PROSES MANUFAKTUR
MESIN BUBUT
Lathe Machine atau lebih dikenal sebagai mesin bubut mencakup segala mesin
perkakas yang memproduksi bentuk silindris dan digunakan untuk menghasilkan benda-
benda putar, membuat ulir, pengeboran dan meratakan permukaan benda putar
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan umum
a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin perkakas.
Tujuan khusus
a. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bubut.
b. Mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin bubut.
c. Mengetahui dan memahami cara pembuatan ulir.
Pada dasarnya prinsip kerja mesin bubut ada dua macam, yaitu:
1. Main Drive
Gerakan utama pada mesin bubut putaran motor listrik berupa putaran motor listrik
yang ditransmisikan melalui belt menuju gear box. Di dalam gear box terdapat roda
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
3. MESIN BUBUT
Spesifikasi MesinBubut
Type : GAP-BED LATHE CQ 6230A-1910X310 MM
Produksi : GuangZhou Machine Tool Works
1. Bed Way
Bed Way adalah penopang sebagai tempat relay bertumpu.
2. Head Stok
Merupakan tempat dimana gear box dan Quick Change gear box dipasang.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Catatan :
Pastikan pahat dalam keadaan baik, terpasang dengan benar dan erat pada toolpost.
Pada beberapa jenis mesin bubut, perubahan kecepatan spindle dan pengaturan pitch and feed selector
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
6. PENGAMBILAN DATA
Data yang diperoleh
JENIS MESIN : Bubut
TYPE : KW 15-486
DAYA ( P ) : 1,5 KW
BAHAN YANG DIGUNAKAN
Nama Bahan : Baja Esser
Koefisien bahan ( k ) : 157 kg/mm2
Konstanta Eksponen (m ) : 0.75
PEMBUBUTAN
NO L D d s nt na t’ t
(mm) (mm) (mm) (mm/rev) (rpm) (rpm) (mm) (detik)
1
2
3
4
5
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Rumus Perhitungan
1. Kecepatan Pemotongan (v)
Pembubutan
v
.D.n (m/ menit)
1000
dimana:
D = Diameter awal benda kerja (mm)
n = Putaran spindle (rpm)
2. Gaya Pemotongan Vertikal ( Pz )
Pz K.t'.sm
(kg)
dimana:
K = Koefisien bahan (Kg/mm2)
s = Feed motion (mm/rev)
t’ = Depth of cut (mm)
m = Konstanta eksponen
3. Daya Pemotongan ( Nc )
Pz.v
Nc (kW)
60.102
4. Machining Time ( Tm )
L.i
Tm (menit)
s.
n
dimana:
L = panjang pembubutan (mm)
i = jumlah pemotongan = t/t’
5. Momen Torsi ( Mt )
Pz.D
Mt 2 (Kg.mm)
6. Daya Motor ( Nm )
Nm
V. .I.cos kW
dimana:
V = Tegangan Listrik (Volt)
= Jumlah Fase
cos
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
MESIN MILLING
Mesin Milling adalah jenis mesin pemotong yang melakukan pemotongan logam
dengan cutting tool bergigi banyak (Multiple Tooth Cutting Tool) yang disebut milling
cutter/ pisau frais. Ada banyak jenis dari mesin milling, diantaranya mesin milling
horizontal, vertikal, universal dll dengan bentuk konstruksi dan fungsi yang berbeda.
Milling cutter dipasang pada arbor dan diputar oleh mekanisme gerak mesin dengan
menggunakan motor listrik. Pada praktikum Proses Manufaktur kali ini menggunakan
mesin milling horizontal dan vertikal.
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan umum
a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin perkakas.
