Anda di halaman 1dari 10

BAHAN AJAR TEKNIK PEMESINAN BUBUT

NAMA SEKOLAH : SMK Teknologi Balung

MATA PELAJARAN : Teknik Pemesinan Bubut

KOMPETENSI KEAHLIAN : Teknik Pemesinan

KELAS/SEMESTER : XI/ Ganjil

TAHUN PELAJARAN : 2022/2023

ALOKASI WAKTU : 2 JP x 45menit (2X Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

 KD 3.3 Memahami mesin bubut untuk jenis pekerjaan tertentu


yang disyaratkan
Melalui kegiatan observasi peseta didik :
1. Dengan Melihat video pembelajaran peserta didik mampu mengetahui
pemilihan dan penetapan peralatan pada mesin bubut secara teliti dan
bertanggung jawab
2. Dengan melihat PPT peserta didik mampu mencontohkan pemasangan
alat potong pisau secara teliti dan bertanggung jawab
3. Dengan melihat video pembelajaran peserta didik mampu
mencontohkan pemasangan alat pencekam benda kerja secara teliti dan
bertanggung jawab
4. Dengan melihat demostrasi dari guru peserta didik mampu
mencontohkan alat bantu pembubutan secara teliti dan bertanggung
jawab
5. Dengan melihat demonstrasi guru peserta didik mampu mencontohkan
pemasangan benda kerja pada mesin bubut dengan teliti dan
bertanggung jawab
 KD 4.3 Mengidentifikasi mesin bubut untuk jenis pekerjaan tertentu
yang disyaratkan
Setelah eksperimen peserta didik mampu menyaji penggunaan dan
pengoperasian mesin bubut secara teliti dan bertanggung jawab

1
B. Rangkuman Bahan Ajar

 PRINSIP KERJA PADA MESIN BUBUT

Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya


dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada
pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari
benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif
dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.

Gambar. Proses pengerjaan pembubutan.

Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang
memiliki rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar
benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada
poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan
ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut
diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.
Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

 PROSES PENGERJAAN PADA MESIN BUBUT

1. Membubut Muka
Membubut permukaan hendaklah diperhatikan beberapa hal berikut ini :
a)      jangan terlalu panjang keluar benda kerja terikat pada cekam
b)      pahat harus setinggi senter

2
c)      gerakan pahat maju mulai dari sumbu benda kerja dengan putaran
benda kerja searah jarum jam atau gerakan pahat maju menuju sumbu benda
kerja dengan putaran benda kerja berlawanan arah jarum jam (putaran mesin
harus berlawanan dengan arah mata sayat alat potong).
2.  Membubut Rata

Pekerjaan membubut rata untuk jenis pekerjaan yang panjangnya relatif


pendek, dapat dilakukan dengan pencekaman langsung .

3.  Membubut Tirus

Membubut tirus serupa dengan membubut rata hanya bedanya gerakan


pahat disetel mengikuti sudut tirus yang dikehendaki pada eretan atas, atau
penggeseran kepala lepas atau dengan alat bantu taper attachment
(perlengakapan tirus). Jenis pahatnyapun serupa yang digunakan dalam
membubut rata. Penyetelan peralatan eretan atas, atau penggeseran kepala
lepas atau dengan alat bantu taper attachment pada saat membubut tirus
tergantung pada sudut ketirusan benda kerja yang akan dikerjakan. Cara
membuat tirus dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Pembubutan Tirus Dengan Menggeser Eretan Atas

Cara ini digunakan apabila variasi sudut ketirusannya besar yakni antara 0-
90 derajat dengan ketirusannya pendek, maksimum sepanjang gerakan
eretan atas. Pembubutan dengan cara ini tidak dapat dilakukan secara
otomatis, tetapi dengan cara memutar spindel eretan atas, sehingga pahat
bergerak maju. Pemutaran eretan atas, sebesar ½ sudut ketirusan. Artinya
jika sudut ketirusan 90 , maka eretan atas diputar sebesar 45 .

b. Pembubutan Tirus Dengan Menggeser Kepala Lepas

Cara ini dilakukan apabila variasi sudut ketirusan berkisar antara 0-30
derajat dengan ketirusan yang melebihi panjang atau lebih pendek dari
pergerakan eretan atas. Pembubutan ini dapat dilakukan secara manual
maupun secara otomatis. Dalam operasinya, benda kerja dijepit diantara dua

3
senter. Dengan demikian, cekam diganti dengan pelat pembawa yang
berfungsi untuk memutar benda kerja dengan bantuan lathdog. Untuk
menghasilkan ketirusan yang sesuai, maka besar pergeseran kepala lepas
dapat dihitung dengan persamaan:

-          Untuk sebagian panjang benda yang ditirus

-          Untuk seluruh panjang benda yang ditirus

Dimana:  x = Pergesaran kepala lepas (mm)

     D = Diameter besar bagian tirus (mm)

                   d = Diameter kecil bagian tirus (mm)

