Anda di halaman 1dari 19

Teori dasar pembubutan

Disusun Oleh

Jefri Suranta Purba 5183520003

Dosen Pengampu : Drs. Selamat Riadi, M.T

Mata kuliah : Pengantar Pemesinan

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN D3

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2019
a. Mesin Bubut

Mesin bubut merupakan salah satu metal cutting machine dengan gerak utama berputar,
tempat benda kerja dicekam dan berputar pada sumbunya, sedangkan alat potong (cutting
tool) bergerak memotong sepanjang benda kerja, sehingga akan terbentuk beram.

Prinsip kerja mesin bubut adalah :

1. Benda kerja berputar pada sumbunya


2. Gerakan alat potong :
a. alat potong bergerak sejajar sumbu utama disebut pembubutan memanjang.
b. alat potong bergerak tegak lurus terhadap sumbu utama disebut pembubutan muka
alat potong bergerak bersudut terhadap sumbu utama disebut pembubutan konis atau
pembubutan tirus.

Bentuk dasar benda kerja yang dapat dikerjakan mesin bubut :

1. bentuk poros / lubang silindris


2. bentuk permukaan rata
3. bentuk tirus / konis luar
4. bentuk tirus / konis dalam
5. bentuk bulat / profil
6. bentuk ulir luar
7. bentuk ulir dalam
8. bentuk alur dalam
Bagian – bagian pada mesin bubut

1. Tuas pengatur kecepatan : Berfungsi untuk mengatur kecepatan perputaran sumbu


utama.
2. Chuck : Berfungsi untuk menjepit benda kerja
3. Eretan Melintang : Berfungsi untuk melakukan pemakanan kearah sumbu Y.
4. Selang Pendingin : Berfungsi sebagai saluran air pendingin pada saat proses
pembubutan.
5. Collet : Berfungsi sebagai tempat dudukan pahat.
6. Eretan Atas : Berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan sesui sufut
yang di buat.
7. Kepala Lepas : Berfungsi untuk mendukung benda kerja yang panjang.
8. Bed Mesin : Berfungsi tempat dudukan eretan.
9. Gigi Rak : Berfungsi sebagai penggerak eretan.
10. Poros Transporteur : Berfungsi untuk membawa eretan otomatis membuat ulir.
11. Poros pembawa : poros yang selalu berputar dan fungsinya membawa eretan
otomatis pada saat pembubutan rata.
12. Handle menghidupkan mesin : Berfungsi untuk menghidupkan mesin bubut.
13. Tuas pengatur otomatis : Berfungsi untuk mengatur otomatis pembuatan ulir,
pembubutan kearah sumbu x, maupun pembubutan kearah
sumbu y.
14. Tuas otomatis bubut rata : Berfungsi untuk melakukan pembubutan rata secara otomatis.
15. Tuas otomaatis Ulir : Berfungsi untuk melakukan pembubutan ulir.
16. Saklar menghidupkan air : Berfungsi untuk menghidupkan air pendingin pada saat
pembubutan.
17. Saklar menghidupkan mesin : Berfungsi untuk menyambungkan arus listrik ke mesin bubut.
18. Tombol Emergency : Berfungsi untuk memutuskan arus ke mesin bubut.
19. Tuas pengatur pembuatan ulir : Berfungsi untuk merubah gigi gigi yang terdapat di mesin
bubut, pada proses pembuatan ulir.
20. Tabel ulir : Berfungsi sebagai acuan saat pembuatan ulir.
21. Kepala Tetap : Berfungsi sebagai dudukan cekam(chuck)
22. Eretan Alas : Berfungsi untuk membubut kea rah sumbu X.

a. Pahat (cutting tool)

Umumnya pahat bubut dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Pahat bubut luar : digunakan untuk mengikis, menghaluskan, dan pekerjaan rata.
b. Pahat bubut dalam : digunakan untuk mengikis dan menghaluskan lubang bor.

