Anda di halaman 1dari 31

MK: Coling System Pendingin

DISUSUN OLEH: Nama:


BAGUS SETIA BUDI NIM:
E522011008
Prodi : Alat Berat 2A

Dosen Pembimbing:WACHIDIN,S.ST.

PROGRAM STUDI MESIN OTOMOTIF / ALAT BERAT


POLITEKNIK TEDC BANDUNG
Materi : Coling System Pendingin
Dosen pengampuh : Wachidin

Mengenal 12 Komponen Sistem Pendingin Mesin


Mobil Dan Fungsinya
Sistem pendingin pada mobil juga sering disebut sebagai Cooling system. Sistem ini
berfungsi untuk mengatur suhu dan menjaga temperature mesin agar mesin selalu
bekerja dengan optimal. Saat ini, terdapat beberapa macam sistem pendingin pada
mobil, namun yang paling umum adalah sistem pendingin yang menggunakan air
dan sebagian ada pula yang menggunakan udara. Untuk mobil-mobil modern saat
ini, umumnya sudah menggunakan air sebagai materi utama sistem pendingin mesin.

Mesin mobil di desain dan dirancang sedemikian rupa sehingga air bisa
digunakan untuk mendinginkan suhu kerja mesin. Tujuannya agar panas yang
dihasilkan saat proses kerja mesin tidak berlebihan karena dapat merusak
komponen mesin didalamnya. Air di dalam mesin ini kemudian disirkulasikan
secara silih berganti.
Air panas yang berada di dalam mesin di pompa keluar untuk di dinginkan,
sementara air dingin di luar mesin, dimasukkan kembali ke dalam mesin. Dengan
begitu, temperatur dan panas mesin bisa tetap stabil sehingga mesin bisa bekerja
secara optimal.

Posisi serta konstruksi mesin yang dipasangkan kedalam mobil juga akan
mempengaruhi komponen-komponen sistem pendingin mesin yang dipakai, seperti
contohnya, untuk mobil sedan yang posisi mesinnya melintang (+) dengan bodi
mobil, biasanya menggunakan motor dan kipas radiator guna mendinginkan air.

Sedangkan untuk mobil yang mesinnya sejajar dengan bodi, umumnya menggunakan
tali kipas (belt) guna memutar kipas radiator. Belt ini di hubungkan dengan pulley
mesin sehingga dapat memutar kipas radiator. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah
nama-
nama komponen pada sistem pendingin mobil beserta penjelasan singkat tentang
fungsi komponen tersebut.

Daftar isi [sembunyikan]


 1. Radiator
 2. Waterpump
 3. Thermostat
 4. Hose Radiator
 5. Bypass Hose
 6. Water pipe
 7. Motor Fan Radiator
 8. Fan radiator
 9. Belt (Tali Kipas)
 10. Water Jacket (Cylinder Block dan Cylinder Head)
 11. Temperatur gauge
 12. Engine Coolant Temperatur Sensor

1. RADIATOR
Radiator adalah komponen sistem pendingin mesin yang paling utama. Fungsi
radiator adalah untuk mendinginkan suhu air pendingin mesin. Di radiator inilah air
bersuhu panas dari mesin didiamkan sementara (ketika katup thermostat menutup)
untuk dibuang panasnya dan didinginkan suhunya. Proses pendinginan dilakukan
dengan mengalirkan angin menuju ke kisi-kisi radiator tempat air pendingin berada.

Umumnya, radiator dipasang terpisah dari mesin dan diletakkan pada bagian depan
mobil agar lebih mudah menangkap angin yang berhembus sehingga dapat
membantu percepatan proses pendinginan air di dalam radiator baik disaat kondisi
jalan lancar ataupun kondisi jalan yang macet. Baca : Fungsi radiator mobil dan
komponennya.

2. WATERPUMP
Waterpump pada mobil adalah pompa air pendingin mesin. Fungsi waterpump adalah
memompa air pada saluran sistem pendingin mesin sehingga air pendingin mesin
dapat berputar dan bersirkulasi ke seluruh saluran air pendingin mesin mulai dari
radiator, mesin, hingga kembali ke radiator.

