PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Las Gas/Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang
menggunakan gas asitelin (C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan
bakar yang telah dibakar gas dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan
suhu sekitar 3.500°C yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan
bakar dapat digunakan gas-gas asitelin, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini yang
paling banyak digunakan adalah gas asitelin, sehingga las gas pada umumnya diartikan
sebagai las oksi-asetelin. Karena tidak menggunakan tenaga listrik, las oksi-asetelin banyak
dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektrode terbungkus.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pengelasan secara umum ?
2. Apa yang dimaksud dengan las Oxy-acetylene atau las karbit?
3. Bagaimana prinsip kerja dari las Oxy-acetylene?
4. Apa saja kah perlengkapan/peralatan yang ada pada las Oxy-acetylene?
5. Bagaimana cara pengoperasian mesin las Oxy-acetylene dalam bengkel praktek?
6. Apa saja kelebihan dan kerurangan yang dihasilkan dari penggunaan las Oxy-acetylene?
7. Apa kegunaan las Oxy-acetylene untuk membuat hasil kerja pengelasan dari setiap nyala
apinya?
C. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu pengelasan secara umum dan pengelasan yang
menggunakan las jenis Oxy-acetylene.
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian dari las Oxy-acetylene hingga mengetahui
prinsip kerja las tersebut.
3. Mahasiswa dapat melakukan praktek kerja las yang meliputi cara pengoperasikan las Oxy-
acetylene.
4. Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan las Oxy-acetylene sehingga
mahasiswa dapat memilih jenis las apa yang akan digunakan dalam praktek pengelasan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Pengertian Pengelasan
Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang didasarkan pada
prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian bahan yang disambung.
Kelebihan sambungan las adalah konstruksi ringan, dapat menahan kekuatan yang tinggi,
mudah pelaksanaannya, serta cukup ekonomis. Namun kelemahan yang paling utama
adalah terjadinya perubahan struktur mikro bahan yang dilas, sehingga terjadi perubahan
sifat fisik maupun mekanis dari bahan yang dilas.
Perkembangan teknologi pengelasan logam memberikan kemudahan umat manusia
dalam menjalankan kehidupannya. Saat ini kemajuan ilmu pengethuan di bidang elektronik
melalui penelitian yang melihat karakteristik atom, mempunyai kontribusi yang sangat
besar terhadap penemuan material baru dan sekaligus bagaimanakah menyambungnya.
Jauh sebelumnya, penyambungan logam dilakukan dengan memanasi dua buah
logam dan menyatukannya secara bersama. Logam yang menyatu tersebut dikenal dengan
istilah fusion. Las listrik merupakan salah satu yang menggunakan prinsip tersebut.
Pada zaman sekarang pemanasan logam yang akan disambung berasal dari
pembakaran gas atau arus listrik. Beberapa gas dapat digunakan, tetapi yang sangat popular
adalah gas Acetylene yang lebih dikenal dengan gas Karbit. Selama pengelasan, gas
Acetylene dicampur dengan gas Oksigen murni. Kombinasi campuran gas tersebut
memproduksi panas yang paling tinggi diantara campuran gas lain.
Gambar A.1
B. PRINSIP KERJA
1. Pembuatan oksigen
Pembuatan gas oksigen dilakukan dengan cara distilasi udara cair. Udara yang
mengandung 21% oksigen (O2) dan 78% nitrogen (N2) didinginkan hingga suhu -200°C
dengan tekanan tinggi sehingga udara mencair. Kemudian, udara cair tersebut secara
berangsur-angsur dipanaskan. Pada suhu -183°C, oksigen cair akan menguap sehingga
dapat dipisahkan dari gas lainnya. Oksigen (O2) yang diproduksi massal mempunyai
tingkat kemurnian 99,5 %. dan kemudian dimanfaatkan dalam tangki-tangki baja dengan
tekanan kerja antara 15 - 30 atm. Keuntungan pemakaian oksigen adalah keadaan
oksigen yang cukup cair tersebut, dapat dipertahankan pada tangki penyimpan dan mudah
pada saat pengangkutan. Pada saat dibutuhkan dengan menggunakan alat (Gasificator),
oksigen cair dijadikan oksigen gas, dengan tekanan yang besar kemudian oksigen gas
tersebut disimpan pada botol-botol baja. Tekanan pada botol-botol baja dibagi berdasarkan
kelas. Kelas medium tekanannya sampai 15 atm dan kelas tekanan tinggi sampai dengan
165 atm.
