Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PANCASILA

MAFIA MIGAS DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pancasila yang dibimbing oleh Bapak
Denny Widhiyanuriyawan, ST., MT., Dr.Eng
.

Disusun oleh :
NIM 125060201111025 / 1220620143
KELAS A

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN MESIN
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan berkah-Nya sehingga makalah Fuel Cell ini dapat terselesaikan dengan baik.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah Fuel
Cell. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kelancaran bidang
akademik mahasiswa khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Secara khusus penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Denny Widhiyanuriyawan, ST., MT., Dr.Eng selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Fuel Cell Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
2. Teman-teman mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
yang telah membantu baik secara moril ataupun materiil.
Pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 6 Januari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................................iv
Sejarah Fuel Cell...............................................................................................................1
1.

Perkembangan Produksi Hidrogen sampai dengan Tahun 2010 ................................3

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pengertian Fuel Cell.....................................................................................................6


Energi Hidrogen...........................................................................................................7
Jenis Fuel Cell..............................................................................................................8
Reforming.....................................................................................................................8
Reforming Methanol untuk Fuel Cell...........................................................................12
Reaktor Membran untuk Reforming Methanol.............................................................12
Methanation..................................................................................................................15

Glosarium...........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................18

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Proses Steam Reformer ......................................................................................9


Gambar 2 Proses Partial Oxidation.....................................................................................10
Gambar 3 Proses Autothermal.............................................................................................11
Gambar 4 Proses Dekomposisi Thermal.............................................................................11
Gambar 5 Membran Reaktor...............................................................................................13
Gambar 6 Reaktor Membran untuk Konversi Methanol.....................................................15
Gambar 7 Methanation........................................................................................................16

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Proses Steam Reformer ..........................................................................................8


Tabel 2 Jenis dari beberapa Fuel Cell..................................................................................4

Sejarah Fuel Cell


Selama bertahun-tahun, bahan bakar fosil nyaris menjadi satu-satunya sumber energi
di planet ini. Sehingga tidak heran kalau tahun-tahun belakangan ini kita dihadapkan dengan
berbagai masalah. Ketika dibakar untuk menghasilkan energi, bahan bakar fosil ini
melepaskan karbon ke udara. Pelepasan karbon ini menyebabkan polusi dan merusak ozon,
membuat bumi yang kita diami semakin panas. Meningkatnya produksi karbon hasil
pembakaran bahan bakar fosil ini belakangan disinyalir telah menyebabkan fenomena
pemanasan global. (Global Warming).
Masalah dengan bahan bakar fosil ini tidak hanya sampai di situ. Besarnya konsumsi
bahan bakar ini dalam seabad terakhir, membuat fakta menipisnya cadangan bahan bakar ini
tidak bisa kita hindari. Sementara itu, ketika cadangan bahan bakar fosil semakin menipis,
kebutuhan atas energi bukannya turub malah semakin tinggi. Akibatnya sesuai prinsip
ekonomi penawaran dan permintaan, maka tanpa bisa dihindari harga bahan bakar inipun
semakin hari semakin melambung tinggi.
Hidrogen adalah bahan bakar terbarukan paling elektroaktif dan
ramah lingkungan untuk semua jenis mesin dan fuel cell (Proton Exchange
Membrane Fuel Cell, PEMFC), (Alkaline Fuel Cell, AFC), (Solid Oxide Fuel
Cell, SOFC), (Phosphoric Acid Fuel Cell, PAFC) dan (Direct Methanol Fuel
Cell, DMFC). Hidrogen dan oksigen di dalam fuel cell bereaksi secara
elektrokimia menghasilkan energi listrik dan air. Hasil reaksi hanya air
oleh karena itu fuel cell adalah alat pengubah tenaga yang tidak
menghasilkan polutan (zero emission machine). Efesiensi FC jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan mesin konvensional karena tidak ada
kerugian

tenaga

oleh

gesekan.

