Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

SISTEM PENDINGINAN

Disusun Oleh :

Ginanjar Efendi

23621201C1566

PRODI S1 TEKNIK MESIN

SEKOLAH TINGGI TEKNIK WIWOROTOMO

PURWOKERTO

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan
terus dapat menimba ilmu di STT Wiworotomo Purwokerto.

Penulisan makalah ini merupaqkan sebuah tugas materi keteknikan. Adapun


tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan kami
mengenai materi ke teknikan. Agar kami dapat menjalankan di kehidupan sehari-hari
dengan benar.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan
sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Purwokerto,8 Januari 2024


DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusahan Masalah

1.3. Tujuan

BAB II ISI

2.1. Pengertian Sistem Pendinginan

2.2. Macam Macam Sistem Pendinginan

2.3. Cara Kerja

2.4. Cara Mencegah Kerusakan dari Sistem

2.5. Bagian Bagian Sistem Pendingin Air

2.6. Cara Kerja Sistem Pendinginan

2.7. Pemeliharaan/ Servis Sistem Pendingin Air

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sistem Pendingin Air

Gambar 2. Sistem pendingin udara

Gambar 3. Kipas pada roda gila tanpa pengaruh aliran dan dengan pengarah aliran

Gambar 4. Radiator

Gambar 5. Tutup Radiator

Gambar 6. Radiator dengan tangki reservoir

Gambar 7. Kontruksi pompa air

Gambar 8. Penggerak kipas dengan motor listrik

Gambar 9. Cara kerja kipas pendingin listrik

Gambar 10. Katup Termostat

Gambar 11. Katup termostat pada suhu 80-90 C

Gambar 12. Termostat dengan katup by pass

Gambar 13. Termostat dengan katup by pass saat dingin

Gambar 14. Termostat dengan katup by pass saat panas

Gambar 15. Cara kerja sistem pendingin

Gambar 16. Bagian-bagian radiator

Gambar 17. Perbaikan radiator

Gambar 18. Pemeriksaan tutup radiator

Gambar 19. Bagian-bagian pompa air

Gambar 20. Pemeriksaan termostat dan contoh spesifikasinya


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pendinginan adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menjaga mesin
supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Sistem pendinginan perlu dan
penting dilakukan. Berdasarkan neraca panas pada mesin maka fungsi pendinginan
pada motor menjadi penting karena panas yang akan terserap oleh sistem pendinginan
dapat mencapai 32 %.

Bila mesin tidak didinginkan akan terjadi pemanasan yang lebih (overheating)
dan akan mengakibatkan gangguan-gangguan seperti:

a. Bahan akan lunak pada suhu tinggi. Contoh: torak yang terbuat dari logam
paduan aluminium akan kehilangan kekuatannya (kira-kira sepertiganya) pada suhu
tinggi (300 C), bagian atas torak akan berubah bentuk atau bahkan mencair.
b. Ruang bebas (clearance) antara komponen yang saling bergerak menjadi
terhalang bila terjadi pemuaian karena panas berlebihan. Misalnya torak akan memuai
lebih besar (karena terbuat dari paduan aluminium) daripada blok silinder (yang terbuat
dari besi tuang) sehingga gerakan torak menjadi macet.
c. Terjadi tegangan termal, yaitu tegangan yang dihasilkan oleh perubahan suhu.
Misalnya cincin torak yang patah, torak yang macet karena adanya tegangan tersebut.
d. Pelumas lebih mudah rusak oleh karena panas yang berlebihan. Jika suhu naik
sampai 250 C pada alur cincin, pelumas berubah menjadi karbon dan cincin torak akan
macet sehingga tidak berfungsi dengan baik, atau cincin macet (ring stick). Pada suhu
500 ºC pelumas berubah menjadi hitam, sifat pelumasannya turun, torak akan
macet sekalipun masih mempunyai ruang bebas.
e. Pembakaran tidak normal. Motor bensin cenderung untuk terjadi ketukan
(knocking).
f. Sebaliknya bila motor terlalu dingin akan terjadi masalah, yaitu pada motor
bensin bahan bakar akan sukar menguap dan campuran udara bahan bakar menjadi
gemuk. Hal ini menyebabkan pembakaran menjadi tidak sempurna.

