Anda di halaman 1dari 10

Pengelasan OAW

Pengertian Pengelasan Mengelas adalah salah satu cara menyambung dua bagian logam secara permanen dengan menggunakan tenaga panas. Tenaga panas ini diperlukan untuk mencairkan bahan dasar yang akan disambung dan kawat las sebagai bahan pengisi. Setelah dingin dan membeku, terbentuklah ikatan yang kuat dan permanen. Pengelasan dengan oksi asetilin Las asetilin (las karbit) adalah cara pengelasan dengan menggunakan nyala api yang didapat dari pembakaran gas asetilin dan O2. Seperti halnya cara pengelasan yang lain, las asetilin digunakan untuk menyambung dua bagian logam secara permanen. Dalam penyambungan dua logam ini, dapat dilakukan tanpa bahan pengisi atau dengan tambahan bahan pengisi. Hal ini bergantung pada ketebalan bahan pelat yang disambungkan dan jenis sambungan yang diinginkan. Selain digunakan untuk menyambung dan menyolder, las asetilin dipakai juga untuk pemotongan logam. Untuk pengelasan (menyambung) digunakan pembakar (torch). Peralatan Las Asetilin Botol Gas asetilin Botol gas asetilin dapat dibeli di agen-agen penjual gas. Botol yang terbuat dari baja ini berisi gas asetilin yang telah dimampatkan dengan volume 40 liter dan tekanan hingga 15 bar. Botol asetlin berisi bahan berpori seperti kapas, sutra tiruan atau asbes yang berfungsi sebagai penyerap asetor. Bahan berporo tersebut diisikan sekitar 25% dan dapat menyerap aseton sebanyak 40% isi botol. Tiap 1 liter aseton pada tekanan 15kg/cm dapat melarutkan 360 liter asetilin. Generator asetilin Gas asetilin dapat dibuat secara sederhana dengan cara mencampur karbit(calcium carbide) ditambah air, dengan rumus kimia CaC2 + 2H2O C2H2 + Ca(OH)2 + kalor. Pencampuran ini dilakukan dalam sebuah tabung yang disebut generator asetilin. Bagian-bagian utama dari generator asetilin ini adalah ruang karbit dan dapur gas (retor), ruang air, ruang gas asetilin, kunci (katup) air, alat pembersih (penyaring) gas, dan alat pengaman bila kelebihan tekanan gas. Pengamanan generatos asetilin Agar generator asetilin dapat digunakan secara aman selama kerja pengelasan, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Tempatkan generator asetilin agak jauh dari tempat pengelasan. 2. Hindari nyala api, benda-benda panas, dan terik matahari dari generator asetilin. 3. Periksa secara periodic tinggi air dalam kunci (katup) air.
1

4. Berhati-hatilah terhadap kebocoran gas. 5. Selama dalam pemakaian suhu air tidak boleh lebih mencapai 60C. 6. Suhu gas asetilin yang terjadi tidak boleh mencapai 100C. perlu diketahui bahwa penguraian 1 kg karbit dapat memanaskan air dari 0C-95C. Botol gas oksigen Botol oksigen juga dapat dibeli pada agen-agen penjual gas. Dalam botol yang terbuat dari baja ini dimanfaatkan gas oksigen dengan tekanan gas sampai 151 bar. Diatas botol dipasang sebuah keran. Pada keran ini terdapat sumbat pengaman. Bila tekanan gas didalam botol naik karena pengaruh panas, maka sumbat akan pecah dan gas kelebihan akan keluar. Gas oksigen yang dapat diisikan pada botol tersebut sebanyak 74,5 m dengan kadar gasa oksigen murni 99,5%. Kadar oksigen pada nyala api las asetilin sangat berperan sebagai bahan penunjang untuk penghematan, kecepatan, dan efisiensi kerja pada waktu pengelasan. Apabila kadar oksigen kurang dari 90%, bahan dari baja sukar sekali dilas. Kadar oksigen yang hanya 88% tidak dapat dipakai untuk mengelas baja, bahkan perbedaan oksigen yang hanya 0,5% saja akan menyebabkan hasil yang berbeda pada baja. Jadi untuk pengerjaan pengelasan kadar oksigen harus selalu tinggi. Sebab ketidak murnian oksigen akan menyebabkan turunnya suhu nyala api pengelasan. Tetapi meskipun kadar zat asam berkuarang, kita masih dapat melakukan pengerjaan pengelasan, yaitu dengan cara memperlambat gerakan pengelasan. Regulator Regulator berfungsi mengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja yang besarnya tetap. Pada regulator terdapat manometer, yaitu manometer tekanan isi dan manometer tekanan kerja. Yang dimaksud dengan tekanan isi adalah tekanan gas yang berada dalam botol. Dalam botol yang masih penuh, tekanan gas oksigen besarnya 150 bar (15 Mpa), sedangkan gas asetilin besranya 15 bar (1,5 Mpa). Yang dimaksud dengan tekanan kerja adalah tekanan yang dibutuhkan pada waktu melakukan pengerjaan las. Tekanan kerja ini diatur oleh regulator dan besarnya tekanan dapat dibaca pada manometer tekanan kerja. Tekanan oksigen pada selang antar 1 bar ( 0,1 Mpa) samapi 14 bar ( 1,4 Mpa) dan tekanan gas asetilin antar 0,8 bar ( 0,08 Mpa) samapi dengan 1 bar ( 0,1 Mpa). Jenis regulator ada 2 jenis, yaitu: 1. Regulator satu tingkat Pada regulator ini tekanan isi diturunkan sekaligus menjadi tekanan kerja yang dikehendaki. Besar kecilnya tekanan diatur dengan memutarkan keran pengatur pada kedudukan tertentu, keran diputar kekanan berate menambah tekanan kerja dan bila diputar kekiri berarti mengurangi tekanan kerja. 2. Regulator dua tingkat