Efesiensi

FC

dapat

dilihat

dari

perbandingan energy bebas Gibs dan panas reaksi pembentukan air dari
hidrogen dan oksigen seperti persamaan
(1 dan 2) (Hernandez et al, 2009).

Dimana

adalah efesiensi, adalah energi bebas Gibs dan adalah

panas reaksi pembentukan air.Sedangkan efesiensi mesin konvensional


hanya 30%. Fuel cell dan bahan bakar hidrogen adalah dua komponen
yang

menjanjikan

perubahan

ke

arah

teknologi bersih namum untuk merealisasikan FC sebagai teknologi yang


ekonomis di masa yang akan datang masih menghadapi banyak
tantangan. Tantangan yang paling utama di antaranya ketersediaan
bahan bakar hidrogen, masa pakai (life time) dan harga. Hambatan
penyediaan hydrogen berhubungan dengan keamanan penyimpanan dan
distribusi. Sedangkan teknologi FC masih mahal disebabkan harga platina
yang

selama

ini

digunakan

sebagai

katalis

sangat

mahal

dan

ketersediannya terbatas. Platina sampai saat ini masih digunakan sebagai


anoda dan katoda FC karena beberapa alasan: (i) aktivitas tinggi, (ii)
stabilitas pada kondisi asam tinggi dan merupakan logam yang paling
aktif di antara logam mulia yang lain seperti (Au, Ag, Pd, Ru). Kelemahan
platina

di

samping

mahal

mudah

terdeaktivasi

oleh

CO.

Dalam makalah ini kami merangkum hasil penelitian yang berkaitan


dengan produksi hydrogen memfokuskan pada pemilihan proses produksi
hidrogen

yang

sesuai

untuk

FC.

Pengembangan

fuel

cell

(FC)

memfokuskan pada pemilihan metode yang sesuai untuk memproduksi


elektrod FC skala industry dengan menekankan kepada teknik sol-gel
organik.
Teknik sol-gel digunakan untuk memperbaiki metode casting dan
spraying yang selama ini masih digunakan secara manual dan menjadi
hambatan untuk dapat memproduksi PEMFC dalam skala industri. Dari
kajian literatur dapat disimpulkan bahwa produksi hidrogen pada saat ini
masih didominasi dari bahan fosil karena hidrogen dari air dan biomasa
masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Pengembangan FC
terfokus pada sintesisi dan aplikasi katalis non platina misalnya dari logam
transisi, kalkogenid dan katalis non logam yaitu karbon-nitrogen (C-N)
atau carbon nanotube-nitrogen (CNT-N). Katalis non platina dapat
menyamai ativitas dan stabilitas platina dengan cara mensubstitusi unsur
2

N ke dalam komponen aktif katalis (M/C) di mana. (M=Pd, Ru, Co, Fe, Ni
atau logam transisi lain). Peranan N di dalam katalis sebagai donor
electron atau basa Lewis yang dapat melemahkan ikatan antara atom O-O
melalui pembentukan ikatan antara O-N atau C-N. Ikatan-ikatan tersebut
dapat meningkatkan aktivitas katalis dari logam aktif M/C tersubstitusi
oleh atom N terhadap reaksi reduksi oksigen (oxygen reduction reaction,
ORR). Semakin tinggi kandungan N aktivitas katalis terhadap reduksi
oksigen untuk membentuk molekul air semakin tinggi.
\

1. Perkembangan Produksi Hidrogen Sampai dengan Tahun 2010


Ketersediaan hidrogen merupakan faktor yang menentukan
perkembangan

dan

komersialisasi

PEMFC.

Oleh

karena

itu

kajian

mengenai teknologi produksi hidrogen yang efisien dan ekonomis sangat


diperlukan.Hidrogen dapat dibuat dari (air, biomasa dan bahan bakar
fosil).