g. Pada motor diesel bila udara yang dikompresi dingin akan mengeluarkan asap
putih dan menimbulkan ketukan dan motor tidak mudah dihidupkan. Selain itu, kalau
pelumas terlalu kental, akan mengakibatkan motor mendapat tambahan tekanan dan
uap yang terkandung dalam gas pembakaran akan terkondensasi pada suhu kira-kira
50C.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas permasalahn yang akan


dipelajari adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja system pendingin
2. Bagaimana cara mengatasi kerusakan atau gangguan system pendingin dan cara
memperbaiki kerusakan yang terjadi.
3. Bagaimana perawatan dan cara memperbaikinya.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui segala hal tentang
system pendinginan baik itu pengertian, macam-macam, mekanisme kerja, dan
aplikasinya di kehidupan sehari-hari.
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Sistem Pendinginan

Motor bakar berfungsi mengubah energi panas yang terkandung dalam bahan
bakar menjadi tenaga gerak. Dari panas yang dihasilkan ini, kira-kira 25% digunakan
sebagai tenaga penggerak, kira-kira 45% hilang terbawa gas buang dan hilang akibat
gesekan-gesekan, sedangkan sisanya kira-kira 30% diserap oleh bagian-bagian motor
itu sendiri. Panas yang diserap ini harus segera dibuang untuk menghindari panas yang
berlebihan (over heating) yang dapat mengakibatkan mesin menjadi rusak,. Untuk itu
diperlukan sistem pendingin mesin dengan media air atau udara untuk menstabilkan
suhu kerja mesin antara 80-100 OC.

Sistem pendinginan adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menjaga mesin
supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Mesin pembakaran dalam maupun
luar melakukan proses pembakaran untuk menghasilkan energi dan dengan mekanisme
mesin diubah menjadi tenaga gerak. Mesin bukan instrumen dengan efisiensi sempurna,
panas hasil pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian terbuang
melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material di sekitar ruang bakar.

Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan untuk konversi panas hasil
pembakaran menjadi energi yang diubah menjadi gerakan mekanis, dengan hanya
sebagian kecil panas yang terbuang. Mesin selalu dikembangkan untuk mencapai
efisiensi tertinggi, tetapi juga mempertimbangkan faktor ekonomis, daya tahan,
keselamatan serta ramah lingkungan.

Proses pembakaran yang berlangsung terus menerus dalam mesin


mengakibatkan mesin dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi. Temperatur sangat
tinggi akan mengakibatkan desain mesin menjadi tidak ekonomis, sebagian besar mesin
juga berada di lingkungan yang tidak terlalu jauh dengan manusia sehingga
menurunkan faktor keamanan. Temperatur yang sangat rendah juga tidak terlalu
menguntungkan dalam proses kerja mesin. Sistem pendinginan digunakan agar
temperatur mesin terjaga pada batas temperatur kerja yang ideal.

Prinsip pendinginan adalah melepaskan panas mesin ke udara, tipe langsung


dilepaskan ke udara disebut pendinginan udara (air cooling), tipe menggunakan fluida
sebagai perantara disebut pendinginan air.

2.2 Macam-macam Sistem Pendinginan

Berdasarkan fluida pendingin, pendingin yang biasa digunakan pada engine kendaraan
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem pendingin air dan sistem pendingin
udara.

a. Sistem Pendingin Air

Sistem pendingin air memiliki konstruksi yang lebih rumit dibanding pendingin
udara, akan tetapi memiliki banyak kelebihan dibanding pendingin udara, diantaranya
mesin menjadi relatif aman karena disekeliling silinder dikelilingi oleh air pendingin,
air juga bisa meredam bunyi yang berlebihan dalam mesin, dan air juga bisa dijadikan
pemanas ruangan di dalam ruang kemudi (khusus di Negara yang memiliki musim
dingin).

Gambar 1. Sistem Pendingin Air


b. Sistem Pendingin pada AC

Dalam sistem AC pendingin udara, menggunakan refrigerant sebagai media


pendingin ruangan. Sistem ini merupakan sistem yang dipakai pada skala ruangan yang
lebih kecil, seperti rumah, perkantoran sekala kecil, atau ruang-ruang kontrol yang
memerlukan perlakuan khusus dalam hal temperatur/ suhu. Dan jenis yang umum
digunakan. Jenis ini kurang cocokuntuk pendinginan ruangan yang besar, karena
disamping ruangan yang dibutuhkan sangat besar, terutama outdoor, juga dalam
pengoperasiannya lebih mahal.

