Anda di halaman 1dari 5

Memotong dengan gas

1. 1. Memotong dengan Gas Oxy-Acetylene A. Prinsip Pemotongan Dengan Gas Prinsip


pemotongan dengan gas adalah memotong besi atau baja dengan menggunakan panas
yang dihasilkan dari pembakaran reaksi kimia berupa gas. Proses pemotongan logam
dengan gas adalah memotong dengan cara memanaskan logam sampai mendekati titik
lumer (cair) kemudian ditekan dengan semburan gas pada tekanan tertentu sehingga logam
yang akan mencair tersebut terbuang sehingga logam terpotong. Keuntungan memotong
logam dengan gas:  Proses pemotongan cepat, berbagai bentuk dapat dipotong dengan
hasil baik. Proses pemotongan dapat dilaukakan secara otomatis dengan mesin atau secara
manual dengan tangan. Kerugian memotong logam dengan gas:  Memerlukan alat dan
perlengkapan yang khusus, harganya mahal. Pada sisi bekas pemotongan akan terjadi
perubahan struktur yang mengakibatkan perubahan sifat logam yang dipotong. Alat-alat dan
bahan yang dibutuhkan dalam pemotongan: 1. Alat a. Tabung gas oksigen b. Tabung gas
acetylene c. Regulator oksigen d. Regulator acetylene e. Slang gas oksigen dan acetylene f.
Brander g. Lighter (pemantik api) 2. Bahan a. Gas oksigen (O2) b. Gas acetylene (C2H2) c.
Benda kerja a.1. Tabung Acetylene
2. 2. Tabung gas acetylene mempunyai kapasitas isi 5000, 6000 atau 7500 liter dimana pada
bagian bawah tabung biasanya dipasang sumbat pengaman yang akan melebur pada
temperature 1000 C. bila temperature di dalam tabung terlalu panas sumbat akan melebur
sehingga gas acetylene keluar dari lubang. Hal ini guna menghindari tekanan tabung
meningkat yang dapat menyebabkan tabung meledak. Katup tabung dibuka dan ditutup
dengan menggunakan kunci sock atau kunci botol, dimana katup dibuka kira-kira ¼ – 1 ½
putaran dan kunci tersebut tetap dibiarkan menempel pada katup selama katup terbuka.
Lepaskan kunci bila katup tertutup atau tidak terpakai. Tabung gas acetylene dicat dengan
warna merah tua untuk membedakannya dengan tabung gas yang lain. a.2. Tabung Oksigen
Tabung gas oksigen mempunyai kapasitas sama dengan tabung gas acetylene. Isi gas
dalam tabung berbanding lurus dengan tekanan, makin besar tekanan makin banyak isi di
dalamnya. Untuk membedakan tabung gas oksigen dengan tabung gas lainnya, maka
tabung gas oksigen diberi warna biru, hijau atau abu-abu dan terkadang juga diberi warna
hitam. Salah satu perbedaan antara tabung gas acetylene dengan tabung gas oksigen
adalah pada tabung gas acetylene, penghubung antara tabung dengan regulator
menggunakan ulir kiri yakni mengencangkannya dengan diputar kea rah kiri. Sedangkan
pada tabung gas oksigen menggunakan ulir kanan yakni mengencangkannya dengan
diputar kearah kanan. Pemeliharaan tabung gas: • Hindarkan minyak, pelumas dan gemuk
dari tabung gas • Lindungi tabung dari panas dan terik matahari
3. 3. • Hindari tabung dari jatuh atau kejatuhan benda lain • Pemakaian gas harus selalu
menggunakan regulator • Tempatkan tabung berdiri tegak • Sedapat mungkin jauhkan
tabung dari sumber panas. a.3. Alat Pemotong (Brander Potong) Bagian-bagian utama
brander potong manual Nozzle atau Tip Nozzle atau Tip adalah suatu komponen pada ujung
brander potong yang berfungsi sebagai torch (obor) dimana pada nozzle ini terdapat lubang-
lubang gas yang terdiri dari lubang gas untuk pemanasan awal dan lubang gas oksigen
potong. Nozzle ini memiliki ukuran yakni dilihat dari besarnya diameter lubang gas pada
nozzle. Penggunaan nozzle tersebut disesuaikan dengan tebal bahan yang akan dipotong.
Ukuran nozzle diberi penomoran sesuai besarnya yaitu nomor 1, nomor 2 dan nomor 3.
