MOTOR BENSIN
Karya tulis ini dibuat untuk melengkap inilai mata kuliah Motor Bensin
Oleh:
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul Prosedur Tune Up Motor Bensin
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak Rahma Doni, Spd, M.Pd.T yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
penulis
ALVI RAHMANDA
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ..........................................................................................................................
..... i
Kata
Pengantar ...................................................................................................................
........... ii
Daftar
Isi ...............................................................................................................................
............ iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ......................................................................................................... 1
C.
Tujuan .......................................................................................................................
......... 1
B.
Saran ..........................................................................................................................
......... 15
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................................................
...... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem bahan bakar dalam suatu mesin merupakan suatu sistem yang
sangat dominan dalam menentukan unjuk kerja mesin .Suatu rangkaian mesin
motor ,akan memberikan daya yang optimal bila seluruh sistem yang bekerja
pada motor tersebut berfungsi dengan baik begitu pula kerja pada sistem
bahan bakar ,kelancaran kerja pada sistem ini akan berpengaruh besar pada
efisiensi dan daya kerja motor .Salah satu cara agar sistem bahan bakar
bekerja dengan optimal yaitu dengan perawatan dan perbaikan sistem bahan
bakar.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
C. PEMBATASAN MASALAH
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
komponen dan system apa saja yang bekerja untuk menyalurkan bahan bakar
dengan karburator type arus turun serta bagaimana prinsip kerja dan
kerusakan apa yang sering terjadi pada komponen system bahan bakar
Tujuan diberikannya perwatan dan perbaikan sistem bahan bakar, yaitu:
E. MANFAAT
Manfaat yang bisa diperoleh jika sistem bahan bakar bekerja dengan baik :
1. Memperpanjang umur mesin
2. Mendapatkan efisiensi kerja sesuai dengan yang diharapkan
3. Kenyamanan berkendara karena mesin bekerja dengan baik
BAB II
PEMBAHASAN
A. SKEMA SISTEM BAHAN BAKAR
Jika saringan bensin tersumbat maka aliran bensin akan terhambat ,dan
jumlah bensin yang masuk ke karburator akan berkurang ,itu menyebabkan tenaga
mesin turun, efeknya akan sangat terasa bila kendaraan sedang melaju dengan
kecepatan tinggi atau pada beban berat. Oleh karena itu membersihkan saringan
bahan bakar secara berkala merupakan langkah yang sesuai untuk menjaga aliran
bensin tetap konstan, pada jenis tertentu ada saringan bensin yang elemennya
dapat diganti, seperti pada saringan bensin model katrid
b. Pompa bensin
Karena letak tangki bahan bakar yang lebih rendah dari karburator
maka bahan bakar tidak dapat mengalir dengan sendirinya ,dan oleh karena itu
dibutuhkan sebuah pompa bahan bakar. Ada dua type pompa yaitu mekanik
dan elektrik.
Cara kerja:
Pada saat mesin berputar satsioner, bahan bakar mengalir dari ruang
pelampung melalui primary main jet, kemudian ke slow jet, economizer
jet, katup solenoid dan akhirnya ke ruang bakar melaluiidle port.
Atau Primary main jet→slow jet→economizer jet→solenoid valve→idle
port→ruang bakar.
a. Bila mesin berputar idling
Bila throttle valve ditutup maka vakum yang terjadi pada bagian
bawah throttle valve besar .hal ini menyebabka bahan bakar yang
bercampur dengan udara dari air bleder keluar dari idle port ke intake
manifold dan masuk kedalam silinder , campuran udara dan bensin yang
diperlukan agar mesin berputar idling yaitu 11 : 1
b. Bila throttle valve terbuka sedikit
Bila throttle valve terbuka sedikit dari keadaan idle ,maka jumlah
udara yang mengalir bertambah .Hal ini menyebabkan vakum dibawah
throttle valve menjadi berkurang ,sehingga bahan bakar menjadi
kurus .Untuk mencegah hal itu maka saat throttle valve terbuka
sedikit ,slow port mengeluarkan bahan bakar.