Waterpump yang digunakan umumnya menggunakan tipe sentrifugal dan terpasang


di blok mesin. Untuk memutar waterpump ini, umumnya digunakan belt ataupun gear.
Baca : Fungsi waterpump pada mobil

3. THERMOSTAT

Thermostat merupakan komponen sistem pendingin berupa katup yang bekerja


secara otomatis ketika terjadi perubahan suhu pada air pendingin mesin. Fungsi
thermostat adalah untuk mengatur sirkulasi air pendingin secara otomatis dari mesin
ke radiator dan sebaliknya berdasarkan perubahan suhu yang terjadi di dalam mesin.

Ketika suhu air pendingin mesin sudah panas dan melewati suhu terbukanya katup
pada thermostat, maka katup thermostat akan terbuka dan air pendingin mesin akan
mengalir dari mesin menuju ke radiator untuk melakukan proses pendinginan suhu air.
Katup pada thermostat akan terbuka penuh pada suhu air di kisaran 80 derajat
celcius. Baca : Fungsi thermostat dan cara kerjanya pada sistem pendingin
mesin

4. HOSE RADIATOR
Hose radiator sering disebut juga dengan selang radiator, terbuat dari bahan karet
yang didesain khusus agar bisa menahan tekanan dari air bersuhu panas di mesin.
Selain
itu, selang radiator ini Berfungsi sebagai sambungan antara mesin dengan dengan
radiator sehingga air dapat bersirkulasi dan didinginkan lebih baik.

Secara umum, terdapat 2 selang utama radiator pada mesin. Untuk bagian atas (selang
yang mengalirkan air pendingin dari mesin ke radiator) disebut dengan upper hose.
Dan untuk bagian bawah (selang yang mengalirkan air pendingin dari radiator ke
mesin) disebut dengan lower hose. Baca : Fungsi selang radiator pada mesin mobil

5. BYPASS HOSE
Bypass hose sebenarnya juga merupakan selang yang digunakan pada sistem
pendingin mesin, namun memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan selang
utama radiator. Selain itu, bypass hose juga tidak terhubung langsung dengan
radiator,
melainkan terhubung dengan housing thermostat dan waterpipe.

Fungsi dari bypass hose ini adalah sebagai saluran bypass yang akan mengalirkan
air dari mesin kembali ke mesin tanpa melalui radiator. Bypass hose ini berfungsi saat
mesin masih dalam kondisi dingin (untuk mempercepat proses pemanasan air dalam
mesin) serta saat radiator mampet.

6. WATER PIPE
Water pipe adalah saluran air diluar mesin yang terbuat dari material logam berbentuk
pipa. Water pipe ini kerap dipasang pada waterpump. Fungsi dari water pipe ini
adalah untuk mengalirkan air pendingin mesin menuju ke thermostat, radiator, dan
bypass hose.

7. MOTOR FAN RADIATOR


Motor Fan Radiator adalah motor elektrik yang dipasangkan bersamaan dengan kipas
(fan) radiator. Motor fan ini biasanya dikontrol secara otomatis oleh komputer mesin
(ECU). Ketika komputer mendapat informasi suhu mesin sudah panas dari engine
coolant temperatur sensor (ECT), maka motor fan akan diputar guna mendinginkan
air di radiator.
Meskipun begitu, hanya mobil dengan sistem injeksi elektronik saja yang banyak
menggunakan motor fan radiator ini, sedangkan mobil dengan karburator
umumnya mengunakan radiator fan dengan tali kipas.

