Anda di halaman 1dari 72

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu

mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Tentang engine khususnya alat

berat dikenal berbagai macam sistem yang bekerja. Sistem-sistem tersebut bekerja

saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, Sehingga apabila salah satu dari

sistem tersebut mengalami kerusakan, Maka alat berat akan mengalami kerusakan.

Sistem pendinginan pada alat berat berfungsi untuk menurunkan

temperatur pada engine yang terjadi pada proses pembakaran. Proses pembakaran

selanjutnya akan menghasilkan tenaga mekanis yang kemudian akan

menggerakkan engine. Akibat lain dari proses pembakaran adalah adanya panas

yang apabila tidak didinginkan akan merusak komponen dari engine itu sendiri.

Sistem pendingin (Cooling system) adalah suatu rangkaian untuk mengatasi

terjadinya over heating pada engine agar bekerja secara optimal (Daryanto,

1999:1) Hasil pembakaran pada motor bakar yang menjadi tenaga mekanis hanya

sekitar 23%, pendinginan (Anonim).

Energi panas selebihnya akan dibuang melalui emisi gas buang 7% dan

sisanya sekitar 33% hilang diserap oleh pendingin. Oleh karena itu walaupun

sistem pendinginan dikatakan sebagai kerugian disatu segi, Yaitu menurunkan

efisiensi yang dihasilkan oleh engine, Namun segi lain tetap dibutuhkan untuk

mempertahankan engine itu sendiri agar tetap dapat bekerja dan tahan lama.

1
2

Apabila sebagian panas yang dihasilkan dari pembakaran tadi akan mengalami

kenaikkan temperatur yang berlebihan dan cenderung merubah sifat-sifat serta

bentuk dari komponen engine tersebut (Anonim, 1999:35)

Sistem pendingin yang berfungsi untuk menurunkan temperatur pada

engine, Karena engine dapat menghasilkan efisiensi kerja yang baik pada

temperatur engine sekitar 80ᵒc sampai dengan 90ᵒc. Komponen-komponen pada

sistem pendinginan engine semakin lama akan mengalami kerusakan atau

keausan. Komponen-komponen tersebut antara lain: Radiator, Tutup radiator,

thermostat, kipas pendingin, tangki cadangan, pompa air (water pump), selang

radiator, water jacket.

Berdasarkan dari proyek akhir tentang sistem pendingin pada engine dan

untuk mempelajari lebih mendalam tentang kerusakan-kerusakan yang sering

terjadi pada sistem pendingin engine dan cara perbaikannya.

Penulisan ini mengangkat judul “ ANALISA KERUSAKAN SISTEM

PENDINGIN PADA ENGINE EXCAVATOR PC-200 ”. sebagai judul Laporan

Tugas Akhir pada jenjang pendidikan diploma III diPDD Politeknik Negeri

Nunukan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun dalam rumusan masalah laporan, Penulis merumuskan

permasalahan yang diamati pada waktu mengerjakan laporan yaitu:

a. Bagaimana cara kerja dan fungsi dari setiap komponen sistem pendingin

pada Engine Excavator PC-200 ?


3

b. Bagaimana cara melakukan perawatan sistem pendingin pada Engine

Excavator PC-200 ?

c. Kerusakan apa saja yang terjadi pada sistem pendingin pada Engine

Excavator PC-200 ?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada laporan ini adalah penulis hanya membatasi

masalah yang di amati pada waktu mengerjakan Sistem pendingin pada Engine

Excavator PC-200.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penyusunan Laporan Tugas

Akhir ini ialah sebagai berikut :

a. Mengetahui cara kerja dan fungsi dari setiap komponen sistem pendingin

pada Engine Excavator PC-200

b. Mampu melakukan perawatan sistem pendingin pada Engine Exavator

PC-200 .

c. Menganalisa setiap kerusakan yang terjadi pada sistem pendingin pada

Engine Excavator PC-200 serta cara mengatasinya.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari laporan tugas akhir ini antara lain:

1. Menambah wawasan penulis tentang sistem pendingin pada Engine

Ecxavator PC-200 sehingga dapat mengetahui komponen dan cara

kerjanya.
4

2. Menjadi acuan bagi penulis untuk mengetahui pentingnya pengetahuan

dasar tentang sistem pendingin Engine Excavator PC-200

3. Sebagai sumber informasi tentang cara merawat dan memperbaiki

kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada sistem pendingin Engine

Excavator PC-200

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini dibagi

dalam beberapa bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang judul, latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan, manfaat kegiataan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang pengertian sistem pendingin, Prinsip kerja

system pendingin, komponen-komponen system pendingin, dan cara kerja

system pendingin.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisiskan tentang spesifikasi system pendingin, waktu dan tempat

pengujian, alat dan bahan jenis system pendingin, langkah pengujian,

diagram alir, dan langkah pembongkaran system pendingin.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang pemeriksaan dan perawatan komponen system

pendingin dan troubleshooting system pendingin pada Engine Excavator

Pc-200.
5

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dalam perawatan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sistem pendingin

Didalam engine terjadi proses pembakaran bahan bakar untuk

menghasilkan tenaga dan dalam proses pembakaran tersebut juga menghasilkan

temperatur yang sangat tinggi didalam ruang bakar. Temperatur didalam engine

perlu dikontrol agar tidak melebihi batasan temperatur kerja untuk

memaksimalkan efisiensi pembakaran bahan bakar, dan memastikan tingkat

temperatur dijaga agar tidak menyebabkan kerusakan terhadap komponen. Ketika

engine beroperasi pada kondisi belum mencapai temperatur kerja (dingin) akan

terjadi keausan lebih cepat pada komponen-komponen tertentu.

Gambar 2.1 Heat

Pada diesel engine, heat yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan

bakar didalam ruang bakar sekitar 33% diubah menjadi energi sedangkan sisanya

6
7

dibuang dengan beberapa cara yaitu, 30% Heat dibuang melalui gas buang, 30%

diserap oleh sistem pendingin dan 7% diradiasikan dari engine keudara sekitar.

Pada beberapa engine menggunakan sistem pendingin dengan media udara

tetapi sebagian besar engine menggunakan media cairan (liquid). Keuntungan dari

media cairan (liquid) adalah pengontrolan temperature yang bagus tidak berisik

dan dari segi manufaktur mudah dalam proses pembuatannya.

Pada engine diesel sangat bergantung pada perawatan sistem pendingin

yang baik sehingga engine mencapai temperature kerja dengan cepat dan juga

dapat menjaga temperature kerja konstan sehubungan dengan beban yang

diterima oleh engine.

Sistem pendingin adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya over

heating (panas yang berlebihan) pada engine agar bisa bekerja secara stabil.

Perlunya sistem pendingin pada proses pembakaran udara, dan bahan bakar

didalam ruang bakar akan menghasilkan panas dengan temperature yang sangat

tinggi. Panas tersebut akan diserap oleh dinding cylinder, cylinder head dan

piston. Oleh sebab itu sistem pendingin harus mampu menjaga temperature kerja

sehingga komponen-komponen tersebut tidak menerima panas yang berlebihan

(over heating).

Sistem pendingin tidak hanya berfungsi untuk melindungi komponen-

komponen engine tetapi juga menjaga kondisi oli yang dipakai pada sistem

pelumasan bisa tetap pada kondisi temperatur kerja sehingga pelumasan terhadap

komponen-komponen engine tetap terjaga. Sistem pendingin yang menyerap


8

terlalu banyak juga tidak baik karena akan menurunkan thermal efficiency dari

engine serta menurunkan energi yang dihasilkan.

Engine pembakaran dalam adalah suatu mesin panas yang selama

beroperasi temperatur gas dalam ruang bakar bisa mencapai 2500 oC. Di sekitar

ruang pembakaran bahan logam akan mencapai suhu sekitar 600oC. Oleh karena

itu diperlukan adanya suatu sistem pendingin. Sistem pendingin berfungsi untuk

mengurangi panas motor, mempertahankan temperature motor selalu pada

temperatur kerja yang paling efisien pada berbagai kondisi dan mempercepat

motor mencapai temperature kerjanya.

Gambar 2.2 Komponen sistem pendingin dan skema aliran coolant

didalam sistem pendingin

Pada gambar diatas Water pump (1), menghasilkan aliran (flow) didalam

sistem pendingin. Water pump menghisap coolant yang lebih dingin dari bagian

bawah radiator (5) kemudian mengalirkannya keseluruh sistem. Pada sebagian

high performance diesel engine dilengkapi dengan sebuah engine oil cooler (2)
9

dimana coolant akan dialirkan melalui oil cooler dan kemudian ke cilinder block

(3).

Water temperature regulator atau thermostat (4) mengatur aliran coolant

menuju radiator. Saat engine dalam kondisi dingin, thermostat menutup aliran air

menuju radiator (5).dimana terpasang pressure cap (6) untuk mengatur tekanan

didalam sistem pendingin dan coolant dari engine akan dialirkan menuju water

pump melalui bypass tube lalu kembali keengin. Ini akan membantu agar engine

dapat mencapai suhu kerja dengan cepat.

Saat engine panas, thermostat akan mengalirkan air menuju radiator untuk

didinginkan sebelum memasuki engine. Thermostat tidak secara penuh membuka

atau menutup, tetapi berada dalam posisi keduanya untuk mempertahankan agar

suhu engine tetap konstan.