Makin tebal bahan makin besar pula nozzle yang digunakan. Berikut adalah table pemilihan
ukuran nozzle sesuai tebal bahan yang akan dipotong. a.4. Regulator Regulator berfungsi
sebagai alat penurun tekanan isi menjadi tekanan kerja yang tetap besarnya sesuai dengan
kebutuhan tekanan pemotongan. Pada regulator terdapat dua buah alat pengukur tekanan
(manometer), yaitu manometer tekanan isi tabung dan manometer tekanan kerja.
4. 4. Perbedaan regulator oksigen dengan regulator acetylene: 1. Regulator oksigen - Tekanan
isi sampai 250 Kg/cm2 – Tekanan kerja sampai 12 Kg/cm2 2. Regulator acetylene - Tekanan
isi sampai 30 Kg/cm2 – Tekanan kerja sampai 3 Kg/cm2 3. Baut dan mur pengikat - Oksigen
: Ulir kanan – Acetylene : Ulir kiri 4. Warna - Oksigen : biru / hijau – Acetylene : merah a.5.
Selang Gas Selang gas digunakan untuk menyalurkan gas acetylene dan gas oksigen ke
brander. Selang gas terbuat dari karet. Sebagaimana tabung gas dan regulator gas, selang
gas juga dibedakan dengan perbedaan warna yaitu warna merah untuk gas acetylene dan
warna hijau untuk gas oksigen. Kriteria selang gas harus kuat tapi lemas tidak kaku serta
tahan terhadap tekanan tinggi hingga 10 Kg/cm2. Diameter selang gas 5 mm, 6 mm atau 7
mm. selang ditempelkan menjadi satu untuk memudahkan dalam penggunaan dan juga
memudahkan digulung untuk menyimpan. Sebelum digunakan sebaiknya selang diperiksa
kebocoran terlebih dahulu untuk menghindari bahaya pada saat penggunaan. a.6. Lighter
(Pemantik Api) Lighter atau pemantik api atau korek api digunakan untuk menyalakan gas
campuran acetylene dan oksigen yang dipakai sebagai pemanas awal pada proses
pemotongan dengan gas. Lighter yang digunakan adalah lighter khusus untuk menyalakan
brander. Lighter harus bergagang panjang untuk menghindari terbakarnya tangan pada saat
menyalakan brander. a.7. Macam-macam nyala api
5. 5. 1. Nyala Api normal/netral, nyala inti api berwarna biru keputihan, atau putih kehijauan,
ujung api bulat (tumpul) dan tidak bersuara. Api normal apabila perbandingan antara gas
oksigen dan gas acetylene seimbang. 2. Nyala api oksidasi, nyala inti api berwarna putih
kemilau agak keunguan, inti api berbentuk runcing dan lebih pendek serta bersuara
berdesis. Bila digunakan untuk memotong atau mengelas terjadi oksidasi besi terapung. Hal
ini terjadi apabila kelebihan oksigen. 3. Nyala api karburasi, nyala inti api berwarna kuning
atau kemerahan, nyala luar kehitaman serta berasap kehitaman. Hal ini terjadi jika kelebihan
gas acetylene. Cara menyetel api potong 1. Pertama-tama buka katup tabung gas acetylene
kira-kira ¼ putaran dan katup tabung gas oksigen kira-kira ½ – 1 putaran. 2. Buka katup
pengatur tekanan kerja pada regulator acetylene hingga mencapai ± 0,3 Kg/cm2. 3. Buka
katup pengatur tekanan kerja pada regulator oksigen hingga mencapai ± 2,5 Kg/cm2. 4.
Buka kran/valve acetylene para brander kira-kira ¼ putara, kemudian nyalakan api brander
dengan
6. 6. lighter. Ingat jangan menggunakan korek api biasa. 5. Buka kran oksigen pada brander
secara perlahan hingga mencapai nyala api normal/netral. 6. Untuk mengecek apakah nyala
api sudah netral atau belum, buka kran/tuas oksigen pemotong secara cepat kemudian
tutup. Apabila inti api tidak berubah, berarti nyala api sudah netral, jika nyala api berubah
berarti belum netral, aturlah lagi hingga meencapai nyala api netral. Memotong dengan Gas
Oxy-Acetylene – 2 B. Metalurgi Pemotongan dengan Oxygen Pada pemotongan baja atau
besi dengan Api Oksi Asetilin terjadi reaksi sebagai berikut : Fe + O __________ FeO +
63.800 Kali 3 Fe + 2O2 ____________ Fe 3 O4 + 267.800 Kali 2 Fe + 11/2
O2__________Fe2 O3 + 196.800 Kali Bila baja yang telah dipanaskan sampai suhu nyala
oksigen direaksikan dengan O2 murni seperti diatas, Kemungkinan – kemungkinan yang
terjadi ialah campuran ketiga jenis oksida tersebut dan sisa logam Fe yang belum beraksi.