Laporan

hasil

penelitian

produksi

hidrogen

secara

lengkap

ditampilkan pada Tabel 1.Metode produksi hidrogen dari air meliputi


proses elektrolisis (Zhang et al, 2010) disosiasi termal dengan bantuan
katalis (Balachandran & Doris,2007), auto elektrolisis (Kundu et al, 2010),
alkalin (Wang et al, 2009), dan biopotolisis dengan bantuan mikroalga
(Krtay, 2011). Hidrogen dari biomasa mendapatkan perhatian yang paling
besar dibuktikan oleh jumlah publikasi seperti yang tertera pada Tabel1.
Metode produksi hidrogen dari biomasa meliputi metode biologi (Claassen
et al, 2010) dan secara kimia (Krtay, 2011). Proses produksi hidrogen dari
bahan bakar fosil meliputi proses oksidasi parsial minyak berat dibantu
katalis, oksidasi parsial Napta, metana (Evdou et al, 2010), metanol
(Eswaramoorthi et al, 2006), steam reforming metanol (Penkova et al,
2011)

dan

gasifikasi

batu

bara

(Evdou

et

al,

2010).

Hidrogen dari bahan bakar fosil sampai saat ini mensuplai sebagian besar
kebutuhan hidrogen. Setengah dari seluruh produksi hidrogen pada saat
ini menggunakan bahan baku fosil melalui proses termokatalis dan
gasifikasi dan hanya 4% saja yang menggunakan bahan baku air secara
3

elektrolisis. Konsumsi hidrogen terbesar untuk membuat ammonia (49%),


untuk pemurnian minyak bumi (37%), untuk memproduksi metanol (8%)
dan untuk lainnya (6%). Renaca di masa yang akan dating hidrogen
digunakan sebagai bahan bakar mesin transportasi dan menggunakan
PEMFC sebagai mesin yang mempunyai efesiensi tiga kali lebih besar.

Tabel 1. Hasil penelitian produksi hidrogen dari berbagai macam bahan


baku dan bermacam- macam-macam proses.

2. Pengertian Fuel Cell


Fuel cell merupakan alat konversi energi elektrokimia yang mengubah energi
kimia dari hidrogen (H2) dan oksigen (O2) ke dalam energi listrik dan panas melalui reaksi
reduksi elektrokimia masing-masing anoda (kutub positif) dan katoda (kutub negatif) dari
sel dengan air (H2O) sebagai hasil sampingnya. Struktur fisik dasarnya terdiri atas lapisan
elektrolit yang salah satu sisinya merupakan daerah kontak anoda berpori dengan katoda
berpori pada sisi lainnya. Sel bahan bakar dibagi atas beberapa kategori berdasarkan
kombinasi tipe bahan bakar dan oksidan, tipe elektrolit yang digunakan, temperatur
operasi, dan lain-lain.
Pada fuel cell, bahan gas oksigen didapat dari udara sedang gas hidrogen dapat
diperoleh dari reaksi reformer dari hidrokarbon. Gas hidrogen mempunyai kesulitan
untuk disimpan dan ditransport karena molekul yang kecil sehingga sulit untuk dicairkan