Engine yang terlalu dingin tidak akan bekerja menghasilkan suhu yang

cukup tinggi untuk mendapatkan pembakaran yang efisien dan akan menyebabkan

munculnya endapan pada sistem pelumasan engine. Engine yang terlalu panas

akan menyebabkan engine panas (overheating) dan menyebabkan kerusakan yang

serius pada engine. Hose (7) digunakan sebagai saluran penghubung yang

fleksibel dari radiator dengan engine.

Dari hasil penelitian bahwa engine diesel 200 HP (Hourse Power) yang

beroperasi pada 70% dari beban penuh dapat menghasilkan panas yang cukup

untuk membuat hangat dengan lima ruangan yang memiliki kondisi temperature

ruang sekitar rumah tersebut yang nilainya dibawah titik temperature beku.
10

Panas adalah sebuah bentuk energi, dimana panas tersebut dapat

dihasilkan proses pembakaran bahan bakar di dalam silinder engine. Istilah panas

dan suhu/temperature adalah berbeda, dimana panas adalah bentuk energi,

sedangkan suhu/temperatur adalah derajat nilai suatu panas. Panas diumpamakan

sebagai nilai temperatur yang berada diatas nilai temperatur atmosfer normal dan

dingin adalah ketika nilai temperature berada dibawah temperatur atmosfer.

Panas adalah daya molekul yang bekerja dalam objek dan temperatur

adalah satuan dari daya molekul. Panas akan bergerak dari molekul yang lebih

aktif kemolekul yang kurang aktif, atau dari komponen yang lebih panas

kekomponen yang lebih dingin. Sedangkan pengaruh panas ketika panas di serap

oleh sebuah bahan/komponen akan menyebabkan hal-hal yaitu perubahan

warna,perubahan bentuk,dan perubahan volume pada engine.

Panas yang dihasilkan oleh pembakaran, campuran bahan bakar dengan

udara dapat mencapai temperatur sekitar 2500ᵒc pada ruang bakar. Panas yang

cukup tinggi ini dapat merusak logam atau bagian lain yang digunakan pada

motor, hal ini disebabkan karena logam dan minyak pelumas pada suhu yang

tinggi akan merusak komponen-komponen pada mesin dan apabila Engine tidak

dilengkapi dengan sistem pendingin dapat merusak bagian-bagian dari Engine

tersebut.

2.2 Fungsi Sistem Pendingin

Sistem pendingin berfungsi untuk mengurangi panas Engine,

mempertahankan temperatur Engine selalu pada temperatur kerja yang


11

paling efisien pada berbagai kondisi dan mempercepat Engine mencapai

temperature kerjanya.

2.3 Tipe - Tipe Sistem Pendingin

Secara umum sistem pendingin terbagi dua jenis yaitu sebagai berikut :

1. Sistem pendingin Udara (pendingin langsung)

2. Sistem pendingin Air dan Udara (pendingin tidak langsung)

Kedua cara tersebut dapat menyerap panas sekitar 33% keatmosfer (udara

luar) melalui atau dengan daya konveksi, yaitu udara disemburkan

kepermukaan bahan logam yang panas.

2.3.1 Sistem Pendingin Udara (Pendingin Langsung)

Panas dari mesin yang bekerja atau berputar, dilewatkan melalui sirip,

rusuk, atau fins keudara luar. Biasanya digunakan pada mesin satu silinder atau

kendaraan berdaya kecil. Dasar penggunaan pada sistem pendingin ini tergantung

pada perbadaan temperature antara panas mesin dengan udara luar/sekitar, luas

permukaan dimana panas dikeluarkan atau disemburkan, dan tingkat aliran udara

pada permukaan yang dikenai (Daryanto, 2002:12).

Penggunaan sistem pendingin udara mempunyai keuntungan seperti bahan

bakar hemat dan keausan silinder berkurang tidak ada bahaya kerusakan karena

pembekuan.
12

Gambar 2.3 Komponen Aliran Coolant

Gambar 2.3 Diatas menunjukan aliran Coolant yang dialirkan melewati

Oil Cooler menuju Cylinder Block. Coolant dialirkan disekeliling dinding liner

menuju Cylinder Head kemudian aliran Coolant akan dialirkan kesaluran Valve

dan saluran gas buang (Exhaust) didalam Cylinder Head menuju Water Outlet

housing pada Cylinder Head.

Temperatur dari pendingin dikontrol oleh Thermostat. Jika temperatur

pendingin didalam Engine masih rendah, Thermostat tertutup dan mengarahkan

sebagian pendingin kembali menuju bagian saluran Bypass Kewater Pump.

Temperatur Engine Block akan naik dengan cepat karena pendingin yang

dialirkan tidak dingin. Ketika temperatur pendingin mencapai suhu setingan

pembukaan thermostat, maka thermostat akan terbuka dan mengalirkan coolant

ke radiator sehingga coolant dapat didinginkan. Ini merupakan proses yang terus
13

menerus dan membantu dalam menjaga temperatur kerja serta dapat juga untuk

mempercepat tercapainya temperatur kerja engine.

Sistem pendingin udara memiliki keburukan seperti suara mesin menjadi

keras karena tidak menggunakan peredam suara dan pengontrolan suhu lebih sulit

dibandingkan dengan sistem pendingin air.

Gambar 2.4 Aliran Coolant

Pada Gambar 2.4 diatas menunjukan komponen-komponen dasar dan

aliran coolant pada sistem pendingin. Thermostat berfungsi untuk mengatur aliran

coolant yang akan mengalir ke radiator atau ke bypass valve.

Ketika temperatur coolant belum mencapai temperatur kerja operasi

engine thermostat akan mengalirkan coolant kesaluran bypass dan menutup aliran

coolant yang menuju radiator. Ketika temperature kerja operasi telah tercapai

maka thermostat akan mengalirkan coolant ke radiator. Hal ini membuat coolant

engine yang panas dialirkan melewati radiator, Akan didinginkan.


14

Selama engine beroperasi, udara dapat masuk kesistem pendingin jika

coolant level terlalu rendah atau bila terjadi aliran turbulensi pada sistem akibat

dari seal water pump yang aus, clamp hose yang kendor pada sisi low pressure

dari sistem atau karena kesalahan prosedur pada saat pengisian coolant kesistem.

Udara yang terjebak dapat menyebabkan panas yang berlebihan (over heat) pada

ruang bakar sehingga dapat menyebabkan kerusakan atau crack pada cylinder

head.

Gambar 2.5 Watercoold Exhaust

Exhaust manifold yang digunakan pada alat berat pada umumnya

didinginkan oleh udara. Teknologi saat ini ada yang menggunakan shielded

manifold untuk mencegah kerusakan karena panas yang dihasilkan dari radiasi.

Pada marine engine, hal ini biasa digunakan untuk exhaust manifold yang

mempunyai jaket water disekitar exhaust untuk mendinginkan exhaust gas

(Gambar 2. 5 watercooled exhaust).


15

Pada aplikasi heavy dan medium duty diesel engine umumnya

menggunakan media pendingin cairan (Coolant). Tetapi beberapa aplikasi seperti

deutz engine masih ada yang memakai media pendingin udara dimana pada

aplikasi tersebut ukuran engine dan power yang dihasilkan tidak terlalu besar.

Pada engine yang menggunakan media udara akan mengalirkan udara

disekeliling liner sehingga panas yang dihasilkan oleh pembakaran engine akan

diserap oleh udara yang akan dipindahkan dari engine ke udara sekitar.

Pada sistem pendingin engine yang menggunakan media pendingin udara

sangat bergantung pada, desain cooling fin, kecepatan aliran udara yang melewati

fin, perbedaan temperatur antara udara dan permukaan fin.

Gambar 2.6 Fan flyweel

Metode pendingin udara pada engine yang berukuran kecil dan multi

cylinder engine fan, fan flywheel digunakan untuk mendorong udara melewati

saluran khusus pada silinder head assembly (Gambar 2.4 fan flywheel). Pada
16

engine besar (empat sampai dengan delapan silinder), pendingin engine

menggunakan high-speed axial-flow-fan dengan desain saluran yang khusus

dimana konsentrasi aliran udara mengalir melalui daerah kritikal yang panas dari

engine.

Gambar 2.7 Variable speed cooling fan

Temperature kerja beberapa engine deutz disesuaikan dengan penggunaan

variable speed cooling fan. Dengan jenis desain ini, sebagian udara pendingin

melewati engine secara langsung tergantung dari temperatur engine. Cooling fan

digerakan oleh timing gear melalui hidraulik copling yang kecepatannya dikontrol

secara otomatis. Sebuah elektronik engine temperatur controller akan mendektesi

engine temperatur dan jika diperlukan sejumlah oli dapat dialirkan dengan

berfariasi kehidraulik kopling untuk merubah kecepatan. Oleh sebab itu cooling

fan speed dikontrol oleh temperature kerja engine yang sesuai dengan beban

engine.
17

Selama melakukan pemanasan engine, temperatur silinder head dan

temperature oli engine dimonitor oleh elektronik controller yang akan mengurangi

aliran oli ke fan hidraulik copling. Hasil ini pada kecepatan fan yang rendah yang

akan membantu engine mencapai temperature kerja yang tepat dengan cepat.

Setelah temperature kerja yang sesuai tercapai, maka sebagian udara pendingin

yang diperlukan secara langsung didasarkan pada temperatur kerja engine. Maka

dari itu engine tidak perlu membuang energi untuk memutar cooling fan.