Tujuan khusus
a. Mengetahui serta mampu mengoperasikan bagian-bagian dari mesin milling.
b. Melatih praktikan melakukan pekerjaan dalam pembuatan roda gigi, alur pada poros
dengan menggunakan mesin milling dan mengetahui macam-macam pekerjaan yang
dapat dilakukan.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
3. MESIN MILLING
Macam-Macam Mesin Milling
Mesin milling universal
1. Universal milling machine EMCO F3
Spesifikasi
Type : Emco F3
Produksi : Maier & Co - Austria
Motor
Power : 1,1/1,4 Kw
Speed : 1400/2800 rpm
Spindle speed (rpm) : 80 -160 – 245 – 360 – 490 - 720 – 1100 – 2200
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Spesifikasi
Type : X6328B
Max. drilling diameter : 28 mm
Max. automatic drilling diameter : 10 mm(cast iron)
Max. vertical milling diameter : 20 mm
Spindle speed range rpm : 80 – 5440(V) /38-1310(H)
Table dimensions : 1120 x 260 mm
Table travel : 600 x 270 mm
Main motor : 3 HP
Overall dimensions : 1710 X 1480 X 2100 mm
Spesifikasi
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Spesifikasi
Type : X6012
Produksi : Jiangsu - China
Working table area : 125 x 500 mm
Spindle speeds range : 120-1830 rpm
Diameter of mining tool axle : 13,16,22 mm
Main motor power : 1.5 kW
Spesifikasi
Type : X5012
Produksi : Jiangsu - China
Working table area : 125 x 500 mm
Spindle speeds range : 120-1830 rpm
Main motor power : 1.5 kW
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Arborsupport
Countershaft gear
Power feed engagement
spindle drive motor
Table
base
Push-button station
2. Saddle
Saddle terletak antara knee dan table. Saddle berfungsi untuk menggerakkan benda
kerja pada table secara transversal.
3. Table
Table terletak diatas saddle, dan mempunyai fungsi sebagai tempat benda kerja.
Table dapat digerakkan ke arah longitudinal.
4. Knee
Knee atau lutut adalah tempat kedudukan saddle, dan knee dapat digerakkan kearah
vertikal (naik/ turun) dengan diatur oleh poros berulir yang menopangnya.
5. Over arm
Merupakan penopang ujung poros frais yang secara umum ditemukan pada mesin
milling horizontal. Bagian ini menentukan penyetelan posisi arbor pada maksimum
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
panjang arbor tersebut dan meng-klemnya pada posisi yang diinginkan. Overarm
terletak diatas base secara horisontal.
6. Spindle
Spindle menyediakan tenaga bagi putaran pisau frais dengan menyalurkannya ke
arbor. Spindle merupakan poros utama mesin milling.
7. Arbor
Arbor adalah tempat kedudukan pahat / pisau frais.
8. Gear box
Gear box merupakan sistem transmisi yang berfungsi untuk mengatur kecepatan
putar pahat.
9. Index dividing head
Merupakan alat yang digunakan untuk memutar / membagi benda kerja melalui
besar sudut tertentu,sehingga menghasilkan pemotongan dengan jarak yang sama.
2
4
1
3
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
C.Setelah Pengerjaan
1. Matikan mesin.
2. Benda kerja dilepaskan dari mesin.
3. Bersihkan benda kerja dan mesin dari chip yang menempel.
4. Kembalikan peralatan ke tempat semula.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
6. PENGAMBILAN DATA
Data yang diperoleh
Waktu tiap kali pemakanan :
NO L Vhtabel nt na t
(mm) (mm/menit) (rpm) (rpm) (detik)
1
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Data Proses
Putaran yang digunakan (n) : ………rpm
Feed motion (s) : ………mm/rev
Diameter cutter (D) : ……...mm
Depth of cut (t’) : ……...mm
Modul(M) : ………mm
Dimensi roda gigi yang dibuat:
Teoritis
1. Diameter kepala (Dk) : ……..mm
2. Diameter pitch (Dp) : ……..mm
3. Jumlah gigi (Z) : ……..
4. Tinggi gigi (H) : ……..mm
5. Tebal gigi (t) : ……..mm
Aktual
1. Diameter kepala (Dk)....................mm
2. Diameter pitch (Dp).......................mm
3. Jumlah gigi (Z) : ……..
4. Tinggi gigi (H)...............................mm
5. Tebal gigi (t)..................................mm
Bahan benda kerja : aluminium
Konstanta bahan 32
kg mm2
Konstanta eksponen :
0,5
Lebar benda kerja : ………mm
Jumlah gigi worm wheel (K) : ………
Jumlah putaran untuk index plate(x): ……….