8. FAN RADIATOR

Fan radiator ini adalah kipas radiator. Berfungsi untuk menggerakkan angin sehingga
dapat mendinginkan air dalam radiator. Kipas radiator ini ada yang dipasangkan
pada motor radiator ataupun dipasangkan pada pulley .
Jika dipasangkan dengan motor, maka kipas otomatis digerakkan oleh komputer
mesin, sedangkan jika pada pulley, maka kipas radiator ini digerakkan oleh mesin yang
dihubungkan menggunakan belt (tali kipas). Baca : Mengenal tipe penggerak kipas
radiator mobil

9. BELT (TALI KIPAS)

Belt (tali kipas) ini adalah tali penghubung antara pulley radiator dengan pulley mesin
yang terbuat dari bahan karet elastis dan kuat. Fungsi belt (tali kipas) adalh untuk
menggerakkan pulley kipas radiator yang terhubung dengan pulley crankshaft dengan
memanfaatkan putaran mesin. Dengan begitu pulley kipas radiator dapat terus
berputar mengikuti irama putaran mesin.

10. WATER JACKET (CYLINDER BLOCK DAN CYLINDER HEAD)

Water jacket ini adalah rongga-rongga di dalam silinder blok mesin dan silinder head.
Fungsi water jacket adalah sebagai tempat berkumpulnya air dingin dari radiator
yang akan digunakan untuk menyerap panas hasil pembakaran mesin.
Artinya, di dalam blok mesin dan juga silinder head ini telah didesain rongga-rongga
yang bisa dilalui oleh air sehingga air dapat bersirkulasi dari mesin ke radiator dan
juga sebaliknya guna membantu pendinginan mesin. Baca : Fungsi water jacket
pada mesin

11. TEMPERATUR GAUGE

Temperature gauge adalah alat ukur suhu dan temperatur air pendingin yang bisa di
lihat oleh pengemudi sebagai indikator suhu. Dengan begitu, ketika terjadi overheat /
panas berlebih , maka pengemudi bisa mengetahuinya dengan melihat indikator suhu
di dashboard dan dapat segera mengambil tindakan guna mengindari kerusakan mesin
yang lebih parah.

12. ENGINE COOLANT TEMPERATUR SENSOR


Engine Coolant Temperatur Sensor (ECT) atau dikenal sebagai water temperature
sensor merupakan sensor suhu air pendingin yang dipakai pada mobil dengan sistem
EFI. ECT berfungsi untuk mengukur suhu air pendingin mesin untuk kemudian
nilainya digunakan oleh Engine Control Unit (ECU) sebaga data masukan yang berisi
tentang data suhu air pendingin mesin.

Data suhu dari ECT ini kerap digunakan oleh ECU untuk menentukan motor fan
radiator untuk berputar atau tidak. Baca : Fungsi dan cara kerja w ater temperatur
sensor

Materi Pembelajaran Sistem AC / Air


Conditioner
Air Conditioner adalah istilah untuk perlengkapan yang digunakan untuk memelihara
udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya menyenangkan. Apabila
di dalam ruangan temperaturnya tinggi, maka panas yang diambil agar temperatur
turun disebut pendinginan. Sebaliknya, ketika temperatur ruangan rendah, panas yang
diberikan agar temperatur naik (disebut pemanasan). Sebagai tambahan,
kelembabannya ditambah atau dikurangi agar terasa nyaman.
Fungsi Air Conditioner