2.3.2 Pendingin air dan Udara (Pendingin Tidak Langsung)

Panas dilewatkan atau ditransfer keair disekitar ruang bakar dan silinder.

Panas yang diserap oleh air pendingin akan menyebabkan naiknya temperatur air

pendingin tersebut, panas dari air ditransfer kesirip radiator kemudian panas

tersebut disemburkan keudara, air kemudian kembali keengine (Daryanto,

2002:12).

Dasar penggunaan/factor yang menentukan tingkat pendingin air adalah

perbedaan temperatur antara air dan udara, perbandingan aliran air, luas

permukaan kisi-kisi radiator, perbandingan aliran udara (Daryanto, 2002:12-13).

Sistem pendingin air mempunyai keuntungan antara lain lebih aman,

karena ruang bakar dikelilingi oleh pendingin (terutama air dengan adiktive dan

anti beku). Sistem pendingin air disamping lebih aman juga mempunyai

keuntungan lain seperti sebagai peredam bunyi, air dingin yang panas dapat

digunakan sebagai sumber panas untuk pemanas udara didalam kendaraan.

Pengontrolan suhu pendingin dalam sistem ini lebih mudah dibandingkan dengan
18

sistem pendingin udara karena pada sistem pendingin terdapat thermostat,

pendingin lebih merata,suhu kerja lebih cepat tercapai karena adanya thermostat

yang akan bekerja pada waktu suhu mesin rendah.

Sistem pendingin air juga mempunyai kerugian antara lain lebih rumit dan

lebih mahal dibandingkan dengan sistem pendingin udara (Daryanto, 2002:13).

Gambar 2.8 Sistem Pendinginan Tidak Langsung

Cara kerja dari sistem pendingin air adalah sebagai berikut :

1. Air pendingin dalam Mantel pendingin yang menyelubungi Silinder-

Silinder dalam Block Silinder dan kepala Silinder akan menyerap panas

yang dihasilkan oleh mesin pada saat beroperasi.

2. Mantel pendingin silinder berhubungan dengan tangki radiator bagian atas

dan mantel pendingin block silinder berhubungan dengan tangki radiator

bagian bawah.
19

3. Air yang telah panas didalam mantel dialirkan keradiator untuk

didinginkan.

4. Pendinginan dilakukan oleh udara yang mengalir melalui kisi-kisi

radiator. Aliran udara diperoleh dengan bantuan kipas yang digerakan

oleh motor listrik atau dengan memanfaatkan putaran Engine melalui

pulley dan belt.

Sistem pendingin jenis ini terjadi dengan diakibatkan oleh perbedaan berat

jenis air panas dengan yang masih dingin, air yang telah panas berat jenisnya lebih

rendah daripada air yang masih dingin. Pada saat air dalam tangki dipanaskan,

maka air yang telah panas akan menempati bagian atas dari tangki dan mendesak

air yang berada diatasnya segera mengalir ke pipa air yang mengalir memasuki

bagian bawah dari tangki dimana setelah dipanaskan air akan mengalir ke atas.

Air yang berada di dalam tangki pada mesin disamakan dengan air yang

berada pada mantel-mantel air. Panas diambil dari panas hasil pembakaran,

sedangkan radiator dipakai untuk mengubah air yang panas menjadi dingin. Air

panas yang berada di dalam mantel-mantel berat jenisnya lebih rendah daripada

air dingin. Air panas akan didesak ke atas oleh air yang masih dingin dari radiator

sehingga akan mengalir kebagian atas radiator yang selanjutnya akan turun

panasnya karena telah dibuang sebagian pada radiator. Pada saat yang bersamaan

dengan turunnya air pada radiator terjadi pembuangan panas yang besar sehingga

mempercepat turunnya air pada radiator.


20

Komponen utama pada sistem pendingin yang menggunakan media air

yaitu:

1. Jacket Water disekitar sampai dengan bagian atas engine.

2. Water Temperatur Regulator (Thermostat).

3. Radiator (atau Heat Exchanger yang menggunakan media air laut untuk

mentransfer panas keudara sekitar.

4. Pressure Cap.

5. Water Pump untuk mensirkulasikan coolant.

6. Hose/Selang.

2.4 Komponen-komponen Pendukung Sistem pendingin

Sistem pendingin tidak dapat berkerja tanpa komponen-komponen

pendukung dan sumber tenaga yang menggerakkannya. Sistem pendingin adalah

serangkaian komponen-komponen yang terkait satu sama lain untuk mengurangi

panas Engine, mempertahankan temperature Engine selalu pada temperatur kerja

yang paling efisien pada berbagai kondisi dan mempercepat Engine mencapai

temperature kerjanya. Komponen-komponen pendukung sistem pendingin

meliputi antara lain:

1. Water pump

2. Radiator

3. Water Temperatur Regulator (Thermostat)

4. Radiator Pressure cup

5. Expension Cup (Frost Plug)

6. After Cooler
21

7. Engine Oil Cooler

8. Hose

2.4.1 Water Pump

Gambar 2.9 Water Pump

Water pump yang terpasang pada diesel engine adalah jenis centrifugal

pump (Gambar 2.9 kiri). Impeller berbentuk kipas yang akan menghasilkan area

yang bertekanan rendah pada bagian tengah hub ketika impeller berputar

(Gambar 2.9 kanan).

Gambar 2.10 Water Pump

1.Curved blade
22

2.Impeller

3.Housing dan outlet

4.Input shaf

5.Centre of housing

Water pump (Gambar 2.10) biasanya terpasang pada bagian depan

cylinder block. Water pump terdiri dari sebuah housing dengan saluran inlet dan

outlet.

Ketika impeller berbutar, coolant terhisap masuk kebagian inlet dari

pompa bagian tengah shalf (4) dari pompa, menuju blade (1) dan terlempar keluar

oleh gaya sentrifugal (3) dan didorong menuju outlet pompa (3) kemudian menuju

cylinder block.

Saluran inlet pompa terhubung dengan sebuah house kebagian bawah dari

radiator, dan coolant dari radiator masuk menuju pompa menggantikan coolant

yang didorong kesisi outlet. Shaf yang mengikat impeller menggunakan bearing,

oleh karena itu shaf tersebut membutuhkan pelumasan oli engine. Drive shaf

mungkin terpasang vee belt atau secara langsung digerakan oleh timing gear.

Sebuah spring loaded khusus, karbon faced seal (terpasang antara

impeller dan housing) digunakan untuk mencegah coolent bocor. Water pump

memiliki sebuah lubang pada shaf housing (secara umum pada bagian belakang

pompa) yang membiarkan kebocoran coolant mengalir kebagian luar jika carbon

face seal rusak.


23

Gambar 2.11 Erosi Akibat Kavitasi

Erosi akibat kavitasi terjadi saat gelembung pecah saat sentuhan dengan

permukaan logam. Semua cairan mengandung larutan gas yang membentuk

gelembung pada area bertekanan rendah, dan kondisi sistem yang abnormal dapat

menghasilkan gelembung tambahan.

Saat gelembung ini memasuki area bertekanan tinggi,’implode’ (meledak

kebagian dalam) menghasilkan cairan jet yang menumbuk permukaan logam pada

kecepatan super sonic.

Retakan halus kadang-kadang terbentuk dan bergabung hingga sebagian

kecil partikel logam terangkat dan membentuk lobang-lobang.

Gelembung dapat terbentuk pada kondisi-kondisi bibawah ini:

1. Cairan mencapai titik didih.

2. Cairan bergerak dengan cepat melewati rongga (prinsip Bernoulli)

3. Adanya part yang bergerak didalam cairan menciptakan area bertekanan

rendah (seperti getaran pada liner).

4. Tekanan sistem statis yang rendah (radiator cap yang rusak, operasi

tempat tinggi).
24

5. Hambatan inlet menyebabkan avitasip ada cairan pompa kebocoran

dijalur hisap.

6. Level cairan yang rendah.

Beberap kondisi diatas adalah normal terjadi pada diesel engine dan sering

terjadi pada saat yang bersamaan. Selama langkah pembakaran cylinder liner

mengembang dan mengerut secara konstan. Saat mengerut kekosongan yang

ditimbulkan menyebabkan tekanan coolant diluar liner berkurang. Penurunan

tekanan ini menyebabkan coolant mendidih membentuk gelembung. Pada sistem

pendingin, condisioner digunakan untuk membentuk lapisan pelindung agar

gelembung menjauh dari logam.

2.4.2 Radiator

Gambar 2.12 Radiator

Radiator terdiri dari dua buah tangki yang di dalamnya dilengkapi dengan

core. Core terdiri dari pipa sebagai saluran coolant ketika mengalir melalui

radiator untuk didinginkan (Gambar 2.12)


25

Gambar 2.13 Cor Radiator

Pada sekitar bagian cor pada radiator dilengkapi dengan sirip-sirip.

Berdasarkan rancangan ada dua jenis cor yaitu,cor dengan center fin dan core

horizontal fin. Sebagian besar untuk aplikasi alat-alat berat menggunakan jenis

radiator dengan horizontal fin. Fin berfungsi agar proses perpindahan panas lebih

bagus. Udara yang dihembuskan karena pergerakan engine atau dihembuskan oleh

kipas akan melewati pipa dan sirip akan menyerap panas dari coolant. Proses

perpindahan panas, coolant pada radiator sangat dipengaruhi oleh kecepatan

aliran udara yang melewati pipa dan sirip yang ada pada radiator.