Secara lebih lengkap, jenis-jenis pahat dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Ada beberapa istilah geometris pada pahat bubut, antara lain :
A. sudut potong samping (side cutting edge angle)
B. sudut potong depan (front cutting edge angle)
C. sudut tatal (rake angle)
D. sudut bebas sisi (side clearance angle)
E. sudut bebas depan (front clearance angle)
Besarnya sudut potong dan sudut-sudut kebebasan pahat tergantung dari jenis bahan/material
benda kerja. Karena akan sangat berpengaruh terhadap hasil pembubutan dan performa pahat.

a. Menurut dimensi penyayatan


Pada dasarnya fungsi pahat bubut digunakan untuk menyayat bagian dalam dan luar benda
kerja. Pahat bubut luar, digunakan untuk membubut benda kerja pada bagian luar. Pahat bubut
dalam, digunakan untuk membubut lubang atau bagian dalam benda kerja.

b. Menurut arah pemakanan

Untuk memudahkan operator dalam membubut dari berbagai arah pemakanan maka
diciptakan pahat kanan dan kiri. Pahat Kanan yaitu digunakan untuk pemotongan dari kanan ke
kiri. Pahat Kiri yaitu digunakan untuk pemotongan dari kiri ke kanan.

c. Menurut bentuk pahat bubut

1. Pahat bubut rata

digunakan untuk membubut diameter luar benda kerja hingga rata. Besar sudut
puncaknya 80°. Meski bentuk asahan-nya bermacam-macam, namun bentuk sudutnya relatif
tidak banyak berubah. Pahat ini ada 2 macam, yaitu pahat kiri (pemakanan di mulai dari kanan
ke kiri) dan kanan (pemakanan di mulai dari kiri ke kanan)
2. Pahat muka

hampir sama dengan pahat rata. perbedaannya terletak pada besar sudut puncaknya yaitu
55°. Digunakan untuk membubut permukaan ujung benda kerja hingga rata, baik benda kerja
yang ditahan oleh senter atau tidak. Pemakanannya di mulai dari bagian tengah (titik senter) ke
arah sisi pekerjaan.
Jadi gerakannya mundur. Putaran benda kerja harus benar. Jika putaran salah akan menyebabkan
benda kerja tidak terpotong dan memberi beban berlebih pada pahat sehingga patah

3. Pahat potong

digunakan untuk memotong benda kerja pada mesin bubut. Pemotongan dapat dilakukan
dengan benda kerja ditahan oleh senter (jika benda kerja panjang) atau tidak ditahan senter (jika
benda kerja pendek). Pelaksanaan pemotongan tidak boleh sampai putus untuk menghindari
meloncatnya benda kerja dan patahnya pahat.
4. Pahat ulir

digunakan untuk membuat ulir yang dibutuhkan. Bisa untuk membuat ulir kiri, ulir kanan,
ulir tunggal, ulir ganda, dan lain-lain. Sudut pahatnya juga berbeda sesuai dengan ulir yang akan
dibuat. Contoh ulir metris dengan sudut 60° dan ulir whitworth dengan sudut 55°

5. Pahat alur

digunakan untuk membuat celah alur pada benda kerja sesuai dengan kebutuhan. Biasanya
digunakan untuk pembatas ketika anak mengulir benda kerja. Bentuknya hampir sama dengan
pahat alur.
6. Pahat bentuk

ialah pahat yang mata pemotongannya berbentuk sedemikian rupa sehingga hasil
pemotongannya akan berbentuk sesuai dengan bentuk mata potongnya. Pada umumnya pahat ini
memiliki sudut-sudut bebas sehingga dapat bergerak ke kiri atau ke kanan serta maju tegak lurus.
Dengan pahat ini kita bisa menghasilkan bentuk yang sama untuk beberapa pekerjaan.

7. Pahat chamfer

digunakan untuk menumpulkan bagian benda kerja yang tajam. Tujuannya untuk memudahkan
benda kerja dalam perakitannya. Sebenarnya semua bagian yang tajam sebaiknya di chamfer,
walaupun di gambar kerja tidak ada perintahnya. Chamfer yang tidak ada pada gambar kerja
cukup yang kecil saja. Ambil kira-kira 0,2 mm x 45°.

b. Material

1. Baja karbon tinggi


Digunakan sebagai alat potong untuk pengerjaan baja lunak dan kuningan. Biasanya
digunakan sebagai pahat bubut. Bahan ini akan kehilangan kekerasannya pada suhu 250°C.
Memiliki kekerasan kira-kira Rc = 65. Memiliki kecepatan potong 5 m/menit.

