seluruh instalasi mesin pendingin.

3. Energi yang hilang dari setiap potongan duct.


4.

Efisiensi ketel sebagai komponen pelengkap instalasi P.A. HILTON.


b. Dari siklus refrigerant didapat:
1.

Siklus refrigerasi R-22 yang aktual.

2.

Kapasitas pendinginan (refrigerating capacity).

3.

COP berdasarkan siklus refrigerant.

4.

Gabungan data dari Air FlowDucts dapat mengetahui efisiensi evaporator yang
merupakan kornponen utama dalam proses Heat Exchanger.

1.5 Manfaat Praktikum


Dengan melaksanakan praktikum mesin pendingin ini, akan dapat memahami
dan mengenal proses serta siklus-siklus termodinamika yang terjadi dan dapat
mengetahui komponen yang terlibat di dalamnya sehingga praktikan dapat mengetahui
pengaruh-pengaruhnya dalam unjuk kerja mesin.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi Mesin Pendingin
Mesin pendingin adalah mesin konversi energi yang dipakai untuk
memindahkan kalor dari reservoir panas bertemperatur tinggi menuju reservoir panas
bertemperatur lebih tinggi dengan menambahkan kerja kalor dari luar.
2.2 Mesin Pendingin
2.2.1 Sejarah Mesin Pendingin
Perkembangan siklus refrigerant dan mesin pendingin merintis jalan bagi
pertambahan dan penggunaan mesin penyegar udara (air conditioning). Teknologi ini
dimulai oleh Cagnicered De La Tour (1832) kemudian dilanjutkan oleh Hurprey Day
dan asistennya M.Faraday (1824) lalu Josep M.C.Credy (1887) yang pertama membuat
instalasi mesin pendingin yang dinamakan mesin pencuci udara (air washer) yaitu
sistem pendingin yang menggunakan gerakan air, sedangkan Willis Houlan Carrier
(1906) membuat alat pengukur temperatur dengan kelembapan udara yang kemudian
dipatenkan pada tahun 1911.
Pada peralihan abad 19 20, kompresor digerakkan oleh uap dengan kecepatan
maksimal serpid. Industri refrigerasi di tahun 1990 kental diwarnai peralihan dari
konsumsi es alami ke es buatan dan persaingan antara kedua produk tersebut sekitar 15
tahun.
Air conditioning dengan kapasitas 450 ton untuk pertama kalinya dipasang di
New York Exchange dan sistem yang sama pada waktu yang hampir sama dipasang di
sebuah gedung teater di Jerman. Tahun1905 Garder T Forness mempatenkan kompresor
temuannya dimana gas refrigerant dari 2 buah evaporator dengan tekanan berbeda bisa
ditarik dan ditekan dalam satu silinder tunggal. Menariknya, penemuan itu baru
dikembangkan 40 tahun kemudian. Memasuki tahun 1911 kecepatan kompresor
meningkat menjadi 100-300 rpm dan pada tahun 1915 untuk pertama kalinya kompresor
dua tingkat dioperasikan. Sistem ini masih belum bisa sempurna dan dipakai pada tahun
1940. Setelah perang dunia pertama biro standar Amerika membuat rumusan yang

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

akurat untuk panas laten es sehingga sistem perancangan jet mulai digunakan pada
industri minyak.
2.2.2 Macam Mesin Pendingin
a. Mesin pendingin dengan siklus kompresi uap
Mesin ini menggunakan kompresor untuk menaikkan tekanan uap zat pendingin
dari evaporator kemudian mendorongnya ke dalam kondensor agar mudah
diembunkan. Siklus pada mesin ini hampir menggunakan kebalikan dari siklus
rankine, perbandingannya adalah siklus ini menggunakan klep yang menghasilkan
penurunan tekanan secara isoenthalpy.

Gambar 2.1 Sistem pendinginan kompresi uap


Sumber : Stoecker (1996:187)
b. Mesin pendingin dengan siklus pendinginan absorbsi
Mesin pendingin ini menggunakan dua jenis refrigerant yaitu refrigerant primer
sebagai zat pendingin danrefrigerant sekunder sebagai zat pengikat kalor / yang
membawa refrigerant primer sampai di generator. Untuk siklusnya bisa dilihat pada
gambar 2.2.
Siklusnya dimulai dari evaporator yang menyerap panas dari sistem dan
ditangkap oleh refrigerant primer berbentuk uap bertekanan rendah. Selanjutnya
refrigerant primer diserap ke absorber yang di dalamnya sudah ada refrigerant
sekunder yang memiliki viskositas lebih, ini bertujuan untuk mengikat refrigerant
primer yang berfase uap agar dapat dialirkan oleh pompa ke generator. Pada
generator menghasilkan energi untuk menghidupkan komponen pemanas (seperti
heater) agar menghasilkan panas yang digunakan untuk melepas refrigerant primer
dengan refrigerant sekunder. Refrigerant primer dapat terlepas dari refrigerant
sekunder karena sifat dari refrigerant primer yang mudah menguap, selanjutnya

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

refrigerant primer melanjutkan siklusnya ke kondensor melepaskan kalornya ke


lingkungan. Selepas dari kondensor fase cair dari refrigerant melewati katup
ekspansi, disini refrigerant diturunkan tekanan dan temperaturnya hingga mencapai
temperatur dan tekanan evaporasi dengan cara dikabutkan.
Sedangkan pada refrigerant sekunder yang memiliki viskositas yang lebih
dibanding refrigerant primer setelah dari generator turun bersikulasi ke katup trotel
yang kemudian kembali ke absorber.
Pada absorber refrigerant sekunder masih memiliki temperatur yang tinggi. Di
dalam absorber terdapat proses pelepasan kalor yang berfungsi untuk menyerap uap
refrigerant primer yang keluar dari evaporator karena adanya perbedaan tekanan
yang mana di absorber lebih rendah dari tekanan evaporator.

Gambar 2.2 Sistem pendinginan absorbsi


Sumber : Stoecker (1996:309)
2.2.3

Fungsi Mesin Pendingin


Fungsi utama mesin pendingin adalah menyerap kalor dari sistem bertemperatur

rendah ke lingkungan bertemperatur tinggi guna mencapai efek pendinginan. Fungsinya


dibagi menjadi :

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

1. Air Conditioner (AC)


AC digunakan untuk mempertahankan kelembaban relatif di dalam suatu
ruangan sehingga diperoleh kenyamanan. Mesin ini banyak digunakan di kantor,
kendaraan, dan lain-lain.

Gambar 2.3 Air Conditioner


Sumber : Anonymous 1 (2015)
2. Freezer
Berfungsi untuk mendapatkan temperatur yang sangat rendah dan biasanya
mencapai 0oC (32oF). Digunakan pada pembuatan es, pengawetan daging, dan lainlain.