Gambar 2.14 folded core radiator


26

Folded core radiator adalah radiator dengan design praktis dimana core

dapat diganti secara individu. Hal ini berguna jika core rusak karena benturan dari

luar dan juga memungkinkan radiator untuk diperbaiki bukan pada tempat yang

khusus. Core assemblay disekat antara tangki bagian atas dan tangki bagian

bawah.

Core-core menyudut untuk menaikan surface area dan mengurangi

kemungkinan saluran tersumbat. Kelebihan dari folded core radiator adalah

kerapatan fin yang sangat tinggi sampai 35 fin per 25 milimeter dibandingkan

dengan yang standar kira-kira 9 fin 25 milimeter. Tetapi pada beberapa aplikasi

earthmoving, jarak fin yang terlalu rapat menjadi penyebab utama tersumbatnya

saluran untuk pendingin radiator dan susah untuk dibersihkan.

Gambar 2.15 Improved Multiple Row Module (IMRM)

Radiator Improved Multiple Row Module merupakan pengembangan

(Improvement) desain radiator, didesain untuk mengatasi situasi dimana aplikasi

engine berpotensi mengalami penyumbatan jika menggunakan folded core

radiator.
27

Improved Multiple Row Module memiliki kerapatan fin yang tidak terlalu

rapat seperti pada folded core radiator, sehingga lebih memudahkan aliran udara

melewati core pada radiator. Desain ini membuat Improved Multiple Row

Module lebih tahan terhadap plugging karena kotoran lembut, serabut, atau debu

halus. Schedule untuk waktu pembersihan lebih lama.

Kelebihan dari radiator jenis Improved Multiple Row Module adalah

desainnya yang sangat mudah untuk diperbaiki dibandingkan dengan folded core

radiator. Core assembly yang terpisah memungkinkan untuk diganti hanya bila

terjadi kerusakan yang parah dan waktu penggantian serta biaya lebih efisien jika

dibandingkan penggantian semua core.

Gambar 2.16 Advanced Modular Cooling Sistem (AMOCS)

Advanced Modular Cooling Sistem adalah sebuah desain yang unik yang

dapat dijumpai pada berbagain jenis engine jaman sekarang. AMOCS merupakan

singkatan dari Advanced Modular Cooling Sistem.

Advanced Modular Cooling Sistem menggunakan dua jalur sistem

pendingin dan meningkatkan kapasitas permukaan untuk pendingin yang lebih


28

baik dari pada conventional radiator. Sistem ini diaplikasikan untuk bekerja pada

kondisi temperature udara sekitar yang lebih tinggi dengan surface area yang

lebih kecil.

Dua jalur sistem pendingin mensirkulasikan coolant dari saluran hisap

dibagian bawah tangki, keatas melalui bagian depan dari elemen pendingin

radiator. Kemudian coolant mengalir kebawah lagi melalui bagian belakang dari

elemen pendingin radiator kemudian coolant dialirkan dari bagian bawah tanki

menuju water pump. Seperti pada rancangan Improved Multiple Row Module,

kontruksi Advanced Modular Cooling Sistem radiator adalah jenis modular

House radiator menghubungkan water pump dan engin block (umumnya

pada thermostat housing) fungsinya adalah sebagai saluran penghubung aliran

coolant yang akan keradiator dan yang akan mengalir dari radiator kewater

pump.

Bentuk dari house dan sambungan lain biasanya identik dengan

kondisinya. Jika sebuah house yang lunak dan kenyal serta mudah melipat ketika

di tekan, hal ini mengindikasikan bahwa house mengalami kerusakan pada bagian

dalam dan harus diganti. Jika sebuah house yang keras dan tidak fleksibel lagi

sebagai akibat dari panas, house harus diganti. Beberapa house mempunyai

penguat pada bagian dalamnya (spring) untuk mencegah house terlipat ketika

temperature di dalam sistem pendingin turun (drop), clamp house harus diperiksa

secara berkala dari kebocoran atau kekencangan pengikatnya.


29

Gambar 2.17 Tipe fan

Kipas (fan) yang terpasang pada engine ada dua tipe yaitu conventional

suction fan atau blower tipe fan, pada tipe suction fan udara luar akan dihisap dan

aliran udara akan melewati fin dan core yang ada pada radiator, terhembus

keengin dan exhaust melalui sisi ruangan pada bagian belakang atau bagian bawah

engine.

Blower tipe fan beroperasi dengan cara yang berbeda yaitu dengan cara

udara yang dihisap dari bagian belakang kipas dihembusksn melewati engine

kemudian melalui radiator untuk mendinginkan coolant didalam radiator. Blower

tipe fan bigunakan pada engine yang beroperasi pada daerah operasi yang sangat

berdebu, contohnya seperti track tipe tractor yang bekerja pada tempat

pembuangan akhir. Blower tipe fan juga berfungsi untuk membantu mengurangi

kemungkinan tersumbatnya radiator dan kerusakan core akibat pengikisan.

Vehicle pada aplikasi jalan raya umumnya menggunakan conventional

section tipe fan karena kecepatan gerak vehicle dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan aliran udara yang melewati radiator.


30

Tidak direkomendasikan menggunakan Blower tipe fan yang hanya

dirubah posisi pemasangannya sehingga diharapkan dapat menjadi suction fan

karena pitch dari blade akan berbeda dan tidak sama dengan tipe suction fan yang

sebenarnya. Jika hal ini dilakukan dapat mengakibatkan menurunnya kapasitas

aliran udara.

Umumnya fan yang dipakai pada alat berat bahannya terbuat dari baja

(steel) tetapi ada beberapa jenis fan yang menggunakan bahan plastik. Dengan

bahan plastik keuntungannya adalah karena bahannya ringan sehingga blade

menjadi fleksibel pada putaran kecepatan tinggi. Dan hal ini juga akan

mengurangi tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakan fan. Penggunaan fan

dengan bahan plastik juga meningkatkan umur dari drive belt dan bearing serta

suara atau tingkat kebisingan yang ditimbulkan tidak terlalu tinggi.

Dari segi jenis putaran fan umumnya adalah jenis fixed drive yaitu

beroperasi secara terus menerus. Tetapi ada juga pada beberapa aplikasi ada yang

menggunakan fariabel speed fan drive dimana fan akan berputar sesuai dengan

kapasitas pendingin sehingga tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakan fan

dapat tidak selalu sama pada setiap kondisi. Fan ini dikontrol dengan referensi

informasi input dari temperature coolant dan efisiensi tenaga untuk menggerakan

fan lebih baik jika dibandingkan dengan jenis fix fan drive.
31

Gambar 2.18 Viscous drive

Salah satu contoh viscous drive diatas (gambar 2.18) adalah variable fan

drive yang menggunakan viscous yaitu temperature sensitif coupling yang

didalamnya terdapat silicon oli. Saat temperature coolant pada radiator meningkat

maka temperature udara yang melalui radiator dan fan hub juga akan meningkat.

Hal ini mengakibatkan temperature sensitif valve (bimetalic strip) akan membuka

(distort) sehingga silicon oli dapat mengalir kedrive hub.

Hal ini menghasilkan friction pada hub sehingga menyebabkan fan drive

disc berputar. Kecepatan putaran fan tergantung dari jumlah oli yang mengalir

kedalam hub.

Semakin tinggi kecepatan fan maka panas coolant semakin menurun

sehingga panas yang diserap oleh aliran udara juga turun. Hal ini akan
32

menyebabkan temperatur sensitif valve menutup kearah depan sehingga kecepatan

fan berkurang.

Pada saat engine sedang warning up (pemanasan) atau kondisi udara

sekitar dingin maka kecepatan fan akan dikurangi sehingga dapat menghemat

tenaga yang dikeluarkan engine untuk memutar fan.

Gambar 2.19 Electrik fan

1.Fan shroud 5.Fan switch

2.Fan 6.Fuse

3.Motor 7.connector

4.Relay

Susunan rangkaian elektrik dari jenis electric fan dan kontrolnya

ditunjukan pada beberapa aplikasi sebuah single fan dipasang dibelakang radiator

tetapi ada juga yang memakai dua fan yaitu dipasang pada bagian depan dan

bagian belakang radiator. Rangkaian elektrik terbagi menjadi dua rangkaian yaitu

fan switch sirkuit dan fan sirkuit yang terdiri dari fan motor dan fan relay.

Cara kerja motor fan dikontrol oleh fan relay, dan relay akan dikontrol

oleh fan switch , yang terpasang pada thermostat housing. Switch ini merupakan
33

heat sensitif switch yang cara kerjanya adalah ketika temperature sekitar 100ᵒC

switch akan tertutup dan jika temperature kurang dari 100ᵒC maka switch akan

terbuka, switch ini berjenis normaly open.

Temperature sensor tidak akan mengaktifkan relay jika temperature

coolant kurang dari 100ᵒC sehingga arus dari baterai tidak mengalir ke fan motor

sehingga fan tidak akan berputar, hal ini akan menghemat tenaga engine.

Temperature sensor akan mengaktifkan relay jika temperature coolant lebih dari

100ᵒC sehingga arus dari baterai dapat mengalir ke fan motor sehingga fan akan

berputar dan mengalirkan udara keradiator untuk pendinginan.

Gambar 2.20 Hidraulic Motor

Fan yang menggunakan penggerak hydraulic motor yang dikontrol dengan

sebuah thermostatic valve fan. Fan akan diputar ketika coolant telah mencapai

temperature yang ditentukan. Ketika thermostatic valve aktif maka oli akan

dialirkan untuk menggerakan fan hydraulic motor.