2. HSS (High Speed Steel)/ Baja kecepatan tinggi


Material ini biasanya digunakan pada pahat bubut, mata bor, pisau frais, reamer, dan lain-
lain. Kehilangan kekerasannya pada suhu 600°C. Kadang-kadang tungsten pada material ini
digantikan dengan molybdenum.

3. Baja paduan non ferro (Non – ferrous cast alloys)


Material ini memiliki ciri khas tidak bisa dipanaskan. Digunakan untuk membuat suatu
cetakan atau dies. Kehilangan kekerasannya pada suhu 800°C.

4. Karbida / widya (cemented carbides)


Material yang diproduksi dengan teknik metalurgi dengan pemanasan pada suhu 1000°C.
Memiliki kecepatan potong 6 sampai 8 kali kecepatan potong HSS. Dapat bertahan hingga suhu
1000°C.
5. keramik dan sintered oxsides
Material yang digunakan untuk alat potong berkecepatan tinggi sekitar 500 m/menit. Cocok
digunakan untuk pemotongan yang terus menerus. Dapat bertahan hingga suhu 1200°C.
Memiliki ketahanan abrasi yang tinggi. Umumnya digunakan untuk pengerjaan bahan plastik.
6. Cermet
Cermet merupakan kombinasi antara keramik dan logam melalui proses metalurgi. Keramik
pada material ini berfungsi meningkatkan refraktifitas. Sedangkan logam pada material ini
berfungsi untuk memberikan ketangguhan yang tinggi dan ketahanan panas.
Biasanya menggunakan persentase 90% keramik dan 10% logam. Semakin tinggi persentase
logam maka akan meningkatkan ketahanan kerapuhan dan mengurangi ketahanan aus.
7. Intan / Berlian
Material ini memiliki tingkat kekerasan yang sangat tinggi, ekspansi termal yang rendah.
Juga memiliki konduktivitas termal yang tinggi dan koefisien gesek yang rendah.
Alat potong dengan material berlian dapat digunakan untuk kecepatan 1500 sampai 2000
m/menit. Dapat bertahan hingga suhu diatas 1500°C.

8. Cubic Boron Nitride (CBN)


Umumnya dikenal dengan nama Borozone. Terbentuk dari atom nitrogen dan boron melalui
proses metalurgi daya. Biasanya digunakan sebagai pengganti alat potong dengan material
berlian.
Material ini juga digunakan sebagai roda gerinda untuk mengasah alat potong HSS. Karena
dapat memberikan permukaan finishing yang sangat baik.

9. UCON
UCON merupakan material yang dikembangkan oleh Union Carbide di AS. Material ini
terdiri dari 50% Columbium, 30% Titanium, dan 20% Tungsten.
Merupakan paduan logam tahan api yang memiliki permukaan luar yang keras dan inti yang
lunak. Material ini jarang digunakan karena harganya yang mahal.

10. Sialon (Si-Al-O-N)


Sialon dibuat melalui proses metalurgi serbuk. Dengan mencampurkan serbuk Silicon,
Nitrogen, Aluminium, dan Oxygen dengan cara dipanaskan sampai suhu 1800°C.

c. Teknik Pembubutan (Turning)


Pada proses pembubutan ada beberapa macam teknik yang dapat diterapkan. Masing-masing
teknik tersebut memiliki tujuan/maksud tersendiri. Selain itu, perbedaan teknik pembubutan juga
memengaruhi geometri hasil pengerjaan. Berikut macam-macam teknologi pembubutan.

1. Pembubutan Silindris
Pembubutan silindris merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut sejajar
dengan sumbu benda kerja
Gambar 1. Pembubutan Silindris

2. Pembubutan Muka (Facing)


Pembubutan muka merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut tegak lurus
dengan sumbu putar benda kerja (radial).

Gambar 2. Facing

3. Cutting Off
Cutting off merupakan pemotongan benda kerja dengan pahat bubut. Pada proses cutting off,
pahat bubut yang digunakan memiliki ujung potong yang miring menuju sumbu benda kerja.

