PENGELASAN (WELDING)
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Keteknikan
Disusun oleh:
171724006
2017
I. TUJUAN
7. Rumah Pahat
Rumah pahat memiliki fungsi untuk mencekam pahat yang
digunakan dalam membubut. Rumah pahat dapat dukur
ketinggiannya dengan memutar baut.
8. Eretan atau Sadel
Eretean berfungsi untuk
membawa benda kerja bergerak menuju
kepala tetap agar dapat dibubut. Eretan
dapat digerakkan sepanjang meja mesin
(bed) secara otomatis ataupun manual.
Eretan ini dilengkapi eretan melintang
untuk bubut secara melintang untuk
menghasluskan permukaan.
8. Keran pendingin
Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin
(collant) kepada benda kerja yang sedang dibubut dengan tujuan
untuk mendinginkan pahat pada waktu penyayatan sehingga dapat
menjaga pahat tetap tajam dan panjang umurnya. Hasil
bubutannyapun halus.
9. Senter – Senter Mesin Bubut
Senter pada mesin bubut
haruslah dipasang secara akurat
diakrenakan senter yang dipasang
tidak akurat maka akan
mempengaruhi ketirusan yang akan
mempengaruhi bentuk benda kerja.
10. Pahat
Pahat yang akan dijadikan
sebagai alat dalam memakan
benda kerja terlebih dahulu
diruncingkan dan dibuat sudut.
Setelah sudut selesai dibuat pahat
dipasang pada rumah pahat untuk
digunakan sebagai alat untuk
memakan benda kerja pada saat pembubutan melintang dan
memanjang.
2.2 Pengelasan
2.2.1 Pengertian Pengelasan
Pengelasan listrik adalah salah satu cara menyambungkan
logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang terdapat
elektroda yang diarahkan ke permukaan logam. Pada mesin las
listrik sebagai sumber energi proses pengelasan adalah arus listrik.
Elektroda adalah logam pengisi atau bahan tambah yang dicairkan
untuk mengisi celah sambungan las pada benda kerja las yang
akan disambung. Dimana elektoda akan mencair apabila terkena
busur listrik yang telah dialiri arus. Kampuh las akan terbentuk
sesuai dengan gerakan tangan dalam menjalankan elektroda.
1. Pembangkit listrik
2. Pemegang elektroda
3. Penjepit masa
4. Topeng las
5. Elektroda
6. Meja las
2. Siapkan alat dan bahan, dengan benda kerja berupa silinder dengan
tinggi awal 107.5 mm dan lebar diameter 25 mm yang telah diukur
menggunakan jangka sorong.
2. Siapkan alat dan bahan , dengan alat meja welding, trafo serta bahan
seperti pelat dan elektroda.
3.Aktifkan trafo dengan menghubungkan connector – trafo ke salah satu
bagian meja welding dan pada connecetor + dipasangkan elektroda.
4. Letakkan benda kerja (pelat) pada meja kerja, kemudian dekatkan
elektroda ke benda kerja dengan mengatur jarak antara pelat dan ujung
elektroda namun elektroda jangan sampai menempel pada pelat agar
tidak terjadi konslet.
5. Setelah ada percikan las lalu elektroda digerakkan kebawah
membentuk garis lurus dengan ketebalan tertentu.
6. Setelah terbentuk kampuh yang sesuai maka pisahkan kampuh dengan
hasil lasan dengan cara memukul kampuh menggunakan palu hingga
hasil lasan terlihat.
7. Lalu lakukan pengelasan kembali dan pisahkan kembali hasil lasan
dengan kampuh.
8. Setelah hasil lasan terlihat maka bersihkan kotoran-kotoran pada pelat
dengan kawat besi, sehingga hasil lasan akan terlihat jelas.
9. Setelah proses pengelasan selesai maka matikan trafo dan bersihkan
kotoran-kotoran hasil pemukulan kampuh las yang berada pada sekitar
tempat kerja pengelasan.
V. PEMBAHASAN
5.1 Mesin Bubut
Pada praktikum dasar keteknikan dengan praktik mesin bubut
(miling) didapatkan benda kerja dengan ukuran awal yaitu 107.50 mm
dan dibubut sesuai jobsheet menjadi ukuran 100mm.