Dengan demikian, perlengkapan yang diperlukan untuk suatu air conditioner terdiri atas
cooler, heater, moisture controller dan ventilator. Air Conditioner untuk mobil pada
umumnya terdiri dari heater atau cooler dengan pembersih embun (moisture remover)
dan pengatur aliran udara.
Daftar Isi
 Heater pada AC
 Cooler pada AC
 Siklus Pendinginan pada sistem AC
 Kompressor Sistem AC
 Kompressor Type Crank / Double Piston
 Kompressor Type Swash Plate
 Kompressor AC Type Vane
 Oli Kompressor Pada Sistem AC
 Kopling Magnet Pada Sistem AC
 Konstruksi Magnetic Clutch
 Cara Kerja Magnetic Clucth
 Tipe Tipe Magnetic Clucth
 Kondenser pada System AC
 Recaiver / Dryer pada Sistem AC
 Expansion Valve pada Sistem AC
 Thermal Expansion Valve Tipe inner Equalizing
 Thermal Expansion Valve Tipe External Equalizing
 Evaporator Pada Sistem AC
 Pressure Switch pada Sistem AC
 Anti Beku pada Sistem AC
 Anti Beku Tipe Termistor
 Anti Beku Tipe Evaporatur Pressure Regulator (EPR)
 Mekanisme Pencegah Mesin Mati pada Sistem AC
 Idle Up pada Sistem AC
 Pengaman Tali Penggerak pada Sistem AC
Heater pada AC
Heater adalah suatu alat yang berfungsi untuk memanaskan udara di dalam mobil atau
udara segar dari luar yang dihisap ke dalam dalam mobil. Ada beberapa tipe
heater, antara lain adalah heater air panas (hot water heater), heater pembakaran
(com- bustion heater) dan heater gas buang (exhaust heater), tetapi biasanya yang
digunakan adalah heater air panas yang diambil dari air radiator
Pada heater sistem air panas, air pendingin mesin disirkulasikan melalui heater core
agar heater core menjadi panas. Kemudian blower meniupkan udara melalui heater
core yang panas untuk memanaskan udara. karena air pendingin berfungsi sebagai
sumber panas, heater core tidak akan panas selama temperatur air pendingin
rendah maka udara yang melewati heater core tetap dingin.
Ada dua tipe heater air panas, dibedakan dalam sistem yang digunakan untuk mengatur
temperatur. Salah satunya ialah tipe campuran udara (air mix type) dan yang lainnya
tipe pengaturan aliran air (water flow control type).

Heater Type Air Mix


Tipe Air Mix menggunakan air mix control damper yang mengubah temperatur udara
dengan cara mengatur perbandingan udara dingin yang melewati heater core dan yang
tidak melewati heater core. Dewasa ini heater tipe ini banyak digunakan.

Heater Type Water Flow Control

Tipe water flow control ini mengontrol temperatur dengan cara mengatur sejumlah air
yang melewati heater core dengan sebuah water valve. Hal ini menyebabkan perubahan
temperatur heater core itu sendiri dan penyetelan temperatur udara yang melalui heater
core. Sistem heater tipe ini digunakan untuk heater belakang pada vans dan lain-Iain.
Cooler pada AC
Cooler ialah alat untuk mendinginkan dan menghilangkan kelembaban udara di dalam
kendaraan atau udara segar dari luar yang dihisap ke dalam kendaraan untuk membuat
udara terasa nyaman.
Kita merasa sedikit dingn setelah berenang meskipun saat hari panas. hal ini disebabkan
air di badan menyerap panas dan menguap. Dengan alasan yang sama kita merasa
dingin saat mengoleskan alkohol pada lengan, alkohol menyerap panas dan terjadi
penguapan. Kita dapat membuat suatu benda menjadi lebih dingin dengan
menggunakan gejala alam ini yaitu cairan ketika menguap menyerap panas.
Suatu bejana yang memakai kran dimasukkan ke dalam kotak terisolasi. Cairan yang
mudah menguap pada temperatur atmosfir dimasukkan ke dalam bejana. Apabila kran
dibuka cairan yang berada di dalam akan menyerap panas dari udara di dalam
kotak, maka temperatur udara di dalam kotak akan lebih dingin daripada sebelum kran
dibuka, Dengan cara inilah kita dapat mendinginkan suatu benda. Akan tEtapi cairan
harus ditambah karena habis. Untuk itu diperlukan efek pendingin yang menggunakan
metode di mana gas dikembalikan menjadi cairan dan selanjutnya kembali menguap
menjadi gas. berdasarkan pemikiran itu maka terciptalah Sistem AC.
Siklus Pendinginan pada sistem AC