34

2.4.3 Water Temperatur Regulator (Thermostat)

Gambar 2.21 Water temperature regulator (thermostat)

Water temperature regulator (thermostat) akan mengatur aliran coolant

menuju radiator. Desain dari water temperature regulator pada setiap engine

dapat berbeda-beda tetapi prinsip kerjanya sama saja.

Gambar 2.22 Parth Water temperature regulator (thermostat)

Water temperature regulator (thermostat) akan mengatur aliran coolant

menuju radiator. Saat engine kondisi dingin, thermostat menutup aliran air

menuju radiator dan coolant dari engine akan dialirkan menuju water pump

melalui bypass tube lalu kembali keengine. Ini akan membantu agar engine dapat

mencapai suhu kerja dengan cepat.


35

Saat engine panas, thermostat akan mengalirkan air menuju radiator untuk

didinginkan sebelum memasuki engine. Thermostat tidak secara penuh membuka

atau menutup, tetapi berada dalam posisi keduanya untuk mempertahankan agar

suhu engine tetap konstan. Suhu engine yang tepat sangatlah penting.

Engine yang terlalu dingin tidak akan bekerja menghasilkan suhu yang

cukup tinggi untuk mendapatkan pembakaran yang efisien dan akan menyebabkan

munculnya endapan pada sistem pelumasan engine, karbon dan lapisan deposit

pada dinding liner serta dapat menimbulkan engin blowby. Jika temperature

terlalu rendah dapat menyebabkan timbulnya kondensasi diruang bakar dan

membentuk asam pada daerah sekitar ring piston. Engine yang terlalu panas akan

menyebabkan engine panas (overheat) dan menyebabkan kerusakan yang serius

pada engine.

Gambar 2.23 Temperatur pembukaan thermostat

Thermostat hanya mengontrol temperature minimum coolant.

Temperature maksimal tergantung pada kapasitas coolant dan panas yang

dihasilkan oleh pembakaran didalam ruang bakar engine. Temperature normal

coolant diantara 71ᵒC (160ᵒF) dan 107ᵒC (225ᵒF). Temperature pembukaan dari

thermostat. Thermostat merupakan komponen penting untuk menjaga engine


36

beroperasi pada temperature kerja operasi. Jangan pernah mengoperasikan engine

tanpa thermostat pada sistem pendingin karena akan aliran coolant pada sistem

pendingin akan selalu mengalir mengalir keradiator akan menyebabkan engine

akan bekerja dibawah temperature kerja operasi terlalu lama.

Gambar 2.24 Cara kerja thermostsat (open) dan (closed)

Cara kerja thermostat dalam keadaan terbuka dan keadaan terbuka, jika

temperature meningkat, wax pellet akan memanjang dan menekan rubber, maka

dengan begitu maka pin akan terdorong tetapi karena pin tersebut fixed dan tidak

dapat bergerak sehingga pellet container akan bergerak kebawah. Kondisi ini

akan menggerakan valve off pada dudukannya, membuka valve dan mengijinkan

coolant mengalir keradiator. Ketika temperature engine turun, wax pada pellet

akan menyusut sehingga spring akan membuat valve menutup dan aliran coolant

keradiator akan tertutup.

Thermostat didesain untuk membuka pada temperature tertentu, contoh

desain thermostat pada 85ᵒc unit akan mulai membuka antara 84ᵒc (184ᵒf) dan

86ᵒc (187ᵒf) dan akan membuka penuh pada 100ᵒc (212ᵒf). Desain thermostat

dengan lapisan lilin (wax) dimaksudkan bahwa jika thermostat rusak maka
37

thermostat akan tetap berada pada posisi terbuka. Lapisan lilin akan cendrung

tetap dalam keadaan mengembang dengan demikian menjaga valve tetap terbuka.

Temperature indicator sistem pendingin memiliki sebuah temperature

gauge yang dihubungkan dengan warnig light. Kenaikan temperature yang

melebihi spesifikasi harus menjadi perhatian bagi operator. Engine harus segera

dimatikan kemudian lakukan pemeriksaan sebelum terjadi kerusakan pada engine.

Temperture sensor pada radiator atau sistem pendingin berfungsi untuk

memonitor temperature coolant dan mengirimkan informasi untuk ditampilkan ke

gauge atau warning light pada instrument panel.

2.4.4 Radiator pressure cup

Gambar 2.25 Radiator pressure cap

Fungsi komponen sistem pendingin yang mungkin paling dilupakan adalah

radiator pressure cap yang memiliki relief valve yang menjaga agar tekanan pada

sistem pendingin tidak melebihi tekanan yang diinginkan. Pressure cap

mempertahankan tekanan pada sistem pendingin.

Dengan menaikan tekanan sebesar 1 psi, titik didih air akan naik sebesar

1,8ᵒc (3,25ᵒf), yang memungkinkan air tidak mendidih pada suhu 212ᵒf (100ᵒc).
38

Umumnya radiator cap memiliki relief valve yang sanggup menahan tekanan

sistem pendingin berfariasi antara 48-165 kpa (7-24 psi). Ketika temperature

coolant naik maka tekanan sistem pendingin juga akan naik karena sistem

menggunakan sistem penutup.

Gambar 2.26 Cara kerja radiator cap

Didalam radiator cap terdapat pressure spring, pressure valve dan

saluran reservoir, pada saat tekanan mencapai nilai pembukaan relief valve maka

air dan udara yang bertekanan akan dibuang atau ditampung bila engine

menggunakan reservoir. Proses ini berlangsung untuk mencegah tekanan yang

berlebihan pada sistem pendingin.

Gambar 2.27 Vacum valve radiator cap


39

Vacum valve pada radiator cap berfungsi untuk mencegah terjadinya

kevakuman pada sistem pendingin, valve membuka ketika tekanan sistem lebih

rendah 1 psi dibawah tekanan atmosfir dan membiarkan udara masuk kedalam

sistem atau coolant yang ditampung pada reservoir kembali masuk keradiator.

Vehicle menggunakan exvansion tank (reservoir) yang dihubungkan

dengan saluran fentilasi pada bagian kanan (gambar 2.27). Pada saat engine tidak

dioperasikan dan sistem pendingin masih dingin maka coolant dari expansion

tank akan mengalir kedalam radiator melalui saluran yang ada pada radiator cap.

Gambar 2.28 Level coolant

Level pengisian coolant harus mencapai level pada filler pipe. Jika sistem

pendingin dilengkapi dengan coolant recoveri sistem (expansion tank atau

reservoir) untuk pengecekan level coolant dapat dilihat pada recoveri container.
40

2.4.5 Expansion Plug(Frost Plug)

Gambar 2.29 Expansion plug

Expansion plug digunakan untuk menutup lubang-lubang pengecoran

(casting holes) pada block engine yang biasanya sebagai saluran coolant.

Expansion plug umumnya terbuat dari bahan alloy. Expansion plug

Memberi ruang jika coolant membeku pada aplikasi didaearah dingin. Pemuaiam

coolant pada saat panas dapat menyebabkan silinder block mengalami retak

dengan penggunaan expansion plug hal ini dapat dikurangi karena expansion plug

dapat melenturkan atau menerima pemuaian dari block.

Expansion plug juga tahan terhadap korosi. Penggantian expansion plug

harus dilakukan sesuai dengan prosedur dan spesifikasi pabrik, pastikan

penggunaan bonding compound yang benar dan pemasangan plug dilakukan pada

kedalaman yang sesuai.


41

Gambar 2.30 Coolant conditioner element

Beberapa aplikasi engine dilengkapi dengan replaceable coolant

condisioner element. Condisioner element terdiri dari corrosion in hibitor yang

berfungsi untuk melindungi sistem pendingin engine.

Sistem yang menggunakan condisioner element memerlukan inisial fill

yang dilakukan pada saat pengisian sistem pendingin pertama kali. Selama normal

servis interfal menggunakan maintenance element.

Coolant filter terdiri dari sebuah filter elemen dan sebuah tempat untuk

larutan kimia yang akan larut didalam coolant selama priode waktu tertentu.

Larutan kimia digunakan untuk memastikan bahwa level konsentrasi yang

lengkap selama priode waktu tertentu.

Filter berfungsi juga untuk menjaga kondisi acid-free dari coolant selama

larutan kimia larut secara perlahan. Sebagai mana filter yang memiliki bypass,

hanya sebagian kecil dari coolant bersirkulasi melalui filter, tetapi seiringnya

dengan berjalannya waktu semua coolant pernah melalui filter.


42

Sebuah hose filter biasanya terpasang pada sisi yang bertekanan sebagai

contoh, block dan thermostat housing, sementara yang lain berada pada sisi low

pressure sebagai contoh, inlet untuk water pump.

Coolant tergantung dari pabrik pembuatnya biasa dapat diidentifikasi

dengan warna seperti pink, gren,atau yellow, tetapi warna tersebut tidak boleh

digunakan sebagai patokan tingkat konsentrasi dari coolant.

Coolant bias saja masih berwarna cerah tetapi tingkat perlindungannya

mungkin sudah tidak mencukupi.

2.4.6 Aftercooler

Gambar 2.31 Aftercooler

Aftercooler dipasang setelah turbocharger pada engin untuk menurunkan

suhu udara yang akan memasuki ruang bakar. Ini menyebabkan kerapatan udara

menjadi meningkat. Sehingga jumlah udara menjadi lebih banyak dan efisien, dan

tenaga yang dihasilkan engine meningkat. Beberapa pabrik engine mengistilahkan

aftercooler sebagai intercooler.


