Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pancasila yang dibimbing oleh Bapak
Denny Widhiyanuriyawan, ST., MT., Dr.Eng
.
Disusun oleh :
NIM 125060201111025 / 1220620143
KELAS A
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan berkah-Nya sehingga makalah Fuel Cell ini dapat terselesaikan dengan baik.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah Fuel
Cell. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kelancaran bidang
akademik mahasiswa khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Secara khusus penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Denny Widhiyanuriyawan, ST., MT., Dr.Eng selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Fuel Cell Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
2. Teman-teman mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
yang telah membantu baik secara moril ataupun materiil.
Pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................................iv
Sejarah Fuel Cell...............................................................................................................1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Glosarium...........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................18
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
tenaga
oleh
gesekan.
Efesiensi
FC
dapat
dilihat
dari
perbandingan energy bebas Gibs dan panas reaksi pembentukan air dari
hidrogen dan oksigen seperti persamaan
(1 dan 2) (Hernandez et al, 2009).
Dimana
menjanjikan
perubahan
ke
arah
selama
ini
digunakan
sebagai
katalis
sangat
mahal
dan
di
samping
mahal
mudah
terdeaktivasi
oleh
CO.
yang
sesuai
untuk
FC.
Pengembangan
fuel
cell
(FC)
N ke dalam komponen aktif katalis (M/C) di mana. (M=Pd, Ru, Co, Fe, Ni
atau logam transisi lain). Peranan N di dalam katalis sebagai donor
electron atau basa Lewis yang dapat melemahkan ikatan antara atom O-O
melalui pembentukan ikatan antara O-N atau C-N. Ikatan-ikatan tersebut
dapat meningkatkan aktivitas katalis dari logam aktif M/C tersubstitusi
oleh atom N terhadap reaksi reduksi oksigen (oxygen reduction reaction,
ORR). Semakin tinggi kandungan N aktivitas katalis terhadap reduksi
oksigen untuk membentuk molekul air semakin tinggi.
\
dan
komersialisasi
PEMFC.
Oleh
karena
itu
kajian
Laporan
hasil
penelitian
produksi
hidrogen
secara
lengkap
dan
gasifikasi
batu
bara
(Evdou
et
al,
2010).
Hidrogen dari bahan bakar fosil sampai saat ini mensuplai sebagian besar
kebutuhan hidrogen. Setengah dari seluruh produksi hidrogen pada saat
ini menggunakan bahan baku fosil melalui proses termokatalis dan
gasifikasi dan hanya 4% saja yang menggunakan bahan baku air secara
3
dan mudah terbakar. Usaha memperoleh hidrogen dengan mudah sedang diusahakan
dengan berbagai cara misalnya memperkecil reaktor reformer dengan bahan baku LPG
atau gas methane, menguraikan metanol yang dibuat dari pabrik besar tetapi dalam
bentuk cair sehingga mudah untuk ditransport. Gas hidrogen dapat juga diperoleh dari
methanol setelah diuraikan menjadi gas CO dan hidrogen, kemudian gas CO dioksidasi
menjadi CO2 dan air.
Ion yang bemigrasi dapat sebagai hidrogen, oksigen atau hidroksida. Sedang
elektrolit dapat berupa membran polimer, garam karbonat cair, lapisan oksida keramik,
larutan alkali dan asam phospat. Elektroda biasanya terbuat dari logam platina atau nikel.
Reaksi kimia pada fuel cell :
2H2 + O2 2H2O
Pada anoda hidrogen di oksidasi menjadi proton :
2H2 4H+ + 4 eSetiap molekul H2 terpecah menjadi dua atom H+(proton), sedang setiap atom
hidrogen melepaskan elektronnya. Proton ini akan bergerak menuju katoda melewati
membran. Yang menjadi sasaran dalam penulisan ini adalah Polymer Electrolyte
Membrane Fuel Cell (PEMFC) yang bekerja pada temperatur yang relatif rendah.