Termasuk sistem indirect cooling (pendinginan tidak langsung), dimana


proses pendinginan menggunakan air sebagai media, yang diproses oleh AHU (air
handling unit) atau FCU. Sistem pendinginan melalui air sebagai media, digunakan
pada gedung-gedung besar, seperti mall. Bandara atau perkantoran yang besar. Sistem
ini dalam operasionalnya lebih efisien diibandingkan dengan menggunakan refrigerant
secara langsung, tetapi investasi awal yang sangat mahal.

c. Sistem Pendingin pada Motor


Sistem pendinginan motor menggunakan prinsip pemindahan panas secara
konduksi, konveksi dan radiasi. Panas diserapsecara konduksi dari metal disekeliling
silinder, dari katup, dari kepala silinder menuju cairan pendingin. Permukaan logam
dengan cairan pendingin terjadi perpindahan panas secara konveksi dan didalam cairan
pendingin terjadi sentuhan dan perpindahan panas, sehingga air menjadi panas dalam
kantong-kantong air pendingin, yang terletak didalam blok silinder.

d. Sistem Pendingin pada Diesel


Motor diesel penggerak generator yang banyak dipakai di lapangan, umumnya
motor diesel selinder tunggal-horisontal berpendingin air. Sirkulasi air pendingin
menggunakan sistem sirkulasi alam atau dengan sirkulasi air pendingin tidak
menggunakan pompa sirkulator (water pump). Sirkulasi jenis ini berlangsung karena
adanya perbedaan berat jenis air pendingin akibat rambatan panas yang diterima dari
blok silinder.
e. Sistem Pendingin pada Mobil
Mobil diperlukan sistem pendinginan yangberfungsi untuk menurunkan
temperatur pada mesin, karena mesin dapat menghasilkan efesiensi kerja yang baik
pada temperature mesin sekitar 800 C sampai dengan 850 C

f. Sistem Pendingin Udara

Sistem pendingin udara yang digunakan pada engine diambil langsung oleh
udara melalui sirip-sirip pendingin. Kemudian diserap oleh udara luar yang
temperaturnya jauh lebih rendah. Konstruksi dan jumlah sirip pendingin tergantung
besar kecilnya engine dan kecepatan perpindahan kalor dari sirip-sirip pendingin ke
udara. Sirip-sirip ini dipasangkan di sekeliling silinder dan kepala silinder. Udara yang
menyerap panas dari sirip-sirip pendingin harus bersirkulasi agar udara di sekitar sirip-
sirip pendingin temperaturnya tetap rendah.

Gambar 2. Sistem pendingin udara

Pada pendingin udara ini, hembusan udara mejadi lebih cepat pada saat
kendaraan berjalan atau dilakukan oleh sebuah kipas. Konstruksi engine dengan
pendingin udara disbanding pendingin air mempunyai keuntungan antara lain:

1. Konstruksi lebih sederhana.

2. Harga relatif lebih murah.

3. Perawatan relatif tidak ada.

Namun demikian juga mempunyai kerugian antara lain:


1. Pendingin tidak merata.

2. Suara engine keras karena adanya getaran dari sirip-sirip


pendingin.

Gambar 3. Kipas pada roda gila tanpa pengaruh aliran dan dengan pengarah aliran

Pendinginan ini banyak digunakan pada sepeda motor. Untuk mengefektifkan


pendinginan udara banyak dijumpai dengan menambah suatu kipas yang digerakkan
langsung oleh poros engkol.