Siklus Pendinginan Pada Sistem AC


1. Kompresor melepaskan refrigerant yang bertemperatur tinggi dan bertekanan
tinggi karena menyerap panas dari evaporator ditambah panas yang dihasilkan
kompresor saat langkah pengeluaran (discharge stroke).
2. Gas refrigerant ini mengalir ke daiam condenser. Di dalam condenser, gas
refrigerant mengembun kembali menjadi cairan.
3. Cairan refrigerant ini mengalir ke dalam receiver yang menyimpan dan menyaring
cairan refrigerant sampai evaporator memerlukan refrigerant.
4. Exspansion valve merubah cairan refrigerant menjadi uap dan cairan yang
bertemperatur dan bertekanan rendah.
5. Gas refrigerant yang dingin dan berembun ini mengalir ke dalam condenser
dengan bantuan kompressor . Di dalam condenser, gas refrigerant mengembun
kernbali rnenjadi cairan.
Nah, setelah belajar tentang Cara Kerja Sistem AC Sekarang kita akan belajar tentang
Komponen Komponennya, kita mulai dari Kompressornya dulu.
Kompressor Sistem AC
Kompresor ialah pompa untuk menaikan tekanan refrigerant. Meningkatnya tekanan
berarti menaikkan temperatur. Uap refrigerant bertekanan tinggi di dalam condenser
akan cepat mengembun dengan cara melepaskan panas ke sekelilingnya.
Kompressor Type Crank / Double Piston
pada kompressor type ini putaran crank shaft diubah menjadi gerakan bolak-balik
piston.

Kompressor Type Crank


Kompressor Type Swash Plate
Sejumlah piston disusun pada swash plate dengan interval 72 derajat untuk kompresor
10 siiinder atau interval 120 derajat untuk kompresor 6 silinder. Apabila salah satu
sisi piston melakukan langkah kompresi, sial lainnya melakukan langkah hisap.

Kompressor Type Swash Plate


Kompressor AC Type Vane
Kompressor AC Type Vane

Masing-masing vane dari through vane membentuk komponen integral dengan


lawannya. Ada dua pasang vane yang disusun saling legak lurus. Apabila rotor berputar,
vane bergeser pada arah radial sehingga ujung-ujungnya bersentuhan dengan
permukaan siiinder.
Siklus Kerja Kompressor Type Vane
Oli Kompressor Pada Sistem AC
Oli kompresor diperlukan untuk melumasi bantalan-bantalan kompresor dan
permukaan yang bergesekan, Alasannya sama seperti mesin yang memerlukan
pelumasan. Oli kompresor bersirkulasi melalui siklus pendinginan, maka harus
menggunakan oli khusus.
Kopling Magnet Pada Sistem AC
Magnetic clutch digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan aliran putaran dari
mesin ke kompressor. Komponen utamanya terdiri dari stator, rotor dan pressure plate.
prisip kerjanya adalah, apabila arus listrik dialirkan ke koil, akan timbul gaya magnet
pada besi II dan gaya Magnet pada besi I.
Prinsip kerja Magnetic Clucth
Konstruksi Magnetic Clutch

Magnetik clutch terdiri dari stator, rotor dan puli, dan pressure plate untuk
mengikat
drive pulley. Stator diikat pada kompresor housing, dan pressure plate dipasangkan
pada kompresor shaft. Dua bearing terietak di antara permukaan dalam rotor dan depan
housing dari kompresor.
Cara Kerja Magnetic Clucth
Apabila mesin hidup, maka puli berputar karena gerakan oleh shaft melialui (drive belt),
tetapi kompresor tidak berputar kecuali magnetic clutch dialiri arus. Pada saat sistem air
condition ON, amplifier mengalirkan arus listrik ke stator coil. Selanjutnya gaya
electromagnet pada stator akan menarik pressure plate dan menarik plat
terhadap permukaan gesek pada puli. Pergesekan antara permukaan dan plat
menyebabkan clutch assembly berputar sebagai satu unit dan menggerakkan
kompressor
Tipe Tipe Magnetic Clucth
Magnetic clutch dapat diklasifikasikan sesuai dengan bentuk kompresor dan jarak
mesin seperti berikut :
 Tipe F, tipe G : Untuk kompresor tipe crank shaft.
 Tipe R, tipe P : Untuk kompresor tipe swash plate dan tipe through vane.