Prinsip kerja dari regulator ini sama dengan regulator satu tingkat. Perbedaanya adalah cara penurunan tekanan isi menjadi tekanan kerja menjadi dua tahap. Tahap pertama tekanan gas diturunkan hingga tekanan pertengahan, tahap kedua tekanan gas diturunkan lagi sampai tekanan kerja. 3. Regulator asetilin Regulator asetilin adalah regulator yang dipasang pada botol asetilin. Pada regulator ini terdapat: - Manometer tekanan isi dengan skala sampai 30 kg/cm. - Manometer tekanan kerja dengan skala sampai 3 kg/cm. - Baut dan mur pengikat dengan menggunakan ulir kiri. 4. Regulator oksigen Pada botol oksigen dipasang regulator oksigen yang memiliki: - Manometer tekanan isi dengan skala sampai 250 kg/cm. - Manometer tekanan kerja dengan skala sampai 12 kg/cm. - Baut dan mur pengikat yang menggunakan ulir kanan. 5. Pembakar (torch) Fungsi pembakar pada las asetilin ini adalah untuk mencampur oksigen dan gas asetilin yang jumlah isinya hamper sama. Nyala api terjadi pada ujung pembakar. Pada pembakar dapat dipasang berbagai ukuran ujung pembakar, untuk memperoleh nyala api yang sesuai dengan tebal benda kerja yang akan dilas atau dipotong. Pembakar berhubungan dengan dua buah selang, yaitu untuk gas asetilin dan selang untuk gas oksigen. Ruang pencampur dan keran berfungsi mengatur banyaknya oksigen dan asetilin yang dihnakan. 6. Pembakar pemotong (cutting torch) Pembakar untuk memotong, bentuknya serupa dengan pembakar untuk mengelas biasa, perbedaanya adalah pada pembakar pemotong terdapat pipa ketiga untuk saluran gas oksigen, selain itu ujung pembakarnya berbeda dengan ujung pembakar untuk mengelas. Setiap pembakar pemotong mempunyai alat pemegang pipa penghubung dan kepala pemotong. Pada kepala pemotong dipasang mulut pemotong. Pada mulut pemotong ini terdapat sebuah lubang kecil untuk pemanasan pendahuluan. Panjang mulut pemotong untuk pengerjaan tertentu berbeda dan terdapat juga ujung pemotong dengan bentuk lengkung. Perbandingan campuran gas asetilin dengan oksigen berbeda untuk keperluan pemanasan pendahuluan dan untuk keperluan memotong. Logam yang akan dipotong terlebih dahulu dipanaskan dengan nyala api pemanasan pendahuluan, kemudian dengan nyala api gas oksigen bertekanan tinggi, maka bagian yang telah dipanaskan tersebut kemudian dipotong. Pemotongan terjadi karena hembusan gas oksigen pemotong melalui lubang ditengah-tengah nyala api pemanasan
3

