Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTEK

SISTEM PENDINGIN DAN PELUMAS

Dosen Pengampu :Dr. I Putu Gede Sopan Rahtika, BS, MS

Disusun Oleh :

Nama : Shalom Jitro Anugrah Santoso

NIM : 2115213060

Kelas : 3D TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI BALI


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Saya panjatkan puji syukur kepada ida sang hyang widi wasa karena telah di beri
Kesehatan sehingga saya dapad menyelesaikan praktikum di lab otomotif, dan menyelesaikan
laporan praktek tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini ialah sebagai syarat untuk
memenuhi tugas praktikum sistem pendingin dan pelumas.

Tersusunnya laporan ini, atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan
laporan ini, diantaranya :

1. Dr. I Putu Gede Sopan Rahtika,BS,,MS


2. Teman-teman dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.

Saya sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan, agar laporan ini dapat
tersusun lebih baik lagi. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN SISTEM PENDINGIN

1.1 Latar belakang


1.2 Tujuan praktikum
1.3 Manfaat praktikum

BAB 2 TEORI DASAR

2.1 Bagian-bagian sistem pendingin


2.2 Fungsi sistem pendingin pada mesin
2.3 Cara kerja sistem pendingin

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Alat yang digunakan saat praktek


3.2 Langkah pembongkaran
3.3 Analisa kerusakan
3.4 Langkah perakitan atau pemasangan

BAB 4 PENUTUP

4.1 kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN SISTEM PELUMAS

1.1 Latar belakang


1.2 Tujuan praktikum
1.3 Manfaat praktikum

BAB 2 TEORI DASAR

2.1 Bagian-bagian sistem pelumas


2.2 Fungsi system pelumas pada mesin
2.3 Cara kerja sistem pelumas

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Alat yang digunakan saat praktek


3.2 Langkah pembongkaran
3.3 Analisa kerusakan
3.4 Langkah perakitan atau pemasangan

BAB 4 PENUTUP

4.1 kesimpulan

DAFTAR PUSTA

BAB 1

PENDAHULUAN SISTEM PENDINGIN


1.1 LATAR BELAKANG

Sistem pendingin secara umum berfungsi untuk mendinginkan suhu mesin agar kondisi
mesin tetap prima dan mobil bisa digunakan dengan baik tanpa terjadi kerusakan, sistem
pendingin ada tiga macam yaitu: sistem pendingin air, sistem pendingin udara, dan sistem
pendingin oli. Dalam sistem pendingin udara terbagi menjadi dua macam yaitu: pendingin udara
alami dan pendingin udara buatan, contohnya seperti pada pendingin sepeda motor yang
menggunakan pendingin udara alami untuk menyirkulasi panas yang ditimbulkan oleh mesin,
sedangkan pendingin udara buatan contohnya seperti pada pendingin mobil yang menggunakan
kipas di belakang radiator.

Sistem pendingin mesin juga memerlukan perawatan agar kondisi sistem pendingin tetap
baik dan berfungsi secara optimal, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sudah terbisa
menggunakan air biasa untuk mengisi radiator dan tidak menggunakan radiator coolant, hal ini
yang menyebabkan komponen pendingin mesin mudah rusak atau cepat berkarat terutama pada
blok mesin, pompa air, dan juga komponen yang lainnya akan cepat rusak, jika sudah rusak
komponenkomponen yang berkarat sulit untuk direparasi sehingga peforma mobil akan sedikit
berkurang gara-gara kinerja pendingin mesin tidak sempurna, oleh sebab itu pendingin mesin
perlu mendapat perawatan yang lebih.

Sistem pendingin pada mobil berfungsi untuk menurunkan temperatur pada mesin yang
terjadi akibat dari pembakaran . Proses pembakaran selanjutnya akan menghasilkan tenaga
mekanis yang kemudian akan menggerakkan mesin. Akibat lain dari proses pembakaran adalah
hanya panas yang apabila tidak didinginkan akan merusak komponen dari mesin itu sendiri.
Sistem pendingin (cooling system) adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya over
heating pada mesin. sistem pendingin ini digunakan sesuai dengan kondisi dan keperluan motor
bakar.Dalam perencanaan ini sistem pendingin yang digunakan adalah pendingin dengan air,
yang dialirin pada rongga – rongga engine (water jacket) yang sistem pendinginannya berupa
sistem tertutup dimana digunakan radiator serta fan (kipas) untuk mempercepat aliran udara pada
saat engine bekerja.Untuk mensirkulasikan air pendingin pada engine dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu :

a. Sirkulasi alam Cara kerjanya adalah mengalirnya air pada sistem pendingin akibat
perbedaan berat jenis air, karena naiknya temperatur air maka air tersebut akan naik ke
atas bagian – bagian radiator untuk selanjutnya masuk kembali kedalam rongga –
rongga engine.

b. Sirkulasi paksa Untuk mempercepat jumlah panas yang dibuang maka sirkulasi dari
air harus dipercepat dengan bantuan pompa, cara ini disebut sirkulasi paksa.