dan mudah terbakar. Usaha memperoleh hidrogen dengan mudah sedang diusahakan
dengan berbagai cara misalnya memperkecil reaktor reformer dengan bahan baku LPG
atau gas methane, menguraikan metanol yang dibuat dari pabrik besar tetapi dalam
bentuk cair sehingga mudah untuk ditransport. Gas hidrogen dapat juga diperoleh dari
methanol setelah diuraikan menjadi gas CO dan hidrogen, kemudian gas CO dioksidasi
menjadi CO2 dan air.
Ion yang bemigrasi dapat sebagai hidrogen, oksigen atau hidroksida. Sedang
elektrolit dapat berupa membran polimer, garam karbonat cair, lapisan oksida keramik,
larutan alkali dan asam phospat. Elektroda biasanya terbuat dari logam platina atau nikel.
Reaksi kimia pada fuel cell :
2H2 + O2 2H2O
Pada anoda hidrogen di oksidasi menjadi proton :
2H2 4H+ + 4 eSetiap molekul H2 terpecah menjadi dua atom H+(proton), sedang setiap atom
hidrogen melepaskan elektronnya. Proton ini akan bergerak menuju katoda melewati
membran. Yang menjadi sasaran dalam penulisan ini adalah Polymer Electrolyte
Membrane Fuel Cell (PEMFC) yang bekerja pada temperatur yang relatif rendah.
Elektron yang terbentuk akan menghasilkan arus listrik kalau dihubungkan dengan
penghantar listrik menuju katoda. Pada katoda oksigen dirubah :
O2 + 4H+ + 4 e- 2H2O
Molekul oksigen akan bergabung dengan empat elektron, menjadi ion oksigen yang
bermuatan negatif untuk selanjutnya bergabung lagi dengan proton yang mengalir dari
anoda. Setiap ion oksigen akan melepaskan kedua muatan negatifnya dan bergabung
dengan dua proton, sehingga terjadi oxidasi menjadi air.
Karena energi yang diproduksi fuel cell merupakan reaksi kimia pembentukan air, alat
konversi energi elektrokimia ini tidak akan menghasilkan efek samping yang berbahaya
bagi lingkungan seperti alat konversi energi konvensional (misalnya proses pembakaran
pada mesin mobil). Sedangkan dari segi efisiensi energi, penerapan fuel cell pada baterai
portable seperti pada handphone atau laptop akan sepuluh kali tahan lebih lama
dibandingkan dengan baterai litium. Dan untuk mengisi kembali energi akan lebih cepat
karena energi yang digunakan bukan listrik, tetapi bahan bakar berbentuk cair atau gas.

3. Energi Hidrogen
Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani; hydro: air, genes:
membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor
atom 1. Hidrogen adalah unsur yang paling ringan dan paling banyak terdapat di alam
7

semesta. Unsur ini dikandung oleh air dan semua senyawa organik serta makhluk hidup.
Hidrogen mampu bereaksi secara kimia dengan kebanyakan unsur lain. Hidrogen dapat
berfungsi sebagai bahan bakar saat bereaksi dengan oksigen. Reaksi sederhana yang dapat
menggambarkan proses pembentukan energi pada pembakaran hidrogen adalah sebagai
berikut: (Wikipedia, 2006).
2H2 + O2

2H2O + Energi (entalpi)

Menurut Helmot (2007) menyebutkan bahwa hidrogen dapat digunakan sebagai


bahan bakar berbagai jenis kendaraan. Teknologi hidrogen termasuk dalam kategori nonInternal Combustion Engine (ICE) yang memerlukan baterai elektrik pada kendaraan.
Linnemann (2006), menyebutkan bahwa produksi hidrogen dapat menghasilkan listrik
sebagai salah satu solusi dalam pemenuhan kebutuhan energi. Hidrogen ini dapat dijual
dipasaran untuk bahan bakar kendaraan atau untuk dikonversi menjadi tenaga listrik.

4. Jenis Fuel Cell


Jenis dari pada fuel cell ditentukan oleh material yang digunakan sebagai elektrolit
yang mampu menghantar proton. Ada enam tipe umum fuel cell, yaitu Alkaline Fuel Cell
(AFC), Phosphoric Acid Fuel Cell (PAFC), Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC), Solid
Oxide Fuel Cell (SOFC), Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC), dan Direct
Methanol Fuel Cell (DMFC). Namun yang dibahas dalam makalah ini adalah
Pengembangan fuel cell tipe PEMFC, menggunakan material dengan bahan membrane
polimer, katalis elektroda dan graphite bi-polar plate.
Pada tabel berikut dapat dilihat jenis dari pada elektrolit untuk 6 jenis fuel cell dan
operasi temperatur, karakteristik dan penggunaannya.
Tabel 2. Jenis dari beberapa fuel cell