CaO + 3C CaC2 + CO
asetilin tidak berwarna dan tidak berbau, kalau asetilin yang sering kita jumpai
berbau hal ini disebabkan oleh karena terdapatnya kotoran belerang dan fosfor. Asetilin
merupakan gas yang sangat mudah terbakar atau meledak akibat kenaikan tekanan dan
temperatur. Terbakar atau meledaknya gas yang sangat mungkin disebabkan oleh faktor-
faktor yang misalnya kotoran, katalisator, kelembapan, sumber-sumber penyalaan,
kualitas tabung tempat penyimpanan yang tidak baik. (Contoh : pengelasan sambungan
tabung yang tidak baik atau bahan tabung yang tidak kuat menahan tekanan kerja.)
Karena alasan-alasan tersebut maka tekanan kerja pada pembangkit gas asetlin
hanya diijinkan sampai pada tekanan 1,5 kg/𝑐𝑚2 , penyimpanan gas asetilin kedalam
tabung-tabungh baja dilakukan dengan tekanan kerja lebih dari 2kg/ 𝑐𝑚2 , temperatur
kritis untuk gas asetilin yaitu sebesar 39,5 °C
C. BAGIAN-BAGIAN
1. Tabung Oksigen
Tabung oksigen berfungsi untuk menampung gas oksigen. Tabung oksigen
biasanya berwarna biru atau hitam, mempunyai katub atau pembuka katup berupa roda
tangan, baut serta mur pengikatnya menggunakan ulir kanan. Bagian atas ada dudukan
untuk memasang regulator.
2. Katup silinder oksigen
Katup silinder oksigen terletak diujung atas silinder berguna untuk membuka atau
menutup keluarnya oksigen sesuai keperluan. Dalam katup ini terdapat lubang pengaman
dimana jika temperatur naik maka tekanan akan naik, tekanan akan dikurangi lewat
pengaman ini .
3. Katup silinder asitelin
Katup silinder asitelin terletak diujung atas berguna membuka atau menutup
keluarnya asitelin juga terdapat pengaman yang akan mencegah terjadinya ledakan karena
tekanan panas dari dalam silinder.
4. Torch / Brander
Torch / Brander merupakan tempat bercampurnya gas asitelin dan oksigen setelah
melalui proses pembukaan katup-katup penyetelan gas acetylene dan oksigen pada brander.
Campuran gas asitelin dan oksigen mengalir melalui batang brander menuju saluran keluar
pada ujung brander yaang berlubang.
5. Selang Oksigen
Selang Oksigen merupakan penghubung antara gas oksigen yang keluar dari
tekanan kerja regulator dengan brander las. Selang oksigen berwarna hijau/biru dan
memiliki ulir kanan. Selang, dibuat spesial mampu manahan tekanan tinggi, dibuat dalam
ukuran 3/16”, ¼”,3/8” and ½”.
6. Saluran Asitelin
Selang asitelin merupakan penghubung antara gas asitelin yang keluar dari tekanan
kerja regulator dengan brander las. Selang gas asitelin berwarna merah dengan ulir kiri.
7. Tabung asitelin
Tabung gas asitelin berfungsi untuk menampung gas gas asitelin. Untuk tabung gas
asitelin menggunakan tabung berwarna putih atau kuning. Di dalam tabung asitelin
terdapat beberapa alat misalnya bahan berpori seperti kapas sutra tiruan atau asbes yang
berfungsi sebagai penyerap aseton, yaitu bahan supaya asitelin dapat larut dengan baik dan
aman di bawah pengaruh tekanan. Dibagian bawah tabung diberi sumbat pengaman atau
sumbat lebur akan meleleh dan lubang sumbat akan bocor bila sumbat pengaman mencapai
suhu 100°C. Pengeluaran gas tidak boleh lebih dari 750 liter/jam. Tabung ini berisi 40 s.d.