Rumus Perhitungan
1. Jumlah gigi
dp
Z M
dimana:
Z = Jumlah gigi
dp = diameter pitch (mm)
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
M = modul
2. Diameter Pitch (dp)
dp dk 2M
dimana:
dk = diameter kepala (mm)
3. Jumlah putaran untuk index plate (X)
K
X
Z (putaran)
dimana:
K = jumlah gigi pada worm wheel
4. Tinggi gigi (H)
H
(mm)
2,25.M
dimana:
dimana :
ck = faktor kelonggaran puncak (ck = 0,25.M)
7. Tebal gigi
.M
t 2 (mm)
8. Feed motion (s)
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Pz K.t'.sm
(kg)
dimana:
K = Koefisien bahan (Kg/mm2)
s = Feed motion (mm/rev)
t’ = Depth of cut (mm)
m = konstanta eksponen
10. Momen torsi (Mt)
Pz.D
Mt 2 (Kg.mm)
dimana:
D = diameter milling cutter (mm)
11. Daya pemotongan (Nc)
M t.n
Nc (Kw)
974000
12. Kecepatan pemotongan ( Tm )
.D.n
v 1000
dimana :
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
MESIN BOR
Mesin bor Biasa digunakan untuk membuat lubang (drilling), reaming, dan counter
boring pada benda-benda ferrous maupun non ferrous. Benda kerja diletakkan pada table
dan jika diperlukan dapat dijepit pada ragum (vise) yang biasanya ada sebagai
perlengkapan tambahan pada mesin bor. Selanjutnya ,mata bor yang mendapat daya dan
putaran dari motor listrik ditekankan pada benda kerja tersebut.
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan umum :
a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin perkakas.
Tujuan khusus :
a. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bor.
b. Mengetahui proses dan cara pengeboran benda kerja dengan menggunakan
mesin bor.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
3. MESIN BOR
Spesifikasi Mesin Bor
Type : SB M3
Produksi : Flott GmbH –German
Spindle stroke : 125 mm
Drilling capacity in steel : 25 mm
Drilling capacity in cast iron : 30 mm
Motor : 2 speed 0,75/1,1 kW
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Keterangan gambar
1. Hood
2. Belt Tensioning Lever
Digunakan untuk mengatur ketegangan belt,sehingga mempermudah dalam
mengatur kecepatan putar yang diinginkan.
3. Drilling Lever
Digunakan dalam proses pemakanan. Drilling Lever mengatur kedudukan mata bor
secara vertikal.
4. Drilling Depth Control
Bagian ini terdapat pada front plate. Drilling depth control digunakan untuk
mengetahui kedalaman pemakanan .
5. Driving Motor
6. Table
7. Base
8. Table Clamp
Table clamp digunakan untuk mengunci kedudukan table.
9. Spindle Head
10. Drilling Chart
11. Rack
12. Front Plate
Keterangan :
1. Main Switch
Merupakan saklar utama yang berfungsi menghidupkan / mematikan mesin.
2. Two Speed Switch
Digunakan untuk mengatur kecepatan mesin sesuai posisi vee belt pada puli
bertingkat.
3. Emergency Push Button
Merupakan tombol darurat untuk mematikan mesin dengan cepat.
4. Fuse
5. Coolant Switch
Digunakan untuk mengaktifkan coolant.
6. Lighting Switch
Digunakan untik mengaktifkan lampu penerangan.