Gambar 2.4 Freezer


Sumber : Anonymous 2 (2015)
3. Cold Storage

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

Berfungsi untuk menstabilkan temperatur nisbi sehingga sering digunakan untuk


menyimpan alat-alat kedokteran.

Gambar 2.5 Cold Storage


Sumber : Anonymous 3 (2015)
2.2.4

Bagian Utama Mesin Pendingin Kompresi Uap

1. Kompresor

Fungsi kompresor : berfungsi menekan refrigeran hingga terjadi kenaikan tekanan


di kondensor dan berfungsi mensirkulasikan refrigeran dalam sistem.

Jenis kompresor berdasarkan cara kerja kompresi, yaitu:


a. Kompresor torak (Reciprocating)
bekerja secara resiprokasi (piston selalu bergerak bolak-balik dari titik
mati atas ke titik mati bawah setiap saat). Kompresor ini cocok untuk
menangani siklus refrigerant dimana refrigerant yang digunakan mempunyai
berat jenis tinggi sehingga menyebabkan tekanan kondensingnya juga tinggi,
misalnya
R12, R22 dan R500.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

Gambar 2.6 Kompresor torak (Reciprocating)


Sumber : Anonymous 4 (2015)
b. Kompresor putar (Rotary)
Rotor adalah bagian yang berputar di dalam stator. Rotor terdiri dari dua
baling baling. Langkah hisap terjadi saat pintu masuk mulai terbuka dan
berakhir setelah pintu masuk tertutup. Pada waktu pintu masuk sudah tertutup
dimulai langkah tekan, sampai katup pengeluaran membuka, sedangkan pada
pintu masuk secara bersamaan sudah terjadi langkah hisap, demikan seterusnya

Gambar 2.7 Kompresor putar (Rotary)


Sumber : Anonymous 5 (2015)
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap
2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

c. Kompresor heliks atau sekrup (helix or screw)


Merupakan kompresor rotary positive displacement yang mana dua
buah intermeshing

rotors dengan

struktur

heliks

mengompresi

dan

memindahkan sejumlah gas. Untuk pertimbangan dalam pemilihan tipe


kompresor akan dibahas pada bagian selanjutnya.

Gambar 2.8 Kompresor heliks atau sekrup (helix or screw)


Sumber : Anonymous 6 (2015)
d. Kompresor skrol (Scroll)
Prinsip dasar kompresi kompresor scroll adalah interaksi antara fixed
scroll (scroll yg tdk bergerak) dengan orbiting scroll (scroll yg bergerak).
Kedua scroll ini saling bersinggungan identik satu sama lain tetapi berbeda
sudut 180 derajat. Orbit dari scroll yg bergerak akan mengikuti path/jalur yg
dibentuk oleh scroll yg tdk bergerak. Keduanya bersinggungan berdasarkan
gaya sentrifugal. Ruang kompresi terbentuk dari mulai bagian luar sampai ke
bagian dalam dimana volume ruang kompresi semakin diperkecil, akibatnya
tekanan menjadi naik dan pada akhir kompresi, refrigerant keluar dari bagian
tengah kedua scroll tersebut.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

10

Gambar 2.9 Kompresor Skrol


Sumber : Anonymous 7 (2015)
e. Kompresor sentrifugal (centrifugal).
Kompresor sentrifugal adalah suatu mesin dinamik dengan satu atau
beberapa rotating

impellers. Impellers tersebut

berputar

meningkatkan

kecepatan gas secara radial kemudian diubah menjadi tekanan dengan adanya
struktur casing dan diffuser.

Gambar 2.10 Kompresor Sentrifugal


Sumber : Anonymous 8 (2015)

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

11

2. Evaporator

Fungsi evaporator : Tempat perpindahan kalor antara refrigeran dan ruang atau
bahan yang akan didinginkan dan refrigeran akan mengalami perubahan fasa dari
cair menjadi uap.

Jenis evaporator berdasarkan konstruksinya, yaitu:


a. Evaporator Tabung dan Coil
Evaporator tabung dan koil terdapat koil pipa tunggal atau koil pipa ganda
di dalam sebuah pipa silinder. Refrigerant mengalir di dalam koil pipa untuk
mendingin air atau larutan garam yang ada di bagian luar koil. Evaporator
tabung dan koil dapat dibuat dengan mudah, sebab tidak memerlukan pelat
pipa untuk memasang ujung dan pangkal pipa, seperti yang terdapat pada
kondensor tabung dan pipa

Gambar 2.11 Evaporator Tabung dan Koil


Sumber : Anonymous 9 (2015)
b. Evaporator Tabung dan Pipa Jenis Ekspansi Kering
Evaporator tabung dan pipa jenis expansi kering menggunakan banyak
pipa yang dipasang di dalam tabung
Gambar 2.12 Evaporator Tabung dan Pipa Jenis Ekspansi Kering

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

12

Sumber : Anonymous 10 (2015)


c. Evaporator Kecil Dengan Pendingin Udara
Evaporator jenis ini hanya digunkan pada sitem pendinginan berskala
kecil, misalnya pada AC mobil

Gambar 2.13 Evaporator Kecil Dengan Pendingin Udara


Sumber : Anonymous 11 (2015)
3. Katup Ekspansi

Fungsi katup ekspansi : Menurunkan dan menjaga beda tekanan refrigerant cair
antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah dengan cara dikabutkan,
sehingga terjaga tekanan yang diinginkan.

Jenis katup ekspansi, yaitu :


a. Katup Ekspansi Otomatik Termostatik Jenis Pengaman
Pada katup ini, refrigeran mengalir masuk melalui lubang masuk dan
keluar melalui lubang keluar melaui katup jarum Ruang luar dari diafragma
dihubungkan dengan lubang keluar dari evaporator melalui pipa penyama
tekanan. Oleh karena diafragma diisolasikan dari lubang keluar oleh paking
internal, maka diafragma menerima tekanan seksi keluar dari evaporator.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

13

Gambar 2.14 Katup Ekspansi Otomatik Termostatik Jenis Pengaman


Sumber : Anonymous 12 (2015)
b. Katup Ekspansi Manual
Katup expansi manual adalah katup expansi dengan trotel yang diatur
secara manual, yaitu menggunakan katup jarum yang berbeda dari katup stop
yang biasa. Pada katup tersebut refigeran masuk melalui lubang masuk dan
keluar melalui katup jarum. Fiting dihubungkan dengan batang pengatur,
sehingga katup jarum tersebut dapat dibuka dan ditutup dengan memutar knob
pengatur. Kebocoran refrigeran dapat dicegah dengan menggunakan bellow

Gambar 2.15 Katup Ekspansi Manual


Sumber : Anonymous 13 (2015)
c. Katup Ekspansi Tekanan Konstan
Katup expansi tekanan konstan adalah katup expansi, dimana katup
digerakkan oleh tekanan di dalam evaporator, untuk mepertahankan supaya
tekanan di dalam evaporator konstan. Pada jenis katup ini, below dan katup
jarum dihubungkan oleh batang penunjang . Bagian bawah dari below
berhubungan dengan lubang keluar sehingga menerima tekanan evaporator.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap
2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

14

Sebuah pegas dipasang pada bagian atas dari below. Gaya pegas dapat diatur
dengan memutar knob pengatur. Pipa cairan refrigeran dihubungkan dengan
katup expansi pada bagian lubang masuk dari katup expansi.

