Utilitas Air
DIV Teknologi Kimia Industri
NAMA KELOMPOK
1. I R V A N A D I T Y A P R A B O W O
2. M I F T A R A H M I D I N N A
3. M . Y U S U F R A M A D H A N I
4. N I M A S A Y U P R A W I T O
5. S A F I T R I E K A W A T I
Filtrasi
1. Definisi Filtrasi
Secara umum filtrasi adalah proses yang digunakan
pada pengolahan air bersih untuk memisahkan bahan
pengotor (partikulat) yang terdapat dalam air. Pada
prosesnya air merembes dan melewati media filter
sehingga akan terakumulasi pada permukaan filter
dan terkumpul sepanjang kedalaman media yang
dilewatinya. Filter juga mempunyai kemampuan
untuk memisahkan partikulat semua ukuran termasuk
didalamnya algae, virus, dan koloid-koloid tanah
Filtrasi
5. Sistem Aliran
Aliran down flow (kebawah)
aliran upflow (keatas)
aliran horizontal.
6Kaidah Pengaliran
Aliran secara grafitasi.
Aliran di bawah tekanan (pressure filter)
Filtrasi
7. Pretreatment
Kogulasi flokulasi sedimentasi.
Direct filtration.
Jenis Filter
Dapat di didefinisikan Filter air yang menggunakan media pasir silika, sebagai
media penyaring. Filter air jenis ini digunakan untuk menyaring partikel-partikel
yang kasat mata, yang terlarut, Fungsi dari sand filter adalah untuk
menangkap/menyaring kotoran yang melayang dengan menggunakan pasir
kwarsa (atas), batu kerikil kecil (tengah), dan batu krikil yang agak besar (bawah).
Perbandingan jumlah pasir, kerikil kecil dan kerikil besar adalah 40:30:30. Pada
sand filter terdapat 2 buah manometer yang berfungsi untuk menentukan apakah
sudah saatny dilakukan back wash atau belum. Indikatornya adalah apabila
selisih antara manometer yang di atas dan yang di bawah sudah mencapai 2.9 psi
(=0.2 kg/cm2) berarti sand filter sudah dipenuhi oleh kotoran/lumpur dan tangki
sand filter harus segera di back wash 5-15 menit/air back wash sudah bersih. Pasir
atau batu kerikil harus diganti minimal 2 tahun sekali atau bila air yang masuk ke
sand filter sangat kotor maka penggantian harus dilakukan lebih cepat.
ORGANIC REMOVAL FILTER (FILTER CARBON AKTIF)
9. Media Filter
Menurut jurnal yang didapat, bahwa bagian filter yang berperan penting dalam
melakukan penyaringan adalah media filter. Media Filter dapat tersusun dari
pasir silika alami, anthrasit, atau pasir garnet. Media ini umumnya memiliki variasi
dalam ukur an, bentuk dan komposisi kimia. Pasir kuarsa (quartz sands) juga dikenal
dengan nama pasir putih atau pasir silika (silica sand) merupakan hasil pelapukan
batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil
pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan
di tepi-tepi sungai, danau, atau laut. Pasir kuarsa adalah bahan galian yang
terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang
terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan
dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau
warna lain tergantung pada senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat
jenis 2,65, titik lebur 17-150 C, bentuk kristal hexagonal, panas spesifik 0,185.
Filtrasi
where:
V : filtration rate,
K : permeability of the filtering layer,
DP: head loss through the filtering layer,
DH: depth of considered layer,
h : dynamic viscosity of water,
R : resistance to filtration of the filtering.
Pencucian Filter
Selama proses filtrasi berlangsung, partikel yang terbawa air akan tersaring di
media filter. Sementara itu, air terus mengalir melewati media pasir dan
penyangga, masuk lubang/orifice, ke pipa lateral, terkumpul di pipa manifold,
dan akhirnya air keluar menuju bak penampung. Partikel yang tersaring di media
lama kelamaan akan menyumbat pori-pori media sehingga terjadi clogging
(penyumbatan). Clogging ini akan meningkatkan headloss aliran air di media.