Pada sistem pendingin ini , khususnya pada sistem pendingin yang sering kali
mengalami ganggua, bahkan bisa dibilang tidak layak dan sebaiknya segera diganti, paling tidak
dilakukan penggantian pada sirip-sirip radiator dan yang paling penting adalah pada komponen
pompa air yang sering berkarat apa bila 3 tidak menggunakan air radiator yang asli. Apa lagi
didaerah pesisir pantai yang tingkat keasamannya tinggi.

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM

 Agar Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja ssitem pendingin pada kendaraan
 Agar Mahasiswa dapat mengetahui komponen yang terdapat pada sistem pendingin
 Agar Mahasiswa dapat menganalisa kerusakan pada bagian sistem pendingin

1.2 MANFAAT PRAKTIKUM

 Mahasiswa dapat mengetahui proses pendingin


 Mahasiswa dapat mengetahui komponen pendingin
 Mahasiswa dapat memperbaiki system pendingin
BAB 2

TEORI DASAR

2.1 BAGIAN-BAGIAN SISTEM PENDINGIN

1. Radiator

Radiator adalah alat penukar panaas yang digunakan untuk


memindahkan energi panas dari satu medium ke medium
lainnya yang bertujuan untuk mendinginkan maupun
memanaskan atau menjaga suhu kerja mesin agar tetap normal
agar tidak melebihi batas suhu kerja mesin. Radiator pada
umumnya digunakan pada kendaraan bermotor ( roda dua atau
roda empat ), namun tidak jarang radiator juga digunakan pada
mesin yang memerlukan pendingin ekstra,seperti pada mesin-mesin produksi atau
mesin-mesin lainnya yang bekerja dalam kondisi kerja berat atau lama. Pada kendraan
baik motor atau mobil radiator pada umumnya terletak di depan dan berada didekat
mesin atau pada posisi tertentu yang menguntungkan bagi istem pendinginan. Hal ini
bertujuan agar mesin mendapatkan pendinginan yang maksimal sesuai yang di
butuhkan mesin.

2. Tutup Radiator

Komponen Ini memiliki fungsi diantaranya untuk


menaikkan titik didih air pendingin dengan jcara
menahan ekspansi air pada saat air menjadi panas
sehingga tekanan air menjadi lebih tinggi dari tekanan
udara luar. Selain fungsi tersebut komponen ini juga
berfungsi untuk mempertahankan air pendingin di dalam
system agar tetap penuh walaupun mesin dalam keadaan panas atau dingin. Agar
fungsi tersebut terjaga maka tutup radiator dilengkapi relief valve dan vacuum valve.

3. Thermostat pada radiator

Komponen ini memiliki fungsi untuk mempercepat


terjadinya suhu kerja pada mesin saat mesin masih
dingin dan juga berfungsi untuk mempertahankan
mesin selalu pada suhu kerjanya. Thermostat yang ada
pada radiator motor biasanya di pasang antara radiator dan sirkuit pendingin ( silinder
block dan silinder heat ). Komponen ini bekerja seperti katup otmatis yang bekerja
berdasarkan panas, dimana pada waktu dingin katup akan menutup dan pda waktu
panas katup akan terbuka.

4. Water Pump

Pompa air atau water pump merupakan komponen yang ada pada
radiator yeng memilikI fungsi mensirkulasi air pendingin
dengan cara membuat perbedaan tekanan antara saluran hisap
dengan saluran tekanan yang terdapat pada pompa. Pompa yang
umumnya digunakan pada radiator adalah tipe sentrifugal.

5. Tangki Cadangan / reservoir

Tangki cadangan atau reservoir dihubungkan ke


radiator melalui selang everflow. Komponen ini
memiliki fungsi untuk menjaga agar volume air
pendingin yang ada pada radiator tetap dalam keadaan
stabil.

6. Selang inlet dan outlet Radiator

Selang radiator memiliki fungsi sebagai penghubung antara


radiator dan blok mesin, Selang radiator ada 2 yaitu upper hose
berfungsi mengalirkan air panas dari mesin ke radiator, dan
yang kedua ada lower hose berfungsi untuk menyalurkan air
yang sudah dingin Kembali ke mesin.

7. Kipas Radiator

komponen ini berfungsi untuk membantu mendinginkan


radiator, selain menggunakan aliran udara luar radiator perlu
pendingin tambahan supaya pada saat kendaraan dalam
keadaan diam atau di tengah kemacetan suhu radiator tetap
terjaga.
8. pully kipas

Komponen ini berfungsi untuk memutar kipas radiator yang


biasanya di gerakkan langsung oleh mesin yang di
hubungkan menggunakan vanbelt. Ada juga kipas radiator
yang tidak menggunakan pully sebagai penggerak,
melainkan menggunakan dinamo untuk menggerakkan kipas
radiator.

9. Vanbelt

Komponen ini berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari mesin


ke pully untuk menggerakkan kipas radiator.