Gambar 2.16 Katup Ekspansi Tekanan Konstan


Sumber : Anonymous 14 (2015)
4. Kondensor

Fungsi kondensor : Melepaskan kalor dari refrigeran, sehingga refrigerant


berubah fasa dari uap menjadi cair. Kalor dilepas di kondensor berasal dari kalor
yang diserap di evaporator dan kalor akibat kerja kompresi.

Jenis kondensor, yaitu:


a. Kondensor tabung dan pipa horizontal
Kondensor tabung pipa banyak dipergunakan pada unit kondensor
berukuran kecil sampai besar. Unit pendingin dan penyegar udara paket baik
untuk amonia maupun freon. Didalam kondensor tabung dan pipa terdapat
banyak pipa pendingin, dimana air pendingin mengalir didalam pipa-pipa
tersebut. Ujung dan pangkal pipa pendingin terikat pada pelat pipa, sedangkan
diantara pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat, untuk membagi
aliran air yang melewati pipa-pipa tersebut tetapi juga mengatur agar
kecepatannya cukup tinggi. Air pendingin masuk kedalam kondensor dari
bagian bawah, kemudian masuk kedalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada
bagian atas.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

15

Gambar 2.17 Kondensor Tabung dan Pipa Horizontal


Sumber : Anonymous 15 (2015)
b. Kondensor tabung dan pipa coil
Kondensor dan koil banyak dipergunakan pada unit dengan freon sebagai
refrigeran berkapasitas relatif kecil. Pada kondensor tabung dan koil, air
mengalir didalam koil dan pipa pendingin

Gambar 2.18 Kondensor tabung dan pipa coil


Sumber : Anonymous 16 (2015)
c. Kondensor jenis pipa ganda
Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari dua pipa aksial,
dimana refrigeran mengalir melalui saluran yang terbentuk antara pipa dalam
dan pipa luar, dari atas dan bawah. Sedangkan air pendingin mengalir didalam
pipa dalam arah berlawanan dengan arah aliran refrigerant

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

16

Gambar 2.19 Kondensor Jenis Pipa Ganda


Sumber : Anonymous 17 (2015)
d. Kondensor Pendingin Udara Koil Bersirip Pelat
Kondensor pendingin udara terdiri dari koil pipa pendingin bersirip pelat.
Udara mengalir dengan arah tegak lurus terhadap bidang pendingin. Gas
refrigeran yang bertemperatur tinggi masuk ke bagian atas koil dan secara
berangsur-angsur mencair dalam alirannya kedalam bagian bawah koil.

Gambar 2.20 Kondensor Pendingin Udara Koil Bersirip Pelat


Sumber : Anonymous 18 (2015)
2.2.5

Siklus Mesin Pendingin


Siklus thermodinamika mesin pendingin yang ideal adalah siklus mesin carnot

terbalik, tetapi siklus ini sulit untuk dicapai karena siklus carnot terdapat atau terdiri
dari proses-proses reversibel yang menjadikan efisiensinya lebih tinggi dari pada yang
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap
2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

17

dapat dicapai oleh siklus secara aktual. Siklus refrigerasi carnot dapat dilihat pada
gambar 2.3. Dan refrigerasi bermanfaat dan kerja bersih siklus carnot dapat dilihat pada
gambar 2.4.

Gambar 2.21 Siklus Refrigerasi Carnot


Sumber : Stoecker (1996:215)
Keterangan :
1 2 : Proses kompresi adiabatis reversibel
2 3 : Proses pelepasan panas pada suhu dan tekanan konstan
3 4 : Proses isentropik ekspansi secara isentropik
4 1 : Proses pemasukan panas pada suhu dan tekanan konstan

Gambar 2.22 Refrigerasi bermanfaat dan kerja bersih siklus carnot


Sumber : Stoecker (1996:255)

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

18

Daerah yang ada di bawah garis reversibel pada diagram suhu-enthropi


menyatakan perpindahan kalor. Daerah-daerah yang digambarkan dalam gambar 2.4
dapat menyatakan jumlah refrigerasi bermanfaat (useful refrigeration) dan kerja bersih
(net work). Refrigerasi bermanfaat sama dengan perpindahan kalor pada proses 4 1
atau daerah di bawah garis 4 1. Daerah di bawah garis 2 3 menyatakan kalor yang
dikeluarkan dari daur, perbedaan antara kalor yang dikeluarkan dari daur dan kalor yang
ditambahkan ke dalam daur adalah kalor bersih (net heat).
Siklus carnot bias diperbaiki atau ditingkatkan prestasi kerjanya yaitu dengan
cara memberikan tambahan kerja agar tercapai kompresi kering, hal ini dilakukan
dengan memberikan super heating yaitu pemanasan lanjut sebelum refrigerant
memasuki kompresor. Hal ini akan mengakibatkan kinerja kompresor menjadi lebih
ringan sehingga lifetime komponen kompresor menjadi lebih panjang. Skema perbaikan
daur refrigerasi carnot dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.23 Perbaikan Daur Refrigerasi Carnot


Sumber : Stoecker (1996:115)
Selain hal di atas, secara aktual diagram T-S secara aktual pada siklus 3 -4 tidak
ideal terjadi secara isentropis, nyatanya pada sikuls 3 4 pada katup ekspansi setelah
adanya proses pelepasan kalor pada kondensor, katup ekspansi menurunkan lagi

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

19

temperatur refrigerant cair secara mendadak hal ini mengakibatkan adanya proses
secara konduksi maupun konveksi yang meliputi pipa katup ekspansi sehingga siklus
ideal 3 4 secara isentropis, secara aktualnya akan bergeser dan tidak terjadi secara
isentropis lagi. Skema daur kompresi uap standar dapat dilihat pada gambar 2.6 dan 2.7.