Elektron yang terbentuk akan menghasilkan arus listrik kalau dihubungkan dengan
penghantar listrik menuju katoda. Pada katoda oksigen dirubah :
O2 + 4H+ + 4 e- 2H2O
Molekul oksigen akan bergabung dengan empat elektron, menjadi ion oksigen yang
bermuatan negatif untuk selanjutnya bergabung lagi dengan proton yang mengalir dari
anoda. Setiap ion oksigen akan melepaskan kedua muatan negatifnya dan bergabung
dengan dua proton, sehingga terjadi oxidasi menjadi air.
Karena energi yang diproduksi fuel cell merupakan reaksi kimia pembentukan air, alat
konversi energi elektrokimia ini tidak akan menghasilkan efek samping yang berbahaya
bagi lingkungan seperti alat konversi energi konvensional (misalnya proses pembakaran
pada mesin mobil). Sedangkan dari segi efisiensi energi, penerapan fuel cell pada baterai
portable seperti pada handphone atau laptop akan sepuluh kali tahan lebih lama
dibandingkan dengan baterai litium. Dan untuk mengisi kembali energi akan lebih cepat
karena energi yang digunakan bukan listrik, tetapi bahan bakar berbentuk cair atau gas.
3. Energi Hidrogen
Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani; hydro: air, genes:
membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor
atom 1. Hidrogen adalah unsur yang paling ringan dan paling banyak terdapat di alam
7
semesta. Unsur ini dikandung oleh air dan semua senyawa organik serta makhluk hidup.
Hidrogen mampu bereaksi secara kimia dengan kebanyakan unsur lain. Hidrogen dapat
berfungsi sebagai bahan bakar saat bereaksi dengan oksigen. Reaksi sederhana yang dapat
menggambarkan proses pembentukan energi pada pembakaran hidrogen adalah sebagai
berikut: (Wikipedia, 2006).
2H2 + O2
5. Reforming
Reforming adalah proses kimia yang mereaksikan fase uap dari hidrogen dan oksigen.
Hasil dari pencampuran gas kaya hidrogen disebut dengan reformate. Komponen yang
digunakan untuk memproduksi reformate disebut reformer. Komposisi spesifik dari
reformate bergantung pada sumber bahan bakar dan proses yang dipakai, tetapi selalu
terkandung unsur berikut ini seperti nitrogen,karbon diokasida,karbon monoksida dan
lain-lain. Ketika hidrogen dipindahkan dari reformate, gas yang masih tersisa disebut
raffinate.
Macam dari reforming yaitu:
Steam reformers
Adalah proses yang sangat efisien, hemat, dan sering digunakan untuk
menghasilkan hidrogen. Steam reforming adalah metode yang berdasar dari prinsip
hidrogen yang mnegandung bahan bakar diuraikan dalam kondisi uap oleh katalis
untuk menghasilkan campuran hidrogen dan karbon monoksida. Ilustrasi steam
reforming adalah sebagai berikut :
10
Reformer autothermal
Reformer jenis ini menggabungkan steam reformer dan partial
oxidation reformer menjadi 1 unit. Menggabungkan efisiensi dari
steam reformer dan beban banyak yang mampu dibawa oxidation
reformer. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Ga
mbar 3 Proses Autothermal
11
Hal ini tidak hanya menaikkan titik luluh hidrogen tetapi juga menurunkan kesempatan
dari cairan methanol memasuki fuel cell dimana hal ini dapat mengganggu reaksi untuk
menghasilkan energi.
13
ini
dapat
dimodelkan
oleh
dua
tahap
reaksi:
reaksi
perengkahan
endotermik irreversible, dimana satu mol metanol dikonversi menjadi tiga mol produk:
CH3OH >2H2 + CO (2)
dan diikuti oleh water gas shift reaction,
CO + H2O > H2 + CO2 (3)
yang merupakan reaksi eksotermik dan terbatas pada kesetimbangan.