10. Selang Bypass

Selang bypass merupakan selang yang berfungsi sebagai jalur kompensator


tekanan yang dihasilkan oleh water pump saat thermostat tertutup sehingga mencegah
tekanan berlebih dari water pump. Selang ini terletak di bagian bawah rumah thermostat
dengan ukuran panjang sekitar 10 centimeter

11. Water Jaket

Water jaket adalah ruang aliran air radiator yang terletak pada blok mesin dan
kepala silinder. Water jaket menyelubungi bagian mesin yang menghasilkan panas Ketika
mesin bekerja dan di ruang water jaket terjadi penyerapan panas yang dilakukan oleh
cairan radiator terhadap bagian mesin yang panas dengan cara suhu kerja mesin selalu
stabil

2.2 FUNGSI SISTEM PENDINGIN PADA MESIN


System pendingin / Radiator pada sebuah kendaraan berfungsi untuk menjaga suhu kerja
mesin agar kinerja mesin menjadi maksimal, system ini sangat penting karena jika suhu kerja
mesin melebihi batas yang telah di tentukan maka kinerja mesin tidak maksimal karena suhu
mesin yang terlalu tinggi begitu juga jika suhu mesin terlalu rendah maka untuk menjaga suhu
kerja mesin agar tetap normal diperlukan radiator untuk menjaga suhu kerja mesin.

2.3 CARA KERJA SISTEM PENDINGIN

Prinsip kerja pendingin radiator ini, adalaha perpindahan panas dari mesin ke udara bebas. Tapi
karena mesin mobil itu tertutup, dalam artian udara bebas tidak bisa mengalir melewati mesin
maka dibuatlah komponen tambahan bernama radiator.
Jadi alurnya, panas mesin - air pendingin - radiator -- (suhu air turun) - air kembali kemesin
untuk menangkap panas.
Tapi, ada tahap-tahap tertentu dalam pengoperasian sistem pendingin.

1. Saat suhu mesin masih dingin

Saat dipagi hari dimana suhu mesin masih dingin, cooling system tidak akan bekerja walau
mesin menyala.
Alasannya, karena mesin memerlukan panas agar kinerjanya efisien. Sehingga panas yang
dihasilkan oleh proses pembakaran terlebih dahulu digunakan untuk memanaskan semua
komponen mesin dan tidak disalurkan ke radiator.
Dalam tahap ini, alurnya mesin menyala - panas mesin terbentuk - air pendingin menyerap panas
- air bersirkulasi hanya didalam mesin karena thermostat tertutup.
Jadi saat suhu mesin masih dingin tetap ada sirkulasi air pendingin namun sirkulasinya hanya
sebatas didalam water jacket mesin. Hal ini dikarenkan thermostat masih tertutup. Tehrmostat
adalah katup air pendingin yang memisahkan saluran air pendingin didalam mesin dengan
saluran ke radiator.
Thermostat ini akan terbuka secara otomatis saat suhu mesin mencapai 80 derajat celcius.

2. Saat suhu mesin mencapai 80 derajat celcius


Seperti yang dijelaskan diatas, sirkulasi air pendingin hanya berlangsung didalam mesin karena
thermostat tertutup. Tapi saat suhu air pendingin mulai menyentuh 80 derajat celcius maka katup
pada thermostat akan mulai terbuka. Hal ini menyebabkan sirkulasi air pendingin dari mesin
semakin luas hingga ke radiator.

Thermostat ada dua macam, yaitu

 tipe lilin, tipe ini bekerja secara konvensional. Dimana element seperti lilin ini
akan bereaksi seiring bertambahnya suhu air. Saat likin bereaksi thermostat akan
membuka. 
 tipe elektrik, untuk tipe kedua bekerja secara elektronik. Dimana pembukaan
thermostat diatur langsung oleh ECM dengan sensor ECT sebagai indikatornya.
ketika thermostat terbuka, air panas didalam mesin akan bersirkulasi keluar
melalui themostat. Sehingga sirkulasi air pendingin dari mesin mencapai radiator.

Namun, kipas pendingin masih belum menyala. Hal ini dikarenakan suhu 80
derajat celcius merupakan suhu kerja mesin. Dengan kata lain, sistem pendingin
akan mempertahankan suhu mesin antara 80 hingga 90 derajat celcius.

3. Saat suhu mesin melewati 90 derajat celcius


Tapi ketika suhu mesin terus meningkat bahkan melebihi suhu kerja (lebih dari 90 derajat
celcius) maka kipas akan beraksi untuk mengalirkan aliran udara melewati sirip-sirip radiator.

Kipas pendingin sendiri, memiliki tiga tingkat kecepatan

 Low, kipas berputar dengan kecepan rendah saat suhu mesin mencapai 90 derajat.
Suhu ini masih dalam suhu kerja mesin, namun kipas akan menjaga agar
penambahan suhu berlangsung lebih lama. 
 medium, kipas akan berputar dengan kecepatan medium ketika terdeteksi suhu
diatas suhu kerja mesin. Putaran berangsur akan mendinginkan mesin. 
 high, kipas akan berputar demgan kecepatan penuh saat mesin bekerja dengan
RPM tinggi dan suhu kerja mesin telah terlampaui. Putaran ini akan
mendinginkan suhu mesin yang memiliki penambahan panas cepat karena bekerja
dengan RPM tinggi. 