Fungsi dan prinsip kerja komponen :
1. Sekrup penyetel campuran idle
Berfungsi untuk membuat campuran udara dan bensin agar mesin
berputar idle,dengan cara memutar skrup
2. Slow jet
Berfungsi untuk mengkontrol jumlah bensin yang disuplai untuk
primary low speed.
3. Air bleder
Berfungsi untuk membantu atomisasi bensin agar mudah tercampur
dengan udara
4. Economiser jet
Berfungsi untuk menambah kecepatan aliran bensin
5. Katup solenoid
Berfungsi untuk mencegah terjadinya dieseling pada motor
bensin Dieseling adalah berputarnya mesin seteleh kunci kontak posisi
“OFF” yang bias disebabkan karena over heating pada mesin. Solenoid
akan menutup aliran bahan bakar ketika kunci kontak off.
Kendala yang sering terjadi :
- kendaraan sering kali tidak mau berputar stationer, oleh karena itu
sesuaikan dahulu skrup penyetel campuran idle, atau bisa jadi katup
solenoid bermasalah
- bila skrup penyetel campuran idle dikeraskan terlalu keras ,ujung jarum
sekrup akan rusak sehingga akan sulit untuk menentukan campuran
yang bagus
- penyumbatan didalam slow jet akan menyebabkan putaran mesin kasar
- penyumbatan didalam air bleder membuat udara tidak mampu untuk
mencampur bensin yang akan disalurkan oleh idle dan slow port, ini
menyebabkan campuran bensin menjadi kaya.
c. Primary High Speed Sistem
Merupakan suatu sistem yang berfungsi mensuplay bensin
pada saat kendaraan berjalansedang atau pada kecepatan tinggi. Sistem
ini menyediakan campuran udara dan bensin yang ekonomis yaitu : 16
– 18 : 1 cara kerja sistem ini yaitu pada saat throttle valve dibuka maka
kecepatan aliran udara di nosel utama bertambah dan bahan bakar
didalam ruang pelampung mengalir setelah sebelumnya dicampur
dengan udara oleh air bleder.
Cara kerja:
Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari
ruang pelampung langsung menuju primary main nozle (nosel utama
primer).
Sementara dari idle port dan slow port tidak lagi mengeluarkan
bahan bakar karena kevakuman pada idle port dan slow port lebih
rendah daripada di daerah primary main nozle. Atau alirannya:Primary
main jet→primary main nozle→ruang bakar.
Fungsi dan prinsip kerja komponen :
1. main jet
untuk mengkontrol jumlah bensin yang disalurkan oleh primary high
speed system
2. air bleder
berfungsi untuk mengatomisasi bensin agar mudah untuk bercampur
dengan udara ,apabila tekanan udara di nosel utama turun ,udara akan
masuk ke air bleder .
“kendala yang sering terjadi : penyumbatan pada main jet akan
menyebabkan putaran mesin tidak rata dan ini akan berpengaruh pada
low speed system”
d. Secondary High Speed Sistem
Merupakan suatu sistem yang fungsinya disusun
samaseperti primary high speed sistem,tetapi karena secondary high
speed sistem direncanakan untuk bekerja bila mesin membutuhkan
out put yang besar maka ukuran (diameter) dari pada nosel, venture
dan jet dibuat lebih besar daripada yang diberikan pada sistem
primary. Mekanisme dari system secondary high speed bekerja bila
mesin berputar pada kecepatan tinggi dan dibawah beban berat.
Cara kerja :
Pada saat temperatur masin naik, maka bimetal membuka
thermostatic valve, sehingga udara dari air horn mengalir ke dalam
intake manifold melalui saluran udara dalam flange sehingga
campuran udara dan bahan bakar menjadi normal kembali. Katup
thermostatic mulai membuka apabila tempertur di sekeliling elemen
bimetal telah mencapai 55º C dan akan membuka penuh pada
temperatur 75º C.
j. Anti Dieseling
Dieseling adalah berputarnya mesin setelah kunci kontak
dimatikan (off), karena ruang bakar masih panas yang diakibatkan
oleh tertumpuknya karbon (deposit) yang membara.