Jika engine dihidupkan, maka kipas akan ikut berputar, sehingga udara menuju
sudut-sudut hantar ke sirip-sirip kepala silinder dan blok silinder. Dengan
menggunakan kipas ini maka pendingin akan lebih merata disbanding yang tidak
memakai kipas, cara ini digunakan pada sepeda motor. Contoh: vespa, Suzuki jet
cooled (RC), Yamaha force 1 dan beberapa mobil, contohnya: VW lama (safari, combi
dan kodok).
2.3. Cara kerja

a. Bila mesin dingin

Saat mesin masih dingin sirkulasi air pendingin hanya terjadi didalam mesin saja, tanpa
melalui radiator, ini dikarenakan adanya thermostat yang masih menutup saat mesin
dingin, jadi air yang mestinya kedalam radiator tertutup oleh thermostat dan akan
melewati saluran bypass untuk kembali bersirkulasi kedalam mesin, proses ini juga
bertujuan untuk mempercepat mesin mencapai suhu kerja normal yaitu sekitar 80-90
o
C.

b. Bila mesin panas

Saat mesin sudah panas dan melebihi temperatur kerja maka thermostat akan terbuka
dan saluran bypass akan tertutup sehingga air yang sudah panas akan dialirkan kedalam
radiator untuk selanjutnya didinginkan oleh kipas dan laju kendaraan itu sendiri,
selanjutnya cairan pendingin yang sudah didinginkan didalam radiator kembali
dialirkan kedalam mesin untuk kembali mendinginkan mesin, begitu seterusnya sampai
temperature kembali turun hingga thermostat kembali menutup, begitu seterusnya
proses ini berulang.

2.4. Cara Mencegah Kerusakan Dari Sistem Pendingin

Cara mengatasi gangguan-gangguan pada sistem pendingin air dapat dilakukan


dengan cara sebagai berikut:

1. Perawatan preventif
merupakan perawatan sistem pendinginan secara ringan. Pada perawatan ini juga
bertujuan untuk mencegah atau menanggulangi secara dini sebelum komponen sistem
pendingin mengalami kerusakan. Kegiatan yang dilakukan pada perawatan preventif
meliputi: penyetelan, pemeriksaan dan membersihkan komponen-komponen sistem
pendingin saja. Perawatan ini membutukan biaya yang relatif kecil dan biasanya
dilakukan secara berkala.
2. Perawatan kuratif

merupakan perawatan yang dilakukan untuk menanggulangi komponen sistem pendingin


setelah terjadi kerusakan. Perawatan ini membutuhkan biaya yang besar dan perawatan ini
dilakukan secara tiba-tiba tanpa adanya suatu perencanaan. Kegiatan yang biasa dilakukan pada
perawatan ini adalah penggantian komponen yang mengalami kerusakan

2.5. Bagian-Bagian Sistem Pendingin Air

Bagian-bagian sistem pendinginan air yang penting dan perlu dipelihara/diservis adalah:
Radiator, tutup radiator, pompa air, kipas, katup termostat, dan tangki reservoir.

a. Radiator

Gambar 4. Radiator

Radiator pada sistem pendinginan berfungsi untuk mendinginkan air atau


membuang panas air ke udara melalui sisrip-sirip pendinginnya.
Konstruksi radiator terdiri dari:

1). Tangki atas

Tangki atas berfungsi untuk menampung air yang telah panas dari mesin. Tangki
atas dilerngkapi dengan lubang pengisian, pipa pembuangan dan saluran masuk dari
mesin. Lubang pengisian harus ditutup dengan tutup radiator. Pipa pembuangan untuk
mengalirkan kelebihan air dalam sistem pendinginan yang disebabkan oleh ekspansi
panas dari air keluar atau ke tangki reservoir. Saluran masuk ditempatkan agak keujung
tangki atas.

2). Inti radiator (radiator core)

Inti radiator berfungsi untuk membuang panas dari air ke udara agar suhu air
lebih rendah dari sebelumnya. Inti radiator terdiri dari pipa-pipa air untuk mengalirka
air dari tangki atas ke tangki bawah dan sisrip-sirip pendingin untuk membuang panas
air dalam pipapipa air. Udara juga dialirkan diantara sirip-sirip pendingin agar
pembuangan panas secepat mungkin. Warna inti radiator dibuat hitam agar pepindahan
panas radiasi dapat terjadi sebesar mungkin. Besar kecilnya inti radiator tergantung
pada kapasitas mesin dan jumlah pipa-pipa air dan sisrip-siripnya