Pada tahap ini, bisa dikatakan sistem pendingin sepenuhnya aktif. Hasil dari pendinginan ini,
suhu air pada tanki bawah radiator lebib rendah. Sehingga bisa digunakan kembali untuk
menyerap panas pada mesin.
kipas akan berhenti berputar saat suhu mesin kembali normal (80 - 90 derajat celcius). Artinya
cooling fan dalam sistem pendingin radiator, berfungsi untuk menjaga mesin tidak mengalami
overheating.

Selain itu, sistem pendingin radiator ternyata juga memiliki dua macam, yaitu ;

1. open system, sistem terbuka artinya terdapat ventilasi pada cooling system yang
bertujuan untuk menstabilkan tekanan didalam rangkaian pendingin. Tekanan ini
tercipta karena peningkatan suhu air. saat tekanan meningkat maka rawan terjadi
kebocoran sehingga tekanan tersebut perlu dilepas melalui lubang ventilasi yang
umumnya terletak pada tutup radiator. Namun anda harus selalu melakukan
pengecekan kondisi air pendingin. 
2. closed sytem, pada tipe closed sytem tidak ada kerugian air pendingin karena
memang tidak terdapat lubang vemtilasi. Namun untuk memgatasi tekanan
berlebih pada sistem, umumnya digunakan tabung reservoir dengan volume besar.
Sehingga tekanan akan berkumpul pada ruang tabung reservoir. 
BAB 3

PEMBAHASAN
3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN SAAT PRAKTEK

Alat-alat yang digunakan antara lain adalah :

1. Kunci pas,ring ukuran 10,12,17

2. Obeng minus

3. Kunci shock ukuran 10 dan 12

4. Extension bar ( batang sambungan )

5. Ratchet

6. kunci T ukuran 12

3.2 LANGKAH PEMBONGKARAN

Berikut Langkah-langkah pembongkaran komponen system pendingin :

1. Pertama-tama siapkan alat-alat terlebih dahulu seperti kunci pas,ring, obeng minus,
kunci shock, extension bar, ratchet.

2. Setelah alat-alat siap pertama yang harus di lakukan adalah menguras air pendingin
dengan membuka baut pengetappan yang terdapat pada bagian bawah radiator
menggunakan kunci pas,ring ukuran 17

3. setelah itu lepas selang inlet dan outlet menggunakan obeng minus

4. lalu lepas radiator dari stan mesin menggunakan kunci pas,ring ukuran 10 dan 12

5. selanjutnya lepaskan kipas dan pully menggunakan kunci pas,ring ukuran 10

6. setelah itu lepaskan waterpump menggunakan kunci pas,ring ukuran 12 dan jika ada
posisi baut yang tidak dapat di jangkau dengan kunci pas,ring maka gunakan kunci
shock,extension bar, dan ratchet / kunci T ukuran 12
7. setelah itu buka tutup thermostat menggunakan kunci T ukuran 12 / ratchet,extension
bar,kunci shock ukuruan 12

8. setelah itu buka bagian rumah thermostat menggunakan kunci T ukuran 12 /


ratchet,extension bar,kunci shock ukuruan 12

Note : kunci rachet hanya digunakan untuk mempermudah pembongkaran dan


digunakan apabila baut sudah kendor dan tidak di sarankan digunakan untuk
mengncangkan baut

3.3 ANALISA KERUSAKAN

1. Radiator

Radiator dapat mengalami gangguan kebocoran yang membuat kurangnya volume air
radiator, alhasil pertukaran suhu cairan pendingin tidak berjalan dengan baik. Cara
mengatasi gangguan tersebut adalah dengan memperbaiki bagian yang bocor, jika
radiator mengalami korosi maka perlu di ganti dengan yang baru.

2. Tutup radiator

Gangguan pada tutup radiator berupa rusaknya seal karet dan pegas yang telah
melemah, sebaiknya ganti dengan unit yang baru sesuai spesifikasi standar pabrik

3. Kipas pendingin

Gangguan pada kipas berupa putaran kipas yang tidak kencang karena vanbelt kurang
tegangan sehingga terjadi selip. Selain itu kipas pendingin yang terlalu lentur akan
menghasilkan aluran udara yang tidak begitu kuat sehingga perlu diganti dengan unit
kipas baru.