Cara kerja:
Selama pengendaraan berjalan normal, tidak ada vakum pada TP port
sehingga pegas dalam TP port menekan diafragma ke kiri menggerakkan TP
adjusting screw ke kiri.
Selama perlambatan, tuas pengait pada katup throttle menyentuh
adjusting screw untuk mencegah katup throttle menutup penuh. Kemudian
vakum dari TP port bekerja pada pada diafragma melalui jet untuk
memungkinkan katup throttle berangsur-angsur menutup.
l. Deceleration Fuel Cut Off System
Pada saat deselerasi, throttle valve akan menutup rapat sementara
putaran mesin masih tinggi sehingga mengakibatkan bahan bakar yang masuk
ke ruang bakar yang masuk ke ruang bakar lebih banyak dan campurannya
menjadi kaya.
Untuk itu pada karburator dilengkapi dengan “Deceleration Fuel Cut
Off System” yang berfungsi menutup aliran bahan bakar dari slow port
sehingga konsentrasi CO dan HC dapat diturunkan.
Gbr. Deceleration Cut Off System
Cara kerja:
Bila pada putaran mesin di atas 2000 rpm, kemudian pedal gas dilepas
(deselerasi) maka vakum pada TP port akan lebih besar dari 400 mmHg vakum
switch akan Off dan solenoid valve tidak mendapat masa sehingga solenoid
valve menutup saluran bahan bakar yang menuju ke slow port dan idle pot.
Bila putaran mesin mencapai 2000 rpm, maka solenoid valve akan
mendapat masa dari emission control computer kembali sehingga saluran
bahan bakar ke slow port dan idle port terbuka dan bahan bakar akan mengalir
kembali. Hal ini untuk mencegah mesin mati dan mempertahankan agar mesin
dapat hidup pada putaran idle.
1. Masalah pada 1. Pilot air jet tersumbat atau lepas 1. Periksa dan
kecepatan bersihkan
rendan dan stasioner
(langsam)
2. Pilot outlet tersumbat 2. Periksa dan
ganti bila perlu
3. Piston choke tidak sepenuhnya 3. Periksa dan
tertutup setel
4. Kerusakan pada joint (sambungan) 4. Periksa dan
karburator atau sambungan pipa vakum ganti bila perlu
Permasalahan Kemungkinan Penyebab Solusi (Jalan Keluar
)
Masalah pada kecepatan 1. Main jet atau main air jet 1. Periksa dan
rendah dan kecepatan tersumbat bersihkan
tinggi
2. Needle jet tersumbat 2. Periksa dan
bersihkan
3. Throttle piston (skep) tidak 3. Periksa throttle
berfungsi dengan baik piston saat jalan
4. Saringan bahan bakar (fuel 4. Periksa dan
filter) tersumbat bersihkan
5. Pipa ventilasi bahan bakar 5. Periksa dan
tersumbat bersihkan
http://jarwanto92.blogspot.co.id/2011/11/bahan-bakar-bensin.html
https://qtussama.wordpress.com/materi-kelas-xi-kendaraan-ringan/sistem-bahan-
bakar-motor-bensin/
http://sabiqptm.blogspot.co.id/2014/05/makalah-motor-bensin.html
http://ellynoer.blogspot.co.id/2014/05/sistem-bahan-bakar-motor-bensin.html
Bab II
Definisi
Sistem bahan bakar sepeda motor adalah rangkaian komponen yang bekerja saling
berkaitan dan bertujuan untuk mensuplai campuran bahan bakar dan udara yang
dibutuhkan untuk pembakaran dalam kuantitas maupun kualitas yang sesuai
dengan kebutuhan mesin (Dunia Otomotif, 2013). Pada sebuah sepeda motor
maupun mobil sistem bahan bakar mutlak diperlukan, karena sistem bahan bakar
memiliki beberapa fungsi, diantarannya:
2. Fuel filter
Fuel filter atau saringan bahan bakar berfungsi sebagai penyaring atau filtrat yang
akan menyaring semua kotoran pada aliran bensin. Filter ini diperlukan karena
didalam bensin itu bisa terdapat molekul pasir atau kotoran lain yang dapat
mengganggu kinerja mesin.