Pembubutan dilakukan 3 tingkat bagian yaitu
- bagian pertama dengan panjang 60 mm dan diameter 22 mm dengan
membubut panjang 4x putaran 150 (ketelitian 0.1 mm) dan bubut
melintang dengan memutar eretan sebanyak 75 bagian (ketelitian 0.04
mm)
- bagian kedua dengan panjang 35mm dan diameter 19 mm dengan
membubut panjang sebanyak 2x putaran 150 dan 50 bagian (ketelitian
0.1 mm) . Dan bubut melintang dengan memutar eretan sebanyak 75
bagian (ketelitian 0.04 mm)
- bagian ketiga dengan panjang 15 mm dan diameter 16 mm dengan
membubut panjang 1x 150 putaran (ketelitian 0.1 mm) dan bubut
melintang sebanyak 75 bagian (ketelitian 0.04 mm).
Ukuran
Teori Praktik
Panjang 100 99.95
60 60.05
35 34.95
15 14.95
Diameter 25 25
22 22
19 19
16 15.95
Dengan toleransi sebesar 0.1 mm, maka benda kerja yang telah
dibubut masuk kedalam toleransi. Ketidaktepatan dalam hasil dapat
disebebkan beberapa faktor diantaranya tingkat kepresisian mesin yang
kurang tinggi, serta pengukuran dengan menggunakan jangka sorong
yang kirang tepat akibat rahang jangka sorong yang mulai terbuka
sehingga saat digunakan untuk mengukur hasil bubutan tidak akurat.
3
2
1
Pada hasil no (1), didapat hasil lasan yang kurang rapih pada bagian
awal dikarenakan kurang kestabilan pergeseran elektroda sehingga
tekstur dari hasil lasan tidak merata.
Pada hasil no (2), garis telah terbentuk lurus dan pergeserah elektroda
telah terkontol namun ketebalan dari lasan masih kurang maksimal.
Pada hasil no (3), terjadi pemutusan aliran sehingga elektroda sekejap
mati dan membuat proses pengelasan terhenti sesaat, dengan begitu
hasil lasan kurang maksimal akibat adanya sambungan dari lelehan
elektroda.
VI. KESIMPULAN
6.1 Mesin Bubut
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Untuk mendapatkan hasil bubut yang sesuai dengan jobsheet maka
harus teliti dalam membaca jangka sorong
2. Sebelum melakukan pembubutan cek terlebih dahulu bagian bagian
seperti eretan bubut panjang agar selalu diangka nol untuk
menghasilkan ukuran yang akurat.
3. Dalam pengukuran benda kerja, cek terlebih dahulu jangka sorong
yang akan digunakan. Pilih lah jangka sorong yang memiliki rahang
rapat tanpa ada celah.
4. Pada saat pembubutan manual usahakan memutar eretan secara
perlahan agar tidak terjadi kelebihan mesin dalam memakan benda
kerja.
6.2 Pengelasan (Welding)
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Untuk mendapatkan hasil lasan yang sesuai maka harus mengontrol
kecepatan menggeser elektroda. Jika terlalu cepat dalam menggeser
elektroda maka hasil lasan akan tipis. Dan jika terlalu lambat dalam
menggeser elektroda maka akan dihasilkan tekanan yang tinggi dan
menyebabkan plat bolong.
2. Perlu dilakukan latihan yang cukup untuk menghasilkan hasil lasan
yang sesuai ketebalan dan lebarnya.
3. Pada saat trafo overheat maka trafo sebaiknya dimatikan terlebih
dahulu untuk menghindari terhentinya proses pengelasan pada
praktikum.
4. Jarak elektoda dengan plat sangat mempengaruhi hasil lasan, jika jarak
terlalu dekat maka hasil akan menumpuk ke atas dan jika jarak terlalu
jauh maka dapat menyebabkan elektoda mati.
5. Arus akan mempengaruhi hasil lasan, dimana pada arus kecil maka
hasil lasan akan kecil pula sedangkan jika arus sangat tinggi maka
hasil lasan akan terlihat lebih cair.