Gambar 2.24 Daur Kompresi Uap Standar


Sumber : Stoecker (1996:115)
Keterangan :
1 2 : Proses Kompresi uap refrigerant
2 3 : Proses merubah uap refrigerant menjadi cair
3 4 : Proses penurunan tekanan
4 1 : Proses pengambilan kalor oleh uap refrigerant

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

20

Gambar 2.25 Daur Kompresi Uap Standar


Sumber : Stoecker (1996:116)
Keterangan :
1 2 : Proses kompresi adiabatik reversibel di kompresor
2 3 : Proses pelepasan panas pada tekanan konstan
3 4 : Proses ekspansi pada ekspantion valve secara isoentalphi
4 1 : Proses penyerapan panas secara isobaris dan penguapan refrigerant
Siklus dimulai dari titik 4 1 dimana kalor dari sistem diserap oleh refrigerant
yang ada pada evaporator. Refrigerant lalu berubah wujud menjadi fase uap kering lalu
dialirkan ke kompresor. Di kompresor terjadi proses kompresi pada refrigerant untuk
meningkatkan tekanan refrigerant sehingga refrigerant bias mencapai tekanan dan
temperature kondensasi, selanjutnya dialikan ke kondensor. Prinsip kerja utama dari
kondensor adalah melepas kalor refrigerant, hal ini dilakukan dengan cara
mendinginkan refrigerant hingga berubah wujud mencajid cair, kalor yang dilepas oleh
refrigerant dibuang ke lingkungan.
Setelah melewati kondensor refrigerant yang telah berbentuk cair dialirkan ke
katup ekspansi, di katup ekspansi terjadi proses penurunan tekanan refrigerant dengan
cara dikabutkan. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan refrigerant yang berwujud uap
jenuh sebelum memasuki evaporator untuk menjalani siklus kembali.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap
2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

21

Tabel 2.1 Proses Terjadinya Siklus Refrigerasi


Efek
Q

Perubahan
Fase

h1-h2

UJK UPL

h3-h2

UPL cair

Cair UJ

h4h1

UJ UJK

Proses

Alat

1-2
(Kompresi

Kompresor

Kondensor

Katup
Ekspansi

Evaporato
r

Isentropik)
2-3
(Pembuanga
n Kalor
Isobarik)
3-4
(Ekspansi
Isoentalpi)
4-1
(Penyerapan
Kalor)

Pada komponen-komponen mesin pendingin terjadi perubahan-perubahan,


yaitu :
1. Pada kompresor (1 2)

Entalphi, tekanan, dan termperatur naik

Entrophi konstan

Perubahan fase dari uap kering ke uap panas lanjut butuh kerja dari luar

2. Pada kondensor (2 3)

Entalphi dan temperatur turun

Tekanan konstan

Perubahan fase dari uap panas lanjut ke fase cair

Terjadi pelepasan kalor

3. Pada expantion valve (3 4)

Entalphi konstan

Tekanan dan temperatur turun

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

Entrophi naik

Perubahan fase dari cair ke uap jenuh

22

4. Pada evaporator (4 1)

Tekanan dan temperatur konstan

Entalphi dan entrophi naik

Perubahan fase dari uap jenuh menjadi uap kering

Gambar 2.26 Gambar daur kompresi uap nyata dibanding daur standar
Sumber : Stoecker (1996:117)
Pada siklus aktualnya yang ditunjukkan pada gambar 2.8, terjadi modifikasi
pada siklus ideal siklus kompresi uap antara lain :
a. Sub-Cooling, kondisi dimana refrigerant cair lebih dingin dari suhu minimum
idealnya, sub-cooling bertujuan memaksimalkan preubahan fase embun ke cair pada
kondensor agar kerja kondensor menjadi lebih ringan. Sub-cooling bermanfaat
karena kerja kondensor lebih ringan. Sub-cooling dapat dilakukan dengan
penambahan coil ganda pada pipa kondensor yang berisi air pendingin sehingga
didapat efek sub-cooling.
b. Super Heating, tujuan super heating memaksimalkan penguapan agar fase refrigerasi
seluruhnya berfase uap ketika memasuki kompresor. Super heating merupakan hal
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap
2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

23

yang positif pada siklus kompresi uap karena meringankan kerja kompresor. Super
heating dilakukan dengan cara menambahkan heater pada pipa dari evaporator ke
kompresor.
c. Pressure Drop, terjadi karena uap refrigerant memasuki penampang yang berubahubah pada pipa sehingga menimbulkan losses akibat gesekan fluida dengan dinding
pipa, belokan dan kebocoran pada saluran sehingga proses tidak isobarik.
2.2.6 AC Central
AC Central adalah Sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik
atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas
yang sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran
udara/ducting AC. Skema AC central dapat dilihat pada gambar 2.9

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

24

Gambar 2.27 Skema instalasi AC central


Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin 2014/2015

Secara garis besar sistem AC central terbagi atas beberapa komponen, yaitu :
1. Chiller
Pada unit pendingin atau chiller yang menggunakan sistem kompresi uap,
komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi, dan evaporator. Pada
chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled kondensor. Air untuk
mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan
kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang
didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui sistem
pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju sistem
penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
2. AHU (Air Handling Unit)
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot
udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari
lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan.
Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil
pendingin.

Setelah

itu

udara

yang

telah

mengalami

penurunan

temperatur

didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang
telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.
AHU memiliki beberapa komponen yang ada di dalamnya antara lain :
a. Filter
Penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-patikel lainnya sehingga
diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih.
b. Centrifugal Fan
Berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruanganruangan.
c. Koil Pendingin

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

25

Berfungsi untuk menurunkan temperatur udara.Beberapa kelemahan dari sistem


ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC central tidak
bekerja, maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu jika
temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di
koil pendingin pada komponen AHU.
3. Cooling Tower
Fungsi utamanya untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara
dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas.
Konstruksi cooling water terdiri dari sistem pemipaan dengan banyak nozzle,
fan/blower, bak penampung dan casing.
Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk sistem AC central
dengan sistem kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi, dan
evaporasi. Proses ini terjadi dalam satu siklus tertutup yang menggunakan fluida kerja
berupa refrigerant yang mengalir dalam sistem pemipaan yang terhubung dari satu
komponen ke komponen lainnya. Kondensor pada chiller biasanya berbentuk watercooled condenser yang menggunakan air untuk proses pendinginan refrigerant. Secara
umum bentuk konstruksinya berupa shell & tube dimana air memasuki shell/tabung dan
uap refrigerantsuperheat mengalir dalam pipa yang berada di dalam tabung sehingga
terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigerantsuperheat berubah fase menjadi cair
yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju alat ekspansi, sementara air yang keluar
memiliki temperatur yang lebih tinggi karena air ini akan digunakan lagi untuk proses
pendinginan kondensor maka tentu saja temperaturnya harus diturunkan kembali atau
didinginkan pada cooling tower.
Langkah pertama adalah memompa air panas tersebut menuju cooling
water/cooling tower melalui sistem pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak
nozzle untuk tahap spraying atau semburan. Air panas yang keluar dari nozzle secara
langsung sementara itu udara atmosfer dialirkan melalui atau berlawanan dengan arah
jatuhnya air panas karena pengaruh fan/blower yang terpasang pada cooling tower.
Untuk menguapkan 1 kg air diperlukan kira-kira 600 kcl dengan mengeluarkan kalor
laten dengan mengungkapkan sebagian dari air maka sebagian besar air pendingin dapat