43

Gambar 2.32 Jaket water aftercooler

Berdasarkan media pendingin yang dipakai aftercooler dibagi menjadi dua

yaitu, menggunakan media air dan media air. Terdapat tiga sistem yang

menggunakan aftercooler. Semua jenis aftercooler berfungsi sama. Aftercooler

akan menyerap panas dari udara sehingga udara menjadi lebih dingin dan

kerapatan udaranya menjadi meningkat.

Gambar 2.33 Air to air aftercooler

Air to air aftercooler untuk aplikasi engine sekarang umumnya aftercooler

dipasang pada bagian depan coolant radiator pada engine.


44

Gambar 2.34 jacket water aftercooler / core assembly

Sistem jacket water aftercooler memiliki core assembly yang digunakan

sebagai saluran coolant untuk mendinginkan udara.

Coolant yang digunakan adalah coolant yang sama yang digunakan untuk

mendinginkan engine. Coolant ini digunakan untuk mendinginkan udara yang

akan memasuki ruang bakar. Coolant dari water pump mengalir melalui

aftercooler core. Udara bertekanan dari turbocharger didinginkan oleh

aftercooler ini sebelum memasuki intake manifold.

Sistem aftercooler rangkaian terpisah mirip dengan sistem jacket after

cooler dengan beberapa perbedaan yang kecil. Rangkaian pendingin udara

terpisah dari sistem pendingin yang digunakan untuk mendinginkan mesin. Jaket

water bekerja untuk mendinginkan engin head, engin block, oli transmissi dan

lain-lain.

Sistem separate circuit aftercooler memiliki pompa saluran air dan

pemindah panas tersendiri. Sistem ini umumnya digunakan pada aplikasi dimana

proses pendinginan udara yang maksimum diperlukan. Beberapa aplikasi kapal


45

laut menggunakan sistem ini dengan pemindah panas (panas exchanger) yang

dirancang untuk menggunakan air laut untuk sirkuit pendingin. Pada track besar

yang digunakan pada pertambangan juga menggunakan aftercooler jenis ini.

2.4.7 Engine Oil Cooler

Gambar 2.35 Engine Oil cooler

Engin Oil Cooler untuk mengefisiensikan pelumasan, oli engin perlu

untuk dijaga pada level tertentu. Temperatur oli engin tidak boleh melebihi 120ᵒC.

Sehubungan dengan adanya friksi dan beban yang terjadi pada oli didalam high

performance engin heavy duty diesel engin, temperatur oli akan naik sehingga

perlu untuk didinginkan secara terus menerus agar temperatur oli sesuai dengan

temperature kerja oli.

Gambar 2.36 Komponen oil cooler


46

Engin oil cooler terdiri dari sebuah metal housing yang memiliki

sekumpulan tube tembaga yang mana terpisah oleh susunan sekat (buffli).

Gambar 2.37 Potongan oil cooler

Coolant engin mengalir didalam tube-tube dan oli engine yang panas

mengalir disekitar bagian luar dari tube.

Oil cooler mengurangi temperature maksimum dari oli engine dan juga

mempercepat tercapainya temperatur kerja engine dengan cara mensirkulasikan

oli engin sampai mencapai temperatur kerja maksimum.

2.4.8 Hose (Selang)

Gambar 2.38 Hose (Selang)

Hose (selang) karet membuat hubungan yang fleksibel antara engine dan

radiator atau komponen lainya. Penguat penjepit selang karet digunakan untuk
47

membalut permukaan, dan menjaga tekanan dalam sistem dengan menahan

kelenturannya.

BAB III
48

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Lokasi Penelitian

3.1.1 Objek penelitian

Objek penelitian penulis yaitu engine Excavator PC-200. Pada Engine ini

penulis melakukan Trouble/perawatan pada sistem pendingin.

Gambar 3.1 Komponen Engine Sistem pendingin


3.1.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitaian penulis CV.MUHIBAH bertempat Dijalan Antasari

Sungai sembilan, Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Adapun

dilaksanakannya penelitian ini dimulai dari bulan November sampai dengan

Februari 2017, dimana pada waktu itu pencarian refrensi pustaka riteratur

opservasi lapangan untuk megambil data.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini, ada beberapa

metode yaitu metode research, metode interview dan metode observasi.

3.2.1 Metode Research 48


49

Metode research yaitu dengan cara mencari data-data tambahan yang

dibutuhkan untuk membantu penelitian. Data-data tersebut dapat di peroleh dari

berbagai sumber seperti shop manual, buku-buku, dan internet. Yang berkaitan

dengan penelitian yang dapat menunjang untuk terselesainya tugas akhir penulis.

3.2.2 Metode Interview

Metode Interview yaitu metode pengumpulan data denga cara mendapatkan

keterangan secara langsung dari dosen pembimbing dilapangan. Dan mekanik

dilapangan pada saat melakukan pembongkaran alat berat tersebut.

3.2.3 Metode Observasi

Metode observasi yaitu pengamatan secara langsung pada alat yang akan

menjadi bahan penelitian, adapun pengamatan yang penulis lakukan yaitu dengan

terjun langsung kelapangan. Dengan metode ini penulis dapat lebih banyak

memperoleh data yang akurat kerena terjun langsung pada saat proses

pengambilan data.

3.3 Data Yang Dibutuhkan (Primer dan Skunder)

Adapun data yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian yaitu data Primer

dan Data Skunder.

3.3.1 Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara

langsung dari sumbernya. Data ini bisa disebut juga sebagai data asli, untuk

mendapatkan data primer peneliti yang secara langsung mengumpulkannya.

Tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data primer ini antara lain :
50

observasi dengan mekanik atau operator unit excavator yang ada kaitannya

dengan obyek penelitian ini.

3.3.2 Data Skunder

Data skunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada diantaranya yang diperoleh dari dokumen-

dokumen perusahaan milik alat berat tersebut yang akan ditrouble/maintenance

dan literature misalnya dari manual book Operation & Maintenace Manual

(OMM) yang milik unit tersebut.

3.4 Pengambilan Data

Adapun dalam pengambilan data yang dilakukan yaitu dengan menyiapkan

beberapa peralatan untuk menunjang dalam berlangsungnya proses pengambilan

data. Alat yang digunakan untuk pengambilan data sebagaiberikut :

3.4.1 Shop Manual

Shop Manual yaitu sebagai panduan dalam melakukan pembongkaran unit,

sehingga membongkar unit hanya alat yang berkaitan dengan kerusakan dan

menghemat waktu untuk melakukan pembongkaran unit yang tidak ada kaitannya

dengan kerusakan pada unit.

Gambar 3.2 Shop Manual


51

3.4.2 Tool Box Set


Tol box set fungsinya Sebagai kotak penyimpanan alat-alat yang akan di

gunakan untuk praktek yang berisi berbagai kunci-kunci yang di perlukan saat

membongkar alat dan bisa juga di gunakan sebagai tempat penyimpanan baut di

karenakan di dalam tool box set terdapat sekat untuk penyimpanan alat maupun

baut saat membongkar.

Gambar 3.3 Tool Box Set

3.4.3 Shocket set

Shocket set fungsinya alat untuk membuka baut yang momennya lebih berat

atau soket adalah alat berbentuk silinder yang dibuat dari baja tensil tinggi

atau sejenis logam paduan yaitu chrome vanadium dan untuk memperbaiki

penampilannya dilapisi dengan nikel.

Satu ujung soket mempunyai dudukansegi empat, dan ujung lainnya

mempunyai dimensi hexagonal (seperti kunciring) digunakan pada mur atau

baut,Kunci soket sering disebut juga kunci sok yang dirancang khusus untuk

melepas/memasang baut dan mur. Kunci sok adalah jenis kunci yang paling baik

digunakan untuk melepas komponen dari kendaraan bermotor. Kunci ini akan pas

pada baut hampir pada seluruh tempat pada kendaraan.


52

Gambar 3.4 Shocket set


3.4.4 Safety/Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri (APD) berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk

melindungi pekerja dari benturan yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan

bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik,

elektrik, mekanik dan lainnya.

Gambar 3.5 Alat safety

3.4.5 Marjun

Marjun fungsinya untuk mengelap komponen-komponen yang kotor.


53

Gambar 3.6 Marjun

3.4.6 Air flow indicator group (Blowby)

Air flow indicator group (Blowby) terdiri dari sebuah digital indicator

genggam sebuah remote mounted pick-up,kabel 915mm (3ft) hose blowby dan

beberapa konektor. Peralatan ini mampu mengukur volume gas blowby yang

keluar dari crankcase breather dan dapat pula digunakan untuk mengukur

kecepatan udara yang melawati radiator. Dengan peralatan ini dapat menentukan

perbedaan area pada core dan untuk mengidentifikasi area yang tersumbat.

Gambar 3.7 Air flow Indicator Group (Blowby)

3.4.7 Digital Thermometer Group

Digital thermometr Group berfungsi untuk menentukan kondisi sistem

pendingin jika mengalami overheating atau overcooling. Peralatan ini dapat

digunakan untum mengukur temperatur dibagian-bagian tertentu pada sistem

pendingin.
54

Gambar 3.8 Digital Thermometer Group

3.4.8 Self-Seling Probe Adaptor

Self-Seling Probe Adaptor dapat digunakan untuk memasang probe untuk

tekanan dan temperatur sehingga tidak perlu men-drain coolant pada sistem

pendingin. Probe adaptor secara otomatis tidak akan bocor ketika probe dilepas.