5. Reforming
Reforming adalah proses kimia yang mereaksikan fase uap dari hidrogen dan oksigen.
Hasil dari pencampuran gas kaya hidrogen disebut dengan reformate. Komponen yang
digunakan untuk memproduksi reformate disebut reformer. Komposisi spesifik dari
reformate bergantung pada sumber bahan bakar dan proses yang dipakai, tetapi selalu
terkandung unsur berikut ini seperti nitrogen,karbon diokasida,karbon monoksida dan
lain-lain. Ketika hidrogen dipindahkan dari reformate, gas yang masih tersisa disebut
raffinate.
Macam dari reforming yaitu:
Steam reformers
Adalah proses yang sangat efisien, hemat, dan sering digunakan untuk
menghasilkan hidrogen. Steam reforming adalah metode yang berdasar dari prinsip
hidrogen yang mnegandung bahan bakar diuraikan dalam kondisi uap oleh katalis
untuk menghasilkan campuran hidrogen dan karbon monoksida. Ilustrasi steam
reforming adalah sebagai berikut :

Gambar 1 Proses Steam Reformer


Proses steam reformer ini tidak bisa dikaukan secara praktis .
Untuk kendaraan seperti mobil. Reformer membutuhkan katalis
mebanyak 5 sampai 7 L dan volume tank dari campuran methanol
dan air yang besarnya 3 kali dari diesel tank. Reaksi dari steam
reformer adalah sebagai berikut

Reformer Oksidasi Parsial


Mereaksikan campuran dari oksigen dengan bahan bakar
untuk menghasilkan campuran hidrogen dan karbon dioksida.
Biasanya digunakan untuk reforming hidrokarbon yang berat
seperti gasoline,diesel, dan minyak. Reaksinya adalah sebagai
berikut :

10

Gambar 2. Proses oksidasi sebagian

Reformer autothermal
Reformer jenis ini menggabungkan steam reformer dan partial
oxidation reformer menjadi 1 unit. Menggabungkan efisiensi dari
steam reformer dan beban banyak yang mampu dibawa oxidation
reformer. Reaksinya adalah sebagai berikut:

Ga
mbar 3 Proses Autothermal

11

Reformer Dekomposisi Termal


Menggunakan panas untuk menguraikan hidrogen dan karbon
padat. Reaksinya seperti pada gambar di bawah ini

Gambar 4 Proses dekomposisi thermal

6. Refoming Metanol untuk Fuel Cell


Fuel cell atau sel tunam adalah sel elektrokimia yang secara sinambung
mengkonversi energi kimia suatu bahan bakar dan suatu oksidator menjadi energi listrik
dengan proses yang melibatkan sistem elektrodaelektrolit. Fuel cell merupakan suatu
bentuk teknologi sederhana seperti baterai yang dapat diisi bahan bakar untuk
mendapatkan energinya kembali. Kebutuhan bahan bakar fuel cell bergantung pada jenis
elektrolit yang digunakan. Beberapa sel tunam, dengan oksigen dan hidrogen sebagai
bahan bakarnya, membutuhkan hidrogen yang murni. Pemenuhan kebutuhan bahan
bakar hidrogen murni ini semakin mengalami perkembangan, salah satunya dengan
penggunaan reformer metanol.
Methanol mudah didapatkan dan merupakan vehicular fuel processor yang sering
digunakan, methanol dapat di reformasi pada temperatur yang cukup rendah yaitu 2003000C. Dengan suhu yang rendah maka efisiensi thermal dari reforming methanol ini
dapat mencapai 90%.
Proses reforming methanol memiliki keuntungan tersendiri karena secara simultan
merubah metanol yang tak dapat bereaksi menjadi karbon dioksida,hidrogen atau metan.
12

Hal ini tidak hanya menaikkan titik luluh hidrogen tetapi juga menurunkan kesempatan
dari cairan methanol memasuki fuel cell dimana hal ini dapat mengganggu reaksi untuk
menghasilkan energi.