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

26

didinginkan, misalnya 1% dari air dapat diuapkan, air dapat diturunkan temperaturnya
sebanyak 6C dengan menara pendingin.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu
kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet bulb udara. Air yang sudah
mengalami penurunan temperatur ditampung dalam bak untuk kemudian dipompa
kembali menuju kondensor yang berada di dalam chiller. Pada cooling tower juga
dipasang katup yang dihubungkan ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air
pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporasi cooling tersebut.
Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan approach
dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach
adalah selisih antara suhu udara wet-bulb dan suhu air yang keluar. Perpindahan kalor
yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh. Ada 2
penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan perbedaan tekanan
parsial antara air dan udara. Suhu pengembunan yang rendah pada cooling tower
membuat sistem ini lebih hemat energi jika digunakan untuk sistem refrigerasi pada
skala besar seperti chiller. Salah satu kekurangannya adalah bahwa sistem ini tidak
praktis karena jarak yang jauh antara chiller dan cooling tower sehingga memerlukan
sistem pemipaan yang relatif panjang. Selain itu juga biaya perawatan cooling tower
cukup tinggi dibandingkan sistem lainnya.
4. Pompa Sirkulasi
Berfungsi untuk menaikkan tekanan dan menyirkulasi udara/fluida ke tempat
lain dalam sistem pemipaan.
5. Ducting/saluran
Media penghubung antara AHU dengan ruangan yang dikondisikan udaranya,
fungsi utama ducting adalah meneruskan udara yang didinginkan oleh AHU untuk
kemudian didistribusikan ke masing-masing ruangan.Kelebihan dan kekurangan sistem
AC central, yaitu:
Kelebihan
- Kebisingan dan getaran mesin pendingin hampir tidak mempengaruhi ruangan
- Perbaikan dan pemeliharaan lebih mudah
- Seluruh beban pendingin semua ruangan dalam bangunan dapat dilayani oleh suatu
sistem (unit) saja

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

27

- Kelembapan udara dapat diatur


Kekurangan
- Harga pembuatan awal dangat mahal
- Biaya operasional mahal
- Unit central tidak dapat dipakai untuk rumah sakit, karena dapat menyebarkan
kuman/bakteri pasien dari suatu ruangan ke ruangan lain
- Jika salah satu komponen mengalami kerusakan dan sistem ac central tidak dapa
beroperasi
- Jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada
termostat di koil pendingin pada komponen AHU
2.2.7

Beban Pendinginan
Beban pendinginan adalah jumlah panas yang dipindahkan oleh sistem

pengkondisian udara. Beban pendinginan terdiri atas panas yang berasal dari ruangan
dan tambahan panas. Tambahan panas adalah jumlah panas setiap saat yang masuk
kedalam ruangan secara radiasi maupun dinding karena perbedaan temperatur.
Dasar perhitungan beban pendinginan dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Perhitungan besar kalor puncak untuk menetapkan besarnya instalasi
Perhitungan beban kalor sesaat untuk mengetahui biaya operasi untuk mengetahui
karakteristik dinamik instalasi yang bersangkutan
Yang mempengaruhi beban pendinginan antara lain:
1. Internal
a. Produk (orang)
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya sejumlah kalor yang dilepas dari
produk (orang) yang berada didalam ruang pendingin itu:
q1 = m.h.Clf
Keterangan :
q1 = beban pendinginan akibat kalor yang dilepas oleh produk didalam ruang
pendingin (I/s)
m = banyaknya produk (orang) yang didinginkan
h

= laju kalor yang dilepaskan oleh produk (wall)


-benda ; h = F (jenis benda)

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

28

-orang ; h = F (aktivitas)
Clf = factor beban pendinginan (cooling load factor)
b. Peralatan
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya sejumlah kalor yang dilepas dari
peralatan peralatan yang berada diruang pendingin tersebut :
qz= P x BF x CLF
Keterangan:
qz

= beban pendinginan akibat kalor yang dilepas oleh peralatan peralatan


didalamruang pendinginan (joule/detik)

= power /daya (peralatan) (wall)

BF = factor bullast (lampu Tu =1,25 ; lampu pijar : 1,0


CLF = factor beban pendinginan
2. Eksternal
a. Ventilasi
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya pertukaran udara luar ruangan tetapi
terkendali untuk memenuhi kebutuhan akan udara yang dibutuhkan oleh tiap
produk (orang) :
o

q b n. m v .h.Clf

Keterangan :
qb = beban pendinginan akibat pertukaran udara dengan udara luar terkendali
(suhu/detik)
n = banyaknya produk (orang)
o

m = kebutuhan udara tiap orang perdetik (kg/detik)

h = kandungan kalor (beda entalpi udara luar dan dalam)(joule/kg)


CLF = factor beban pendinginan
b. Infiltrasi
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya pertukaran udara pendinginan
dengan udara luar tanpa kendali :
o

q A m vi. h.Clf

Keterangan :

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

29

qA = beban pendinginan akibat pertukaran udara dingin udara luar tanpa kendali
(joule/s)
o

m vi = laju Infiltrasi (kg/h)

h = beda entalpi udara luar dan dalam (joule/kg)


CLF = factor beban pendinginan
c. Radiasi
Beban pendingian yang disebabkan adanya kalor yang berasal dari luar ruangan
berupa radiasi matahari (beban panas matahari melalui permukaan tembus
cahaya).

qb = . . A

T1

100

T2

100

Keterangan :
qb = beban pendinginan akibat pertukaran udara dengan udara luar
= bilangan balleman
= emisitas permukaan
A = luas panas (m)
T1 = temperatur Absolute luar (K)
d. Perpindahan Panas
Beban pendinginan yang berasal karena perpindahan panas dari lingkungan yang
tidak diinginkan
Qs = U.A.T
Keterangan;
Qs = beban pendinginan akibat perpindahan panas dari lingkungan yang tidak
diinginkan
U = koefisien perpindahan panas total (joule/cmok)
Y = 1/RT ; RT = R1 + Ra + Rs +Ra
A = luas panas (m)
T = beda temperatur (K)
2.2.8