Dengan probe adaptor membuat proses pengetesan sistem pendingin lebih cepat

dan mudah.

Probe adaptor dapat digunakan pada sistem pendingin dengan tekanan

sampai 690 kpa (100psi) dan temperature sampai dengan 120ᵒc (250ᵒf). Sel-seling

mempunyai ukuran ulir pipa 1/8 , Self-seling probe adaptor mempuyai ukuran ulir

¼, Self-selinng probe adaptor group mempunyai standar ulir 9/16 dan 18 tpi.

Gambar 3.9 Self-Seling Probe Adaptor dan cara kerja

1.Self –seling probe adaptor group (1/8 inch pipe theread)


55

2.Self-seling Probe adaptor group (1/4 inch pipe theread)

3.Self-selin probe adaptor group (9/16 inch standar theread)

3.4.9 Coolant dan Bateray Tester

Alat Coolant dan Bateray Tester berfungsi untuk memberikan informasi

pembacaan yang akurat tentang temperatur beku coolant. Alat ini dipakai untuk

coolant yang mengandung Ethilene glycol. Hanya beberapa tetes coolant yang

dibutuhkan dalam pengetesan. Coolant dapat dites dalam keadaan panas atau

dingin karena alat ini secara otomatis akan menyesuaikan dengan kondisi

temperature coolant yang dites. Coolant dan Baterai tester (5P0957) menunjukan

temperature dalam derajat farenheit dan coolant baterai tester (5P3514)

menunjukan temperature coolant dalam derajat centigrade.

Coolant and Baterai tester dapat juga digunakan untuk mengetes spesifik

grafity pada lead-acid baterai elecktrolite.

Gambar 3.10 Coolant dan Bateray Tester

3.4.10 Suplemental Coolant Additive tes Kit ( 8T5296)

Suplemental Coolant Additive tes Kit ( 8T5296) digunakan untuk

mengukur secara akurat konsentrasi supplemental additive dan tingkat konsentrasi

ethylene glycol dalam campuran coolant.


56

Pengetesan dengan dengan test kit ini dapat mencegah konsentrasi yang

berlebihan atau terlalu sedikit pada coolant yang dapat mengakibatkan kerusakan

pada engine. Pengetesan dengan test kit ini hanya membutuhkan beberapa menit

saja untuk melakukannya.Pengetesan dengan tes kit ini dapat menentukan level

condisioner dan rekomendasi yang harus dilakukan dalam perawatan sistem

pendingin.

Pemeriksaan coolant secara berkala harus dilakukan karena konsentrasi

condisioner akan berkurang dengan jumlah yang tidak dapat diperkirakan. Hal-hal

yang berpengaruh terhadap rata-rata pengurangan konsentrasi yaitu, jumlah

antifrez yang berbeda-beda , kesalahan perawatan, gas blowby, ketinggian

radiator dengan air, umur pemakaian engine dan kondisi-kondisi lain yang

berhubungan dengan penggunaan heavy duty diesel dan gasoline engin.

Gambar 3.11 Suplemental Coolant Additive tes Kit ( 8T5296)

3.4.11 Thermocouple Temperature Adaptor

Thermocouple Temperature Adaptor digunakan dengan multimeter, range

dari alat ukur ini sekitar 46ᵒc sampai dengan 900ᵒc (50ᵒf sampai 1,652ᵒf) probe

yang digunakan yaitu hand probe , wire, immersion dan exhaust probe.
57

Gambar 3.12 Thermocouple Temperature Adaptor

3.4.12 Multatech Group

Multatech Group merupakan alat yang memiliki phototech attachment

untuk mengukur kecepatan putar kipas.

Gambar 3.13 Multatech Group

3.4.13 System Pressuruzing Pump

System Pressuruzing Pump digunakan untuk membuat sistem pendingin

bertentangan sehingga dapat untuk mengetes kebocoran. Alat ini dapat juga

digunakan untuk mengetes pressure reliev valve dan pressure gauge.


58

Gambar 3.14 Pressuruzing Pump

3.4.14 Pressure Probe

Pressure Probe digunakan dengan pressure gauge untuk mengecek

tekanan coolant, biasanya digunakan pada sisi inlet atau outlet pada water pump.

Gambar 3.15 Pressure Probe

3.4.15 Langkah Trouble

Untuk melakukan perbaikan dan mendiagnosa sebuah sistem sangatlah

penting tentang cara kerja dan hubungan sistem tersebut terhadap sistem-sistem

yang lain.

Untuk melengkapai pengambilan data kita melakukan, pemeriksaan dan

penggantian media pendingin pada engine dan langkah-langkahnya sebagai

berikut :
59

1 Pastikan alat terparkir dengan benar ditempat yang rata, tujuannya agar

posisi alat benar-benar aman untuk bekerja.

2. Pastikan baterai disconnect/kunci kontak telah dimatikan, tujuannya

agar supaya tidak terjadi sorted circuit, dan tidak dioperasikan orang

lain.

3. Pastikan dangertag dipasangkan pada disconnect switch, tujuannya

untuk memberitahu orang lain agar tidak dioperasikan alat karena

sedang dalam perbaiakan.

4. Pastikan engine dalam keadaan dingin.

Adapun langkah-langkah pada saat pengujian/perawatan sistem pendingin

Engine Excavator PC-200 yaitu :

1. Pengecekan ketinggian level coolant pada sistem pendingin.

2. Pengecekan kebocoran pada sistem pendingin.

3. Pengecekan kebengkokan sirip-sirip radiator, yakinkan bahwa aliran

udara yang melewati radiator tidak terhambat.

4. Pengecekan kekencangan belt untuk kipas radiator.

5. Pengecekan kerusakan pada kipas.

6. Pengecekan jika ada gelembung gas buang atau udara didalam sistem

pendingin.

7. Pengecekan filter cap dan seal untuk menyekat pada cap.


60

3.5 Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan model

interaktif menurut ghony dan almanshur, 2012, dalam model interaktif ini terdapat

tiga analisa yaitu:

1. Reduksi data yang merupakan suatu proses pemilihan pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lokasi penelitian.

2. Sajian data yaitu merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkunan adanya pemeriksaan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.

3. Penafsiran data dan penarikan kesimpulan.


61

3.6 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Observasi lapangan dan study pustaka

Melakukan Trouble Sistem Pendingin

Trouble
Perbaikan Tidak
Pemasangan

Uji coba
alat

Ya

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.16 Diagram Alir Penelitian


62

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Dan Pembahasan

Dari hasil Pembahasan pemeriksaan komponen Sistem pendingin aliran udara

yang mengalir melalui kisi-kisi radiator digunakan untuk menyerap panas dari

coolant sistem pendingin. Agar udara dapat mengalir melalui radiator maka

dibutuhkan kipas, aliran udara yang mengalir melalui kisi-kisi radiator tidak akan

maksimal jika terhambat oleh material seperti, serangga, rumput, dan kotoran

yang tersangkut pada kisi-kisi radiator.

Gambar 4.1 Radiator

Langkah pemeriksaan/penganalisaan media sistem pendingin untuk

melengkapai pengambilan data penulis melakukan pembongkaran, pemeriksaan

dan penggantian media sistem pendingin pada unit.

4.1.1 Langkah-Langkah pemeriksaan Media sistem pendingin.

Langkah-langkah pemeriksaan media sistem pendingin yaitu :

1.Pemeriksaan dan Penggantian media sistem pendingin meliputi

pemeriksaan kapasitas dan kualitas media sistem pendingin,

Pemeriksaan kualitas(Reservoir Tank) media pendingin meliputi

62
63

pemeriksaan terhadap endapan karat atau kotoran di sekitar tutup

radiator atau lubang pengisi radiator. Disamping itu media pendingin

juga tidak boleh mengandung minyak pelumas.

2. Pemeriksaan kapasitas media sistem pendingin, kapasitas air pendingin

dapat dilihat pada tangki cadangan. Permukaan media pendingin harus

berbeda diantara garis low dan full dalam keadaan mesin dingin.

Apabila jumlah air pendingin kurang, periksa kebocoran dan

tambahkan media pendingin sampai garis full.

3. Pemeriksaan dan penggantian kualitas media pendingin, endapan karat

atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator

harus sedikit. Apabila media pendingin terlalu kotor atau banyak

mengandung karat (berwarna kuning) harus dilakukan penggantian

dengan cara melepas tutup radiator. Pada saat membuka tutup

radiator, mesin harus dalam keadaan dingin. Apabila tutup radiator

dibuka dalam keadaan panas, cairan atau uap yang bertekanan akan

menyembur keluar.

4. Megeluarkan media pendingin melalui lubang penguras dengan cara

mengendorkan atau melepaskan baut penguras.Menutup lubang

penguras, kemudian isilah dengan media pendingin berupa ethylene

glycol base yang baik dan campurlah sesuai dengan petunjuk dari

Komatsu. Pendingin yang dianjurkan ialah yang megandung ethylene

glycol base lebih dari 50% tetapi tidak lebih dari 70%. Media
64

pendingin tipe alcohol tidak di sarankan dan harus harus dicampur

dengan air sulingan.