Gambar 3. Cutting Off


4. Recessing

Recessing merupakan penyayatan pada benda kerja yang bertujuan untuk membentuk sebuah
alur. Ujung potong pahat yang digunakan biasanya sejajar dengan sumbu benda kerja (sudut
pahat 90°). Recessing mirip dengan cutting off. Perbedaan keduanya hanya terletak pada bentuk
atau sudut pahat saja. Recessing biasanya digunakan untuk membuat alur pemisah antara bentuk
pembubutan silindris dan ulir.

Gambar 4. Recessing

5. Parting
Parting merupakan pembubutan di mana pahat bubut bergerak sejajar maupun tegak lurus
terhadap sumbu benda kerja. Sesuai dengan namanya, parting digunakan untuk
memotong/memisahkan benda kerja. Beberapa juga mengenal parting sama dengan cutting off.

6. Biting
Biting merupakan pembubutan ujung atau muka, di mana arah pemakanan ujung pahat
sejajar dengan sumbu benda kerja. Metode biting biasanya digunakan untuk membuat alur atau
lubang besar pada permukaan ujung benda kerja.

Gambar 5. Biting
7. Pembubutan Bentuk (Form Turning)
Pada pembubutan bentuk, ujung potong pahat bubut berukuran besar membentuk kontur pada
benda kerja.

Gambar 6. Pembubutan Bentuk

8. Pembubutan Tirus
Pembubutan tirus merupakan penyayatan silindris yang menghasilkan perbedaan diameter secara
konstan. Metode pembubutan tirus digunakan untuk membuat poros tirus/konis.

Gambar 7. Pembubutan Tirus

9. Pembubutan Copy
Pembubutan copy merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk benda kerja sesuai dengan
geometri benda replika yang telah ada. Replika tersebut ditransmisikan dengan eretan melintang
dan eretan memanjang.

10. Pembubutan Ulir


Pembubutan ulir merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk ulir. Pembubutan ulir terdiri
dari pembubutan ulir luar dan ulir dalam.
Gambar 8. Pembubutan Ulir

11. Chamfering
Chamfering merupakan pembubutan pada sudut benda kerja menggunakan ujung pahat.
Hasil dari chamfering dikenal dengan istilah chamfer.

Gambar 9. Chamfering

12. Boring
Boring merupakan pembubutan dengan gerakan pemakanan sejajar dengan sumbu benda
kerja. Menurut arah pemakanannya boring mirip dengan pembubutan silindris.

Gambar 10. Boring


13. Pengeboran (Drilling)
Pengeboran dapat juga dilakukan pada mesin bubut. Kebalikan dengan pengeboran pada
mesin bor, pengeboran dengan mesin bubut menggunakan mata bor yang tidak berputar (yang
berputar benda kerjanya).

Gambar 11. Pengeboran

14. Reaming
Reaming mirip dengan drilling. Reaming bertujuan untuk memperbesar diameter lubang
hasil pengeboran

15. Knurling
Knurling sebenarnya bukan termasuk proses penyayatan. Knurling merupakan proses
pembentukan logam yang digunakan untuk membuat pola arsiran yang bersilangan pada
permukaan benda kerja.

Gambar 12. Knurling


B. Alat Penunjang

a. Senter
Senter digunakan untuk mendukung benda kerja di lubang senternya pada saat
pembubutan. Macam-macam senter antara lain :

a) Senter penuh
b) Senter ujung kecil
c) Senter separuh
d) Senter dengan dudukan peluru
e) Senter ujung bola
f) Senter berputar
g) Senter segi empat

b. Cakera Pembawa (Chuck)


Chuck digunakan untuk mengikatkan benda kerja pada mesin bubut. macam chuck :
a) Chuck cakar dua (two jaw chuck)
b) Chuck cakar tiga (three jaw chuck)
c) Chuck cakar empat (four jaw chuck)
d) Cakera pembawa kombinasi jaw universal dan independent
e) Cakera pembawa magnet

c. Penyangga (kaca mata)


Penyangga digunakan untuk menyangga benda kerja yang panjang dan berdiameter kecil
guna menahan getaran pada waktu pengerjaan serta posisi benda kerja tetap lurus segaris
sumbu. Penyangga ada dua macam, yaitu :
a) Penyangga jalan (follower rest) : di sebelah kanan maupun kiri rangka eretan melintang.
b) Penyangga tetap (steady rest) : pada rangka mesin di antara headstock dan tailstock.