7. Drilling Depth Scale
Merupakan skala pada sisi luar Drilling Depth Control, digunakan untuk
mengetahui kedalaman pemakanan.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
8. Apabila benda kerja terlalu besar atau mata bor terlalu dekat jaraknya dengan
benda kerja maka kedudukan table dapat diatur dengan menggunakan table
clamp.
9. Atur kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja.
B. Saat Menjalankan Mesin
1. Nyalakan mesin dengan memutar main switch dan two speed switch, dan lakukan
pengeboran dengan memutar drilling lever.
2. Putar drilling lever dengan perlahan untuk menghindari kerusakan mata bor dan
kerusakan pada benda kerja.
3. Dilarang menggunakan kaos tangan dari bahan berserat saat menjalankan mesin
bor, rapikan sisi baju yang dapat terkena mesin bor terutama pada lengan baju, serta
singkirkan benda yang dapat menghalangi proses pengeboran untuk menghindari
kecelakaan.
4. Segera matikan mesin jika terjadi gangguan.
C. Setelah Pengerjaan
1. Matikan mesin dengan memutar main switch dan two speed switch
2. Benda kerja dilepaskan dari mesin.
3. Bersihkan benda kerja dan mesin dari chip atau geram yang menempel.
4. Kembalikan peralatan ke tempat semula.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
6. Penitik
Digunakan untuk menandai benda kerja yang akan dibor.
7. Palu
Digunakan untuk memberikan gaya pada penitik.
5. PENGAMBILAN DATA
Data yang diambil
Tegangan = ....... volt
Diameter mata bor = ....... mm
Kecepatan putar = ....... rpm
Panjang pengeboran = ....... mm
Banyaknya pemakanan = ....... kali
Waktu pengeboran = ....... detik
Rumus perhitungan
1. Kecepatan pengeboran
v
.D.n (m/ menit)
1000
dimana:
D = diameter bor (mm)
n = kecepatan putar spindle (rpm)
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
2. Feed Motion ( s )
L.i
s Tm.n (menit)
dimana:
L = kedalaman pengeboran (mm)
i = banyaknya pemakanan
s = feed motion (mm/rev)
n = putaran mesin (rpm)
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
MESIN LAS
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan umum
a. Pengenalan secara langsung terhadap mesin las serta cara pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang proses pengelasan.
Tujuan khusus
a. Dapat mengetahui, memahami dan melakukan proses pengelasan.
b. Melatih ketrampilan dalam mengoperasikan mesin las.
2. DASAR PENGELASAN
Berdasarkan cara kerjanya, pengelasan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Pengelasan cair
Adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan
sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar.
2. Pengelasan tekan
Adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan
hingga menjadi satu.
3. Pematrian
Adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini, logam
induk tidak turut mencair.
Cara pengelasan yang banyak digunakan adalah las busur listrik, yang antara lain
terdiri dari :
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
diatur terlepas dari besarnya arus listrik, dan kualitas yang baik pada daerah
las.
3. Las Titik.
Salah satu metode pengelasan tekan adalah las titik, dimana las titik
menggunakan metode resistansi listrik. Plat atau lembaran logam dijepit antara
elektrode logam. Ketika elektroda bersinggungan dengan logam dibawah
pengaruh tekanan, terjadilah aliran arus tegangan rendah antara elektroda. Panas
pada bagian logam yang tertekan akan naik dan memaksa logam menjadi satu
sehingga terjadi sambungan las.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
3. MESIN LAS
Mesin Las SMAW
Spesifikasi
Type : Frowig 205
Produksi : Fronius – Austria
Input : 380 V , 3 Ph, 50 Hz, 5 kVA
Output : 12 - 180 A
Keterangan :
1. Current regulator
Digunakan untuk merubah arus, sehingga dapat menaikkan atau menurunkan
tegangan yang berfungsi untuk membuat nyala las stabil. Pada current regulator
terdapat :
a. Power switch
Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghidupkan current regulator.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
b. Current indicator
Digunakan untuk mengetahui besarnya arus yang digunakan dalam pengelasan.
c. Current adjusting handle
Adalah handle yang digunakan untuk mengatur besarnya arus yang akan
digunakan dalam pengelasan.