Kopling Magnet Type F

Kopling Magnet Type G


Kopling Magnet Type P

Kopling Magnet Type R


Kondenser pada System AC

Kondenser AC

Condenser digunakan untuk mendinginkan dan menyerap panas dari gas refrigerant
yang telah ditekan oleh kompresor, tekanan gas yang tinggi dapat mengubah gas ini
kembali menjadi cair. Gas refrigerant dapat bertemperatur dan bertekanan tinggi ini
karena dikompresikan oleh kompresor, jumlah panas yang dilepaskan refrigerant gas di
dalam condenser sama dengan panas yang diserap di dalam evaporator ditambah
panas kerja yang diperlukan kompresor untuk menekan refrigerant. Makin besar jumlah
panas yang dilepaskan di dalam condenser, makin besar pula efek mendinginkan yang
akan diperoleh dari evaporator. Karena itu condenser dipasang di bagian depan
kendaraan agar dapat didinginkan oleh aliran udara dari kipas radiator mesin dan aliran
udara yang terjadi selama kendaraan bergerak. Belakangan ini ada beberapa model
yang dilengkapi dengan sebuah kipas exklusif untuk condenser.

Baca Juga Materi Dasar Alat Ukur Otomotif

Recaiver / Dryer pada Sistem AC

Recaiver Dryer AC

Fungsi dari Recaiver Dryer untuk menampung sementara refrigerant yang telah
menjadi cair dari condenser untuk kemudian mensuplaynya sesuai dengan
beban pendinginan dan untuk membersihkan refigerant dari kotoran dan uap air yang
merugikan bagi siklus refrigerant. Untuk itu di dalamnya terdapat filter, desiccant,
receiver dan dryer. Pada sisi atasnya terdapat sight glass untuk melihat kondisi aliran
refrigerant. Bila refrigerant mengandung kotoran (abu), kotoran ini cenderung akan
menimbulkan karat pada komponen-komponen yang fungsional. Dan juga dapat
menjadi penyumbat di dalam expansion valve orifice dan plug orifice yang akhirnya
akan menghalangi aliran refrigerant, Untuk mencegah gangguan seperti ini, maka diberi
desiccant.
Sight Glass dan Fusible Plug

Fusible plug dipasang di bagian atas receiver/dryer berfungsi sebagai alat pengaman.
Fusible plug ini disebut melt bolt, terdiri dari solderan khusus pada lubang di tengah
baut. Apabila ventilasi condenser rusak, atau beban pendinginan berlebihan, maka
tekanan pada sisi tekanan tinggi dari condenser dan receiver menjadi abnormal dan
dapat menyebabkan pecahnya komponen. Bila tekanan dan temperatur pada sisi
tekanan tinggi meningkat dan mencapai 30 kg/cm2 (427 psi 2.942 kpa) dan temperatur
naik menjadi 95° sampai 100° C (2030 sampai 2120 F), maka solderan khusus di dalam
fusible plug akan meleleh dan memungkinkan refrigerant keluar, dengan demikian
mencegah rusaknya perlengkapan yang digunakan di dalam siklus refrigerant.
Expansion Valve pada Sistem AC

Expansion Valve
Setelah melewati receiver dan dryer, refrigerant cair diinjeksikan keluar melalui orifice.
Refrigerant segera berubah menjadi kabut dengan tekanan dan temperatur rendah. Alat
yang bekerja pada proses ini disebut expansion valve. Expansion valve dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa tipe, antara lain :
 Expansion varve tekanan konstan.
 Expansion valve tipe thermal.

Expansion valve tipe thermal digunakan pada pendingin untuk kendaraan Toyota.
karena beban pada evaporator berubah, kondisi saluran keluarnya harus dipelihara agar
cairan refrigerant dapat menyerap panas dari udara sekelilingnya. Marilah kita ambil
contoh, Bila beban pendingin cukup besar maka Temperatur gas pada evaporator akan
tinggi. Akibatnya temperatur dan tekanan dalam heat sensitizing tube juga tinggi
dan ball akan tertekan ke bawah untuk memungkinkan sejumlah besar refri-gerant
dapat bersirkulasi. Sebaliknya bila beban pendinginnya kecil, maka hanya sejumlah kecil
saja refrigerant yang disirkulasikan.
Berdasarkan letak di mana tekanan jenuh diambil, terdapat dua tipe thermal expansion
valve yaitu tipe inner equarizing dan external equalizing.
Thermal Expansion Valve Tipe inner Equalizing