60 liter gas asitelin, bentuknya pendek dan gemuk, biasanya berwarna merah.
8. Regulator asitelin
Fungsi dari regulator asitelin yaitu untuk mengukur tekanan gas di dalam tabung
dan mengatur tekanan kerja pengelasan. Regulator asitelin berwarna merah. Regulator atau
lebih tepat dikatakan Katup Penutup Tekan, dipasang pada katub tabung dengan tujuan
untuk mengurangi atau menurunkan tekann hingga mencapai tekana kerja torch. Regulator
ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan
atau pemotongan. Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup
pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran
tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang. Regulator asitelin memiliki
jenis ulir kiri dan kemampuan regulator yaitu dibuat sampai 500 psi, dan tekanan kerja 15
psi.
9. Regulator Oksigen
Gambar C.3 regulator
Fungsi dari regulator oksigen ini yaitu untuk mengukur tekanan gas oksigen di
dalam botol dan mengatur tekanan kerja pengelasan. Untuk regulator oksigen
menggunakan warna hijau. Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya
tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Ulir sambungan regulator
oksigen menggunakan ulir kanan. Regulator oksigen, dimana tabung oksigen penuh
tekanannya adalah 2200 psi, untuk mengelas tidak memungkinkan dengan tekanan sebesar
itu maka perlu regulator. Regulator oksigen mampu menahan tekanan sebesar 3000 psi.
D. PERLENGKAPAN-PERLENGKAPAN
1. Korek api las
Korek api las digunakan untuk menyalakan gas, karena tangan kita posisinya terlalu
dekat dengan ujung pembakar sehingga sangat mudah terjilat api. Untuk itu menyalakan
gas ini biasanya digunakan korek api las.
Sikat kawat berfungsi untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas dan sisa-
sisa terak yang masih ada setelah dibersihkan dengan palu terak. Bahan serabut sikat
terbuat dari kawat-kawat baja yang tahan terhadap panas dan elastis, dengan tangkai dari
kayu yang dapat mengisolasi panas dari bagian yang disikat.
4. Tang penjepit
Tang elektroda digunakan untuk menjepit benda las dalam keadaan yang masih
panas. Alat ini terdiri atas mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus penyekat
5. Air
Air digunakan untuk mendinginkan benda kerja setelah pengelasan.
E. PROSES PENGERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN MESIN
Dalam las asitelin nyata api yang akan dipakai perlu dihidupkan secara manual yaitu
dengan cara memercikkan bunga api ke ujung brander. Berikut merupakan langkah-langkah
dalam pengoperasian mesin las asitelin :
Cara menghidupkan :
1. Buka katup botol osigen dan asitelin
2. Atur tekanan yang diinginkan sesuai dengan nosel yang dipakai
3. Buka sedikit katup osigen dan brander
4. Buka sedikit katup asitelin pada brander
5. Nyalakan pemercik api dan salatkan pada ujung brander
6. Atur katup oksigen dan asitelin sesuai nyala yang diinginkan
Cara mematikan :
1. Tutup katup oksigen pada brander
2. Tutup katup asitelin pada brander
3. Tutup katup pada botol oksigen dan asitelin
4. Buka katup oksigen dan asitelin pada brander untuk pembuangan sisa gas pada
selang gas
5. Tutup semua katup
Pada posisi pengelasan dengan oksi asitelin arah gerak pengelasan dan posisi
kemiringan pembakar dapat mempengaruhi kecepatan dan kualitas las. Dalam teknik
pengelasan dikenal beberapa cara yaitu :
Gambar E.2
Pengelasan Vertikal
4. Pengelasan di atas kepala (over head)
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi
lainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari
bawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garis vertikal
sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°.