L = Panjang seluruh benda kerja (jarak antara dua senter) (mm)

 l = Panjang bagian tirus (mm)

c. Pembubutan Tirus Dengan Menggunakan Perlengkapan Tirus

Pembubutan ini dilakukan jika variasi sudut ketirusan yang akan dibuat
berada pada kisaran 0-60 derajat dengan panjang ketirusan melebihi jarak
pergerakan eretan atas

Besar kemiringan/pendakian dapat dihitung dengan rumus:

Dimana: D = diameter besar bagian tirus (mm)

          d = diameter kecil bagian tirus (mm)

 l = Panjang bagian tirus (mm)

4. Membubut Ulir

Mesin bubut dapat dipergunakan untuk membubut ulir luar/baut dan ulir
dalam/mur dan dari sisi bentuk juga dapat membuat ulir segitiga, segi
empat, trapesium dan lain-lain.

4
5. Membubut Dalam

Pekerjaan membubut dalam dilakukan biasanya setelah dilakukan


pengeboran atau sudah ada lubang terlebih dahulu, adi pembubutan dalam
hanya bersifat perluasan lubang atau membentuk bagian dalam benda.
Untuk mengetahui kedalaman yang dicapai maka pada saat awal mata pahat
hendaknya disetel pada posisi 0 dial ukur kepala lepas sehingga tidak setiap
saat harus mengukur kedalaman atau jarak tempuh pahatnya.

6. Mengebor

Sebelum dilakukan pengeboran benda kerja dibor senter terlebih dahulu.


Pada saat pengeboran besarnya putaran mengikuti besar kecilnya diameter
mata bor yang digunakan dan harus diberi pendinginan untuk menjaga mata
bor tetap awet dan hasilnya pengeboran bisa maksimal.

7. Membubut Alur (Memotong)

Pada pekerjaan memotong benda kerja, harus diperhatikan tinggi mata


pahat pemotongnya harus setinggi senter, bagian yang keluar dari penjepit
pahat harus pendek, kecepatan putaran mesin harus perlahan-lahan (kerja
ganda), bagian yang akan dipotong harus sedikit lebih lebar dibandingkan
dengan lebar mata pahatnya agar pahat tidak terjepit.

8. Mengkartel

Yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang bertujuan untuk


membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat yang digunakan adalah
pahat khusus (kartel).

 MENGATUR KETIRUSAN PADA MESIN BUBUT

Ketirusan
Ketirusan digunakan untuk bermacam-macam keguanaan di bengkel,
misalnya untuk pengikatan dan sealing. Pada penggunaan yang umum
ketirusan ini sudah dinormalisasikan.

5
Bentuk tirusnya dapat dibuat di mesin bubut dengan 3 perbedaan cara :
1. Membubut tirus dengan eretan atas
2. Membubut tirus dengan menggerakkan kepala lepas
3. Membubut tirus dengan perlengkapan pembubutan tirus
1. Mengatur eretan atas dengan skala derajat
Eretan atas harus diatur searah dengan arah ketirusan yang akan
dibuat. Eretan atas digerakkan dari posisi nol pada skala sampai
menunjukkan setengah dari sudut ketirusan (a/2) dan dikencangkan dengan
baut.
2. Mengatur eretan atas dengan pemeriksa tirus
Pemeriksa tirus dapat digunakan sebagai bahan dasar pengaturan eretan
atas. Dial indicator ditempatkan pada ereta atas dan ujung dial disentuhkan
pada sepanjang sisi pemeriksa tirus. Pengaturan yang benar adalah bila
dialnya tidak menunjukkan perbedaan.
3. Mengatur sudut
Untuk operasi pembubutan, pengaturan sudutnya adalah sudut dari
kemiringan atau setengah dari sudut ketirusannya (a/2).
Sudut (a/2) adalah = tg (a/2) =

 PROSES MEMBUBUT
Dasar-dasar membubut adalah sebagai berikut :
Pasang benda kerja pada cekam ( chuck ) cukup kuat, artinya tidak lepas
pada waktu mesin dihidupkan dan sedang melakukan penyayatan.
Periksa kedudukan benda kerja tersebut pada saat cekan diputar dengan
tangan, apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda tidak oleng/
simetris dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang membahayakan
dan merusak mesin. Pasang/ setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung
potong pahat tepat pada titik center dari kepala lepas. Untuk mengatur
possisi tersebut dapat menggunakan ganjal dari plat tipis atau dengan
menggunakan tempat pahat model perahu (american tool post ), kemudian

