Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

PRAKTIKUM PROSES BUBUT, FREIS, DAN TAPPING

Dosen Pengampu:
Prof.Suhardjono

Disusun oleh:
Andi Syaifulah Pamungkas (5007201184)

Kelas:
Proses Manufaktur I (C)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga laporan praktikum Proses Manufaktur I ini dapat tersusun
dengan baik. Laporan ini berisi tentang proses permesinan bubut, mesin freis,
proses bor, dan proses tapping.
Penulis berharap semoga laporan praktikum ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Penulis merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis
harap laporan praktikum ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan dapat
digunakan untuk bahan evaluasi praktikum selanjutnya.

Surabaya, 5 September 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
BAB I PRAKTIKUM MESIN BUBUT ............................................................... 3
1.1 Persiapan dan Alat-alat yang Digunakan ...................................................... 3
1.1.1 Alat dan Bahan ....................................................................................... 3
1.1.2 Persiapan alat .......................................................................................... 3
1.2 Proses Pengerjaan.......................................................................................... 3
1.3 Analisis Hasil Pengerjaan.............................................................................. 5
1.4 Variabel-variabel yang Mempengaruhi Hasil Pengerjaan ............................ 5
1.5 Kesalahan-kesalahan yang Terjadi ................................................................ 5
1.6 Kesimpulan.................................................................................................... 6
1.7 Jawaban Tugas Setelah Praktikum ................................................................ 6
BAB II PRAKTIKUM MESIN FREIS ............................................................... 9
2.1 Persiapan dan Alat-Alat yang Digunakan ..................................................... 9
2.1.1 Alat dan Bahan ....................................................................................... 9
2.1.2 Persiapan Alat ........................................................................................ 9
2.2 Proses Pengerjaan.......................................................................................... 9
2.3 Analisis Hasil Pengerjaan............................................................................ 10
2.4 Variabel - Variabel yang Memengaruhi Hasil Percobaan ........................... 10
2.5 Kesalahan – Kesalahan yang Terjadi .......................................................... 11
2.6 Kesimpulan.................................................................................................. 11
2.7 Jawaban Tugas Setelah Praktikum .............................................................. 11
BAB III PRAKTIKUM TAP.............................................................................. 13
3.1 Persiapan dan Alat-alat yang Digunakan .................................................... 13
3.1.1 Alat dan Bahan ..................................................................................... 13
3.1.2 Persiapan Alat ...................................................................................... 13
3.2 Proses Pengerjaan........................................................................................ 13
3.3 Analisis Hasil Pengerjaan............................................................................ 13
3.4 Variabel-variabel yang Mempengaruhi Hasil Pengerjaan .......................... 13
3.5 Kesalahan-kesalahan yang Terjadi .............................................................. 14
3.6 Kesimpulan.................................................................................................. 14

BAB I
PRAKTIKUM MESIN BUBUT

1.1 Persiapan dan Alat-alat yang Digunakan


Pada praktikum proses bubut digunakan alat dan bahan serta persiapan alat
sebagai berikut:
1.1.1 Alat dan Bahan
1. Besi ST42, 38 mm x 120 mm
2. Pahat bubut rata kanan HSS 1#2 " x 6"
3. Emco Maximat V13
4. Ann Yang SSM 2060
5. Drill Chuck 0-13
6. Kunci Drill Chuck
7. Mata Bor Ø10 mm
8. Bor Senter
9. Jangka Sorong
10. Kaca mata pengaman
1.1.2 Persiapan alat
1. Identifikasi jenis material benda kerja dari pengukuran dimensi
benda kerja
2. Pemilihan jenis pahat, pahat HSS atau pahat jenis karbida (dipilih
pahat HSS)
3. Pembentukan atau pengasahan atau pengasahan geometri pahat
4. Menghitung RPM (n) spindle atau chuck; untuk proses pertama
digunakan 190 RPM.
1.2 Proses Pengerjaan
Adapun proses pengerjaan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Pakailah pakaian kerja dan kacamata pengaman
2. Pemasangan benda kerja pada chuck; pemasangan benda kerja dilakukan
dengan kunci chuck diusahakan keras dan lurus sehingga benda kerja
berputar lurus/tidak oleng
3. Pemasangan pahat; pemasangan pahat diletakkan pada tool post,
selanjutnya dijepit dengan baut pengikat dan diukur ketinggian pahat
terhadap roll senter, sehingga diperlukan ganjal pahat
4. Setting handel RPM, untuk pengaturan rpm chuck disesuaikan dengan
hasil perhitungan
1.2.1 Proses Facing

pahat

Gambar 1.1 Proses Facing

a. Posisikan pahat seperti pada gambar 1.1, beri jarak terhadap benda
kerja ± 1 mm.
b. Putar handel start- on ke arah atas, maka chuck berputar CCW.
c. Lakukan pemotongan di luar garis sumbu mesin bubut secara
manual, dari arah depan ke arah operator, maka proses facing
berlangsung secara manual.
d. Putar handel start- off, maka chuck berhenti berputar.
e. Proses facing selesai.
1.2.2 Proses Turning

Gambar 1.2 Proses Turning


a. Posisikan pahat seperti pada gambar 1.2, beri jarak terhadap
benda kerja ± 1 mm.
b. Putar handel start-on ke arah atas, maka chuck berputar CCW.
c. Lakukan secara bertahap proses turning untuk Ø36 mm
sepanjang 27 mm, masing-masing proses dengan kedalaman 2
mm.
d. Lakukan secara bertahap proses turning untuk Ø30 mm
sepanjang 10 mm, masing-masing proses dengan kedalaman 2
mm.
e. putar handel start- off, maka chuck berhenti berputar.
f. Proses turning selesai.
1.2.3 Proses Pemotongan Tirus 23O
a. Compound rest diputar 23o.
b. Tool post diatur tegak lurus terhadap garis sumbu mesin bubut.
c. Putar handel start-on ke arah atas, maka Chuck berputar CCW.
d. Lakukan proses pemotongan dengan memutar compound rest secara
manual.
1.2.4 Proses Chamfering 2 × 45O
a. Compound rest diputar 450
b. Putar handel start- on ke arah bawah, maka chuck berputar CW.
c. Lakukan proses pemotongan dengan memutar compound rest
secara manual.
1.2.5 Proses Drilling
a. Bor senter dipasang pada chuck
b. Ujung mata bor didekatkan ke muka benda kerja, beri jarak ± 10
mm.
c. Kunci kedudukan dengan memutar tuas pengunci.
d. Atur kecepatan spindel sesuai dengan diameter kerja.
e. Nyalakan spindel dengan menarik tuas ke arah atas maka spindel
berputar CCW.

f. Majukan bor dengan memutar kepala lepas secara perlahan


hingga kedalaman ± 5 mm.
g. Kemudian ganti mata bor senter ke mata bor Ø10 mm.
h. Ujung mata bor didekatkan ke muka benda kerja, beri jarak ± 10
mm.
i. Nyalakan spindel dengan menarik tuas ke arah atas maka spindel
berputar CCW.
j. Majukan bor dengan memutar kepala lepas secara perlahan
hingga kedalaman ± 5 mm.

1.3 Analisis Hasil Pengerjaan


Pada proses bubut perlu ditentukan terlebih dahulu kecepatan putar spindle.
!.#.$
Untuk menentukan RPM spindle digunakan rumus 𝑉 = %&&&. V merupakan
kecepatan potong. Kecepatan potong dipengaruhi oleh jenis pisau pahat. Dalam hal
ini didapatkan angka 209,5 RPM. Kemudian pada alat ditentukan dengan
mengambil angka RPM yang paling mendekati dengan angka 209,5 RPM, dalam
hal ini didapatkan 190 RPM.
Produk dari pabrik manufaktur besi silinder tidak simetris sempurna oleh
karena itu dilakukan proses facing untuk meratakan. Setelah semua permukaan rata,
maka dilakukan proses turning. Arah putaran spindle searah jarum jam atau
berlawanan arah jarum jam. CW atau CCW ini ditentukan oleh arah cutting dari
pahat. Apabila arah cutting dari pahat menghadap ke atas (sumbu Z positif), terletak
di sisi kanan benda kerja (sumbu Y dan X positif) maka putaran spindle CCW.
Pengaturan depth of cut hanya sebatas 2 mm, sehingga perlu dilakukan
pengulangan untuk mencapai diameter yg diinginkan. Setelah itu, dilakukan proses
taper turning 23° yang diikuti dengan proses chamfering 45°. Pada proses bubut ini,
tidak dilakukan finishing dikarenakan waktu praktikum yang terbatas.

1.4 Variabel-variabel yang Mempengaruhi Hasil Pengerjaan


Variabel yang mempengaruhi hasil pengerjaan diantaranya:
a. Kecepatan putar spindle, jika terlalu cepat dapat menyebabkan alat pahat
patah.
b. Kekerasan benda kerja, semakin keras benda kerja, maka cutting speednya
semakin rendah.
c. Jenis pahat, jenis pahat mempengaruhi batas maksimal cutting speed.
d. Depth of cut, mempengaruhi kekasaran benda kerja.
e. Ketelitian membaca alat ukur, mempengaruhi ketepatan hasil produk.

1.5 Kesalahan-kesalahan yang Terjadi


Kesalahan yang terjadi saat praktikum diantaranya:
a. Pada proses turning, praktikan menggunakan depth of cut yang terlalu
pendek sehingga terlalu memakan banyak proses.
b. Pada proses pemotongan tirus, praktikan kurang mengunci posisi pahat
yang menyebabkan berubahnya sudut pahat.

c. Pada proses chamfering, praktikan salah menempatkan posisi pahat yang


menyebabkan bentuk chamfering kurang sempurna.

1.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan setelah dilakukan praktikum diantaranya:
a. Pada praktikum ini terdapat beberapa proses, yaitu straight facing, turning,
chamfering, taper turning, dan drilling.
b. Kecepatan putar pada proses turning adalah 190 rpm, pada proses centering
adalah 900 rpm, dan pada proses boring adalah 540 rpm.
c. Persiapan bisa dilakukan dengan menghitung lama proses pengerjaan guna
memprediksi jumlah biaya yang dikeluarkan.

1.7 Jawaban Tugas Setelah Praktikum

a. Buat dan lengkapi tabel dibawah ini, sesuai dengan hasil praktikum.
Ukuran Gambar Kerja Ukuran Hasil Praktikum

23
°

10 7 10
Ø30
Ø36

b. Jelaskan macam-macam pisau yang digunakan mesin bubut?


1. Pahat bubut rata
Pahat bubut rata dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pahat bubut rata kanan
dan pahat bubut rata kiri. Pahat rata kanan digunakan untuk membubut
diameter luar benda kerja hingga rata, arah penyayatannya dari kanan ke kiri.
Sedangkan pahat rata kiri sebaliknya.
2. Pahat bubut sisi
Pahat bubut sisi hampir sama dengan pahat bubut rata, yang membedakan
adalah besar sudut puncaknya.
3. Pahat bubut potong
Digunakan untuk memotong benda kerja.
4. Pahat ulir
Digunakan untuk membuat ulir, baik dalam skala besar maupun kecil.
5. Pahat alur
Digunakan untuk membuat celah alur pada benda kerja.
6. Pahat bentuk
Merupakan pahat yang mata pemotongannya memiliki berbagai macam
bentuk.
7. Pahat chamfer
Digunakan untuk proses chamfering/menumpulkan ujung benda kerja.
8. Pahat bubut rata dalam
Digunakan untuk membubut lubang atau bagian dalam benda kerja.
9. Pahat bubut facing dalam
Pahat bubut yang digunakan untuk meratakan bagian muka yang ada di dalam
lubang benda kerja.
10. Pahat alur dalam
Digunakan khusus untuk membuat alur pada lubang benda kerja
11. Pahat ulir dalam
Digunakan khusus untuk membuat ulir pada lubang benda kerja.
c. Ada berapa macam sudut yang digunakan pisau bubut?
Terdapat lima macam sudut yang digunakan pisau bubut, yaitu:
1. sudut potong samping (side cutting edge angle)

2. sudut potong depan (front cutting edge angle)


3. sudut tatal (rake angle)
4. sudut bebas sisi (side clearance angle)
5. sudut bebas depan (front clearance angle)
d. Bagaimana cara menyesuaikan kecepatan putaran jika material benda kerja
berbeda?
%&&&.'(
Dapat digunakan persamaan 𝑛 = . Untuk kecepatan potong (Cs)
!.#

tergantung dari jenis material pahat yang digunakan dan jenis material benda
kerja.
e. Jelaskan yang dimaksud dengan eretan melintang pada mesin bubut!
Eretan melintang digunakan untuk pergerakan pahat pada sumbu Z. Sumbu Z
adalah pergerakan pahat untuk mengurangi diameter atau bisa juga untuk
melakukan proses facing.

BAB II
PRAKTIKUM MESIN FREIS

2.1 Persiapan dan Alat-Alat yang Digunakan


Pada praktikum proses freis diperlukan beberapa alat dan bahan serta persiapan
alat sebelum dilakukannya proses freis. Berikut ini rinciannya:
2.1.1 Alat dan Bahan
a. Bahan besi ST42
b. Milko 35
c. Kawan Lama X6328B
d. Kunci chuck
e. Ragum
f. Bor senter
g. Mata bor Ø10 mm
h. Kolet 10 mm
i. End mill Ø10 mm – bahan HSS
j. Face mill cutter Ø70 mm – bahan karbida
k. Tap set
l. Kunci drill chuck
m. Jangka sorong
n. Kaca mata pengaman
2.1.2 Persiapan Alat
a. Identifikasi jenis material dan pengukuran benda kerja.
b. Identifikasi cara kerja mesin.
c. Identifikasi sumbu-sumbu yang terdapat pada mesin.
d. Pemasangan holder pahat.
e. Pemasangan pahat karbida inset.
f. Menghitung RPM spindel (n) untuk proses facing
g. Menghitung RPM spindel (n) untuk pembuatan poket.

2.2 Proses Pengerjaan


Berikut ini proses pengerjaan pada proses freis, pastikan sudah memakai kaca
mata pengaman dan memasang benda kerja pada ragum mesin.
A. Proses Facing
a. Setting handel pengaturan RPM, sesuai hasil perhitungan RPM spindel
untuk proses facing.
b. Setting handel pengaturan feeding, untuk kecepatan makan (Vf) proses
facing.
c. Tekan tombol start-on spindel, maka spindel berputar CW.
d. Setting titik nol benda kerja terhadap pahat, selanjutnya bebaskan benda
kerja dari pahat.
e. Setting kedalaman pemakanan, (misal 0,5 mm).
f. Tekan tombol start-on feeding, maka pahat melakukan proses
pemotongan (facing)

g. Tekan tombol start-off feeding, maka gerak meja freis berhenti.


h. Tekan tombol start-off spindel, maka spindel berhenti berputar.
i. Proses Facing selesai.
B. Proses Pembuatan Poket
a. Setting handel pengaturan RPM, sesuai hasil perhitungan RPM spindel
untuk proses pembuatan poket.
b. Tekan tombol start-on spindel, maka spindel berputar CW.
c. Setting titik nol benda kerja.
d. Posisikan pahat pada titik yang dibuat poket.
e. Setting titik mulai benda kerja terhadap pahat, selanjutnya dengan
gerakan manual pahat dilakukan pemotongan ke arah bawah dengan
kedalaman 2 mm.
f. Proses feeding dilakukan secara manual dengan menggerakkan skala
pada sumbu X.
g. Proses pembuatan Poket dilakukan beberapa kali sampai kedalaman
Poket 5 mm.
h. Tekan Tombol start-off spindel, maka spindel berhenti berputar.
i. Proses pembuatan poket selesai,
j. Selanjutnya benda kerja dilakukan proses drilling pada mesin drill.
C. Sesudah Pengoperasian Mesin Freis
a. Lepas benda kerja.
b. Bersihkan mesin freis dan lantai sekítar dari kotoran/ geram.
c. Gambar dan ukur dimensi benda kerja yang telah dikerjakan,

2.3 Analisis Hasil Pengerjaan


Pada proses milling perlu ditentukan terlebih dahulu kecepatan putar spindle.
!.#.$
Untuk menentukan RPM spindle digunakan rumus 𝑉 = %&&&. V merupakan
kecepatan potong. Kecepatan potong dipengaruhi oleh jenis pisau pahat. Kemudian
dilakukan proses facing secara otomatis. Waktu pemotongan pada proses facing
adalah 2 menit 32 detik. Selanjutnya, pembuatan poket sepanjang 15 mm dengan
diameter 3 mm. Digunakan kedalaman poket 5 mm. Pada proses pembuatan poket,
dilakukan sebanyak 2 kali, dengan kedalaman 3 mm dan 2 mm. Pada pembuatan
poket, proses feeding tidak boleh tergesa-gesa karena dapat membuat hasil menjadi
tidak lurus/oleng. Selain itu juga dapat merusak mata bor.

2.4 Variabel - Variabel yang Memengaruhi Hasil Percobaan


Variabel yang mempengaruhi hasil pengerjaan diantaranya:
a. Kecepatan putar spindle, jika terlalu cepat dapat menyebabkan alat pahat
patah.
b. Kekerasan benda kerja, semakin keras benda kerja, maka cutting speednya
semakin kecil.
c. Jenis pahat, mempengaruhi batas maksimal cutting speed
d. Ketelitian membaca alat ukur, mempengaruhi ketepatan hasil produk.

10


2.5 Kesalahan – Kesalahan yang Terjadi


Kesalahan yang terjadi saat praktikum diantaranya:
a. Pada saat pembuatan poket, praktikan kebingungan untuk menentukan
titik nol.
b. Saat membuat poket terlalu tergesa-gesa sehingga hasil menjadi tidak
sempurna sehingga dilakukan pembuatan poket untuk kedua kalinya.

2.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan setelah dilakukan praktikum diantaranya:
a. Pada praktikum ini terdapat beberapa proses, yaitu facing dan poket
b. Waktu yang dibutuhkan pada proses facing adalah 2 menit 32 detik
c. Adapun kesalahan praktikan, merupakan evaluasi untuk perbaikan
kedepannya.
2.7 Jawaban Tugas Setelah Praktikum
a. Buat dan lengkapi tabel di bawah ini, sesuaikan dengan hasil praktikum.
Ukuran Gambar Kerja Ukuran Hasil Praktikum
15

3
Ø10

b. Sebutkan dan jelaskan macam-macam mesin freis yang belum ada di


Laboratorium Rekayasa Manufaktur!
1. Mesin Freis Tipe Manufaktur
Mesin freis ini memiliki ukuran yang besar, berat, dan kokoh. Pergerakan
meja pada mesin ini terbatas pada sudut tertentu untuk penyetelan silang
maupun vertikal, dengan kata lain mesin tipe ini hanya berfungsi
memberikan umpan atau mendekatkan benda kerja agar terpotong.
2. Mesin Freis Tipe Planer
Mesin freis planer adalah jenis mesin yang digunakan dalam jenis operasi
yang berat. Spindel mesin dapat diatur dalam arah vertikal ataupun
horizontal. Pada mesin freis planer, gerakkan meja berfungsi untuk memberi
kecepatan dalam proses penyayatan.
3. Mesin Freis Tipe Spesial
Mesin freis tipe spesial umumnya digunakan untuk operasi penyayatan
dengan produktivitas atau duplikasi yang sangat tinggi. Dengan
menggunakan mesin freis ini maka produktivitas mesin akan sangat tinggi,

11


sehingga ongkos produksi menjadi rendah, karena mesin jenis ini tidak
memerlukan pengaturan yang rumit.
c. Ada berapa macam sudut rake pada face mill cutter dan jelaskan penggunaan
masing-masing!
Sudut pemotongan ada dua jenis, yaitu sudut positif dan negatif. Sudut rake
positif terhadap ujung pisau. Gigi ini sesuai untuk mengefreis mild steel, copper,
maupun aluminium. Namun demikian sudut posistif ini dapat menimbulkan
masalah bila digunakan pada benda yang sangat liat. Sudut rake negatif dan
sesuai untuk pemotongan brass atau material brittle lain seperti cast iron. Sudut
rake negatif dapat meningkatkan kekuatan pemotongan dan mencegah pahat dari
ketumpulan.
d. Sebutkan fungsi dan macam-macam pendingin yang dipakai dalam proses
permesinan dan jelaskan apa pengaruh parameter pendingin terhadap pemotongan!
Berikut beberapa fungsi cairan pendingin:
1. Menstabilkan suhu benda kerja
2. Melumasi ketika proses pengerjaan
3. Memperpanjang umur alat potong
4. Mengurangi deformasi benda kerja
5. Membersihkan kotoran ketika proses pengerjaan
6. Melindungi benda kerja dari korosi
7. Menghaluskan permukaan benda kerja
Berikut macam-macam pendingin yang dipakai:
1. Water coolant
2. Oil coolant
3. Air spray coolant
4. Water and oil coolant
5. Ethanol coolant
6. Liquid ice coolant
Melihat beberapa fungsi pendingin, maka pendingin dapat meningkatkan
kualitas pada proses pemotongan.
e. Sebutkan dan jelaskan berbagai macam tipe ulir!
1. Ulir segitiga
Merupakan ulir yang paling sering digunakan pada sambungan mur dan baut.
2. Ulir segiempat
Cocok digunakan untuk menahan beban tinggi.
3. Ulir trapesium
Merupakan ulir yang memiliki kekuatan tinggi dan cukup mudah dalam
pembuatannya.
4. Ulir trapesium siku-siku
Merupakan ulir yang digunakan untuk menahan gaya dorong aksial pada satu
arah.
5. Ulir radius
Merupakan ulir yang tahan lama.

12


BAB III
PRAKTIKUM TAP

3.1 Persiapan dan Alat-alat yang Digunakan


Pada praktikum pembentukan ulir diperlukan beberapa alat dan bahan serta
persiapan alat sebelum dilakukannya pembentukan ulira. Berikut ini rinciannya:
3.1.1 Alat dan Bahan
a. Besi ST42 hasil proses freis
b. Palu
c. Paku
d. Penggaris siku
e. Tap M12
f. Mesin boring
3.1.2 Persiapan Alat
a. Identifikasi jenis material dan pengukuran benda kerja.
b. Pemasangan bor pada mesin boring.

3.2 Proses Pengerjaan


Berikut ini proses pengerjaan pada proses boring dan tapping:
a. Membuat titik acuan boring pada titik (12,20) mm menggunakan goresan
kapur.
b. Membuat centering menggunakan paku dan palu.
c. Letakkan benda kerja pada mesin boring pastikan letaknya tegak lurus bor.
d. Lakukan boring dengan menekan tombol start-on untuk memutar dan
menjalankan proses bor.
e. Tekan tombol start-off untuk mematikan proses boring ketika mata bor
telah menembus benda kerja.
f. Lepaskan benda kerja dan lakukan proses tap secara manual secara tegak
lurus benda kerja.
g. Proses tap selesai.

3.3 Analisis Hasil Pengerjaan


Pada proses tap, terdiri dari 2 proses, yaitu boring dan pembuatan ulir. Pada
praktikum ini digunakan diameter bor sebesar 12 mm. Selanjutnya adalah proses
pembuatan ulir. Pembuatan ulir dilakukan secara manual. Karena dilakukan secara
manual, maka posisi alat pembuat ulir harus tegak lurus terhadap benda kerja
sehingga menghasilkan bentuk ulir yang rapi. Proses tap dilakukan berulang dengan
jenis tap yang berbeda.

3.4 Variabel-variabel yang Mempengaruhi Hasil Pengerjaan


Variabel yang mempengaruhi hasil pengerjaan diantaranya:
a. Ketelitian praktikan, karena proses pembuatan dilakukan secara manual
maka alat harus tetap tegak lurus terhadap benda kerja
b. Kekerasan benda kerja, berpengaruh pada cutting speed

13


c. Cutting speed, semakin cepat cutting speednya waktu permesinan akan


semakin cepat

3.5 Kesalahan-kesalahan yang Terjadi


Kesalahan yang terjadi saat praktikum diantaranya:
a. Proses tap yang tidak tegak lurus
b. Kecepatan putar boring tidak diketahui
c. Tidak mencatat waktu boring

3.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan setelah dilakukan praktikum diantaranya:
1. Pada praktikum ini dilakukan 2 proses, yaitu proses boring, untuk
melubangi benda kerja, dan proses pembuatan ulir.
2. Proses tapping dilakukan berulang sebanyak 3 kali dengan jenis tap yang
berbeda.

14

Anda mungkin juga menyukai