3). Tangki bawah

Tangki bawah berfungsi untuk menampung air yang telah didinginkan oleh inti
radiator dan selanjutnya disalurkan ke mesin melalui pompa. Pada tangki bawah juga
dipasangkan saluran air yang berhubungan dengan pompa air dan saluran pembuangan
untuk membuang air radiator pada saat membersihkan radiator dan melepas radiator.
b. Tutup Radiator

Gambar 5. Tutup Radiator

Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan titik didih air pendingin dengan jalan
menahan ekspansi air pada saat air menjadi panas sehingga tekanan air menjadi lebih
tinggi daripada tekanan uadar luar. Di samping itu pada sistem pendinginan tetrutup,
tutup radiator berfungsi untuk mempertahankan air pendingin dalam sistem meskipun
dalam keadaan dingin atau panas. Untuk maksud tersebut tutup radiator dilengkapi
dengan katup pengatur tekanan (relief valve) dan katup vakum.

Cara kerja katup-katup pada tutup radiator adalah sebagai berikut:


Pada saat mesin dihidupkan suhu air pendingin segera naik dan akan
menyebabkan kenikan volume air sehingga cenderung keluar saluran pengisian
radiator. Keluarnya air tersebut ditahan oleh katup pengatur tekanan sehingga tekanan
naik. Kenaikan tekanan akan menaikkan titik didih air yang berarti mempertahankan air
pendingin dalam sistem. Bila kenaikan suhu sedemikian rupa sehingga menyebabkan
kenaikan volume air yang berlebihan, tekanan air akan melebihi tekanan yang
diperlukan dalam sistem. Karenya air akan mendesak katup pengatur tekanan untuk
membuka dan air akan keluar melalui katup ini ke pipa pembuangan.
Pada saat suhu air pendingin turun akan terjadi penurunan volume, yang akan
menyebabkan terjadinya kevakuman dalam sistem yang selanjutnya akan membuka
katup vakum sehingga dalam sistem tidak terjadi kevakuman lagi. Sistem yang
menggunakan tangki reservoir, kevakuman akan diisi oleh air sehingga air dalam
sistem akan tetap. Bila sistem tidak menggunakan tangki reservoir maka yang masuk
adalah udara.

Gambar 6. Radiator dengan tangki reservoir

c. Pompa Air

Pompa air berfungsi untuk menyirkulasikan air pendingin dengan jalan


membuat perbedaan tekanan antara saluran isap dengan saluran tekan pada pompa.
Pompa air yang biasa digunakan adalah pompa sentrifugal. Pompa air ini digerakkan
oleh mesin dengan bantuan tali kipas (“V” belt) dan puli dengan perbandingan putaran
antara pompa air dengan mesin sekitar 0,9 sampai 1,3. Hal ini dimaksudkan agar dapat
mengalirkan air pendingin sesuai dengan operasi mesin.
Gambar 7. Konstruksi pompa air

Pompa ini terdiri dari: (a) Poros, (b) Impeller, dan (c) Water seal

d. Kipas Pendingin

Kipas berfungsi untuk mengalirkan udara pada inti radiator agar panas yang
terdapat pada inti radiator dapat dipancarkan ke udara dengan mudah. Kipas pendingin
dapat berupa kipas pendingin biasa (yang diputarkan oleh mesin) atau kipas pendingin
listrik. Kipas pendingin biasa digerakkan oleh putaran puli poros engkol. Poros kipas
biasa sama dengan poros pompa air sehingga putaran kipas sama dengan putaran
pompa.

Gambar 8. Penggerak kipas dengan motor listrik


Pada kipas pendingin listrik digerakkan oleh motor listrik akan menghasilkan
efisiensi pendinginan yang lebih baik (terutama pada kecepatan rendah dan beban
berat) dan membantu pemanasan awalair pendingin yang lebih cepat, penggunaan
bahan bakar yang lebih hemat, dan mengurangi suara berisik.