Kedua reaksi ini biasanya dilakukan pada reaktor aliran sumbat menggunakan katalis
tembaga-seng oksida dan diikuti oleh reaksi pemurnian, yaitu oksidasi parsial untuk
memisahkan CO yang tak bereaksi. Tanpa reaktor membran, persyaratan kondisi
pemanasan dan tekanan pada proses ini menjadi sulit, karena memerlukan reaktor yang
14
besar dan daerah pemanasan yang signifikan. Jika mungkin, reaksi 2 akan berlangsung
pada tekanan dan temperatur tinggi untuk mempercepat reaksi dan meningkatkan
penggunaan katalis. Selain itu, karena reaksi ini sangat endotermik, temperatur yang
digunakan harus sangat tinggi dan panas harus diberikan sepanjang reaktor.
Secara kontras, temperatur dan tekanan yang rendah justru dibutuhkan untuk
menjalankan reaksi 3 karena reaksi ini bersifat eksotermik. Panas harus dihilangkan
antara tahap ini dan tahap akhir, atau di sepanjang reaktor pada bagian reaksi ini. Reaksi
seperti ini umumnya menggunakan pemanas internal untuk reaksi 2 dan tiga alat penukar
panas eksternal yang memanaskan umpan dan menghasilkan pendinginan antar tahap
pada reaksi 3. Tekanan rendah yang digunakan untuk menjalankan reaksi 3 menyebabkan
kedua reaksi harus dilaksanakan pada tekanan rendah, di bawah 100 psi. Akibatnya,
reaktor yang digunakan menjadi lebih besar daripada reaktor pada kondisi tekanan tinggi.
Secara otomatis, biaya peralatan pun meningkat.
Salah satu reaktor membran yang sedang diteliti untuk digunakan pada reaksi
konversi metanol ditunjukkan oleh gambar di samping kanan ini. Metanol dan air masuk
melalui bagian bawah annulus luar dan diuapkan menggunakan panas yang didapat dari
pendinginan produk hidrogen danshift reaction. Uap ini akan bergerak ke bagian atas.
Pemanasan lebih lanjut pada reformer dilakukan dengan pembakaran gas rafinat.
Beberapa inci pertama dalam reaktor tersebut merupakan area dekomposisi, yaitu
area saat metanol dikonversi menjadi CO dan H2dengan reaksi 2. Reaksi ini diikuti oleh
daerah
15
tempat terjadinya reaksi water-gas shift. Seperti yang sudah disebutkan, pemisahan
hidrogen membantu melaksanakan reaksi pada tekanan tinggi dengan menjaga tekanan
parsial hidrogen di bawah tekanan parsial karbon monoksida dan air. Pembakaran gas
buangan juga meningkatkan efisiensi keseluruhan saat memisahkan sisa CO. Dengan
membran yang sesuai, unit ini akan menghasilkan hidrogen yang lebih murni daripada
hidrogen yang dihasilkan oleh oksidasi parsial.
16
8. Methanation
Metanasi adalah sebuah proses kimia yang mereaksikan karbon monoksida dengan
hidrogen untuk menghasilkan methane dan air. Proses methanation diilustrasikan seperti
gambar di bawah ini :
Reaksi ini berkebaikan dengan reaksi yang terjadi pada steam reforming dari
methane maka dari itu produksi dari hidrogen berkebalikan dari reaksi yang seharusnya..
Ketika mereformasi methanol, proses methanation. Proses reforming methanol memiliki
keuntungan tersendiri karena secara simultan merubah metanol yang tak dapat bereaksi
menjadi karbon dioksida,hidrogen atau metan. Hal ini tidak hanya menaikkan titik luluh
hidrogen tetapi juga menurunkan kesempatan dari cairan methanol memasuki fuel cell
dimana hal ini dapat mengganggu reaksi untuk menghasilkan energi.
17
GLOSARIUM
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Module 2. Hydrogen Use. Fuel Cell. 2001. College of The Dessert
Robert Buxbaum: Membrane Reactors, Fundamental and Commercial Advantages, e.g For
Methanol Reforming.
Tatang H. Soerawidjaja: Slide kuliah Sel Tunam
http://www.engin.umich.edu
20