A. Tujuan Pembelajaran
1
B. Rangkuman Bahan Ajar
Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang
memiliki rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar
benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada
poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan
ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut
diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.
Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
1. Membubut Muka
Membubut permukaan hendaklah diperhatikan beberapa hal berikut ini :
a) jangan terlalu panjang keluar benda kerja terikat pada cekam
b) pahat harus setinggi senter
2
c) gerakan pahat maju mulai dari sumbu benda kerja dengan putaran
benda kerja searah jarum jam atau gerakan pahat maju menuju sumbu benda
kerja dengan putaran benda kerja berlawanan arah jarum jam (putaran mesin
harus berlawanan dengan arah mata sayat alat potong).
2. Membubut Rata
3. Membubut Tirus
Cara ini digunakan apabila variasi sudut ketirusannya besar yakni antara 0-
90 derajat dengan ketirusannya pendek, maksimum sepanjang gerakan
eretan atas. Pembubutan dengan cara ini tidak dapat dilakukan secara
otomatis, tetapi dengan cara memutar spindel eretan atas, sehingga pahat
bergerak maju. Pemutaran eretan atas, sebesar ½ sudut ketirusan. Artinya
jika sudut ketirusan 90 , maka eretan atas diputar sebesar 45 .
Cara ini dilakukan apabila variasi sudut ketirusan berkisar antara 0-30
derajat dengan ketirusan yang melebihi panjang atau lebih pendek dari
pergerakan eretan atas. Pembubutan ini dapat dilakukan secara manual
maupun secara otomatis. Dalam operasinya, benda kerja dijepit diantara dua
3
senter. Dengan demikian, cekam diganti dengan pelat pembawa yang
berfungsi untuk memutar benda kerja dengan bantuan lathdog. Untuk
menghasilkan ketirusan yang sesuai, maka besar pergeseran kepala lepas
dapat dihitung dengan persamaan:
Pembubutan ini dilakukan jika variasi sudut ketirusan yang akan dibuat
berada pada kisaran 0-60 derajat dengan panjang ketirusan melebihi jarak
pergerakan eretan atas
4. Membubut Ulir
Mesin bubut dapat dipergunakan untuk membubut ulir luar/baut dan ulir
dalam/mur dan dari sisi bentuk juga dapat membuat ulir segitiga, segi
empat, trapesium dan lain-lain.
4
5. Membubut Dalam
6. Mengebor
8. Mengkartel
Ketirusan
Ketirusan digunakan untuk bermacam-macam keguanaan di bengkel,
misalnya untuk pengikatan dan sealing. Pada penggunaan yang umum
ketirusan ini sudah dinormalisasikan.
5
Bentuk tirusnya dapat dibuat di mesin bubut dengan 3 perbedaan cara :
1. Membubut tirus dengan eretan atas
2. Membubut tirus dengan menggerakkan kepala lepas
3. Membubut tirus dengan perlengkapan pembubutan tirus
1. Mengatur eretan atas dengan skala derajat
Eretan atas harus diatur searah dengan arah ketirusan yang akan
dibuat. Eretan atas digerakkan dari posisi nol pada skala sampai
menunjukkan setengah dari sudut ketirusan (a/2) dan dikencangkan dengan
baut.
2. Mengatur eretan atas dengan pemeriksa tirus
Pemeriksa tirus dapat digunakan sebagai bahan dasar pengaturan eretan
atas. Dial indicator ditempatkan pada ereta atas dan ujung dial disentuhkan
pada sepanjang sisi pemeriksa tirus. Pengaturan yang benar adalah bila
dialnya tidak menunjukkan perbedaan.
3. Mengatur sudut
Untuk operasi pembubutan, pengaturan sudutnya adalah sudut dari
kemiringan atau setengah dari sudut ketirusannya (a/2).
Sudut (a/2) adalah = tg (a/2) =
PROSES MEMBUBUT
Dasar-dasar membubut adalah sebagai berikut :
Pasang benda kerja pada cekam ( chuck ) cukup kuat, artinya tidak lepas
pada waktu mesin dihidupkan dan sedang melakukan penyayatan.