Refrigerant

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

30

Refrigerant adalah zat pendingin atau media pembawa kalor yang mudah
diubah bentuknya dari cair menjadi gas atau atau sebaliknya dengan menyerap atau
melepas kalor yang digunakan dalam sirkulasi mesin pendingin.
2.2.8.1

Macam macam Refrigerant

Berdasarkan penggunaan refrigerant dibagi menjadi 2 yaitu :


a. RefrigerantPrimer
Refrigerant yang digunakan pada sistem kompresi uap (R-22, R-134).
b. Refrigerant Sekunder
Cairan-cairan yang digunakan untuk membawa energi kalor bersuhu
rendah dari suatu lokasi ke lokasi lain.
Berdasarkan komponen penyusun
a. Senyawa Holocarbon
Mempunyai satu atau lebih atom dari salah satu halogen (klorin,
flourin, bromin)
Tabel 2.2 Beberapa refrigerant holocarbon
Nomor Refrigerant
11
12
13
22
40
113
114
Sumber : Stoecker (1992:279)

Nama Kimia

Rumus

Trikloromonofluorometana
Diklorodifluorometana
Triklorotriplorometana
Monoklorodifluorometana
Metil klorida
Triklorotrifluoroetana
Diklorotetrafluoroetana

Kimia
CCl3F
CCl2F2
CClF3
CHClF2
CH3Cl
CCl2FCClF2
CClF2CClF2

b. Anorganik
Merupakan refrigerantterdahulu yang masih digunakan pada saat ini,
contoh : amonia (NH3), air (H2O), udara, CO2, SO2.
Tabel 2.3 Beberapa refrigerant anorganik
Nomor Refrigerant

Nama Kimia

Rumus

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

717
718
729
744
764
Sumber : Stoecker (1992:280)

Amonia
Air
Udara
Karbondioksida
Sulfur dioksida

31
Kimia
NH3
H2O
CO2
CO2

c. Hidrocarbon
Banyak senyawa hidrocarbon yang digunakan sebagai refrigerant,
khususnya untuk dipakai pada industri perminyakan dan petrokimia.
Diantaranya adalah metana (CH4), propana (C3H8) dan etana (C2H6).
Tabel 2.4 Refrigerant hidrokarbon
Nomor Refrigerant

Nama Kimia

Rumus

Metana
Etana
Propana

Kimia
CH4
C2H6
C3H8

50
170
290
Sumber : Stoecker (1992:280)
d. Azeotrop

Suatu senyawa azeotrop dua substansi adalah campuran yang dapat


dipisahkan komponen-komponennya secara destilasi. Azeotrop menguap dan
mengembun sehingga suatu substansi tunggal yang sifat-sifatnya berbeda
dengan unsur pembentuknya. Misal : refrigerant502 yang merupakan
campuran 48,8% R-22 dengan 51,2% R-115.
2.2.8.2

Syarat syarat Refrigerant

1. Tekanan penguapan harus tinggi

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

32

Sebaiknya refrigerant memiliki temperatur penguapan pada tekanan yang lebih


tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan
turunnya efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.
2. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi
Apabila tekanan pengembunannya rendah, maka perbandingan kompresinya
menjadi lebih rendah sehingga penurunan prestasi kompresor dapat dihindari. Mesin
dapat bekerja lebih aman.
3. Kalor laten penguapan harus tinggi
Karena menguntungkan untuk kapasitas refrigerasi yang sama jumlah
refrigerant bersirkulasi menjadi lebih kecil.

4. Volume spesifik (terutama dalam fase gas)


Memungkinkan penguapan kompresor dengan volume langkah torak yang
lebih kecil.
5. Koefisien prestasi harus tinggi.
6. Konduktivitas termal yang tinggi.
7. Viskositas yang rendah dalam fase cair maupun gas
8. Refrigerant harus stabil dan tidak bereaksi pada material
2.2.9 Kelebihan dan Kekurangan Refrigerant Hydrocarbon dan Holocarbon
a. Refrigerant Holocarbon
Kelebihan
1. Kemudahan mengalir yang tinggi keadaan cair
2. Tidak menyebabkan ledakan
3. Tidak membawa aliran listrik
4. Tekanan kondensasi dan suhu keluar yang tinggi dalam mesin refrigerant
Kekurangan
1. Dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon dan pemanasan global
2. Jenis refrigerasi yang kurang aman untuk digunakan dalam proses refrigerant
b. Refrigerant hydrocarbon
Kelebihan:

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

33

1. Ramah lingkungan yang ditunjukkan dengan nilai ozon depleting potensial


2. Properti termofisika dan karakteristik perpindahan yang baik
3. Kerapatan fase uap yang rendah
4. Kelarutan yang baik
5. Dapat menurunkan konsumsi tenaga listrik 15 25%
Kekurangan:
1. Sifatnya mudah terbakar
2.2.10 Istilah - istilah Mesin Pendingin
1. Panas Laten
Jumlah panas yang diambil atau diberikan kepada suatu zat dimana akan
menyebabkan terjadinya perubahan fase/wujud dari zat yang bersangkutan tanpa
mengalami perubahan temperatur.
2. Panas Sensible
Jumlah panas yang diambil atau diberikan kepada suatu zat dimana akan
menyebabkan terjadinya perubahan temperatur tanpa mengalami perubahan
fase/wujud dari zat yang bersangkutan.
3. Panas Spesifik
Jumlah panas/kalor yang diperlukan setiap kilogram massa zat untuk menaikkan
temperaturnya sebesar satu derajat Celcius.
4. Wet Bulb Temperatur
Temperatur udara yang tidak memperhitungkan pengaruh radiasi, konduksi, dan
konveksi.
5. Dry Bulb Temperatur
Temperatur udara yang memperhitungkan.pengaruh radiasi, konduksi, dan
konveksi.
6. Kelembaban Absolut
Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara kering dalam suatu
volume campuran.
7. Kelembaban Relatif
Perbandingan antara tekanan parsial uap air dalam suatu campuran tehadap
tekanan jenuhnya pada temperatur yang sama.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

34

8. Refrigerant effect
Kemampuan suatu refrigerant (zat pendingin) untuk menyerap panas/kalor agar
berubah fase/wujudnya berubah dari cair menjadi uap.
9. Enthalpy
Jumlah kalor yang dikandung oleh setiap kilogram zat pada tekanan dan
temperatur tertentu ditambah dengan kerja yang bekerja pada zat tersebut yang
merupakan perkalian antara tekanan yang bekerja pada zat tersebut dengan volume
spesifiknya.
10. Coeficient of Performance (COP)
Perbandingan antara panas yang diserap oleh refrigerant (zat pandingan) dengan
kerja kompresor.