Selain itu, filter bensin ini biasanya juga memiliki water sedimenter yang akan
memisahkan air yang terdapat pada aliran bensin.
3. Fuel pump
Fuel pump atau pompa bahan bakar adalah komponen untuk mengalirkan bensin
dari dalam tanki agar sampai ke mesin. Fuel pump ini diperlukan karena pada
mobil letak karburator itu lebih tinggi daripada tanki.
Jadi agar bensin dapat naik ke karburator perlu dorongan yang dilakukan oleh
pompa. Pada sistem bahan bakar konvensional, pompa bensin ini juga masih
bersifat konvensional atau mekanis.
Pompa bekerja menggunakan membran yang dapat bergerak secara aksial. Yang
menggerakan membran ini adalah poros nok dengan memanfaatkan sebuah nok.
4. Charcoal canister
Pada kendaraan tertentu ada komponen berama charcoal canister. Fungsi charcoal
canister adalah sebagai penampung uap bensin dari dalam tanki untuk selanjutnya
disalurkan kedalam mesin.
Perlu anda ketahui, uap bensin juga bersifat polutan apabila sampai keluar ke
atmosfer. Jadi di iklim tropis khususnya yang suhunya hangat bensin itu mudah
menguap. Agar penguapan bensin ini tidak sampai ke atmosfer maka uap bensin
akan ditampung didalam tabung bernama tabung canister.
Nantinya, uap bensin yang ada di tabung canister akan dibakar didalam mesin.
Sehingga polusi lingkungan akan lebih aman.
5. Selang bensin
Fungsi selang bensin adalah sebagai jalur mengalirnya bensin dari tanki ke
karburator. Selang ini berbahan mika yang kuat namun getas. Sehingga mesi
ringan, selang ini mudah pecah.
6. Karburator
Cara kerja karburator itu memang cukup rumit, namun sederhananya bensin akan
mengabut dari dalam selang kecil bernama main jet. Pengabutan ini terjadi karena
tekanan udara didalam intake manifold lebih rendah daripada ruang penampung
bensin didalam karburator.
Selengkapnya tentang karburator bisa anda baca pada artikel berikut ; Prinsip
kerja karburator mobil
7. Selang pengembali
Sehingga akan terjadi penumpukan bensin, untuk mengatasi itu dibuatlah selang
pengembali yang akan mengalirkan kembali bensin dari karburator kedalam tanki.
Sekian artikel mengenai nama komponen sistem bahan bakar bensin. Semoga bisa
menambah wawasan kita semua
Dimulai pada pompa bensin yang bersifat mekanis. Pompa ini, terletak pada
blok silinder yang digerakan oleh tonjolan camshaft. Namun dibeberapa mobil
sudah menggunakan pompa bensin elektrik.
Saat mesin start, pompa akan menyerap bensin dari tanki menuju filter
bahan bakar.
Didalam filter, bensin disaring serta dipisahkan oleh water sedimenter
untuk menghasilkan bensin murni.
Bensin murni yang telah disaring mengalir kearah karburator. Didalam
karburator, bensin masuk kedalam ruang pelampung.
Ruang pelampung
Pelampung
Main Jet
Ventury
Throtle Gas
Ketika mesin start, udara mengalir dari filter udara masuk keruang karburator dan
melewati ventury. Ventury merupakan sebuah saluran dengan diameter
dipersempit. Tujuan penyempitan saluran ini adalah untuk meningkatkan
kecepatan aliran udara yang berimbas pada menurunnya tekanan pada ventury.
Disisi lain, bensin sudah memenuhi ruang pelampung yang memiliki saluran
bernama main jet ke arah ventury. Sementara tekanan di ventury turun
menyebabkan bensin dari ruang pelampung naik menuju saluran main jet dan
keluar didalam ventury.
Hal diatas menyebabkan bensin keluar ditengah derasnya aliran udara saat proses
hisap. Sehingga saat proses intake, udara sudah bercampur dengan bahan bakar
saat masuk ke ruang bakar.