Adapun cara kerja kipas pendingin listrik sebagai berikut:

Gambar 9. Cara kerja kipas pendingin listrik

Bila suhu air pendingin dibawah 83 ºC temperature switch ON dan relay


berhubungan dengan masa. Fan relay coil terbuka dan motor tidak bekerja. Bila suhu
air pendingin di atas 83 ºC, temperature switch akan OFF dan sirkuit relay ke masa
terputus. Fan relay tidak bekerja, maka kontak poin merapat dan kipas mulai bekerja.

e. Katup Termostat

Katup termostat berfungsi untuk menahan air pendingin bersirkulasi pada saat
suhu mesin yang rendah dan membuka saluran adri mesin ke radiator pada saat suhu
mesin mencapai suhu idealnya. Katup termostat biasanya dipasang pada saluran air
keluar dari mesin ke radiator yang dimaksudkan agar lebih mudah untuk menutup
saluran bila mesin dalan keadaan dingin dan mebuka saluran bila mesin sudah panas.
Gambar 10. Katup Termostat

Ada 2 tipe termostat, yaitu tipe bellow dan tipe wax. Kebanyakan termostat
yang digunakan adalah tipe wax. Di samping itu termostat tipe wax ada yang
menggunakan katup by pass dan tidak menggunakan katup by pass.

Cara kerja katup termostat adalah sebagai berikut:

Pada saat suhu air pendingin rendah katup tertutup atau saluran dari mesin ke
radiator terhalang oleh wax (lilin) yang belum memuai. Bila suhu air pendingin naik
sekitar 80 sampai dengan 90 derajat Celcius maka lilin akan memuai dan menekan
karet. Karet akan berubah bentuk dan menekan poros katup. Oleh karena posisi poros
tidak berubah maka maka karet yang sudah berubah tersebut akan membawa katup
untuk membuka.

Gambar 11. Katup termostat pada saat suhu 80-90 ºC


Gambar 12. Termostat dengan katup by pass

Untuk menghindari terjadinya tekanan air yang tinggi pada saat katup termostat
tertutup, pada saluran di bawah katup dibuatkan saluran ke pompa air yang dikenal
dengan saluran pintas (by pass).

Gambar 13. Termostat dengan katup by pass pada saat dingin

Cara kerja katup by pass pada termostat dapat dilihat pada sistem pendingin
mesin pada saat dingin dan panas.
Gambar 14. Termostat dengan katup by pass pada saat panas

2.6. Cara Kerja Sistem Pendinginan

Air pendingin bersirkulasi di water jacket untuk mendinginkan mesin yang


panas itu. Ketika air pendingin telah panas maka air pendingin itu akan masuk ke
radiator setelah melalui thermostat yang mengaturnya. Di radiator air pendingin yang
panas itu akan didinginkan oleh kipas radiator dan siripsirip radiator dan ketika proses
pendinginan telah selesai maka akan menuju kembali ke mesin untuk mendinginkan
mesin. Pompa air mempercepat proses pendinginan itu.

Gambar 15. Cara kerja sistem pendingin


 Terjadi Overcooling (mesin dingin)
Terjadinya Overcooling dapat diamati pada temperatur air pendingin yang selalu rendah
(jauh di bawah temperatur kerja idelnya). Jika hal ini terjadi berarti Overcooling. Dari neraca
panas hal ini berarti terjadi kenaikan kerugian karena pendinginan (cooling loos). Dengan
adanya kenaikan cooling loos ini berarti daya mekanis yang dihasilkan sudah pasti berkurang.
Tetapi pada mesin tidak terasa betul, yang lebih terasa adalah adanya kenaikan pamakaian bahan
bakarnya. Jadi over cooling sepertinya tidak berakibat menurunnya daya mekanis mesin yang
dihasilkan melainkan menaiknya konsumsi bahan bakar yang diperlukan mesin.

Gejala dan kemungkinan yang terjadi:

1. Termostat rusak. Termostat yang berfungsi untuk mengatur masuknya air pendingin
yang masuk ke dalam mantel air supaya didapatkan suhu mesin yang sesuai dan apabila
pada alat ini terjadi kerusakan akan mengakibatkan mesin manjadi dingin atau
sebaliknya.
Cara mengatasinya: Tes bagaimana kerja termostat tersebut masih bisa bekerja dengan
baik apa tidak apabila termostat membuka terus ini karena alat tersebut tidak bisa
menutup saat mesin dingin, salah satu yang dapat dilakukan adalah menggantinya.