11. Beban Pendinginan


Kalor yang diambil tiap detik dari produk yang diinginkan (kJ/detik).
Manfaatnya untuk meramalkan kalor yang mampu diserap tiap detik oleh instalasi
mesin pendingin.
12. Kapasitas Pendinginan
Jumlah kalor yang diserap oleh refrigerant dari benda atau fluida yang hendak
didinginkan.
13. Tor refrigerant
Laju aliran kapasitas refrigerant digunakan untuk menyerap panas yang ada di
dalam sistem tiap satuan waktu. Jadi tor refrigerant merupakan satuan daya dalam
British (Btu/jam).
2.2.11 Rumus - Rumus yang Digunakan
1. Antara penampang C-D pada Air Flow Duct

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

35

Gambar 2.28 Penampang C-D


Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin Mesin FT-UB (2014)
a.

Keseimbangan Energi
mchc maha = - -PH2 + HLC-D

b.

Kekekalan massa aliran fluida:


mc = ma m0 ; m0 = massa alir

udara lewat oriface pada ujung duct

m 0 0.0504
c.

z
kg / det ik
vd

Kalor sensibel
PH2 = mD . CP . T
Dimana :
Z = tinggi skala pada inclined manometer ( mmH2O )
VD= volume spesifik udara pada penampang di C-D, bisa dicari dari
diagram psycometry
hC= enthalpy udara di penampang C
hD= enthalpy udara di penampang D
PH2= Daya reheater
HLC-D= kerugian energi pada daerah C-D
Cp= panas jenis udara antara C-D

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19
d.

36

Didapat :

Dengan mengabaikan losses, panas jenis Cp adalah :

Cp

PH 2

m D T

kJ / kg.C

Kalor hilang Antara C-D ; HL C-D dalam satuan kJ/s

2. Kondisi penampang B C

Gambar 2.29 Penampang B C


Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin Mesin FT-UB (2014)

a.

Kesetimbangan energi:

m B hB m C hC Qref m Con hCon H LB C


b.

Kekekalan massa

m B - m C = m Con m B = m C+ m Con

c.

Didapat

Beban pendinginan evaporator Qref, sehingga dapat dihitung.


COPtot

Qref
Wcomp

Losses of energy
HLB-C dalam [kJ/s]
Dimana :

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

37

Wcomp= daya sebenarnya kompresor, bisa dilihatdari spesifikasi


peralatanatau voltmeter danamperemeter
h1= enthalpyrefrigerant sesudah keluar evaporator
h2= enthalpyrefrigerant sebelum keluarevaporator
hcon= enthalpy air kondensasi
mcon= laju alir massa air kondensasi
mref= laju alir massa refrigerant
h1B-C= kerugian energi pada daerah B-C
hB & hC= enthalpy udara di B dan C dicari dari diagram psycometry
3. Kondisi Pada penampang A-B

Gambar 2.30 Penampang A B


Sumber :Modul Praktikum Mesin Pendingin Mesin FT-UB (2014)
a. Keseimbangan energi

m A . hA + m B . hB= Pm- m s . hs + Pp+ HL A-B

b. Kekekalan massa

mB= mA+ mS

c. Didapat:

Kerugian Energi (HL A-B)

Dengan mengabaikan losses yang dapat dihitung efisiensi Boiler :

QK
PK

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

38

mh
k s s x100%
Pk
Dimana:
PM = daya motor penggerak blower yang besarnya sebanding dengan
posisi regavolt [%] dan spesifikasi motor penggeraknya
ms = laju alir massa uap yang disuplai bolier
Hs =enthalpy uap
Pp = daya pemanas preheater
Pk = daya pemanas bolier
mA = laju alir massa udara luar yang dihisap blower
H 1A-B = kerugian energi pada daerah A-B
Untuk COPaktual dapat dicari dengan persamaan :
COPaktual =

Q1
W comp

Dimana :
Q1 = Qref untuk COPaktual
= mBhB (mChC + mconhcon)
Sedangkan COPideal dapat dicari dengan persamaan
COPideal =

h1h 4
h2h1

Dimana harga h1,h2 dan h4 bisa dilihat pada diagram (P-h)


2.3 Dasar Pengkodisian Udara
2.3.1 Psikometri
Psikometri merupakan kajian tentang sifat-sifat campuran udara dan uap air.
Psikometrik mempunyai arti penting dalam pengkondisian udara atau penyegaran udara
karena atmosfer merupakan campuran antara udara dan uap air. Psikometri digunakan
untuk mengetahui sifat-sifat termodinamika udara dan mengidentifikasi proses fisik
yang terjadi di lingkungan.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

39

Gambar 2.31 Psikometri


Sumber : Cengel(2006:996)

2.3.2 Temperatur Bola Basah (Wet Bulb) dan Temperatur Bola Kering (Dry Bulb)
a.

Temperatur bola basah

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

40

Sensor pada termometer dibalut kain basah untuk menghilangkan efek radiasi
panas.
b.

Temperatur bola kering


Temperatur dapat dibaca dengan sensor kering dan terbuka namun tidak tetap
karena pengaruh radiasi panas, kecuali memperoleh ventilasi cukup baik.

2.3.3 Dew Point


Temperatur dew point adalah temperatur dimana embun mulai terbentuk. Artinya
udara mulai berubah menjadi embun setelah mengalami proses pendinginan pada
tekanan konstan.
2.3.4 Absolute Humidity dan Relative Humidity
Apabila atmosfer tanpa kandungan uap air, maka campuran gas dikenakan denagn udara
kering (dry air). Apabila uap air ada dalam gas tersebut dikenal dengan udara basah (wet air).
Jumlah uap air ruang kurang dari tekanan jenuh temperatur tertentu mengandung uap air maka
penguapan akan berlangsung terus sampai tekanannya menjadi tekanan jenuh untuk temperatur
tersebut. Relative humidity digunakan untuk menyatakan perbandingan antara tekanan parsial
uap air suatu campuran terhadap tekanan jenuhnya pada temperatur yang sama.

2.4

Teknologi pengkondisian udara terbaru


Teknologi ECO Patrol adalah teknologi terbaru yang di kembangkan pada mesin

pendingin dengan memanfaatkan Automatic Control System (ACS). Sistem ini berfungsi
untuk mendeteksi keberadaan manusia secara otomatis. Skema kerjanya adalah sebagai
berikut :

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

41

Gambar 2.32 Skema Kerja ECO Patrol


Sumber : M. Nurul Huda, 2010
Saat di ruangan ada manusia:
1.