Sementara itu, untuk mengatur RPM mesin menggunakan komponen throtle yang
terletak setelah ventury. Cara kerja katup gas inu, seperti koin yang menutup
saluran udara. Saat posisi katup ini horizontal maka aliran udara menuju intake
seperti tertahan sehingga RPM mesin berkisar 800 RPM.
Ketika posisi katup gas semakin vertikal, maka lubang intake semakin besar
sehingga proses hisap semakin lancar. Hal itu membuat RPM mesin meningkat.
Sementara suplai bensin sudah teratur secara otomatis karena semakin lebar katup
membuka semakin kecang pula aliran udara yang melewati saluran karburator.
Sehingga semakin cepat aliran semakin turun pula tekanan udaranya hal itu
menyebabkan semakin banyak bensin yang terserap keluar ke ventury.
Namun dalam cara kerja mesin injeksi ini, pompa bahan bakar akan menyala
dengan selang waktu tertentu. Karena bertujuan agar tekanan yang terdapat pada
serangkaian injeksi atau EFI bisa bangkit hingga mencapai 315 sampai 340 Kpa.
Hebatnya, pompa tersebut akan secara otomatis mati dalam waktu tertentu dengan
bantuan dari ECM.
Biasanya komponen ECU yang digunakan pada sistem bahan bakar EFI yaitu
komponen semikonduktor, seperti condenser. Tak hanya itu saja, jika pada sistem
konvensional bahan bakar mengalir dengan bantuan fuel pump secara mekanis,
maka pada sistem injeksi bahan bakar akan mengalir dengan sendiri. Bahkan bisa
mengisi hingga mencapai ke tekanan maksimum.
Ketika tekanan bahan bakar tersebut telah mencapai batasnya, maka pressure
regulator akan segera membuka saluran return feed. Saluran tersebut berguna
untuk mengembalikan bahan bakar kembali ke tangki. Proses inipun akan berjalan
secara otomatis berdasarkan perintah dari ECU atau Electronic Control Unit yang
memiliki peran layaknya otak.
Sensor CKP dan CMP pun akan menginformasikan ke ECM bahwa mesin sedang
berputar. CKP dan CMP sendiri merupakan sinyal sensor yang memiliki fungsi
untuk mendeteksi RPM mesin serta posisi TOP silinder 1. Dengan begitu ECM
akan memberikan tegangan pada pompa bahan bakar agar tetap menyala selama
mesin berputar atau cranking.
Sementara untuk beberapa sensor pendukung lainnya seperti MAF, IAT, MAP,
TPS, dan O2 akan menjadi acuan ECM dalam menentukan kapasitas bahan bakar
yang akan diinjeksikan. Untuk bisa mengatur jumlah bahan bakar tersebut, ECM
pada sistem bahan bakar EFI akan menggunakan pengaturan waktu pembukaan
injector.
E). Analisa Gangguan Kerusakan Pada Sistem Bahan Bakar
Konvensional dan Elektronik (EFI)
a) Diafragma bocor
Gejala : Mesin susah hidup, Mesin hidup namun tersendat sendat,
mesin kurang tenaga, mesin terasa lemah walaupun pedal gas diinjak penuh.
Penyebab : Akibat dari umur pemakaian yang sudah melebihi batas
akibatnya diafragma menjadi lebih kaku dan kurang elastis sehingga
menyebabkan diafragma rusak atau bocor. Akibatnya suplai bahan bakar ke
karburator tidak maksimal dan kebutuhan bahan bakar tidak terpenuhi secara
maksimal.
Solusi : lakukan penggantian pada unit diafragma jika memungkinkan, atau
ganti satu unit pompa bahan bakar.
Penyebab :
a) Macetnya power piston menekan power valve, dikarenakan kebocoran pada
power piston sehingga isapan intake manifold melalui saluran vacuum bleeder
tidak mampu melawan pegas power piston.
b) Power piston macet pada posisi terangkat, dikarenakan pegas yang sudah
rusak akan menyebabkan power valve selalu menutup sehingga tidak ada
suplai bahan bakar dari power jet saat power dibutuhkan.