Pada pengamatan terhadap slang yang terjadi didapat hasil adanya campuran FeO dan Fe3
O4 dan Fe O dan Fe 2 O3 dan logam ( Fe ) yang belum teroksidasi . 1. Mampu Potong (
Cutability ) Mengingat bahwa pada proses ini reaksi kimia adalah reaksi oksidasi , maka
untuk logam – logam yang tahan oxsidasi (Oxidation resistant metals) perlu adanya
penambahan Flux kimia atau serbuk besi sebagai bahan yang dapat bereaksi eksotermis .
Untuk mendapatkan hasil-hasil pemotongan yang baik, ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi :
7. 7. - Lebur logam yang di potong harus lebih tinggi dari suhu nyala oksigen. bila suhu lebur
logam yang dipotong lebih rendah dari suhu nyala oksigennya, maka logam akan terlebih
dahulu melebur sebelum reaksi oksidasi terjadi. Karena peleburan logam ini terjadi pada
suatu daerah yang relatif lebih luas, maka pemotongan yang di inginkan tidak terlaksana. –
Suhu lebur oksida logam yang dipotong harus lebih rendah dari suhu lebur logam, dan juga
lebih rendah dari suhu yang dihasilkan oleh reaksinya. bila suhu oksida logam ternyata lebih
tinggi dari suhu lebur logam maupun suhu yang dihasilkan pada reaksi , maka akan
menyulitkan proses pemotongan. misalnya pada baja paduan Chrom( Cr2 O3 ) yang
mempunyai suhu lebur 2.000 º C , atau aluminium paduan yang mengandung oksida
alumunium ( Al2 O3 ) dengan suhu lebur 2. 050 º C akan sulit untuk dipotong. - Koefisien
konduksi panas logam yang dipotong tidak boleh tinggi ( besar ), logam – logam yang
mempunyai koefisien konduksi panas besar akan mudah merambatkan panas kebagian lain
dari logam, sehingga akan susah memanaskan logam setempat misalnya tembaga atau
aluminium. - Oksidasi yang terbentuk pada proses pemotongan harus cukup encer ( cair ),
untuk mempermudah pengaliran cairan keluar dari celah ( Kerf ). Pada pemotongan besi
tuang karena adanya cairan oksida silicon ( SiO2 ) yang cukup banyak dan kental , maka
pemotongan logam akan lebih sulit. Catability suatu logam juga sangat dipengaruhi oleh
ketidak murnian dari unsur – unsur lain. ( C, Cr, Si ), yang juga dapat meningkatkan
kekerasan ( hardenability ) misalnya Mo dan W. Tabel 1. Suhu lebur beberapa logam dan
oksida logam. NO Logam dan Oksidasi Logam Suhu Lebur º C 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
12. 13. Besi Baja karbon rendah Baja karbon tinggi Besi tuang kelabu FeOI Fe2O3 Fe3 O4
Tembaga Brass Tin Bronze Oksida tembaga Alumunium Oksida Alumunium 1535 1500
1300 – 1400 1200 1370 1565 1527 1083 850 – 900 850 – 950 1236 657 2020 – 2050
8. 8. 14. 15. Zinc Oksida Zinc 419 1800 2. Fungsi Pemanasan Fungsi nyala pemanasan pada
proses pemotongan logam dengan oksigen adalah : ( 1 ) Untuk menaikan suhu logam yang
akan dipotong sampai suhu nyala oksigen untuk memulai melanjutkan reaksi kimia
pemotongan. ( 2 ) Dapat melindungi semburan gas oksigen terhadap pengaruh atmosfer
yang Mungkin dapat Menyebabkan tercampurnya gas oksigen dengan gas – gas lain dari
udara luar Disamping itu gas oksigen yang disemburkan melalui nosel telah mendapat
enersi panas mula dari nyala yang dapat membantu menyalakan proses pemotongan. ( 3 )
Dapat membantu membersihkan kotoran – kotoran ringan pada permukaaan baja bagian
atas seperti karat, scale , cat maupun kotoran ringan lain yang dapat menghambat proses
Pemotongan. Intensitas pemanasan yang tinggi yang dapat menaikan suhu logam dengan
cepat sampai suhu nyala oksigen dapat menguntungkan dari segi ekonomis. Tetapi mutu
hasil potong yang baik dengan tingkat ekonomi yang tinggi dapat juga diperoleh bila