Peningkatan headloss dapat dilihat dari meningkatnya permukaan air di atas
media atau menurunnya debit filtrasi. Untuk menghilangkan clogging, dilakukan
pencucian media. Pencucian dilakukan dengan cara memberikan aliran balik pada
media (backwash) dengan tujuan untuk mengurai media dan mengangkat
kotoran yang menyumbat pori-pori media filter. Aliran air dari manifold, ke
lateral, keluar orifice, naik ke media hingga media terangkat, dan air dibuang
melewati gutter yang terletak di atas media. Bila media filter telah bersih, filter
dapat dioperasikan kembali.
Pencucian Filter
NAMA KELOMPOK
1. I R V A N A D I T Y A P R A B O W O
2. M I F T A R A H M I D I N N A
3. M . Y U S U F R A M A D H A N I
4. N I M A S A Y U P R A W I T O
5. S A F I T R I E K A W A T I
Definisi
Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman berakibat pada luka-luka pada
Penegakan hukum.
Hirarki/urutan dalam pengendalian risiko dapat dilihat dalam
gambar berikut ini.
4. Penerapan Langkah Pengendalian
Untuk menerapkan pengendalian, tahapan-tahapannya adalah
sebagai berikut:
Tujuannya adalah sebagai alat pengatur dan pengawas terhadap bentuk pengendalian
bahaya yang dipilih.
Komunikasi
Menginformasikan pada pekerja tentang penggunaan alat pengendali bahaya dan
zalasan penggunaannya.
Menyediakan Pelatihan
Agar pekerja dan personel lainnya lebih mengenal alat pengendali yang diterapkan.
Pengawasan
Memastikan alat pengendali bahaya potensial digunakan secara benar.
5. Pemantauan dan Tinjauan
Merupakan langkah terakhir dalam proses ini, dan harus dilakukan
pada interval waktu sesuai dengan yang ditetapkan dalam organisasi.
Untuk menentukan periode pemantauan (monitoring) dan tinjauan
risiko tergantung pada:
Sifat dari bahaya.
Magnitude (tingi/rendah) risiko.
Perubahan operasi.
Perubahan dari metode kerja.
Perubahan peraturan dan organisasi.
Dalam menetapkan sasaran K3, akan ditemui kendala terkait dengan prioritas.
Beberapa input/masukan yang dapat digunakan dalam penetapan sasaran antara
lain:
Menurut salah satu literatur, Alat perlindungan diri (APD) atau lebih dikenal
dengan PPE (Personal Protection Equipment) didefinisikan sebagai segala
perlengkapan yang dimaksudkan untuk dipakai atau dipegang oleh
seseorang di tempat kerja yang melindunginya dari salah satu atau lebih
resiko terhadap -keselamatan dan kesehatannya termasuk pakaian yang
dikenakan untuk melindungi diri dari cuaca bila diperlukan, helm, sarung
tangan, perlindungan mata, sepatu, harness dll. Perlengkapan seperti baju
kerja biasa atau seragam yang tidak secara spesifik
melindungi diri dari resiko keselamatan dan kesehatan tidak termasuk APD.
Serta menurut literature lainnya, APD guna keperluan kerja harus diidentifikasi,
kondisi di mana APD harusdikenakan harus ditentukan dan direncanakan
secara sesuai dan dirancang meliputi training dan pengawasan untuk menjamin
APD.
Hal- Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Menggunakan APD
Memastikan pakaian pelindung pas dengan ukuran tubuh, dan
sesuaikan posisi APD agar merasa nyaman saat bekerja .
Memastikan APD bekerja dengan baik dan benar, jika tidak
segera laporkan
Jika menggunakan 2 atau lebih APD secara bersamaan
pastikan mereka kompatibel dan tidak mengurangi keefektifan
masing - masing APD
Melaporkan gejala timbulnya rasa sakit atau tidak nyaman
secepatnya
Menginformasikan kepada pihak yang bertanggungjawab bila
diperlukan pelatihan khusus
Jenis-jenis APD
Urgensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itu, dibuatlah berbagai ketentuan yang mengatur tentang
kesehatan dan keselamatan kerja. Berawal dari adanya Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1969 tentang Pokok-Pokok Ketenagakerjaan yang dinyatakan dalam Pasal 9 bahwa setiap
pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan harkat, martabat, manusia,
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 ini ada beberapa hal yang diatur antara lain:
a. Ruang lingkup keselamatan kerja, adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah,
di permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada dalam wilayah hukum
Keselamatan kerja
Moral dan kesusilaan
Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama