Anda di halaman 1dari 8

MODUL

PRAKTEK PROSES MANUFAKTUR


MESIN BUBUT (LATHE MACHINE)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2020
LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTEK PROSES MANUFAKTUR


MESIN BUBUT (LATHE MACHINE)

DISUSUN OLEH

NAMA : …………………………………………..
NIM : …………………………………..………
SEMESTER : III

Telah diperiksa dan disetujui,


Dosen Laboran Asisten Dosen

S.B. Sutono, M.T. ……………………………… ………………………………


PRAKTEK PROSES MANUFAKTUR
BUBUT POROS BERTINGKAT

Gambar 1. Benda Kerja Poros Bertingkat

1. Maksud dan Tujuan


Agar mahasiswa dapat mengerjakan bermacam-macam bentuk benda kerja dengan menggunakan
mesin bubut, seperti:
a. Membubut rata
b. Mebuat poros bertingkat
c. Membentuk tirus
d. Mengkartel
e. Mengebor dengan mesin
f. Membuat ulir

2. Alat dan Bahan


a. Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan adalah baja ST37 berbentuk silindris dengan panjang 155 mm dan
diameter 25 mm.
b. Alat atau Mesin yang Digunakan
1) Jangka Sorong
Digunakan untuk mengukur ketelitian ukuran benda kerja sewaktu dikerjakan. Jangka
sorong yang digunakan memiliki ketelitian 0,05 mm.
2) Center gauge/dial indikator
Digunakan untuk menyenterkan benda kerja.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus
1
3) Stop Watch
Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pemakanan.
4) Kunci Chuck
Digunakan untuk mengencangkan chuck/pencekam, bentuk matanya biasanya bujur
sangkar.
5) Kunci Pahat
Digunakan untuk mengencangkan pahat agar selama proses pembubutan kedudukan
pahat tidak berubah.
6) Tachometer
Digunakan untuk mengukur putaran dari spindle.
7) Pahat HSS
Sebagai alat untuk pemakan benda kerja.
8) Kunci Pas 19
Digunakan untuk mengencangkan tool post.
9) Mesin Bubut
Mesin bubut adalah mesin dengan gerak utama berputar. Benda kerja dipegang dengan
chuck, kemudian mesin dihidupkan maka benda kerja akan berputar pada sumbu
utamanya, sedangkan alat irisnya diam.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, alat iris dipasang pada rumah pahat. Pahat diatur
sedemikian hingga ujungnya tepat pada sumbu utamanya. Apabila pemasangan tidak
tepat, pahat akan patah atau benda kerja akan bengkok. Bengkok terjadi terutama pada
saat pembuatan ulir dengan mesin bubut. Demikian juga sewaktu mengkartel, kartel harus
dipasang dengan benar pada center. Bila benda kerja memiliki diameter kecil, maka benda
kerja dipasang ssedemikian hingga ketika diputar tidak mengalami oleng dan bila benda
kerja bengkok, maka harus diluruskan terlebih dahulu.

Gambar 2. Mesin Bubut dan Bagian-Bagian Utamanya

Keterangan:
[1] handle untuk membalikkan arah perputaran paksi utama,

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus
2
[2] tuas untuk menggerakkan paksi utama,
[3] poros potong bubut atau sekrup hantar,
[4] chuck cakar tiga,
[5] handle untuk kunci mur,
[6] pemegang pahat,
[7] eretan atas,
[8] senter dalam kepala lepas,
[9] eretan melintang,
[10] alas mesin (landas eretan),
[11] kepala lepas,
[12] roda tangan untuk memindahkan kepala lepas,
[13] tuas untuk mengatur jumlah perputaran poros utama,
[14] tuas untuk poros utama,
[15] roda tangan untuk memindahkan support,
[16] lemari kunci,
[17] tuas untuk menjalankan catu awal lewat poros utama,
[18] poros utama

Mesin bubut dapat melakukan beberapa pekerjaan, antara lain:


1) Membubut memanjang
Pada waktu membubut memanjang, pahat bergerak dari kanan ke kiri dengan demikian bahan
akan terpotong menjadi bentuk silindris atau bentuk yang lain.
2) Membubut melintang
Pada waktu membubut melintang pahat bergerak tegak lurus, dengan demikian benda kerja
akan terpotong menjadi dua atau dapat untuk meratakan sisi kanan benda.
3) Membuat tirus
Pada waktu membubut tirus pahat bergerak miring sesuai sudut yang diatur, sehingga benda
akan terpotong menjadi tirus.
4) Memperbesar diameter lubang
Pada waktu memeperbesar lubang pahat digerakkan dari kanan ke kiri dan ke arah operator,
sehingga lubang akan semakin besar.
5) Membuat bentuk profil
Pada waktu membuat bentuk, pahat bergerak dari kanan ke kiri juga bergerak maju mundur
mengikuti model. Dengan demikian bentuk yang dibubut akan sesuai dengan model.
6) Membubut ulir
Pada waktu membubut ulir, pahat bergerak dari kanan ke kiri dan dari kiri ke kanan secara
berulang-ulang. Pada saat bergerak dari kanan ke kir, pahat akan melakukan pemakanan
sedangkan pada arah sebaliknya tidak terjadi pemotongan. Ulir yang dibentuk dapat berupa
ulir segitiga, segi empat, serta bundar.
7) Membuat rigi
Pada waktu membuat rigi, alat rigi tetap ditempatkan pada alat. Rigi ditekan ke arah benda
kerja. Jika akan membuat rigi yang lebar, alat rigi digeser ke kiri.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus
3
3. Petunjuk Pengoperasian Mesin
Langkah – langkah Pengerjaan
a. Sebelum Proses Pembubutan/Persiapan
1. Pengecekan mesin yang akan digunakan.
2. Menyiapkan alat–alat, bahan, dan gambar kerja yang dibutuhkan dalam praktikum.
3. Benda kerja diukur dimensinya sebelum dipasang pada chuck serta ditandai bagian-bagian
yang akan dibubut.
4. Benda kerja dipasang pada chuck dengan bantuan kunci chuck dan senterkan.
5. Pahat dipasang pada tool holder/tool post dan kedudukannya disenterkan terhadap titik
pusat benda kerja dengan bantuan tail stock.
6. Pemilihan kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja dengan mengatur posisi
kedua tuas spindle change lever (Tuas A, B, C dan 1, 2, 3). Tabel kecepatan putar
berdasarkan posisi tuas A, B, C dan 1, 2, 3 dapat dilihat pada mesin (menempel pada
headstock). Gunakan kecepatan yang lebih tinggi serta kedalaman pemakanan yang kecil
pada proses finishing.
7. Mesin dapat dinyalakan.
8. Pengaturan titik nol dan pengaturan kedalaman pemakanan dengan cara menggoreskan
ujung pahat pada benda kerja yang berputar.
9. Proses pembubutan bisa dilakukan sesuai gambar benda kerja yang direncanakan.

Catatan:
• Pastikan benda kerja terpasang dengan erat pada chuck.
• Pastikan pahat dalam keadaan baik, terpasang dengan benar dan erat pada tool post.
 Pada beberapa jenis mesin bubut, perubahan kecepatan spindle dan pengaturan pitch and
feed selector lever hanya dapat dilakukan jika mesin dalam keadaan mati. Jika dilakukan
dalam keadaan hidup akan menyebabkan kerusakan serius pada sistem transmisinya.

b) Selama Proses Pembubutan


1. Pengaturan kedalaman pemakanan (depth of cut) pada tiap tahapan pemotongan
hendaknya tidak terlalu besar untuk menghindari kerusakan pada benda kerja dan pahat.
2. Untuk menggerakkan pahat secara manual maka carriage longitudinal feed handwheel
ataupun cross slide handwheel harus digerakkan dengan perlahan sehingga didapat
permukaan benda kerja yang baik.
3. Pelumasan harus diperhatikan secara teratur.
4. Matikan mesin dan buka chuck protecting cover jika hendak melakukan pengukuran,
merubah kecepatan, atau jika terjadi gangguan pada mesin saat bekerja.

c) Setelah Proses Pembubutan


1. Mesin dimatikan.
2. Benda kerja dilepaskan dari chuck, dan pahat dilepaskan dari tool post.
3. Mesin dan alat yang digunakan dibersihkan dari chips (geram).
4. Alat–alat dikembalikan ke tempat semula.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus
4
4. Langkah kerja
Untuk membuat benda kerja seperti pada gambar, langkah-langkah yang harus kita lakukan:
1) Menyiapkan bahan
Potong bahan dari baja ST37 berdiameter 22 mm sepanjang 150 mm, melebihi ukuran benda
untuk menjaga apabila sewaktu penggergajian hasilnya miring.
2) Memeriksa apakah bahan tersebut sudah lurus, apabila bengkok diluruskan terlebih dahulu.
3) Setelah benda lurus, lalu dipasang pada chuck dan diperiksa apakah oleng atau tidak.
Bila masih oleng, setel ulang hingga betul.
4) Memasang pahat rata kanan pada rumah pahat, kemudian mengatur pahat hingga ujung pahat
tepat pada sumbu utama.
5) Setelah semua betul, motor dihidupkan dan dimulai proses pembubutan.
Peringatan: Pastikan alat pengunci tanggem dilepas sebelum tanggem diputar!!
6) Untuk pembubutan awal pergunakan kecepatan rendah kemudian secara bertahap
kecepatannya dinaikkan.
7) Lakukan facing pada ujung benda kerja untuk meratakan permukaannya.
8) Atur tiap kali gerak pemakanan 0,1 mm hingga diameternya 20 mm sepanjang 40 mm.
9) Pada ujung benda kerja, dibubut hingga diameter 16 mm sepanjang 40 mm.
10) Benda kerja kemudian dilepas dari chuck dan dibalik, ukur dan tandai panjanganya sesuai
dengan gambar (150 mm), kemudian cekam bagian benda kerja yang diameternya 16 mm.
11) Ratakan ujungnya, lalu buat lubang center.
12) Membubut benda kerja hingga diameternya mencapai 20 mm sepanjang 50 mm.
13) Mesin dimatikan dan benda kerja dilepas.
14) Benda kerja diberi nomor mahasiswa.
15) Selesai, benda kerja diserahkan kepada asisten praktikum/laboran.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus
5
Tugas

1. Menghitung waktu teoritis pembuatan poros bertingkat!


2. Menuliskan langkah-langkah kerja yang dilakukan untuk pembuatan poros bertingkat saat
praktikum dengan menggunakan format tabel berikut!

Waktu Proses
Proses No. Langkah Kerja
(detik)

3. Mengidentifikasikan langkah kerja apa saja yang termasuk setup time, loading unloading time,
inspection time, dan processing time ketika membuat poros bertingkat dengan menggunakan
mesin bubut konvensional! Gunakan format tabel berikut! Kemudian, hitung waktu yang
diperlukan untuk memproduksi poros bertingkat (manufacturing time) tersebut!
4.
Mesin Bubut Manual
No. Langkah Kerja Waktu (detik)
Waktu penyetingan mesin (Setup time)
Waktu pemasangan & pelepasan benda
kerja (Loading unloading time)
Waktu pemeriksaan (Inspection time)
Waktu proses pengerjaan (Processing time)
Total manufacturing time (detik)

5. Membandingkan waktu teoritis dengan waktu manufaktur pembuatan poros bertingkat. Apabila
terdapat perbedaan, jelaskan hal-hal yang menyebabkan terjadinya perbedaan tersebut!

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus
6

Anda mungkin juga menyukai