4. Thermostat

Untuk mengecek thermostat apakah bermasalah atau tidak kita mengeceknya


denngan cara membuka tutup radiator dan menghiduppkan mesin lalu tungu sampai
mesin mencapai suhu kerja optimal nya. Jika air pendingin di dalam radiator tidak
bersirkulasi dengan semestinya maka bisa di pastikan terdapat masalah pada thermostat

5. water jaket
Gangguan pada komponen ini yang sering di alami adalah aliran water jaket yang
tersumbat karena kotoran dan terjadi kebocoran karena kepala silinder retak. Cara
memperbaiki water jaket yang kotor adalah membersihkan dengan memakai radiator
flush sampai benar-benar bersih dan gunakan air pendingin yang mengandung bahan
pencegah korosi atau karat

6. Selang inlet,outket,dan bypass

Pada bagian ini biasanya terjadi kerusakan yang berupa kebocoran akibat retaknya
selang yang sudah melebihi usia pakai sehingga bahan selang tersebut tidak mampu
menahan tekanan. Dan penyebab lain nya adalah ukuran selang yang terlalu pendek
sehingga selang tertarik atau lepas saat terkena guncangan mesin saat dinyalakan

3.4 LANGKAH PERAKITAN ATAU PEMASANGAN

1. Pertama sebelum melakukan Langkah pemasangan yang harus dilakukan adalah


menyiapkan alat-alat yang di butuhkan terlebih dahulu

2. Jika alat sudah siap maka bagian yang dipasang pertama adalah bagian water pump
menggunakan kunci pas, ring ukuran 12 dan jika ada bagian yang sulit terjangkau oleh
kunci pas,ring gunakan lah kunci T atau kunci shock, extension bar, dan ratchet

3. Selanjutnya pasang bagian pully dan kipas pendingin menggunakan kunpi pas,ring
ukuran 10

4. Selanjutnya pasang rumah thermostat dan tutup thermostat menggunakan kunci pas,
ring ukuran 12

5. Setelah itu pasang Kembali radiator pada stan mesin atau pada tempat awal sebelum
melakukan pembongkaran

6. Slanjutnya pasang selang intake, dan outlate menggunakan obeng minus

7. Setelah semua terpasang dengan benar isi Kembali radiator dengan air pendingin
BAB 4

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang saya dapatkan adalah sebuah sistem pendingin pada sebuah
kendaraan sangatlah penting karena dengan adanya sistem pendingin suhu kerja mesin
dapat terjaga sehingga tenaga yang di hasilkan oleh mesin menjadi maksimal. Dan
perawatan komponen sistem pendingin sangat di perlukan untuk menjaga agar tidak
terjadi kerusakan atau gangguan pada sistem pendingin agar kinerja mesin tetap stabil
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimed.ac.id 
https://www.autoexpose.org/2017/05/cara-kerja-sistem-pendingin-radiator.html
https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk-files/kontenonline/online2008/
pendingindanpelumasan/materi01b.html
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Sistem pelumasan merupakan salah satu kerja pendukung pada suatu engine, walaupun
sistem ini bukan sistem utama pada dasar suatu engine untuk melakukan kerja dan usaha tetapi
sistem pelumasan ini bekerja sangat penting dalam engine.

Sistem pelumasan merupakan sistem yang berfungsi sebagai media pelumasan bagian–
bagian engine yang bergerak sebagai pendukung kerja. Bagian engine yang bergerak
menyebabkan adanya gesekan yang akhirnya menimbulkan keausan pada komponen itu. Akibat
dari gesekan tersebut sistem kerja suatu engine tidak akan berfungsi dengan maksimal. Untuk
mencegah akibat dari gesekan tersebut maka dibuatlah suatu sistem yang dinamakan sistem
pelumasan, sistem pelumasan ini didesain sebaik mungkin sesuai dengan kebutuhan engine.
Sistem pelumasan yang dibuat ini belum bisa mencapai 100% untuk menghilangkan akibat
gesekan, tapi dengan adanya pelumasan, suatu engine sudah dapat beroperasi dengan baik dan
mempunyai umur operasi yang cukup lama.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dari praktikum system pelumas adalah:

 Agar mahasiswa dapat mengetahui cara kerja system pelumas pada mesin
 Agar mahasiswa dapat mengetahui komponen apa saja yang terdapat pada sistem
pelumas
 Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menganalisa kerusakan pada sistem pelumas

1.3 MANFAAT PRAKTIKUM

Adapun manfaat yang di dapat saat melakukan prakek sistem pelumas yaitu:

 Mahasiswa dapat menganalisa kerusakan yang terjadi pada system pelumas


 Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja dari komponen sistem pelumas
 Mahasiswa dapat mengetahui dimana letak dari komponen system pelumas
 Mahasiswa dapat menganalisa serusakan yang terjadi pada sistem pelumas
BAB 2

TEORI DASAR
2.1 BAGIAN-BAGIAN SISTEM PELUMAS

1. Bak oli / oil carter

Komponen ini merupaka salah satu komponen pelumasan yang


berfungsi untuk menampung oli. Komponen ini menyimpan
cadangan oli yang nantinya akan digunakan untuk melumasi
mesin.