pendahuluan. Untuk logam yang berkarat atau kotor atau logam tebal, memerlukan pemanasan pendahuluan yang lebih lama dan menggunakan nyala api yang lebih besar. 7. Selang las Selang las berfungsi untuk menyalurkan gas dari botol gas atau generator ke pembakar. Selang ini harus tahan tekanan tinggi tetapi lemas atau tidak kaku. Selang las oksigen biasanya berwarna hiatam atau hijau. Pada ujung-ujung selang oksigen ini terdapat mur penguat ulir kanan. Selang gas asetilin biasanya berwarna merah yang pada ujung-ujungnya terdapat pula mur pengatur dengan ulir kiri. Fungsi mur pengatur pada kedua ujung selang tersebut adalah untuk mengikat regulator dan mengikat pada pembakar. Untuk menjaga kekeliruan saat pengikatan dengan regulator dan pembakar, maka baut dan mur pengikat dibedakan satu sama lain, begitu juga bentuk nipelnya dibuat berbeda. Alat bantu dan bahan las asetilin Korek api Korek api biasa tidak diperkenankan untuk menyalakan gas, karena tangan kita posisinya terlalu dekat dengan ujung pembakar, sehingga sangat mudah terjilat nyala api. Untuk menyalakan gas ini biasanya digunakan korek api las. Korek api las yang menggunakan logam gesek ini lebih aman dipakai dan bila logam habis dapat diganti dengan mudah. Kaca mata alas Kaca matal as sangat penting digunakan saat mengelas, untuk melindungi mata dari radiasi sinar ultra violet, logam cair pada percikan api. Disamping kaca mat alas kadang-kadang diperlukan juga kaca mata pengaman. Pakaian kerja Pakaian kerja mengelas harus mampu melindungi badan kita dari percikan logam cair atau bunga api. Alat pengukur Alat untuk mengukur dan memberi tanda ukuran yang biasa digunakan dalam pengelasan seperti: - Rol meter dan mistar baja - Busur (bevel protector) - Penyiku - Penitik dan penggores Alat pengerjaan kampuh las Untuk pengerjaan kampuh las dibutuhkan alat-alat seperti: - Pahat dan palu
4

- Kikir - Gergaji tangan - Mesin gerinda tangan Penjepit Selain ragum dalam pengelasan sering diperlukan alat penjepit yang berupa klem. Kawat las Kawat las digunakan sebagai bahan pengisi untuk kekuatan las. Jenis bahan kawat las yang dipakai harus sesuai dengan logam yang dilas. Fluks (flux) Fluks adalah bahan kimia berbentuk serbuk atom pasta dan ada juga yang dibalutkan pada kawat las. Fluks sangat diperlukan untuk mengelas bahan-bahan seperti paduan perak, paduan tembaga, baja, dan bahan non ferro lainnya.

Nyala api las Nyala api netral Nyala api netral adalah yang paling sering digunakan untuk mengelas. Nyala api ini merupakan hasil pembakaran gas asetilin dan oksigen dengan perbandingan 1 : 1. Nyala api netral berwarna biru merupakan inti nyala api yang keluar dari ujung pembakar. Nyala api karburasi Nyala api karburasi adalah nyala api kelebihan gas asetilin. Kelebihan gas asetlin ini menyebabkan nyala api terlihat berwarna putih tetapi intinya berwarna biru seperti nyala api netral. Nyala api karburasi biasanya digunakan untuk pelapisan keras permukaan ( case hardening). Nyala api oksidasi Nyala api oksidasi adalah nyala api kelebihan gas oksigen. Oksigen yang berlebihan ini akan terbakar diluar nyala inti. Nyala inti oksidasi lebih pendek dan bersuhu lebih tinggi daripada nyala api netral dan nyala api karburasi. Nyala api oksidasi biasanya digunakan untuk untuk mengelas logam, tembaga, kuningan, perunggu, dan las patri.

Proses mengelas Asetilin Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam persiapan mengelas asetilin adalah sebagai berikut: Tempatkan botol asetilin dan oksigen terikat menjadi satu pada dinding atau kereta dorong di tempat yang aman. Keran masing-masing botol buka sebentar lalu tutup kembali. Hali ini dilakukan agar lubang ulir bebas dari kotoran atau debu.
5