Sensor Eco-Patrol mengeluarkan gelombang mikro pendeteksi suhu manusia di


dalam ruangan.

2.

Gelombang mikro (kurva berwarna biru) mendeteksi suhu apakah ada manusia atau
tidak di ruangan dengan memancar ke segala penjuru ruangan.

3.

Ketika gelombang mendeteksi suhu yang berarti keberadaan aktivitas manusia di


dalam ruangan, gelombang mikro tersebut terpantul (kurva berwarna kuning)
kembali menuju sensor .

4.

Sensor menerima gelombang pantul yang berisi informasi keberadaan dan aktivitas
manusia tersebut dan memproses sistem untuk menyemburkan udara dingin dari AC
yang suhunya juga disesuaikan dengan jumlah orangyang ada dalam ruangan.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

42

Bila tidak ada manusia :

Gambar 2.33 Skema Kerja ECO Patrol


Sumber : M. Nurul Huda, 2010

1.

Sensor Eco-Patrol mengeluarkan gelombang mikro pendeteksi suhu


manusia di dalam ruangan.

2.

Gelombang mikro(kurva berwarna biru) mendeteksi suhu apakah


adamanusia atau tidak di ruangan dengan memancar ke segala penjuru
ruangan.3.Ketika gelombang mendeteksi tidak ada suhu manusia di dalam
ruangan,gelombang mikro tersebut terpantul kembali menuju sensor .

4.

Sensor menerima gelombang pantul yang berisi informasi tidak


adanyakeberadaan manusia tersebut dan memproses sistem untuk

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19
meminimalisir semburan

udara

dingin

43
dari

AC

sehingga

AC

mengkonsumsi daya listrik yang sedikit pada waktu itu.


Kemampuan teknologi Eco-Patrol ini memang dirancang secara otomatis
untuk hemat energi dalam penggunaannya. Teknologi ramah lingkungan ini kedepannya
akan dikembangkan lagi dengan teknologi Automatic Control System (ACS) terintegrasi
hingga memiliki kemampuan Auto-Off System. Yang artinya saat keberadaan
manusia tidak terdeteksi di dalam ruangan, maka AC akan mati secaraotomatis.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

44

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Peralatan praktikum
a.Alat yang digunakan :
1. Manometer.
Manometer adalah alat yang digunakan secara luas pada audit energi untuk
mengukur perbedaan tekanan di dua titik yang berlawanan. Jenis manometer
tertua adalah manometer kolom cairan. Versi manometer sederhana kolom cairan
adalah bentuk pipa U yang diisi cairan setengahnya biasanya berisi minyak, air
atau air raksa, dimana pengukuran dilakukan pada satu sisi pipa, sementara
tekanan yang mungkin terjadi karena atmosfir diterapkan pada tabung yang
lainnya. Perbedaan ketinggian cairan memperlihatkan tekanan yang terukur

Gambar 3.1 Manometer


Sumber : Anonymous 19 (2015)
2. Termometer.
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur),
ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal daribahasa Latin thermo yang
berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer
ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air
raksa.
Gambar 3.2 Termometer

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

Sumber : Anonymous 20 (2015)


3. Regavolt
Sebagai tranformator aliran listrik.

Gambar 3.3 Regavolt


Sumber : Anonymous 21 (2015)
4. Load Control Panel.
Berfungsi untuk mengontrol beban yang akan di berikan

Gambar 3.4 Load Control Panel

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

45

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

Sumber : Anonymous 22 (2015)


5. Gelas pengukur air kondensat.
Berfungsi untuk mengukur volume air kondensat

Gambar 3.5 Gelas Pengukur


Sumber : Anonymous 23 (2015)
6. Pengukur waktu setiap periode.
Berfungsi untuk mengetahui waktu tertentu saat pengambilan data

Gambar 3.6 Stop Watch

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

46

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

Sumber : Anonymous 24 (2015)


b.

Fluida yang dilayani :

1. Laju alir massa udara pada Air Flow Duct.


2. Laju massa air kondensasi yang terbentuk.
3. Uap air dari Boiler untuk proses Humidifikasi.
4. Refrigerant R-22 yang bersirkulasi.
c.Produk
1. Udara dengan temperatur, kelembaban, dan kapasitas tertentu.
3.2 Spesifikasi Peralatan
a. Tipe : A-573/91159 vapour compression refrigeration units
b. Produk : udara lewat air flow ducts dengan parameter yang bervariasi
c. Refrigeran : Freon, R-22, laju alir massa
d. Kompresor : Panasonic 222 225 BUA
e. 1120 watt, 220watt, 50hz

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

47

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

Gambar 3.7 Instalasi Mesin Pendingin dan Pengkondisisn Udara


Sumber: Manual Book Mesin AC BENCH PA HILTON A572
3.3 Prosedur Pelaksanaan Percobaan Air Conditioning
a. Persiapan Percobaan
Instalasi telah disiapkan untuk melaksanakan percobaan dan pengambilan data
b. Menjalankan Instalasi
1.

Saklar dipasang pada posisi (I) dengan regavolt 0

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

48

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19
2.

49

Regavolt diatur supaya ada aliran udara melalui evaporator denggan


tujuan membebani evaporator dengan mengatur posisi regavolt sesuai varian data
untuk masing-masing kelompok.

3.

Kompresor dijalankan sehingga terjadi siklus refrigeran. Instalasi


dibiarkan beropersi sampai terbentuk air kondensasi pada evaporator dan
ditampung pada gelas ukur yang sudah dipasang termometer.

4.

Akhiri pembebanan air flow duct dengan menggunakan semua saklar


dari komponen pelengkap (boiler, preheater, reheater, regavolt) posisinya
disesuaikan dengan kombinasi dan variasi duct yang telah ditentukan untuk setiap
kelompok praktikan.

c. Menghentikan Operasi
a)

Semua saklar dari semua komponen pelengkap dimatikan

b)

Kompresor dimatikan

c)

Regavolt diturunkan posisinya secara perlahan sampai posisi 0

d)

Matikan saklar induk

e)

Cabut steker dan power supply

3.4 Pengambilan Data


a.

Pengambilan data baru boleh dimulai setelah ada air kondesat yang terbentuk pada
evaporator (terlihat pada jatuhnya tetes air pada gelas ukur penampung air
kondensat).

b.

Setiap kombinasi parameter diambil data sebanyak 3x.

c.

Data-data dianggap valid jika pencatatan dilakukan setelah kondisi betul-betul dalam
keadaan steady.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 19

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Genap


2014/2015

50

Anda mungkin juga menyukai