2. Oil pump

Komponen ini berfungsi untuk menghisap dan


menyalurkan oli pada mesin. Kinerja komponen pompa oli
bergantung pada putaran mesin dari
camshaft,crankshaft,atau timing belt. Pompa oli bekerja
dengan menyalurkan oli yang bertekanan ke semua saluran
mesin kemudian oli tersebut pada akhirnya dibuang melalui
saluran perkaitan yang berada di ujung pompa. Proses ini bertujuan untuk melumasi
seluruh bagian lain dari mesin yang terbuka. Adanya pompa oli membuat seluruh
komponen mesin mendapat pelumas tanpa tekanan

3. Pressure Valve

Komponen ini merupakan sebuah komponen pelumasan yang bertugas untuk


mengatur tekanan pelumas. Pengaturan ini dilakukan utamanya Ketika mesin sedang
bekerja dengan perputaran yang tinggi. Ketika mesin berputar tingi, volume oli yang
bergerak dari pompa oli mengalami pertambahan sedangkan saluran oli memiliki batas
kemampuan. Oleh karena itu pengaturan tekanan pelumas dibutuhkan agar tekanan oli
tetap stabil.

4. Oil jet

Oil jet merupakan sebuah komponen pelumas yang berada


di bawah silinder mesin. Komponen ini bertugas
menyemburkan oli atau pelumas ke batang penggerak.
5. Filter oli

Komponen ini bertugas sebagai penyaring oli dari kotoran sehingga


oli tidak cepat kotor. Apabila oli yang diproses dalam sistem ini
terkontaminasi oleh kotoran maka pelumasan tidak akan berfungsi
secara maksimal. Pelumas yang bekerja di sebuah kendaraan tidak
boleh mengandung kotoran sedikitpun. Partikel dan kotoran yang ada dalam oli dapat
menyebabkan celah mesin yang rapat akan tergores

6. Oil Gallery

Oil gallery adalah saluran pelumasan yang berfungsi sebagai jalan oli atau pelumas
pada mesin. Komponen ini berupa lubang pada blok mesin yang akan di lumasi, lubang
ini akan mengantarkan pelumas pada perangkat yang harus mendapat pelumasan

7. Strainer

Komponen ini berfungsi untuk menyempunakan kerja filter oli, strainer atau
penyaring dapat menyaring kotoran hingga yang berdiameter satu milimeter.

8. PCV Valve

Komponen Positive Crankcase Ventilation valve atau di singkat PCV valve


merupakan bagian dari rangkaian saluran mesin. Komponen ini berupa saluran ventilasi
udara yang terdapat pada ruang engkol mesin. PCV valve berguna untuk mengeluarkan
gas atau udara yang telah terkontaminasi. Pada rangkaian pelumasan mesin PCV valve
berfungsi untuk membuang gas sisa pembakaran dalam mesin.

2.2 FUNGSI SISTEM PELUMAS PPADA MESIN

Sistem pelumasan merupakan sistem yang berfungsi sebagai media pelumasan bagian–
bagian engine yang bergerak sebagai pendukung kerja. Bagian engine yang bergerak
menyebabkan adanya gesekan yang akhirnya menimbulkan keausan pada komponen itu. Akibat
dari gesekan tersebut sistem kerja suatu engine tidak akan berfungsi dengan maksimal. Untuk
mencegah akibat dari gesekan tersebut maka dibuatlah suatu sistem yang dinamakan sistem
pelumasan, sistem pelumasan ini didesain sebaik mungkin sesuai dengan kebutuhan engine.
Sistem pelumasan yang dibuat ini belum bisa mencapai 100% untuk menghilangkan akibat
gesekan, tapi dengan adanya pelumasan, suatu engine sudah dapat beroperasi dengan baik dan
mempunyai umur operasi yang cukup lama.
2.3 CARA KERJA SISTEM PELUMAS

Cara kerja sistem pelumas mesin kendaraan dapat dikatakan cukup sederhana namun juga
rumit. Sistem ini akan mulai bekerja ketika mesin kendaraan dihidupkan. Sedangkan pada
kondisi normal, yaitu mesin belum dihidupkan, pelumas atau oli tertampung di dalam karter atau
bak oli. Ketika itu, pompa oli memiliki pasokan pelumas yang berasal dari engkol mesin. Pompa
oli pada umumnya menggunakan rotary pump. Kemudian ketika mesin dihidupkan, poros engkol
memulai kerja sistem pelumasan dengan memutar pompa oli. Proses ini menyebabkan adanya
penyedotan pada komponen inlet hose oil pump. Pelumas akan masuk pada pompa oli lewat inlet
valve, dan terjadi penekanan pelumas oleh pompa di sisi lainnya. Pelumas atau oli yang sudah
memiliki tekanan mengalir lewat jalur oli menuju filter oli. Di dalam komponen filter ini
pelumas mengalami proses penyaringan agar terbebas dari berbagai kerak, kotoran, dan partikel.
Pelumas atau oli lalu lewat pada komponen oil feed disalurkan ke oil jet dan bagian atas mesin.
Oli yang telah berada di permukaan mesin secara otomatis akan langsung melakukan tugasnya,
yaitu melumasi bagian rocker arm dan poros cam. Setelah itu, oli kembali ke bak atau karter
lewat saluran oli. Di sisi lain, oli dari oil jet di bawah blok silinder dikeluarkan dengan cara
disemprotkan. Oli atau pelumas ini bertugas untuk melumasi komponen connecting rod dan
piston. Seluruh perputaran pelumas tersebut dibantu dengan adanya komponen weight balance.
Komponen weight balance merupakan bagian dari poros engkol yang berbentuk menyerupai
sekop. Komponen ini bertugas untuk mengobrak-abrik oli yang berada di karter atau bak oli pada
saat poros engkol berputar. Hal ini bertujuan untuk menyebar oli ke semua bagian mesin.
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 ALA YANG DIGUNAKAN SAAT PRAKTEK