Bila tekanan uap refrigerant yang bekerja stabil, maka berlaku rumus Pf = Pe + Ps.
Pembukaan needle valve saat ini tetap sehingga aliran refrigerant akan konstan. Di
dalam evaporator yang menggunakan expansion valve tipe ini, refrigerant pada outlet
selalu dalam ben-tuk uap yang telah dipanaskan (superheated vapor) sepanjang L.
Bila jumlah refrigerant di dalam evaporator berkurang, refrigerant akan menguap lebih
cepat dan menyebabkan panjang superheated vapor bertambah. Selanjutnya tekanan
di dalam heat sensitizing tube naik dan needle valve membuka lebih lebar, akibatnya
aliran refrigerant ke evaporator bertambah. Sebaliknya bila jumlah refrigerant di dalam
evaporator bertambah, panjang bagian superheated vapor (uap yang dipanaskan)
berkurang. Tekanan di dalam heat sensitizing tube turun dan mengurangi
pembukaan needle valve

Thermal Expansion Valve Tipe External Equalizing

Akibat tahanan saluran, antara inlet dan outlet evaporator terdapat penurunan tekanan.
Apabila perbedaan tekanan ini besar, pada tipe interrial equalizing diperlukan
superheating (pemanasan) yang lebih besar untuk membuka valve. Hal ini karena
tekanan inlet evaporator langsung bekerja pada diaphragm.
Pada expansion valve tipe external equalizing kekurangan ini diatasi dengan cara
menyalurcan tekanan dari uiung evaporator ke bawah diaphragma dan tidak
menggunakan tekanan outlet expansion valve untuk mengoperasikan expansion valve.
Evaporator Pada Sistem AC
Fungsi evaporator kebalikan dari condenser. Keadaan refrigerant sebelum expansion
valve masih 100% cair. setelah tekanan cairan turun, cairan mulai menguap kembah
sambi menyerap panas dari udara yang melewati sirip-sirip pendingin evaporator, dan
terjadilah proses pendiginan udara.
Tipe evaporator :

 Type Plate Fin


 Type Serpentine Fin
 Tipe Drawn Cup

Konstruksi dan kondisi operasi evaporator yang berada pada temperatur rendah.
Pembekuan dan pembentukan es sering terjadi terutama pada sirip (fin) evaporator.
Ketika udara hangat mengenai sirip-sirip evaporator dan menjadi dingin sampai
dibawah temperatur pengembunan, uap air mengembun dan monempol pada sirip
evaporator dalam bentuk tetesan air. Bila pada sirip telah dingin sampai di bawah0
derajat Celcius, air yang menempei dapat menjadi es. Bila hai ini terjadi eftsiensi
pemindahan panas pada evaporator akan turum, aliran udara yang melewati evaporator
berkurang dan kemampuan pendingin menjadi rendah.
Pressure Switch pada Sistem AC