intensitas pemanasan lebih rendah . Intensitas pemanasan yang tinggi diperlukan pada saat
pemotongan akan dimulai , tetapi penggunaan intensitas pemanasan yang lebih rendah
dapat dipakai bila pemotongan telah berlangsung. Dari beberapa data pencatatan
pemanasan dengan api Oksi Asetelin untuk mencapai suhu nyala oksigen pada beberapa
ketebalan pelat baja dapat dilihat pada table 2. Dibawah ini. Tabel 2 Tabel baja ( mm )
Waktu pemanasan (detik ) 10 – 20 20 – 100 100 – 200 5 – 10 7 – 25 25 – 40 3. Bahan bakar
Gas Ada beberapa macam bahan bakar gas yang umum dipakai untuk pemanasan pada
proses memotong logam dengan oksigen , beberapa faktor yang merupakan pertimbangan
dalam memilih penggunaan bahan bakar gas untuk pemanasan pada proses memotong
antara lain : ( 1 ) Pengaruh pada kecepatan potong
9. 9. ( 2 ) Waktu yang diperlukan untuk pemanasan sebelum memotong ( 3 ) Harga bahan
bakar gas ( 4 ) Biaya penggunaan oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran bahan Bakar
Gas secara efisien, misalnya 1 volume asetelin memerlukan 1,5 volume Oksigen, 1 volume
propane membutuhkan 2 volume oksigen. ( 5 ) Kemampuan bahan bakar gas dalam
melayani beberapa proses operasi misalnya untuk pemanasan , pengelasan, brazing,
scuting, membuat groove dan memotong. ( 6 ) Kesiap sediaan bahan bakar gas dipasaran
local dan mudah dipindahkan untuk keperluan pekejaan. Gas Asetelin banyak dipakai orang
sebagai bahan bakar gas untuk memotong dengan oksigen , karena mudah didapat dan
temperatur nyalanya tinggi. Perbandingan volume Asetelin dan oksigen untuk nyala
pemanasan adalah 1 : 1,2 – 1,5. Gas Propan juga sudah banyak dipasaran yang disuplai
oleh pertamina. Gas ini banyak dipakai untuk pemanasan pada proses memotong dengan
oksigen. Untuk pembakaran gas tersebut membutuhkan perbandingan volume dengan
oksigen 1 : 4 – 4½ . Sedangkan gas alam atau natural gas hanya terdapat ditempat tempat
tertentu di Indonesia terutama didekat daerah pengeboran minyak atau gas. Gas ini dapat
dipakai sebagai pemanas pada proses potong dengan oksigen .Perbandingan volume bahan
bakar dengan gas oksigen untuk mula pemanasan pada pemotongan adalah 1 : 13/4 – 2.
Bahan bakar gas lain dapat dipakai sebagai pemanasan awal pada proses potong oksigen
antara lain gas kota dan gas hydrogen . Gas kota karena rendahnya nilai kalor dan tekanan
kerja maka gas ini sangat jarang dipergunakan . Gas hydrogen dapat disuplai pada tekanan
tinggi dan dapat dipakai untuk memotong dalam air. 4. Pengaruh Kemurnian Oksigen
Oksigen yang dipakai untuk memotong harus mempunyai tingkat kemurnian 99,5 % atau
lebih. Bila tingkat kemurniaanya lebih rendah dapat mengurangi efisiensi operasi
pemotongan. Misalnya lebih rendah 1 % dapat mengurangi kecepatan pemotongan rata –
rata 25 % dan menambah pemakaian oksigen rata – rata 25 % lebih tinggi kalau kemurnian
oksigen yang dipakai lebih rendah dari 95 % maka peroses pemotongan sudah sangat
kurang baik karena yang akan terjadi adalah pelelehan logam dengan bentuk hasil potong
tidak rata atau bentuk sela potong sangat jelek. 5. Pengaruh Metalurgi Panas yang
dihasilkan oleh reaksi kimia oksigen dengan logam menimbulkan panas yang cukup tinggi
yang dirambatkan melalui sisi sela potong ke logam yang dipotong, panas yang diterima sisi
sela potong demikian tingginya dan dapat menaikan suhu daerah sela potong sampai suhu
kritis dari baja . perpindahan panas dari daerah sisi potong kemassa benda kerja yang cepat
dapat mengakibatkan tingginya laju pendinginan daerah terpengaruh panas tersebut.