Periksa kedudukan benda kerja tersebut pada saat cekan diputar dengan
tangan, apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda tidak oleng/
simetris dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang membahayakan
dan merusak mesin. Pasang/ setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung
potong pahat tepat pada titik center dari kepala lepas. Untuk mengatur
possisi tersebut dapat menggunakan ganjal dari plat tipis atau dengan
menggunakan tempat pahat model perahu (american tool post ), kemudian
6
lanjutkan membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
Parameter pada proses bubut ada 5, yaitu :
Kecepatan potong, berhubungan dengan kecepatan putar dan diameter awal.
Persamaan kecepatan potong :
D = Diameter
N = Kecepatan Putar (rpm)
Gerak makan, diatur dengan tuas pemilih gerak makan. Arah gerak makan
bisa aksial (pada reduksi diameter dan pembuatan ulir) atau radial (pada
facing).
Kedalaman potong, tidak boleh terlalu dalam karena pemotongan yang
terlalu dalam akan menyebabkan pahat cepat rusak.
Waktu potong berhubungan dengan panjang pemesinan.
Panjang pemesinan menentukan waktu potong dengan persamaan.
T = waktu potong (menit)
L = panjang pemesinan (mm)
Fr = feed rate (mm/menit)
Cara membubut ada beberapa macam antara lain:
Cara Membubut Tirus pada bagian-bagian mesin, selain poros dengan
bentuk rata memanjang atau bertingkat, ada juga poros berbentuk tirus.
Untuk membubut tirus dapat dilakukan dengan dua cara.
Cara pertama, dengan menggeser kepala lepas, dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Gambar 2.3 Membuat tirus dengan menggeser kepala lepas.
X=(D-d)/2 X L/l
Dimana : x = Jarak geser kepala lepas dari garis sumbu spindle
D = Diameter terbesar
d = Diameter terkecil
L = Panjang benda kerja
l = Panjang yang ditiruskan
7
Cara kedua, dengan menggeserkan alas putar (swifel base) dengan
menentukan besarnya sudut.
Membuat tirus dengan cara menggeser alas putar (swifel base).
tgx=((D-d)/2)/l
Dimana : tg x = Tangen x
D = Diameter terbesar
d = Diameter terkecil
l = Jarak yang ditentukan
Setelah diketahui tangen x, maka dapat dicari besarnya sudut x dengan
melihat daftar di bawah ini :
Xo Tg Xo Tg Xo Tg xo tg xo tg
1 0.017 11 0.194 21 0.383 31 0.600 41 0.869
2 0.038 12 0.212 22 0.404 32 0.624 42 0.900
3 0.052 13 0.230 23 0.424 33 0.649 43 0.932
4 0.070 14 0.249 24 0.445 34 0.674 44 0.965
5 0.087 15 0.267 25 0.466 35 0.700 45 1.000
6 0.105 16 0.286 26 0.487 36 0.726 46 1.035
7 0.122 17 0.305 27 0.509 37 0.753 47 1.071
8 0.140 18 0.324 28 0.531 38 0.781 48 1.110
9 0.158 19 0.344 29 0.554 39 0.809 49 1.180
10 0.176 20 0.364 30 0.577 40 0.839 50 1.191
8
putar sehingga membentuk sudut 90 o dengan garis sumbu spindel.Setiap
memulai pembubutan harus menggunakan lonceng,yaitu pada saat akan
memulai pembubutan, jarum dengan angka yang ditentukan harus tepat
bertemu, langsung handle otomatis dijalankan, bila sampai pada akhir ulir,
handle otomatis dilepas. Hal ini dikerjakan berulang-ulang.
9
3. Bersihkan mesin dari sayatan-sayatan besi bekas proses bubutan.
4. Berikan penomoran pada hasil benda kerja dan kumpulkan ke dosen
pembimbing..
5. Bereskan alat-alat yang telah digunakan pada proses membubut.
10