2. Tang elektroda
Digunakan untuk memegang elektroda selama pengelasan.
3. Tang massa
Dijepitkan pada benda kerja untuk menghubungkan arus dari current regulator ,
sehingga terjadi loncatan elektron dari tang massa ke elektroda dan menimbulkan
panas.
4. Elektroda
Kontrol Utama
Keterangan :
1. Power switch
Selain berfungsi sebagai saklar utama,juga digunakan untuk mengatur jenis
pengelasan yang akan digunakan,apakah las dengan elektroda atau las TIG.
2. Welding Current Switch
Digunakan untuk menentukan polaritas pengelasan dan level arusnya.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Keterangan :
1. Tang massa dan tang elektroda.
Untuk menjepit benda kerja dan elektroda dan mengalirkan arus ke benda kerja dan
electrode.
2. Curent adjusting lever
Untuk mengatur arus pengelasan.
3. Main regulator.
Regulator utama mesin las di dalamnya berisi transformator yang berfungsi untuk
mengubah arus.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Spesifikasi
Type : Thyristor DC MIG/MAG Welding KW14-143 NBC-350R
Produksi : Krisbow - Indonesia
Input : 380 V, 3 Ph, 50 Hz, 18.1 kVA
Output : 50 – 350 A
Keterangan :
1. Input Cable
Untuk mengalirkan arus utama
2. Gas Bottle
Untukmenyimpan gas pengelasan
3. Output Cable
Untuk mengalirkan arus keluaran ke electroda
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Kontrol Utama
Keterangan :
1. Ampere Meter
Untuk menunjukkan arus pengelasan.
2. Voltage Meter
Untuk menunjukkan tegangan pengelasan.
3. Wire Feeder Fuse
Sekring untuk pengaman pengumpan kawat las.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
4. Switch Diameter
Untuk menyesuaikan diameter kawat.
5. Power Fuse
Sekring untuk pengaman regulator utama.
6. Regulator of Arc Extinguishing Current
Regulator untuk memilih arus pengelasan
7. Regulator of Arc Extinguishing Voltage
Regulator untuk memilih tegangan pengelasan
8. Switch Of Acr Extinguishig
9. Switch of Gas
Untuk mengecek gas apakah mengalir atau tidak.
10. Switch of Wire Electrode Selection
Untuk memilih tipe kawat las solid atau core wire.
11. Power Switch
Untuk mematikan atau menghidupkan mesin las.
12. Power Source of Indicator Light
Lampu indicator.
13. Thermal Overload indicator Light
Lampu indicator bila terjadi kelebihan beban.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Keterangan :
1. Main regulator
Regulator utama di dalamnya terdapat control utama, coling water port, dll.
2. Electrode Arm
Untuk memegang electrode.
3. Electrode
4. Foot Pedal
Untuk melakukan eksekusi pengelasan.
Kontrol Utama
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Keterangan :
1. Welding current regulation switch.
Untuk mengatur arus pengelasan.
2. Welding time regulation switch.
Untuk mengatur waktu pengelasan.
3. Work/ Detect changer.
Untuk memilih kondisi pengelasan atau stand by.
4. Carbon-stee l/ Stainles-steel changer.
Untuk memilih material yang akan di las.
5. Change over switch.
Untuk memilih tegangan input.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
6. Untuk data seperti panjang pengelasan dan tebal pengelasan cukup diambil satu
sample.
7. Setelah pengelasan selesai bersihkan terak – terak dari benda kerja yang
telah dilas dengan menggunakan pemukul terak atau sejenisnya.