Sedang torch berjalan secara kontonnyu
10. 10. . kekerasan dari baja yang dipotong adalah tergantung dari jumlah kadar karbon dan
paduan lainnya serta tebal dan besar benda yang dipotong. Makin tebal dan besar kerja
akan makin besar perpindahan panas ke massa benda kerja yang berfungsi sebagai media
quench.  Dalamnya daerah terpengaruh oleh panas tidak hanya tergantung pada jumlah
kadar Karbon dan panduannya, tetapi juga tebal dan besar benda Yang dipotong ( Tabel 3 ).
 Baja kontruksi dengan kadar karbon tidak melebihi 0,25 % biasanya kekerasannya tidak
banyak berubah pada daerah terpengaruh panas ( HAZ ).  Pengaruh pengerasan pada
daerah terpengaruh panas akan makin berkurang Pada tempat yang makin jauh dari sela
potong. Tabel 3 Tebal Dalamnya H.A.Z. (mm ) Baja karbon rendah Baja karbon tinggi 12 mm
12mm 150 mm 0,8 mm 0,8 mm 3,2 mm 0,8 mm 0,8 – 1,6 mm 3,2 – 6,3 mm Biasanya pada
pekerjaan kontruksi baja yang mengunakan bahan baja karbon rendah, daerah terpengaruh
panas karena pemotongan dengan oksigen tidak perlu dibuang untuk proses penyambung
berikutnya misalnya sambung las. Hanya disini disarankan agar bekas pemotongan
dibersihkan terlebih dahulu dengan gerinda agar bebas dari oksida – oksida besi yang
menempel dan scale yang dapat mempengaruhi mutu pengelasan . Dari beberapa
percobaan uji mekanik didapatkan sifat mekanik yang mendekati bahan yang tidak dipotong
dengan bahan yang dipotong dengan oksigen. Kuat tariknya bisa sedikit lebih tinggi tapi
kekenyalan ( ductility ) sedikit menurun, pada peraturan ASMe boiler and pressure vessel
tidak dibolehkan baja dengan karbon lebih besar 0,35 % dilas dengan persiapan kampuh las
dengan potong oksigen. Pada daerah sisi potong biasanya terjadi perubahan komposisi
Kimia setelah proses pemotongan dengan oksigen. Tetapi makin dalam dari sisi potong
perubahan komposisi kimia ini makin kecil. Umumnya kadar karbon akan bertambah pada
daerah sisi potong. Diduga kejadian ini karena adanya unsur karbon pula bahan bakar gas
untuk nyala pemanasan misalnya asetilin ( C2 H2 ) ataupun karbon bebas hasil pembakaran
yang terkait pada daerah sisi potong pada saat. ? Kejadian lain dapat juga yaitu adanya
perpindahan karbon dari logam yang dingin ke logam yang panas. penyerapan karbon dari
cairan logam yang terpotong dan lain sebagainya. Nickel seperti halnya karbon akan juga
terkonsentrasi pada daerah sisi potong, sedangkan unsur -unsur lain pengaruhnya sangat
kecil
11. 11. Baja dan baja paduan yang dipotong mempunyai beberapa unsur-unsur paduan.
Beberapa unsur – unsur panduan ada beberapa tendensi sukar untuk dipotong karena
pengaruh panas dan laju pendinginan yang cepat. Beberapa unsur kimia paduan yang
berpengaruh antara lain dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Unsur Pengaruh pada proses
memotong dengan oksigen KarbonMangan Silikon Chrom Nikel Molybden Alumunium
Sulphur Baja dengan kadar karbon sampai 0,25 % dapat dipotong tanpa kesulitan . tetapi
baja dengan kadar karbon lebih tinggi harus diusahakan pemanasan awal untuk mencegah
pengerasan sisi potong ataupun retak.Baja dengan kadar 14 % mangan dan 1,5 % karbon
sukar dipotong, dan untuk hasil yang agak baik diperlukan pemanasan awal yang cukup.