7. Reaktor Membran untuk Reforming Metanol


Reaktor membran adalah sistem reaktor baru yang mengkombinasikan pemisahan
dengan membran dan reaksi kimia. Reaktor membran memiliki dua tipe, yaitu reaktor
membran packed-bed dan reaktor membran katalitik. Reaktor membran dengan
katalis packed-bed memiliki area pemisahan yang terpisah dari area reaksi, sedangkan
pada reaktor membran katalitik, reaksi dan pemisahan terjadi secara simultan. Membran
dalam reaktor ini merupakan penghalang yang hanya dapat melewatkan komponen
tertentu. Selektivitas pada membran ini dikontrol oleh ukuran diameter pori membran.
Pada reaktor membran, kombinasi reaksi dan pemisahan dilakukan untuk
meningkatkan konversi. Salah satu produk hasil reaksi dipisahkan dari reaktor melalui
membran. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan reaksi bergerak ke kanan (menurut
Prinsip Le Chatelier), sehingga produk yang dihasilkan semakin banyak.

Gambar 5 Membran Reaktor

13

Membran reaktor banyak digunakan pada reaksi dehidrogenasi (misalnya reaksi


dehidrogenasi etana). Pada reaksi ini, hanya salah satu produk, yaitu hidrogen, yang
cukup kecil sehingga dapat melewati membran. Hasilnya, desain yang lebih padat dan
konversi yang semakin tinggi membuat reaktor tipe ini menunjukkan proses yang lebih
efisien. Pemisahan produk akan meningkatkan waktu tinggal untuk volume reaktor yang
digunakan sehingga membawa reaksi yang terbatas pada kesetimbangan semakin
mendekati penyelesaian reaksi.
Keuntungan yang lebih jauh lagi, reaktor membran dapat meningkatkan rentang
temperatur dan tekanan yang diperbolehkan untuk reaksi. Reaktor membran secara
fundamental mengubah ketergantungan konversi reaksi dekomposisi fasa gas terhadap
tekanan sehingga reaksi lebih disukai jika dilakukan pada tekanan tinggi daripada
tekanan rendah. Kondisi tekanan tinggi akan membutuhkan ukuran reaktor yang lebih
kecil dan pemurnian yang lebih efisien. Reaktor membran juga berguna bagi reaksi
endotermik dan eksotermik yang berurut, dengan menggunakan ekstraksi produk untuk
meningkatkan perpindahan panas. Hasilnya adalah reaktor yang lebih kecil, biaya yang
lebih rendah, dan reaksi samping yang lebih sedikit.
Salah satu penerapan reaktor membran adalah reaksi reforming metanol yang dapat
digunakan sebagai sumber hidrogen untuk fuel cell. Reaksi yang terjadi adalah:
CH3OH + H2O >3H2 + CO2 (1)
Reaksi

ini

dapat

dimodelkan

oleh

dua

tahap

reaksi:

reaksi

perengkahan

endotermik irreversible, dimana satu mol metanol dikonversi menjadi tiga mol produk:
CH3OH >2H2 + CO (2)
dan diikuti oleh water gas shift reaction,
CO + H2O > H2 + CO2 (3)
yang merupakan reaksi eksotermik dan terbatas pada kesetimbangan.
Kedua reaksi ini biasanya dilakukan pada reaktor aliran sumbat menggunakan katalis
tembaga-seng oksida dan diikuti oleh reaksi pemurnian, yaitu oksidasi parsial untuk
memisahkan CO yang tak bereaksi. Tanpa reaktor membran, persyaratan kondisi
pemanasan dan tekanan pada proses ini menjadi sulit, karena memerlukan reaktor yang
14