8. Kemudian uji benda kerja yang telah dilas dengan memberikan beban
pada benda kerja tersebut.
9. Apabila patah atau dirasa belum kuat maka las kembali benda kerja
tersebut. Tetapi apabila sudah kuat maka benda kerja siap di finishing.
C. Setelah Pengerjaan
1. Matikan mesin dengan memutar power switch
2. Bersihkan benda kerja dan mesin..
3. Kembalikan peralatan ke tempat semula.
Peringatan
Sinar yang terjadi pada proses pengelasan dengan elektroda terbungkus berbahaya bagi mata kita. Karena itu
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
9. Sikat Kawat
Digunakan untuk membersihkan terak pada benda kerja.
10. Pemukul Terak
Digunakan untuk menghilangkan terak yang menempel pada hasil lasan.
11. Spray Gun
Digunakan untuk finising pada proses mengecat.
12. Cat Besi
Digunakan untuk memberikan warna dan mencegah korosi benda kerja.
13. Kuas
Digunakan untuk meratakan cat di permukaan benda kerja.
5. PENGAMBILAN DATA
Data yang diambil
Jenis bahan = Baja Esser
Tegangan = …… Volt
Arus = …… Ampere
Tebal Las = ........ mm
Panjang Pengelasan = ........ mm
Tahanan = ........ Ohm
Waktu pengelasan = ........ Detik
Faktor daya = 0,8
Tegangan geser = 37,5 kg / mm2
Rumus perhitungan
1. Heat Input ( P)
P V.I.cos (W )
Dimana :
V = tegangan (Volt)
I = besar arus ( Ampere)
Cos α = faktor daya
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
2. Kekuatan las ( Po )
Po 2.h.L. (Kg)
Dimana :
h = tebal las (mm)
L = panjang pengelasan (mm)
σ = tegangan geser ijin (Kg/mm2)
Q 0,24.I2RT
(Kalori)
dimana :
R = tahanan (Ohm)
t = waktu pengelasan (detik)
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Power hack saw adalah gergaji potong yang gerakannya mendapat daya dari motor
listrik. Mesin ini dapat digunakan untuk memotong benda-benda dari logam ataupun non
logam dengan bentuk silindris maupun bentuk profil. Blade/pisau potong yang dapat
diganti sesuai keperluan merupakan keuntungan tersendiri dari mesin ini.
1. PRINSIP KERJA
Gerakan putar dari motor listrik, dirubah menjadi gerakan lurus bolak-balik oleh
mekanisme yang serupa dengan mesin skrap. Gerakan bolak-balik diteruskan pada frame
yang menjepit blade (pemotong). Karena pada frame terdapat pemberat,maka pada langkah
bolak- balik terjadi perubahan posisi titik berat frame yang mengakibatkan penekanan pada
benda kerja. Untuk menjaga posisi setelah penekanan, maka frame ditahan oleh sebuah
mekanisme hidrolis. Posisi frame akan terus turun ke bawah sampai panjang minimum dari
lengan hidrolis tercapai.
2. SPESIFIKASI ALAT :
Type : BSM 210 1240
Produksi : Kasto Machinenbau Gmbh – German
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
6. Hydraulic Mechanism
Digunakan untuk menjaga kedudukan frame sesaat setelah perubahan kedudukan
pemotongan.
7. Vise
Digunakan untuk menjepit benda kerja. Vise dapat diputar jika diinginkan
pemotongan menyudut.
8. Vise Adjusting Handle
Merupakan handle untuk mengatur pencengkeraman vise.
9. Coolant Hose
Digunakan untuk mengeluarkan coolant / pendingin dari penampungnya.
10. Coolant Pump
Merupakan pompa yang digunakan untuk memberi tekanan pada coolant,sehingga
dapat mencapai kedudukan beda kerja yang lebih tinggi.
11. Main Switch
Main switch adalah saklar utama yang digunakan untuk menghidupkan /
mematikan mesin.
