Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN 3

PROSES PERMESINAN MENGGUNAKAN MESIN BUBUT


KONVENSIONAL (LANJUTAN)

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengetahui langkah –langkah menggunakan mesin bubut
dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat mengenal mesin bubut dan cara kerjanya serta beberapa alat
bantu yang digunakan pada pembuatan khusus.
3. Mengenal beberapa jenis potong dan gaya-gaya yang terjadi pada saat
pemotongan.
4. Mempelajari macam-macam jenis pemotongan dan jenis ulir pada pekerjaan
bubut.

B. TEORI DAN PRINSIP DASAR PRAKTIKUM


Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan.

Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan


translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang
berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi
besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi
penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi
dari ulir metrik ke ulir inci.
Perputaran mesin bubut berasal dari sebuah motor listrik yang dipasang
dibawah atau disamping mesin, kemudian motor tersebut dihubungkan dengan motor
utama (spindel) dengan sabuk (belt), karena bila motor berputar poros tersebut juga
berputar dan membawa benda kerja ikut berputar, Untuk mengontrol kecepatan gerak
putaran benda kerja, digunakan belt atau susunan roda gigi. Tenaga dari motor selain
untuk menggerakkan poros utama dari kepala tetap (head stock) juga digunakan untuk
mengontrol gerak feed dari alat perkakas.

Ukuran dari mesin bubut diukur dari jarak tegak lurus dari garis senter (center)
dari kepala tetap sampai alas disebut tinggi senter yakni sebagai ½ diameter benda
kerja yang bisa dikerjakan sedangkan panjang senter adalah jarak antara kepala tetap
sampai kepala lepas (tail stock) yang merupakan jarak terpanjang dari benda kerja
yang bisa dibubut. Sehingga yang menentukan besarnya sebuah mesin bubut adalah
tinggi senter dan panjang senter.

C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM


Prosedur dan mekanisme proses pengoperasian dengan Mesin Bubut Konvensional
dapat dilihat dibawah ini :
1. SEBELUM PROSES PEMBUBUTAN
a. Pastikan kondisi mesin yang akan digunakan dalam kondoa seap pakai
b. Ukur benda kerja terlebih dahulu sebelum dipasang kedalara chuck cekam
untuk memastikan benda kerja yang akan dikerjakan dimensi ukurannya lebih
besar dari ukuran finish gambar
c. Pasang benda kerja kepenjepit cekam / chuck, kencangkan dengan kekuatan
setengahnya saja.
d. Jika rahang cekam 3 maka setting benda kerja supaya lurus, dengan cara
memukul pelan-pelan benda kerja tersebut sambil cekam di putar - putar.
e. Jika rahang 4 maka benda kerja harus di setting center dengan dial indicator
f. Memasang pahat setting senter, yaitu pahat dipasang pada tools post dan
memastikan ujung mata pahat setinggi dengan senter.
g. Pengaturan kecepatan mesin bubut, kecepatan mesin bubut berdasarkan
hitungan dan rubah tuas untuk pengaturannya sesuaikan dengan hasil
hitungan.
h. Sebelum mesin dinyalakan pastikan kembali benda kerja yang akan dicekam
dan pahat bubutnya terpasang dengan kencang.
i. Pastikan kembali kunci chuck tidak dalam kondisi terpasang atau pada
penguncian chuck,
2. SELAMA PROSES PEMBUBUTAN

a. Tentukan kecepatan dalam penyayatan feeding sesuai dengan perhitungan,


kemudian sesuaikan pada tuas yang ada di kepala tetap mesin bubut
b. Dekatkan eretan atau pahat sengan menggerakan handle eretan listang
maupun eretan horizontal.
c. Setting pahat dengan mendekatkan ujung pahat ke benda kerja, Langkah
pertama adalah menyayat bagian muka (facing). Langkah kedua adalah
pembentukan dengan penyayatan diameter luar benda kerja.
d. Pemakanan atau penyayatan sesuai dengan skala pada mesin bubut bagian
handle eretan melintang.
e. Selama proses penyayatan berikan cairan pendingin (dromir) Jika terdapat
kendala atau sesuatu yang tidak dinginkan segera berhentikan mesin
dengan menekan tombol emergency.

3. SETELAH PROSES PEMBUBUTAN

a. Matikan mesin dengan menekan tombol emergency dan pastikan kondisi


off pada kontrol panel.
b. Lepas benda kerja dari cekam, sebelumnya kikir atau amplas terlebih
dahulu bagian-bagian yang tajam.
c. Bersihkan sisa hasil bubutan berupa gram atau chip, yang masih berada
diatas mesin dan bersihkan juga lantainya.
d. Kembalikan alat-alat yang digunakan pada saat praktikum ke tempat
seperti semula.
e. Sebelum meninggalkan mesin dicek kembali peralatan jangan sampar
tercecer atau tertinggal.

4. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

Dalam mendukung pelaksanaan praktikum menggunakan mesin bubut maka


peralatan yang digunakan sebagai berikut:

a. Jangka Sorong
Di gunakan untuk mengukur dimensi benda kerja.
b. Kunci Pencekam / Chuck
Digunakan untuk mengencangkan chuck / pencekam, bentuk matanya
biasanya bujur sangkar.
c. Kunci Pahat
Digunakan untuk mengencangkan pahat agar kedudukan pahat tetap.
d. Pahat HSS atau Carbida
Sebagai alat untuk pemakan benda kerja.
e. Kunci Pas 19
Digunakan untuk mengencangkan compound rest.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyanto, Tri. 2013. Proses Manufaktur I (Foundry, Forming and joining) Edisi 2.
Penerbit Universitas Pancasila. Jakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bubut

http://pemesinan-bubut.blogspot.com/

http://sholikhin.staff.uii.ac.id/?p=6

http://mansurspk.blogspot.com/2013/10/jenis-dan-bentuk-pahat-mesin-
bubut-cnc.html

Anda mungkin juga menyukai