Solusi :
a) bersihkan saluran vacuum system tenaga
b) ganti pegas power piston
6. GANGGUAN DIESELING
Gejala : Kunci kontak sudah off(sistem pengapian sudah mati) namun
mesin tetap menyala
Penyebab : rusaknya katup solenoid pada karburator, adanya tumpukan
karbon yang membara pada ruang bakar
Solusi : Perbaiki katup solenoid, bersihkan ruang bakar
7. GANGGUAN KNOCKING
Gejala : Muncul suara berisik dan mesin bergetar, penurunan tenaga
yang dihasilkan oleh mesin
Penyebab :
a) Penggunaan bahan bakar dengan kualitas yang tidak sesuai dengan
kebutuhan mesin
b) Adanya karbon yang menempel pada ruang bakar yang dapat membara,
Solusi : Gunakan bahan bakar dengan oktan yang sesuai dengan
kebutuhan mesin, brsihkan ruang bakar dari kotoran karbon akibat kotoran
yang terbawa bahan bakar.
Masalah pertama dari mesin EFI adalah mesin tidak [kurang] bertenaga. Masalah
ini sangat umum sekali terjadi pada sistem injeksi. Mesin tidak bertenaga
sebenarnya dapat berasal dari berbagai sumber dan bukan hanya dari kontrol
elektronik EFI saja. masalah-masalah seperti celah busi yang tidak tepat, koil
pengapian rusak, tahanan kabel busi yang sudah tidak sesuai, bahan bakar
tersumbat, kompresi lemah, overheat engine, bahkan kopling selip dan rem mobil
yang macet pun dapat menjadi penyebabnya.
Sementara itu, masalah kurang tenaga pun dapat mungkin terjadi pada sistem EFI.
Hal-hal seperti kesalahan kerja sensor-sensor pada EFI, VVT rusak, ECM error,
injektor tersumbet dan bahkan katup EGR dapat menyebabkan tenaga mesin EFI
berkurang drastis.
Sebagai contoh nyata dari masalah ini adalah gangguan dari saat idling yang tidak
normal. Mesin tidak mampu berputar ‘langsam’. Kasus ini sering kali terjadi.
Masalah gangguan saat idling dapat disebabkan oleh EGR Valve. Tetapi dapat
juga dari yang lain seperti sensor TPS bermasalah, ECT/MAP lemah, gangguan
pada VVT, dan bahkan overheat enginen dan lemahnya kompresi piston akibat
ring piston rusak.
Masalah yang sering terjadi pada mesin EFI kedua adalah mesin mobil kincat atau
nyendat-nyendat. Kapan ini dapat terjadi? Hal ini terjadi biasanya pada saat pedal
gas dilepas ketika mobil berjalan di semua posisi kecepatan gigi transmisi.
Kondisi ini seolah mesin hendak mati dan tentu Anda khawatir bukan?
Masalah ini memang umum terjadi pada mesin injeksi. Terdapat beberapa hal
yang dapat menyebabkan masalah ini muncul. Penyebab yang diakibatkan oleh
sensor seperti sensor TPS, ECT/MAP lemah, VVT rusak, gagal fungsi ECM,
injektor kotor/rusak, tekanan bahan bakar tidak cukup, dan katup EGR tidak
mampu bekerja optimal.
Masalah mesin tersendat juga dapat diakibatkan oleh masalah di luar sistem
elektronik EFI. Beberapa kemungkinan adalah masalah busi kotor dan celah busi
tidak sesuai, kompresi lemah, dan overheat mesin.
Masalah ketiga yang sering dihadapi oleh mesin EFI adalah masalah boros bahan
bakar. Meski EFI dikontrol secara elektronik tetapi bukan berarti tidak ada
masalah dengan pengaturan bahan bakar. Jika dalam kondisi normal, mesin EFI
sangat irit dibandingkan karburator. Tetapi jika sistem EFI bermasalah, mesin EFI
bisa benar-benar akan lebih boros.
Lalu apa penyebab mesin EFI boros bahan bakar? Jika dari sistem EFI maka
penyebab boros bahan bakar dapat berasal dari sensor TPS, kerusakan pada
injektor, ECT/MAP bermasalah, sistem VVT rusak, kerusakan ECM, dan katup
EGR tidak normal.