1. Kunci filter oli


2. Kunci ratchet
3. Extention bar
4. Kunci shock ukuran 12, 19
5. Kunci T ukuran 12
6. Sliding T bar
7. Kunci pas,ring ukuran 17

3.2 LANGKAH PEMBONGKARAN

1. Sebellum melakukan pembongkaran hal pertama yang harus dilakukan adalah


menyiapkan alat-alat yang di utuhan terlebih dahulu
2. Setelah alat-alat siap, hal pertama di lakukan adalah mengetap oli pada bak oli atau carter
menggunakan kunci pas,ring ukuran 17
3. Setelah itu buka bagian carter menggunakan kunci T ukuran 12 atau kunci
shock,extention bar,ratchet agarmemudahkan saat pembongkaran
4. Setelah itu buka filter oli menggunakan kunci filter dan sliding bar, kunci shock ukuran
12,dan extension bar
5. Setelah itu buka bagian oil pump dan filter kasarnya menggunakan kunci shock ukuran
12, ratchet untuk mempermudah pembongkaran, extention bar sebagai penyambung
ratchet dan shock

3.3 ANALISA KERUSAKAN

Oli atau minyak pelumas bagi mesin mobil memiliki peranan sangat penting. Kerja
berbagai komponen – khususnya mesin – akan berantakan, manakala pelumasan tidak terjadi
dengan sempurna. Selain mobil akan rusak, juga dibutuhkan biaya yang tidak kecil untuk
memperbaikinya. “Oleh karena itu melakukan perawatan rutin secara benar terhadap sistem
pelumasan mesin mobil, merupakan cara yang tepat. Namun, agar perawatan atau pemeliharaan
sistem tersebut berlangsung dengan baik dan benar, Anda juga harus memahami gejala atau
tanda-tanda sistem masih dalam kondisi normal atau sebaliknya. Ada beberapa tanda yang cukup
mudah dikenali serta apa faktor penyebabnya. Mengenali gejala atau tanda kondisi sistem
pelumasan yang paling gampang adalah dengan melihat jumlah atau volume oli melalui tongkat
ukuran oli. Hanya, cara seperti itu belumlah cukup. Sebab, normal tidaknya sistem pelumasan
mesin tidak hanya ditentukan oleh jumlah oli yang masih sesuai dengan standar
saja.Ketidakberesan pada sistem pelumasan juga bisa dilihat dari kondisi oli dan tanda-tanda di
komponen mobil.
1. Percikan di lubang pengisian
Cara ini sangat mudah dan murah, karena bisa dilakukan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.
Langkah pertama, hidupkan mesin mobil. Setelah itu, buka tutup lubang pengisian oli dan
kemudian amati. “Pastikan Anda melihat cairan oli yang seperti busa di permukaan lubang, atau
ada percikan cairan oli yang muncul di permukaan lubang,” Bila Anda mendapati hal itu, berarti
sistem pelumasan mesin masih normal. Sebaliknya bila tidak ada tanda-tanda seperti itu , berarti
sistem pelumasan mengalami masalah.Ada kemungkinan kerusakan. Sedikitnya ada dua
kemungkinan :
a.       Pompa oli lemah atau rusak
 “Secara teknis,  sistem kerja pelumasan sangat tergantung pada pompa oli. Peranti ini akan
menekan atau memompa oli untuk disalurkan ke berbagai komponen agar terlumasi,” Sehingga,
bila pompa lemah atau rusak maka semburan oli ke komponen tidak akan terjadi. Salah satu
pertanda yang paling mudah diamati adalah adanya percikan oli ke permukaan lubang pengisian.
“Minimal, oli muncul ke permukaan lubang pengisian,” kata Yogie. Bila hal itu terjadi, maka
beberapa komponen dari logam seperti piston, ring piston, atau blok silinder dan lain-lain akan
rusak. Oleh karena disarankan untuk melakukan overhaul  pompa oli atau menggantinya bila
telah aus.
b. Saringan atau filter dan saluran oli tersumbat
Saringan oli tersumbat karena pemilik mobil kerap terlambat atau sengaja membiarkan tidak
mengganti oli. Padahal oli yang telah lama banyak sekali membawa kotoran – dan kemungkinan
besar – serbuk logam akibat gesekan komponen mesin. Selain itu, oli yang telah kadaluwarsa
sangat rentan bersenyawa dengan udara dan menghasilkan butiran-butiran kotoran. Berbagai
kotoran yang berupa butiran, meski ukurannya sangat kecil, berpotensi menyumbang saringan
dan saluran oli. Oleh karena itu sangat disarankan untuk sering membersihkan saringan atau
saluran oli. Membersihkan saluran oli bisa menggunakan cairan flushing, dan anti saringan oli
bila sudah waktunya atau bila kondisi oli telah kotor meskipun belum saatnya ganti.
2. Amati asap dari knalpot
Cara lain yang cukup gampang untuk mengetahui sistem pelumasan mesin masih normal atau
tidak adalah dengan melihat kepulan asap di knalpot. Bila banyak asap tebal putih atau hitam
yang pekat keluar dari knalpot berarti ada kemungkinan sistem pelumasan terganggu. Mengapa
demikian? Karena ada oli yang merembes ke ruang bakar dan ikut terbakar di saat campuran
bahan bakar dan udara terbakar di ruang bakar. Oli yang terbakar akan menimbulkan asap pekat.
Bila oli merembes berarti volumenya berkurang. Sedangkan seiring dengan berkurangnya
volume, maka proses pelumasan komponen-komponen mesin juga tidak berlangsung sempurna.
Oli merembes karena karet seal atau gasket di sambungan bagian-bagian mesin rusak atau sudah
aus. Karena itu segera ganti seal itu. Namun, sebelum membuat kesimpulan bahwa itu terjadi
adanya kebocoran oli mesin, Anda wajib memeriksa booster rem.  Sebab, asap pekat dari knalpot
bisa saja disebabkan oleh karet booster rem bocor karena robek dan minyak rem di bagian itu
merembes dan menetes ke ruang bakar.  Minyak itu ikut terbakar dan menghasilkan asap pekat.
Bila, ternyata di booster rem tidak ada persoalan, Anda boleh menyimpulkan bahwa telah terjadi
ketidakberesan di oli mesin.
3. Oli berubah warna
Ketidakberesan sistem pelumasan, tidak semata-mata disebabkan oleh volume oli yang
berkurang tetapi juga kualitas oli yang sudah tidak bagus. Oli yang telah bereaksi dengan zat
lain, baik air, udara, atau zat lain unsur-unsur pokoknya akan rusak.  Walhasil, minyak pelumas
itu tidak berfungsi maksimal dalam melumasi komponen-komponen mesin. Akibatnya, piston,
ring piston, blok silinder, dan lain-lain rusak. Warna yang umum terjadi, bila oli telah rusak
karena terkontaminasi atau bereaksi dengan unsur lain adalah putih seperti lemak atau susu, serta
kecokelatan seperti kopi susu.  Umumnya, warna seperti itu karena oli telah bercampur dengan
air, minyak lain, atau udara karena mobil yang lama tidak digunakan. Namun, ada penyebab lain
– meski jarang terjadi – yaitu, karena silinder head melenting atau melengkung karena mesin
overheating.  Silinder head tidak lagi menempel rapat dengan blok silinder. Sehingga ada celah
di antara keduanya. Walhasil, air radiator yang terdapat di water jacket merembes dan bercampur
dengan oli.  Saat itulah oli bereaksi secara kimiawi dengan unsur hydrogen yang ada di air. Bila
itu terjadi, maka fungsi oli untuk melumasi komponen mesin tidak terjadi secara maksimal.