Silikon biasanya tidak banyak mempengaruhi catability dari baja Chrom murni hanya dapat
bereaksi dengan oksigen pada temperature yang sangat tinggi baja denagan kadar 5 %
chrom dapat dipotong tanpa kesukaran bila permukaan bersih. Baja dengan kadar chrom
tinggi sampai 10 % ( baja chrom ) berfungsi sebagai axidation resistant material dan hasil
sisi potong biasanya sangat kasar bila digunakan cara potong oksiatelin biasa dapat
dipotong dengan tambahan serbuk serbuk besi atau flux. Nikel sampai 3 % dan kadar
karbon tidak terlalu tinggi masih dapat dipotong dengan cara potong Oksiasetelin biasa
danm untuk baja chrom nikel 18 – 8 dapat dipotong dengan penambahan serbuk besi atau
fluk untuk memudahkan reaksi kimia oksidasi. Pengaruhnya sama dengan chrome molybden
murni sangat sukar dipotong dengan oksigen Sampai dengan prosentase kecil tridak banyak
mempengaruhi catability. Sampai dengan prosentase kecil tidak banyak berpengaruh.
Adakalanya untuk memudahkan proses memotong logam dengan oksigen diperlukan
pemanasan awal pada seluruh benda kerja untuk menurunkan laju pendinginan (terutama
pada baja paduan hardenable ) atau meningkatkan efisiensi pemotongan karena
meningkatnya heat input. Baja paduan rendah dan baja karbon tinggi ( 0,25 % C )
memerlukan pemanasan awal untuk mengurangi pengerasan dan mencegah kemungkinan
retak Makin tebal dan besar benda kerja yang akan dipotong memerlukan pemanasan awal
yang lebih tinggi dari ynag tipis atau kecil. Ada beberapa keutungan awal untuk benda kerja
yang akan dipotong dengan oksigen antara lain.  Dapat meningkatkan efisiensi
pemotongan karena kecepatan potong ditingkatkan . penggunaan gas oksigen untuk
pemotongan dapat lebih kecil
12. 12.  “Grosdient” suhu dapat diperkecil sehingga memperlambat laju pendinginan dan
memperkecil kemungkinan retak pada saat pendinginan juga dapat mengurangi distorsi dan
dapat mengurangi pengerasan pada sisi potong.  Dapat mengurangi migrasi unsur-unsur
logam dari tempat yang dingin ketempat yang lebih tinggi temperaturnya dan sebaliknya .
Tinggi suhu pemanas awal bergantung pada komposisi , tebal dan besar benda yang akan
dipotong . Biasanya berkisar antara 100 º C sampai 700 º C kebanyakan baja karbon dan
panduan membutuhkan suhu pemanas awal antara 200 º C – 300 º C Makin tinggi suhu
pemanasan awal makin tinggi pula proses reaksi oksigen dengan baja dalam hal ini perlu
diketahui bahwa suhu pemanasan awal harus merata Sampai bagian pada logam . Sebab
kalau hanya bagian luar saja , maka proses reaksi kimia antara bagian luar dan dalam tidak
seimbang kecepatannya . Semburan terak dan aliran gas oksigen akan terlambat , dan
proses pemotongan akan gagal . Untuk mengurangi internal stress pada benda kerja dapat
pula dilakukan proses pemanasan lanjut berupa annealing , atau stress rel ieve setelah
proses pemotongan selesai. Sebaiknya pemanasan lanjut untuk tujuan annealing dan stress
relieve dilakukan pada dapur pemanas , tapi bila tidak mungkin karena bentuk dan beratnya
maka dapat pula menggunakan alat pemanas lain. 6. Mutu Hasil Potong Mutu hasil
pemotongan dengan oksigen tergantung pada beberapa factor antara lain : - Metalurgi - Sifat
Mekanik - Dimensi - Kekerasan permukaan potong. Faktor metalurgi dan sifat mekanik telah
disinggung diatas dan factor untuk dimensi dan kekerasan permukaan potong tergantung
pula pada cara pengoperasian atau pelaksanaan pemotongan. Mutu potong yang disetujui ,
tentu tergantung pada persyaratan yang diberlakukan untuk setiap pekerjaan. Kekerasan
permukaan potong pada beberapa ketebalan baja tergantung pada beberapa variable
misalnya : - Bentuk dan ukuran Nosel - Debit gas oksigen - Kemurnian dari gas oksigen
yang dipakai untuk memotong - Intesitas dari nyala pemanasan dan “Oxy fuel gas ratio” -
Kebersihan dari lubang nosel pemotong - Kondisi permukaan baja yang dipotong - Mutu dari
baja yang dipotong

Anda mungkin juga menyukai