besar dan daerah pemanasan yang signifikan. Jika mungkin, reaksi 2 akan berlangsung
pada tekanan dan temperatur tinggi untuk mempercepat reaksi dan meningkatkan
penggunaan katalis. Selain itu, karena reaksi ini sangat endotermik, temperatur yang
digunakan harus sangat tinggi dan panas harus diberikan sepanjang reaktor.
Secara kontras, temperatur dan tekanan yang rendah justru dibutuhkan untuk
menjalankan reaksi 3 karena reaksi ini bersifat eksotermik. Panas harus dihilangkan
antara tahap ini dan tahap akhir, atau di sepanjang reaktor pada bagian reaksi ini. Reaksi
seperti ini umumnya menggunakan pemanas internal untuk reaksi 2 dan tiga alat penukar
panas eksternal yang memanaskan umpan dan menghasilkan pendinginan antar tahap
pada reaksi 3. Tekanan rendah yang digunakan untuk menjalankan reaksi 3 menyebabkan
kedua reaksi harus dilaksanakan pada tekanan rendah, di bawah 100 psi. Akibatnya,
reaktor yang digunakan menjadi lebih besar daripada reaktor pada kondisi tekanan tinggi.
Secara otomatis, biaya peralatan pun meningkat.
Salah satu reaktor membran yang sedang diteliti untuk digunakan pada reaksi
konversi metanol ditunjukkan oleh gambar di samping kanan ini. Metanol dan air masuk
melalui bagian bawah annulus luar dan diuapkan menggunakan panas yang didapat dari
pendinginan produk hidrogen danshift reaction. Uap ini akan bergerak ke bagian atas.
Pemanasan lebih lanjut pada reformer dilakukan dengan pembakaran gas rafinat.
Beberapa inci pertama dalam reaktor tersebut merupakan area dekomposisi, yaitu
area saat metanol dikonversi menjadi CO dan H2dengan reaksi 2. Reaksi ini diikuti oleh
daerah

15

Gambar 6 Reaktor Membran untuk konversi mehanol

tempat terjadinya reaksi water-gas shift. Seperti yang sudah disebutkan, pemisahan
hidrogen membantu melaksanakan reaksi pada tekanan tinggi dengan menjaga tekanan
parsial hidrogen di bawah tekanan parsial karbon monoksida dan air. Pembakaran gas
buangan juga meningkatkan efisiensi keseluruhan saat memisahkan sisa CO. Dengan
membran yang sesuai, unit ini akan menghasilkan hidrogen yang lebih murni daripada
hidrogen yang dihasilkan oleh oksidasi parsial.

16

8. Methanation
Metanasi adalah sebuah proses kimia yang mereaksikan karbon monoksida dengan
hidrogen untuk menghasilkan methane dan air. Proses methanation diilustrasikan seperti
gambar di bawah ini :

Gambar 7 Proses Methanation


Kesuluruhan reaksi dari proses methanation adalah sebagai berikut:

Reaksi ini berkebaikan dengan reaksi yang terjadi pada steam reforming dari
methane maka dari itu produksi dari hidrogen berkebalikan dari reaksi yang seharusnya..
Ketika mereformasi methanol, proses methanation. Proses reforming methanol memiliki
keuntungan tersendiri karena secara simultan merubah metanol yang tak dapat bereaksi
menjadi karbon dioksida,hidrogen atau metan. Hal ini tidak hanya menaikkan titik luluh
hidrogen tetapi juga menurunkan kesempatan dari cairan methanol memasuki fuel cell
dimana hal ini dapat mengganggu reaksi untuk menghasilkan energi.
17

GLOSARIUM

18

19

DAFTAR PUSTAKA
Module 2. Hydrogen Use. Fuel Cell. 2001. College of The Dessert
Robert Buxbaum: Membrane Reactors, Fundamental and Commercial Advantages, e.g For
Methanol Reforming.
Tatang H. Soerawidjaja: Slide kuliah Sel Tunam
http://www.engin.umich.edu

20

Anda mungkin juga menyukai