PENGUJIAN MATERIAL
MODUL 2
PENGUJIAN LENTUR
I. Tujuan Praktikum
1 Mahasiswa mampu melakukan pengujian lentur untuk menentukan sifat mekanika bahan
2 Mahasiswa mampu menetukan nilai keleturan dan modulus elastisitas bahan berdasarkan
hasil pengujian
A Transversal Bending.
Pada transversal bending ini, pengambilan spesimen tegak lurus dengan arah pengelasan.
Berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian transversal bending dibagi
menjadi tiga :
Face Bend ( Bending pada permukaan las )
Dikatakan face bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las
mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan ( gambar 5.1 ). Pengamatan
dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik. Apakah timbul retak atau tidak.
Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau di fussion line (garis
perbatasan WM dan HAZ ).
Root Bend ( Bending pada akar las )
Dikatakan roote bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami tegangan tarik dan
dasar las mengalami tegangan tekan ( gambar 5.2 ).
Pengamatan dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau
tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal. HAZ atau di fusion line (garis
perbatasan WM dan HAZ)
P.L
M=
4
595. 400
=59500 Kgf . mm=59,5 kgf . m
4
Mornen inersia penampang lentur untuk penampang berbentuk poros pejal dengan lebar
(b) dan tinggi (h) adalah :
1
l= . b . h3
12
1
.11,48 .(11,48)3=1447,39 kg m2
12
M.y
σ f=
l
59,5 .5,74
σ f= =0,23 kgf /m 2
1447,39
VI. Kesimpulan
1 Pengujian lentur dengan dua titik pembebanan dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan
dalam melaksanakan pengujian kuat lentur beton di laboratorium untuk memperoleh nilai
kuat lentur beton normal guna keperluan perencanaan dan pelaksanaan.