Pasang regulator pada masing-masing botol. Hubungkan selang pada lubang pengeluaran. Kencangkan ikatannya dengan menggunakan kunci pas. Alirkan gas selang sebentar untuk membersihkan debu dari dalam selang. Pasang kedua ujung selang lainnya pada pembakar. Mur penguat selang oksigen berulir kanan, sedangkan mur penguat selang asetilin berukir kiri. Pasang mulut pembakar yang sesuai dengan kebutuhan dan kencangkan ikatannya. Apabila tujuan mengelas adalah pemotongan, pasang tangki pemotong pada pembakar dan kencangkan ikatannya. Buka keran pembakar asetilin, sementara itu keran oksigen dalam keadaan tertutup. Putar keran regulator hingga regulator menunjukkan tekanan kerja yang diperlukan, kemudian tutup kembali keran regulator. Buka keran pembakar saluran oksigen, sementara itu keran gas asetilin dalam keadaan tertutup. Putar keran regulator oksigen sampai regulator menunjukkan tekanan kerja. Tutup kembali tekanan regulator. Nyalakan api las 1. Keran pembakar oksigen dibuka sedikit. 2. Keran pembakar asetilin dibuka sedikit lebih besar daripada oksigen. 3. Nyalakan gas dengan korek api las. 4. Tekanan asetilin jika perlu periksa dan dstel kembali. Menyetel api las 1. Nyala api netral, keran pembakar asetilin dibuka lebar-lebar dan katup oksigen dibuka sedikit. Asetilin dikurangi sampai kerucut kedua gas hilang. 2. Nyala api karburasi, dimulai dengan nyala api netral. Tambahkan asetilin sampai perbandingan antara kerucut dalam dengan nyala asetilin menjadi sesuai. 3. Nyala api oksidasi, dimulai dengan nyala api netral. Tambahkan oksigen sampai kerucut menjadi pendek menurut yang dikehendaki. Mematikan nyala api las 1. Bila bekerja hanya berhenti sebentar, maka mematikan nyala api las dengan cara menutup keran pembakar saja. 2. Tetapi bila bekerja akan berhenti lama, maka keran botol yang harus ditutup. Keran-keran pembakar dibuka untuk membuang tekanan pada selang, kemudian baut pengatur regulator dilonggarkan.

Letusan waktu mengelas (backfires) Pada waktu mengelas sering secara tiba-tiba terjadi letusan kecil. Sebab-sebab kejadian ini antara lain:
6

Ujung pembakar menyentuh benda kerja. Ujung pembakar terlalu panas, keran terlalu lama dipakai atau terlalu dekat pada kawah las. Tekanan gas kurang sesuai. Pemasangan ujung pembakar kurang kencang (longgar). Lubang-lubang ujung pembakar tersumbat atau terlalu panas.

Tindakan Pengamanan dan Keselamatan Kerja Botol oksigen dan asetilin 1. Hindarkan minyak, pelumas dari botol gas, terutama botol oksigen. 2. Lindungi botol gas dari benda panas atau terik matahari. 3. Hindarkan botol gas bersentuhan dengan kabel listrik. 4. Tempatkan botol gas di tempat khusus, sehingga terhindar dari terpukul atau terbentur oleh benda keras. 5. Pemakaian gas harus selalu melalui generator. 6. Bukalah regulator bila tidak dipakai atau kosong atau waktu dipindahkan. 7. Jangan mencabut, menukar, atau merubah tanda-tanda pada botol gas. 8. Bawalah botol gas asetilin keluar ruangan bila katupnya bocor. 9. Bila botol gas tiba-tiba menjadi panas karena nyala balik atau sebab lain, segeralah menutup katup botol gas, suruh semua orang keluar ruangan, siramlah atau semprot dengan air sampai dingin. 10. Jangan mengangkat botol gas dengan menarik tutp pengaman. Regulator 1. Janganlah memegang regulator dengan tangan atau sarung tangan yang berminyak. 2. Peganglah regulator pada badannya, jangan manometernya. 3. Sebelum membuka katup botol, tutuplah dahulu katup regulator dengan memutar baut pengatur berlawanan arah jarum jam hingga terasa longgar. 4. Putarlah baut pengatur perlahan-lahan searah jarum jam ketika mengatur tekanan kerja. Tekanan yang tinggi dan serentak dapat merusak membran dan manometer. 5. Berdirilah di samping, jangan di muka manometer ketika mengatur tekanan kerja. 6. Regulator yang rusak jangan dipaksakan, gantilah dengan yang baru dan baik kerjanya.