4.1.2 Pemeriksaan dan penggantian pompa air.

pompa air perlu diperiksa apa bila air didalam sistem pendingin tidak

bersirkulasi, kerena fungsi pompa air yaitu untuk menekan air pendingin

sehingga dapat bersirkulasi didalam sistem. Gejala yang ditimbulakan

apabila pompa air tidak bekerja yaitu temperatur mesin naik dengan cepat

pada saat mesin hidup. Pompa air juga perlu diganti apabila seal perapat

telah aus atau sudah tidak mampu menahan tekanan air, dalam kenyataan

nya seringkali seal pompa tidak tersedia di pasaran, sehingga apabila terjadi

kebocoran air akibat seal pompa, maka harus mengganti unit pompa secara

keseluruhan untuk melepas pompa dari sistem pendingin sebaikanya

megikuti prosedur yang benar. Demikian pula pelepasan komponen-

komponen pompa. Pelepasan dan pemesangan komponen yang tidak benar

akan megakibatkan kerja pompa tidak optimal. Selanjutnya dalam penelitian

ini akan dibahas prosedur pelepasan, pemeriksaan dan pemasangan pompa

air.

4.1.3 Pelepasan, Pemeriksaan Dan Pemasangan Pompa Air.

Adapun prosedur pelepasan dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan

media pendingin mesin,melepas tali kipas, kipas, kopling fluida dan poli

pompa air dengan cara merentangkan tali kipas dan megendurkan mur

pengikat tali kipas,megendorkan povot dan baut penyetel, altenator,

kemudian lepas tali kipas,melepas mur pengikat kipas dengan kopling fluida
65

dan puli,melepas mur pengikat kipas dari kopling fluida,melepas pompa air

dan Pelepasan komponen pompa air.

Pemeriksaan pompa air dapat dilakukan dengan cara memutar dudukan

puli dan mengamati bahwa bearing pompa air tidak kasar atau berisik,

apabila diperlukan, bering pompa air harus diganti.Pemeriksaan kopling

fluida dari kerusakan dan kebocoran minyak silicon.

Komponen pompa air terdiri dari bodi pompa, dudukan puli, bearing,

satuan seal, rotor gasket dan plat. Prosedur pelepasan komponen pompa air

yaitu melepas plat pompa dengan cara melepas baut pengikat melepas

dudukan puli dengan tekan poros bearing dan lepas dudukan puli cara

melepas bearing pompa, memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai

mencapai suhu 75°C - 85°C, dan menekan poros bearing dan melepas

bearing dan rotor.

Sedangkan prosedur perakitan komponen pompa air yaitu dengan cara

memasang bearing pompa dengan cara, memanaskan bodi pompa air secara

bertahap sampai mencapai suhu 75°C - 85°C, tekan poros bearing dan lepas

bearing dan rotor. Permukaan bearing harus rata dengan bodi

pompa.Memasang seal pompa, oleskan seal pada seal baru dan bodi pompa,

pasang seal, memasang dudukan puli pada poros bearing pompa,memasang

rotor, permukaan rotor harus rata dengan permukaan poros bearing,

memasang plat pompa, periksa bahwa rotor tidak menyentuh plat pompa,

memeriksa bahwa pompa air berputar lembut.


66

4.1.4 Pelepasan, Pemeriksaan Dan Pemasangan Thermostat.

Prosedur pelepasan thermostat dapat dilakukan dengan cara

mengeluarkan media pendingin mesin, melepas saluran air keluar, selang

karet atas, melepas tutup rumah thermostat, kemudian megeluarkan

termostat dari rumahnya.

Pemeriksaan thermostat, dengan cara mencelupkan thermostat ke dalam

air dan panaskan air secara bertahap, kemudian periksalah temperatur

pembukaan katup, temperatur pembukaan katup 80°C -90°C. Jika

temperatur pembukaan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, thermostat

perlu di ganti, memeriksa tinggi kenaikan katup, jika kenaikan katup tidak

sesuai dengan spesifikasi, maka thermostat perlu diganti, spesifikasi

kenaikan katup pada 95°C : 8mm atau lebih.

Prosedur pemasangan thermostat dengan cara memasang gasket baru

pada thermostat, meluruskan jiggle valve thermostat dengan tanda di sisi

sebelah kanan dan masukan ke dalam rumah saluran. Posisi jiggle Valve

dapat bergeser, 10°C ke kiri atau ke kanan.

Pemeriksaan dan pengujian sistem pendingin dalam sistem pendingin

yaitu pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin. Untuk memeriksa

kebocoran sistem pendingin diperlukan alat yang disebut “Radiator Cap

Tester” alat tersebut disamping menetukan kondisi tutup radiator.

Pemeriksaan tutup radiator dapat dilakukan dengan cara, melepas tutup

radiator, kemudian pasang tutup radiator pada radiator cap tester yaitu alat
67

uji radiator. Untuk mencegah terjadinya bahaya panas tidak diperkenankan

membuka tutup radiator dalam keadaan mesin masih panas, karena cairan

dan uap bertekanan akan menyembur keluar.

Memeriksa tutup radiator dengan alat uji radiator, lakukan pemompaan

dan ukurlah tekanan pembuka katup vakum.tekanan pembuka standar 0,75-

1,05 kg/cm (10,7-14,9 psi). Tekanan pembuka minimum 0,6 kg/cm (8,5 psi).

Untuk memeriksa tutup radiator sebaiknya menggunakan pembaca

maksimum sebagai tekanan pembukaan. Apabila tekanan pembuka kurang

dari minimum, maka tutup radiator perlu diganti.

Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dapat dilakukan dengan cara

Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian pasanglah radiator cap

tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator, pompalah

radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm (17,1 psi). Dan periksa bahwa

tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada kebocoran pada

sistem pendingin atau pada komponen sistem pendingin, oleh kerena itu

perlu pemeriksaan kebocoran pada saluran pendingin, radiator dan pompa

air. Apabila tidak ditemukan kebocoran pada komponen tersebut maka perlu

diperiksa blok dan kepala radiator.


68

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan perawatan pada sistem

pendingin Engine Excavator PC-200 sebagai berikut :

1. Water pump, menghasilkan aliran didalam system pendingin,menghisap

coolant yang lebih dingin dari bawah bagian radiator kemudian

mengalirkannya keseluruh system, sebagian high perrformance diesel

engine dilengkapi dengan sebuah engine oil cooler dimana coolant akan

dialirkan melalui oil cooler dan kemudian kecilinder block, thermostat

mengatur aliran coolant menuju radiator pada saat engine kondisi dingin

thermostat menutup aliran air menuju radiator dimana terpasang pressure

cap untuk mengatur tekanan didalam system pendingin dan coolant dari

engine akan dialirkan menuju water pump melalui bypass tube lalu kembali

ke engine dapat mencapai suhu kerja yang cepat. Saat engine panas

thermostsat Akan mengalirkan air menuju radiator untuk didinginkan

sebelum memasuki engine ,thermostat tidak secara penuh membuka atau

menutup tetapi berada dalam posisi keduanya untuk mempertahankan agar

suhu engine tetap konstan. engine yang terlalu dingin tidak akan bekerja

menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk mendapatkan pembakaran

yang efisien dan akan menyebakan munculnya endapan pada system

pelumasan engine, engine yang terlalu panas akan menyebabkan over

68
69

heating. house sebagai saluran penghubung yang fleksibel dari radiator

dengan engine.

2. Dengan melakukan perawatan berkala, maka kerusakan pada komponen

dapat segera diketahui,agar terhindar dari resiko kerusakan yang lebih parah

pada sistem pendingin

3. Pada saat penulis menganalisa setiap komponen system pendingin penulis

menemui satu masalah pada radiator dimana sebagain kisi-kisi / cor

radiator mengalami korosi dan tidak dalam keadaan standard terjadi

penyumbatan, dikarenakan kurangnya perawatan, dan komponen tersebut

harus diganti part yang baru.

5.2 Saran

Dari kajian dan analisa penulis di dalam melakukan perawatan dan

perbaikan, penulis memliki beberapa saran untuk pembuat melakukuan perawatan

dan perbaikan sebagai berikut :

1. Dalam melakukan perbaikan selalu dahului dengan pemeriksaan dan kita

harus mengetahui dahulu komponen dari sistem pendingin beserta

penempatannya pada mesin. Sebelum perbaikan sistem pendingin sebaiknya

dilakukan pemeriksaan yang teliti sebab berhasil tidaknya suatu perbaikan

tergantung ketelitian pemeriksa pada saat pemeriksaan sistem pendingin.

2. Mengetahui cara kerja dan fungsi setiap komponen sistem pendingin untuk

memudahkan kita melakukan dan menentukan cara perawatan dan

perbaikan sistem pendingin dengan benar.


70

3. Selalu melelakukan perawatan terhadap komponen-komponen penghubung

agar tidak terjadi hal yang fatal pada saat mesin beroprasi.Segera perbaiki

jika terdapat tanda-tanda kerusakan sebelum kerusakan semakin parah.

4. Analisa terlebih dahulu pokok kerusakan baru menentukan bagaimana cara

mengatasinya sebelum melakukan perbaikan dan perawatan terhadap sistem

pendingin. Gunakanlah suku cadang yang asli dalam setiap penggantian

komponen kendaraan.
71

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Shop Manual PC 200-7 Komatsu, Japan.


Anonim, (Daryanto:1999:1), (Daryanto: 1999:33).

Cv. Muhibah. (2017), Nunukan

Management Alat Berat, Panduan Siswa Training Centre Cilengsi. (2011) “ New
Step 1”. Jakarta.

Trisno Yuwono,Mpd Kurikulum 2013.


iv

Anda mungkin juga menyukai