3.4 LANGKAH PERAKITAN ATAU PEMASANGAN


1. Pertama siapkan alat-alat yang akan di gunakan terlebih dahulu
2. Setelah itu hal pertama yang di pasang adalah oil pump dan saringan kasar
3. Jika usdah pasang carter oli menggunakan kunci T ukuran 12 atau kunci shock
ukuran 12, extention bar, ratchet
4. Setelah itu pasang filter oli menggunakan kunci filter dan kunci pas,ring ukuran 19
5. Setelah itu pasang baut pengetapan oli lalu isi Kembali oli sesuia takaran yang di
butuhkan oleh mesin
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan saya tentang praktek sistem pelumasan adalah pentingnya sebuah system
pelumasan pada kendaraan bermesin seperti mobil dan motor karena tanpa adanya system
pelumasan pada mesin akan membuat mesin cepat rusak karena mesin berputar dengan cepat
tanpa adanya pelumasan, yang mengakibatkan komponen mesin menjadi haus atau terkisis
karena gesekan yang terjadi terus-menerus dengan kecepatan tinggi.
Dan dapat di simpulkan juga pentingnya mengecek komponen pada system pelumas
jangan sampai ada masalah pada komponen-komponen tersebut, karena bila ada komponen yang
tidak berjalan dengan semestinya dapat berakibat fatal pada mesin, yang mengakibatkan kinerja
mesin tidak normal. Dan bila ada masalah pada komponen pada system pelumasan maka harus
segera di perbaiki atau di ganti, bila ada komponen yang rusak atau yang memang harus diganti
karena umur pemakaian komponen tersebut maka gantilah untuk menjaga kinerja mesin agar
tetap normal
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gooto.com/read/314088/cara-mudah-memantau-kondisi-sistem-pelumasan-mobil
https://www.suzuki.co.id/tips-trik/sistem-pelumasan-pengertian-komponen-dan-cara-kerjanya?
pages=all

Anda mungkin juga menyukai