Terjadi Over heating


Terjadinya over heating dapat diamati pada temperatur air pendingin yang selalu
tinggi (jauh diatas temperatur kerjanya). Jika hal ini terjadi berarti over heating. Dari
neraca panas hal ini sebetulnya akan menurunkan kerugian panas karena pendinginan
(cooling loss). Tetapi dengan kenaikan temperatur mesin yang diamati pada air
pendingin ini selanjutnya akan menyebabkan beberapa komponen mesin angalami
perubahan bentuk yang berlebihan akibat pemuaiannya seperti piston pada silinder.
Akibat lanjutan yang dapat dirasakan adalah adanya kenaikan kerugian akibat gesekan.
Secara prinsip penyebab dari over heating adalah aliran dari air pendingin dan udara
pada radiator yang mengalami ganguan. Kemungkinan penyebab dari terganggunya
sistem pendinginan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Sistem Pendinginan Bocor
2. Radiator Tersumbat
3. Termostat Tidak Bekerja/Macet
4. Pompa Air Rusak
5. Water Jacket Tersumbat
6. Tutup Radiator Bocor
7. Terdapat Bunyi Pada Sistem Pendingin

2.7. Pemeliharaan/Servis Sistem Pendingin Air

a. Pemeliharaan/servis Radiator dan tutup radiator.

Bagian-bagian radiator dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 16. Bagian-bagian radiator

Pemeriksaan dan Perbaikan radiator dilakukan sebagai berikut:

1). Pemeriksaan pipa-pipa dan bagian yang disolder pada tangki atas dan bawah dari
kemungkinan bocor, kalau perlu diperbaiki atau diganti
2). Periksa sirip dan inti radiator dan perbaiki sirip yang menghambat saluran air
dengan menggunakan obene pipih (Gambar 17)
Gambar 17. Perbaikan radiator

1) Bila yang tersumbat dari intinya melebihi 20 persen radiator harus diganti
2) Periksalah slang radiator dan jika ternya rusak atau keras harus diganti

3) Periksalah katup pengatur pada tutup radiator dan katup vakum dari kemungkinan
pegasnya yang lemah atau dudukannya kurang rapat. Jika katup membuka pada
tekanan di bawah harga spesifikasi atau ada kerusakan lain , tutup radiator harus diganti
(Gambar 15)

Gambar 18. Pemeriksaan tutup radiator


b. Pemeliharaan/servis Pompa air

Untuk servis pompa air dilakukan dengan membongkar, membersihkan, mengganti


seal-seal yang bocor, memastikan kerapatannya dan merakit kembali. Untuk memahami
pompa air dapat dilihat bagian-bagian pompa air seperti gambar 16.

Gambar 19. Bagian-bagian Pompa air

c. Pemeliharaan/servis Termostat

Untuk menservis termostat dilakukan dengan cara: (a) membuka termostat dari
sistem pendinginan, (b) memeriksa termostat dengan cara: menaruh termostat pada
tempat yang berisi air (lihat gambar 24). Periksalah suhu saat pembukaan katup dengan
jalan manikkan suhu air sedikit demi sedikit. Termostat harus diganti bila ternyata
terdapat kerusakan, (c) mamasang kembali termostat pada sistem.
Gambar 20. Pemeriksaan termostat dan contoh spesifikasinya
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem pendinginan adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menjaga mesin
supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Prinsip pendinginan adalah
melepaskan panas mesin ke udara, tipe langsung dilepaskan ke udara disebut
pendinginan udara (air cooling), tipe menggunakan fluida sebagai perantara disebut
pendinginan air. Berdasarkan fluida pendingin, pendingin yang biasa digunakan pada
engine kendaraan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem pendingin air dan
sistem pendingin udara. Aplikasi sistem pendingin dapat kita temukan pada kehidupan
sehari-hari misalnya pada AC, mobil, diesel, motor, dll.

3.2 Saran

Sebagai mahasiswa Teknik Mesin, kita harus mengetahui sistem-sistem pada


motor bakar , salah satunya yaitu sistem pendingin. Semoga dengan adanya makalah ini
dapat menambah wawasan mahasiswa tentang sistem pendingin.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.bppptegal.com/v1/index.php?option=com_content&view=article&id=228:sistem-
pendinginanmotor-diesel&catid=44:artikel&Itemid=85

Anda mungkin juga menyukai