Pressure switch dipasang di antara receiver dan expansion valve. Fungsinya untuk
mendeteksi tekanan pada sisi tekanan tinggi mematikan magnetic clutch ketika
keadaannya tidak normal, menyetop kerja kompresor untuk mencegah
terjadinya kerusakan komponen sistem AC akibat tekanan yang tidak normal.
Apabila Tekanan di dalam siklus refrigerant terlalu tinggi, akan menyebabkan
gangguan
atau kerusakan pada ber-bagai komponen. Apabiia dideteksi tekanannya terlalu tinggi,
kira-kira 27 kg/cm2 (38 psi, 2648 kpa) switch menjadi OFF. Dan magnetic clutch OFF
dan kompresor berhenti berputar.
Apabila jumlah refrigerant di dalam siklus berkurang banyak karena kebocoran atau
penyebab lain, pelumasan pada kompresor akan berkurang dan bila kompresor bekerja
terus akan menyebabkan keausan. Berkurangnnya retrigerant mengakibatkan tekanan
akan turun sampai 2,1 kg/cm2 (30 psi, 206 kpa) atau lebih rendah, hal ini menyebabkan
pressure switch OFF. dan akan menyebabkan magnetic clutch OFF dan kompresor
berhenti berputar.
Ada dua tipe pressure switch yang digunakan, yaitu tipe dual yang memakai satu switch
untuk mendeteksi tekanan yang terlalu tinggi dan tekanan yang terlalu terlalu rendah
dan tipe single dengan switch terpisah untuk switch tekanan tinggi dan switch tekanan
rendah, Konstruksi pressure switch tipe dual ditunjukkan pada gambar di bawah
Anti Beku pada Sistem AC
Jika Suhu di Evaporator turun dibawah 0 derajat Celcius, maka akan ada embun yang
membeku. Akibatnya fin evaporator akan terturup es dan efek pendinginan akan
berkurang. Keadaan ini harus dicegah. Salah satu dari dua metode inilah yang biasanya
digunakan untuk mencegah pembekuan.
Anti Beku Tipe Termistor
Pada tipe ini, thermistor dipasang pada fin evaporator. sinyal dari thermistor digunakan
untuk mengontrol temporatur. Bila temperatur fin turun dibawah 0 derajat celcius maka
magnetic clutch akan Off, dan Kompressor akan berhenti berputar
Anti Beku Tipe Evaporatur Pressure Regulator (EPR)

Pada tipe ini, jumlah refrigerant yang mengalir dari evaporator ke kompresor diatur dan
tekanan di dalam evaporator dijaga tetap 1,9 kg/cm2 atau lebih tinggi agar temperatur
fin evaporator tidak turun sampai di bawah 0 derahat Celcius
Mekanisme Pencegah Mesin Mati pada Sistem AC
Bila pada saat idling kompresor bekerja, Putaran mesin akan turun drastis dan bahkan
mesin bisa mati. Mekanisme ini berfungsi menjadikan magnetic clutch off ketika rpm
mesin turun sampai batas minimum agar mesin tidak mati. Untuk mendeteksi putaran
mesin, dipasangkan sirkuit penghitung pulsa dari kumparan primer ignition coil.
Idle Up pada Sistem AC
Idle UP pada Karburator

Ketika kendaraan melalui jalan yang macet atau diam di tempat, yang mana mesin tetap
hidup, yaitu ketika pada putaren idle atau mendekati idle, output mesin kecil, bila pada
saat ini kompresor dihidupkan akan memerlukan tenaga mesin yang lebih besar
kemungkinan overheating atau mesin mati. Karena itu ditambahkan peralatan idle-up
untuk menaikkan putaran idling untuk membiarkan cooler tetap bekerja meskipun air
conditioning dihidupkan saat lalu lintas macet atau saat kendaraan diam di tempat.
Peralatan idie-up berbeda, tergantung pada tipe mesin dan sistem bahan bakar mesin.
Sebagai contoh, dalam suatu mesin dengan karburator, sebuah VSV (Vacuum Switching
Valve) dan menggunakan actuator untuk membuka throttle dan meningkatkan
kecepatan idling bila pendingin (AC) bekerja.

Mekanisme Idle UP pada EFI

Untuk mesin EFI, sebuah VSV dan diaphragma digunakan yang menyalurkan udara
melalui surge tank untuk menambah jumlah udara yg masuk ke dalam silinder.
kemudian ECU memerintahkan injektor untuk menginjeksikan bahan bakar yang
banyaknya sesuai dengan udara bypass untuk meningkatkan idling mesin.
Pengaman Tali Penggerak pada Sistem AC
Apabila kompresor macet, maka sistem ini akan meng-offkan magnetic clutch dan VSV
idle-up agar tali penggerak tidak putus, di samping itu switch lamp untuk AC akan
berkedip untuk memberitahukan adanya kerusakan pada pendingin.

Anda mungkin juga menyukai