d. Kartel
Kartel digunakan untuk membuat alur-alur kecil pada benda kerja supaya tidak licin
apabila dipegang dengan tangan, misalnya pada pemegang-pemegang. Kartel biasanya
berbentuk lurus (straight), segi empat (cross) dan belah ketupat (diamond).
Pemasangannya seperti pemasangan pahat.
e. Mandrel
Mandrel merupakan alat bantu pencekam yang ditempatkan pada benda kerja secara
konsentrik, misalnya pada pembubutan pulley dan roda gigi.

f. Collet
Collet merupakan modifikasi penjepit standar yang digunakan untuk memegang kuat
benda kerja yang dihubungkan dengan spindel, sehingga distribusi tekanan lebih merata.
Collet juga bertujuan untuk mengurangi resiko kerusakan benda kerja yang diproses
dengan mesin bubut. Collet juga digunakan untuk benda kerja yang berdimensi relatif
kecil dan pembubutan presisi. Collet mempunyai bermacam bentuk, ada yang berbentuk
bulat (round collet), persegi (square collet), dan berbentuk segi enam (hexagon collet).

C. Proses Pembubutan

Membubut lurus

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk membubut lurus Pertama, pembubutan memanjang
(sejajar benda kerja) untuk mendapatkan ukuran diameter benda kerja yang dikehendaki. Kedua,
pembubutan permukaan rata (facing), yaitu meratakan permukaan pada bidang diameter benda
kerja untuk menghasilkan pembubutan permukaan datar pada benda kerja.

Proses pembubutan lurus memanjang dengan diameter awal 50 mm menjadi 20 mm dan


panjang 700 mm menjadi 430 mm.

Pembubutan awal menggunakan kecepatan 160 Rpm, ketebalan pemakanan 4mm, dengan
kecepatan pemakanan 0.2 sehingga akan mendapatkan hasil kecepatan potong 25.12 mm/menit.

Menggunakan rumus :

𝜋×𝑑×𝑛
𝑣=
1000

Dimana :

V = kecepatan potong (m/menit)

D = diameter benda.

N = putaran mesin (Rpm )

Seperti pada table dibawah ini :

No n a f d v L ra
1 160 4 0.2 50 25.12 700 21.875
Untuk memperoleh waktu pembubutan kita akan menghitungnya dengan rumus :

𝐿
𝑟𝑎 =
𝑓×𝑛

Dimana :

Ra = waktu pembubutan (menit)

F = pemakanan ( mm )

N = putaran mesin ( Rpm )

Hasil waktu pembubutan yang di perlukan untuk membubut benda sepanjang 700mm , dengan
pemakanan 4mm dan kecepatan putaran mesi 160 Rpm ialah 21.875 menit. Seperti pada table
diatas.

Proses pembubutan lurus memanjang dengan diameter awal 46 mm menjadi 20 mm dan panjang
675 mm menjadi 430 mm.

Pembubutan awal menggunakan kecepatan 200 Rpm, ketebalan pemakanan 4mm, dengan
kecepatan pemakanan 0.2 sehingga akan mendapatkan hasil kecepatan potong 28.888

mm/menit. Seperti pada table.

2 200 4 0.2 46 28.888 675 16.875

Hasil waktu pembubutan yang di perlukan untuk membubut benda sepanjang 700mm , dengan
pemakanan 4mm dan kecepatan putaran mesi 200 Rpm ialah 16.875 menit. Seperti pada table
diatas.

Proses pembubutan lurus memanjang dengan diameter awal 42 mm menjadi 20 mm dan panjang
650 mm menjadi 430 mm.

Pembubutan awal menggunakan kecepatan 360 Rpm, ketebalan pemakanan 4mm, dengan
kecepatan pemakanan 0.2 sehingga akan mendapatkan hasil kecepatan potong 47.4768

mm/menit. Seperti pada table.

3 360 4 0.2 42 47.4768 650 9.027778

Hasil waktu pembubutan yang di perlukan untuk membubut benda sepanjang 650mm , dengan
pemakanan 4mm dan kecepatan putaran mesi 200 Rpm ialah 9.0027778
menit. Seperti pada table diatas.

Anda mungkin juga menyukai