Untuk penyebab yang bukan berasal dari sistem EFI juga sangat mungkin terjadi.
Di antaranya adalah kompresi lemah akibat ring piston, sistem pengapian yang
tidak normal, setelan saat pengapian, dan kopling slip juga dapat mengakibatkan
ini semua dapat terjadi.
Masalah yang sering terjadi berikutnya adalah mesin mobil tidak bisa hidup.
Tetapi bukan masalah baterai mobil rusak atau motor starter mobil bermasalah.
Baterai baik dan motor starter bekerja dengan normal tetapi mesin tetap saja tidak
bisa hidup.
Jika ini terjadi jangan terburu-buru untuk memeriksa sistem EFI mobil Anda.
Terlebih dahulu pastikan sistem pengapian yang baik. Setelah ini dilakukan
barulah kemudian memeriksa aliran bahan bakar, sinyal yang menuju injektor,
memeriksa throttle body, sensor IAC, sensor ECT, sensor MAP hingga
kemungkinan terjadinya kerusakan pada ECM.
Yang terakhir yang sangat mungkin terjadi adalah kompresi mesin yang sangat
lemah hingga mesin tidak mampu membuat bahan bakar dan udara di dalam ruang
bakar memiliki tekanan cukup untuk terbakar oleh api dari busi.
Masalah berikutnya pada mesin EFI yang sering terjadi adalah gas CO2 yang
berlebih hingga kandungan NOx pada gas buang yang tidak lagi normal.
Untuk masalah gas CO2 yang berlebih dapat diakibatkan oleh banyak faktor.
Masalah di luar sistem EFI seperti kabel busi bocor, koil pengapian tidak layak
pakai, kompresi mesin lemah, masalah katalitik konverter, bahan bakar tidak
bagus adalah beberapa di antara penyebabnya. Tetapi sistem EFI seperti
kerusakan sensor TPS, sensor ECT/MAP, ECM rusak dan beberapa yang lain juga
sangat mungkin mengakibatkan masalah ini.
Sementara itu, masalah NOx berlebihan dapat diakibatkan oleh sistem injeksi
bahan bakar secara khusus. Overheat engine dan bahan bakar yang terlalu miskin
yang disebabkan oleh injektor dan sensor oksigen yang rusak dapat memicu NOx
berlebihan. Selain itu, masalah pompa bensin dan katalitik konverter tiga arah
serta penumpukan karbon di EGR Valve juga dapat menjadi masalah yang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem bahan bakar dalam teknik otomotif adalah suatu sistem yang
berfungsiuntuk menyimpan bahan bakar secara aman, menyalurkan bahan bakar
ke mesin danmengkabutkan bahan bakar agar bercampur dengan udara.
Semua sensor dikendalikan oleh ECU sehingga mesin dapat bek
erja dengansempurna. Sistem bahan bakar EFI pada
m e s i n b e n s i n m e r u p a k a n k o m p o n e n y a n g sangat sensitif yang terdiri
dari berbagai macam komponen elektronik, karena komponentersebut di
kontrol oleh ECU sehingga mesin mendapat suplai campuran bahan
bakar d e n g a n u d a r a y a n g l e b i h p r e s i s i d a n l e b i h i r i t b a h a n b a k a
r s e h i n g g a m e s i n d a p a t pembakaran yang sempurna dan emisi gas
buangnya menjadi rendah.
B. Saran
Saran Sesuai dari kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, penulis memberi
saran kepada pembaca agar mengetahui dan memahami rangkaian komponen-
komponen Bahan bakar dan pengapian pada Ems engine Toyota Great Corolla
dan dapat mengatasi jika ada kerusakan pada sistem bahan bakar dan pengapian
sebagai berikut :
3. Jika ada suatu permasalahan pada sistem bahan bakar dan pengapian sebaiknya
langsung dilakukan perbaikan
https://www.insinyoer.com/apa-itu-konfigurasi-mesin/
Muchta, Amrie (2018, 4 Oktober), 4 Jenis Mesin Pada Mobil Yang Paling
https://www.autoexpose.org/2018/04/jenis-mesin-pada-kendaraan.html
https://lifepal.co.id/media/mesin-mobil/