12. Ruler
Digunakan untuk mengukur panjang benda kerja yang akan dipotong
Petunjuk Pengoperasian
1. Siapkan benda kerja, ukur dan tandai bagian yang akan dipotong.
2. Cek keadaan mesin
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
3. Letakkan benda kerja pada vise dan atur posisi pemotongannya. Pastikan
kedudukan blade tepat pada bagian yang akan dipotong. Kemudian kencangkan
vise dangan memutar handle-nya sehingga benda kerja tercengkeram dengan baik.
4. Atur posisi coolant hose (jika pemotongan memerlukan coolant) pada bagian yang
akan dipotong, pastikan kran dalam posisi terbuka jika akan coolant akan
digunakan.
5. Atur posisi blade pada permukaan benda kerja , kemudian hidupkan mesinnya.
6. Gunakan kecepatan yang sesuai dengan mengatur posisi switch.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
MESIN PRESS
Mesin press digunakan untuk pengepresan pada proses pengerjaan dingin dan
beberapa proses pengerjaan panas. Mesin press cocok digunakan untuk produksi benda
dari logam tipis yang tidak membutuhkan ketepatan tinggi.
Spesifikasi Alat:
Type : NSP 15
Produksi : Nagasaki Jack – Japan
Max. Capacity : 15 ton
5
4
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Keterangan :
1. Tuas penekan
Digunakan dalam proses penekanan dengan menggerakkan secara
vertikal bolak-balik .
2. Indikator tekanan
Menunjukkan besarnya penekanan pada benda kerja.
3. Kran pengatur katup tekanan
Untuk mengatur posisi katup pada sistem hidrolik mesin sehingga tekanan dapat
diberikan pada benda kerja ataupun dilepas setelah proses penekanan selesai
dilakukan.
4. Lengan penekan
5. Roda pengatur lengan penekan
Digunakan untuk mengatur panjang lengan penekan yang dibutuhkan.
6. Table
Petunjuk Pengoperasian
1. Letakkan benda kerja pada table.
2. Tutup katup penekan dengan mengatur kran.
3. Atur posisi dan panjang lengan penekan (jika dibutuhkan mal/pola tekan, maka
diletakkan dibawah lengan penekan)
4. Lakukan penekanan dengan menggerakkan tuas penekan sampai
terbentuk benda kerja yang diinginkan.
5. Buka katup tekanan dan benda kerja dapat dilepas dari table.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
MESIN TEKUK
Mesin tekuk digunakan untuk membuat bentuk bersudut pada benda kerja logam
yang tipis.
1. Rahang Penjepit
Digunakan untuk menjepit benda kerja
2. Lengan Hidrolis
Digunakan untuk membantu proses penekukan.
3. Tuas Penekuk
Digunakan untuk menggerakkan rahang penekuk.
4. Pedal Penjepit
Digunakan untuk menggerakkan rahang penjepit.
5. Pengunci
Digunakan untuk mengunci posisi pedal penjepit.
6. Meja Rentang
Berfungsi untuk meletakkan benda kerja.
MODUL PRAKTIKUM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
7. Rahang Penekuk
Digunakan untuk membentuk tekukan dengan sudut tertentu pada benda
kerja.
Petunjuk Pengoperasian
1. Ukur dan tandai bagian benda kerja yang akan dibentuk.
2. Letakkan benda kerja pada meja rentang dengan posisi bagian yang
akan ditekuk pada bibir rahang penekuk.
3. Jepit benda kerja dengan menekan pedal penjepit dan kunci posisi
pedal penjepit dengan menekan pengunci jika diperlukan.
4. Gerakkan tuas penekuk untuk menggerakkan rahang penekuk sehingga
benda kerja membentuk sudut yang diinginkan.
5. Lepaskan jepitan benda kerja dengan membuka kuncian pada pedal penjepit.
MODUL PRAKTIKUM