Pembakar (torch) 1. Janganlah menggunakan pembakar dengan tangan atau sarung tangan berminyak. 2. Janganlah menggunakan mulut pembakar untuk memukul atau mencukil. Kerusakan pada pembakar atau mulut pembakar akan menyebabkan terjadinya nyala balik yang berbahaya. 3. Bila lubang mulut tersumbat, tusuklah dengan alat penusuk (cleaning drill). 4. Untuk membersihkan bibir mulut pembakar gosoklah pada bilah kayu yang lunak sambil katip oksigen dibuka agar tidak menyumbat. 5. Bila terjadi nyala balik, temukan dahulu sebab-sebabnya sebelum melanjutkan pekerjaan. 6. Matikan pembakar bila tidak dipakai meskipun sebentar. Selang las 1. Selang las jangan mengganggu atau terganggu lalu lintas, serta tidak terkilir atau terjepit waktu digunakan. 2. Hindarkan selang bersentuhan langsung dengan nyala api, bunga api, benda panas, benda tajam, dan macam-macam minyak. 3. Periksalah selalu selang las secara teratur dalam waktu-waktu tertentu, dari kebocoran, hangus atau sambungan longgar. 4. Janganlah memakai kawat atau isolasi untuk mengikat kebocoran. 5. Gunakan alat penyambung, pengikat atau penjepit yang khusus untuk selang. 6. Potonglah bagian selang yang bocor dan sambunglah memakai alat penyambung selang. 7. Gulunglah selang dengan baik, bila pengelasan telah selesai.

Keselamatan kerja Cara-cara menjaga keselamatan waktu bekerja sangat penting diketahui dan dilaksanakan oleh seorang operator las, karena dalam pekerjaan mengelas banyak sekali kemungkinan timbulnya bahaya, jika tidak hati-hati dan tidak memperhatikan peraturan keselamatan kerja. Kesalahan menggunakan alat dan berbuat ceroboh akan menimbulkan kerusakan dan bahaya, baik bagi peralatannya maupun bagi operator las sendiri. Pencegahan bahaya waktu bekerja 1. Pakailah kaca mata las untuk melindungi mata dari sinar tajam, percikan bunga api, juga agar dapat melihat dengan jelas pada benda kerja. 2. Kancingkan leher baju, saku, dan lipatan baju agar tidak kemasukan bunga api. 3. Pakailah baju las (apron), sarung tanagn, topi, dan perlengkapan lainnya.
8

4. Pergunakan korek api las untuk menyalakan pembakar, janganlah menggunakan rokok atau korek api biasa. 5. Hati-hati saat menyalakan pembakar, jangan diarahkan pada orang atau benda yang mudah terbakar. 6. Matikan pembakar bila tidak dipakai dan diletakkan di tempat yang aman. 7. Janganlah menggantungkan pembakar yang menyala pada botol gas. 8. Tutuplah katup botol gas bila pengelasan selesai waktu istirahat. 9. Jagalah selalu kebersihan bengkel dan amankan dari benda-benda yang mudah terbakar. Pencegahan bahaya api 1. Kebakaran sering terjadi bukan karena nyala api las, tetapi karena percikan bunga api yang berloncatan. Oleh karena itu, bersihkan selalu tempat mengelas dari benda-benda yang mudah terbakar dalam radius 8 m. 2. Tempatkan alat pemadam kebakaran di dalam bengkel las pada tempat yang mudah terjangkau. 3. Bila terpaksa harus mengelas atau memotong di atas lantai papan, lindungilah papan dengan asbes atau pelat logam, tampunglah sisa-sisa pembakarannya dengan bak logam yang berpasir. Nyala balik dan nyala letup

Nyala balik adalah nyala api masuk ke dalam pembakar. Nyala balik dapat juga terjadi di dalam selang las atau regulator bahkan sampai di botol gas. Agar nyala balik yang terjadi tidak mencapai selang las maka antara selang dan pembakar harus dipasang katup anti nyala balik. Sebab-sebab terjadinya nyala balik: 1. 2. 3. 4. Tekanan kerja salah, tidak sesuai dengan ukuran mulut pembakar yang digunakan. Mulut pembakar, injector atau pencampur longgar atau lepas sama sekali. Selang las terkilir atau terjepit, sehingga aliran gas terganggu. Pembakar las kotor atau berminyak.

Cara mengatasi nyala balik: 1. Tutuplah keran-keran pada pembakar. Biarkan gas habis dalam pembakar. 2. Bila pembakaran sampai ke selang atau regulator, tutplah segera katup-katup pada botol gas. Nyala letup (letusan kecil) biasanya disebabkan oleh:

1. Tekanan kerja asetilin terlalu kecil, tidak sesuai dengan mulut pembakar yang digunakan. 2. Mulut pembakar terlalu panas karena terlalu lama dipakai atau terlalu dekat dengan kawah las. 3. Mulut pembakar tersumbat oleh kotoran yang membara di dalam lubang mulut. Cara mengatasi nyala letup: 1. Naikkan tekana kerja. 2. Dinginkan dan bersihkan mulut pembakar.

10

Anda mungkin juga menyukai