6
lanjutkan membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
Parameter pada proses bubut ada 5, yaitu :
Kecepatan potong, berhubungan dengan kecepatan putar dan diameter awal.
Persamaan kecepatan potong :
D    = Diameter                
N    = Kecepatan Putar (rpm)
Gerak makan, diatur dengan tuas pemilih gerak makan. Arah gerak makan
bisa aksial (pada reduksi diameter dan pembuatan ulir) atau radial (pada
facing).
 Kedalaman potong, tidak boleh terlalu dalam karena pemotongan yang
terlalu dalam akan menyebabkan pahat cepat rusak.
Waktu potong berhubungan dengan panjang pemesinan.
Panjang pemesinan menentukan waktu potong dengan persamaan.
T    = waktu potong (menit)                       
L     = panjang pemesinan (mm)                   
Fr    = feed rate (mm/menit)
Cara membubut ada beberapa macam antara lain:
Cara Membubut Tirus pada bagian-bagian mesin, selain poros dengan
bentuk rata memanjang atau bertingkat, ada juga poros berbentuk tirus.
Untuk membubut tirus dapat dilakukan dengan dua cara.
Cara pertama, dengan menggeser kepala lepas, dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
 Gambar 2.3 Membuat tirus dengan menggeser kepala lepas.
X=(D-d)/2  X  L/l
Dimana :    x  =  Jarak geser kepala lepas dari garis sumbu spindle
        D =  Diameter terbesar
        d  =  Diameter terkecil
        L  =  Panjang benda kerja
        l  =  Panjang yang ditiruskan

7
Cara kedua, dengan menggeserkan alas putar (swifel base) dengan
menentukan besarnya sudut.     
Membuat tirus dengan cara menggeser alas putar (swifel base).
tgx=((D-d)/2)/l
    Dimana :  tg  x  =  Tangen x
            D     =  Diameter terbesar
   d      =  Diameter terkecil
            l      =  Jarak yang ditentukan
Setelah diketahui tangen x, maka dapat dicari besarnya sudut x dengan
melihat daftar di bawah ini :
Xo    Tg    Xo    Tg    Xo    Tg    xo    tg    xo    tg
1    0.017    11    0.194    21    0.383    31    0.600    41    0.869
2    0.038    12    0.212    22    0.404    32    0.624    42    0.900
3    0.052    13    0.230    23    0.424    33    0.649    43    0.932
4    0.070    14    0.249    24    0.445    34    0.674    44    0.965
5    0.087    15    0.267    25    0.466    35    0.700    45    1.000
6    0.105    16    0.286    26    0.487    36    0.726    46    1.035
7    0.122    17    0.305    27    0.509    37    0.753    47    1.071
8    0.140    18    0.324    28    0.531    38    0.781    48    1.110
9    0.158    19    0.344    29    0.554    39    0.809    49    1.180
10    0.176    20    0.364    30    0.577    40    0.839    50    1.191

     Tabel  Mencari besarnya sudut X.


    Cara Membubut Ulir
Cara membubut ulir segitiga adalah sebagai berikut :
Ulir segitiga ada 2 macam, yaitu :
        +  Ulir metrik dengan sudut 60o
        +  Ulirwhit worth ( WW ) dengan sudut 55 o
Maka pasanglah pahat bubut dengan sudut yang sesuai.Apabila pahatnya
belum tersedia, bentuklah pahat tersebut sesuai dengan sudut yang
dibutuhkan.Pasang pahat bubut pada tempat pahat. Atur kedudukan alas

8
putar sehingga membentuk sudut 90 o  dengan garis sumbu spindel.Setiap
memulai pembubutan harus menggunakan lonceng,yaitu pada saat akan
memulai pembubutan, jarum dengan angka yang ditentukan harus tepat
bertemu, langsung handle otomatis dijalankan, bila sampai pada akhir ulir,
handle otomatis dilepas. Hal ini dikerjakan berulang-ulang.

 LANGKAH KERJA DALAM MEMBUBUT

Berikut langkah kerja dalam proses membubut :


1.    Persiapan sebelum membubut :
1.      Periksa dan persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2.      Pasang pahat yang akan digunakan pada tool post, posisikan tepat pada
center.
3.      Ukur dimensi benda kerja sebelum dibubut.
4.      Pasang benda kerja pada chuck dengan bantuankunci chuck dan
disenterkan.
5.      Pilih kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja.
6.      Nyalakan mesin bubut.
7.      Tentukan titik nol dengan menyinggungkan pahat pada benda kerja hingga
benda kerja tergores sedikit.
8.      Kerjakan apa yang harus dibubut terlebih dahulu (pilih bagian yang paling
mudah dahulu).
9.      Lakukan proses membubut sesuai gambar benda kerja yang direncanakan.
2.     Selama proses pembubutan :
1.      Ratakan ujung benda kerja.
2.      Matikan mesin saat hendak mengganti kecepan atau mengganti posisi pahat.
3.      Untuk awal pembubutan lakukan secara manual untuk menghemat waktu
dan saat telah mendekati dimensi yang diinginkan lakukan pembubutan
secara otomatis untuk hasil yang benda kerja halus.
3.     Setelah proses pembubutan :
1.      Matikan mesin bubut.
2.      Lepaskan benda kerja dari chuck.

9
3.      Bersihkan mesin dari sayatan-sayatan besi bekas proses bubutan.
4.     Berikan penomoran pada hasil benda kerja dan kumpulkan ke dosen
pembimbing..
5.      Bereskan alat-alat yang telah digunakan pada proses membubut.

10

Anda mungkin juga menyukai