1. Kelebihan
1) Efisiensi sambungan yang baik dapat digunakan pada temperatur tinggi dan tidak ada
batas ketebalan logam induk.
2) Geometri sambungan yang lebih sederhana dengan kekedapan udara, air dan minyak
yang sempurna.
3) Fasilitas produksi lebih murah, meningkatkan nilai ekonomis, produktivitas, berat
yang lebih ringan dan batas mulur (yield) yang lebih baik
4) Dapat digunakan untuk mengelas dan memotong logam.
2. Kekurangan
a. Kualitas logam las berbeda dengan logam induk, dan kualitas dari logam induk pada
daerah yang tidak terpengaruh panas ke bagian logam las berubah secara kontinyu.
b. Terjadinya distorsi dan perubahan bentuk (deformasi) oleh pemanasan dan
pendinginan cepat.
c. Tegangan sisa termal dari pengelasan dapat menyebabkan kerusakan atau retak pada
bagian las.
d. Kerentanan terhadap retak rapuh dari sambungan las lebih besar dibandingkan
dengan sambungan keling yang disebabkan metode konstruksi.
e. Kerusakan bagian dalam sambungan las sukar dideteksi, jadi kualitas sambungan las
tergaantung pada ketrampilan (skill) yang melakukan.
G. APLIKASI MESIN
1. Nyala karburasi
Nyala karburasi merupakan nyala dimana gas asitelin yang dikeluarkan tidak
secara sempurna terbakar semuanya akibat konsumsi gas oksigen yang kurang atau
dengan kata lain perbandingan gas oksigen lebih sedikit bila dibandingkan dengan
asitelin. Nyala ini ditandai dengan adanya kerucut tengah diluar kerucut inti dan kerucut
luar.
2. Nyala netral
Nyala netral merupakan nyala dimana gas asitelin yang dikeluarkan secara sempurna
terbakar semuanya dengan bantuan gas oksigen yang seimbang. Nyala ini ditandai
dengan terbentuknya kerucut inti yang bersinar biru kemilau, hilangnya kerucut tengah,
dan terbentuknya kerucut luar yang lebih pendek dari kerucut luar pada nyala karburasi.
Nyala api kerucut dalam berwarna putih menyala. Nyala api kerucut antara tidak ada.
Nyala api kerucut luar berwarna kuning
3. Nyala oksidasi
Nyala oksidasi merupakan nyala dimana gas acetylene yang dikeluarkan tidak
sebanding dengan konsumsi gas oksigen. Nyala ini ditandai dengan terbentuknya kerucut
inti yang lebih pendek dari nyala netral yang berwarna biru kusam dan tidak kemilau,
kerucut luar yang lebih pendek, serta munculnya bunyi desis yang lebih.
Disamping aplikasi itu dapat juga untuk membuat sambungan pada benda yaitu:
1) Sambungan tumpul
Smbungan tumpul ialah bentuk sambungan yang kedua bidang yang akan
disambung berhadapan dan diadu satu sama lain.
2) Sambungan pinggir atau sambungan api
Sambungan pinggir sering digunakan pada pengelasan bahan-bahan yang
tebalnya kurang dari 2 mm. sebelum dilas tepi sambungan ditekuk selebar 1-2 kali
tebal plat, kemudian diimpitkan satu sama lain. Pengelasan sambungan pinggir
biasanya dilakukan tanpa memakai bahan pengisi atau kawat las.
3) Sambungan tumpang
Sambungan tumpang ini termasuk smabungan sudut. Pengelasan dapat
dilakukan pada satu sisi atau 2 sisi, tergantung kekuatan las yang diharapkan.
4) Sambungan T
Bentuk sambungan ini juga termasuk sambungan sudut . macam-macam
kampuh untuk sambungan T biasanya : kampuh I, ½ V, K ½ U, J. dan bentuk
kampuh tergantung pada tebal bahan yang akan dilas.
5) Sambungan sudut luar
Sesuai dengan namanya, sambungan ini juga termasuk sambungan sudut.
Sebelum pengelasan, permukaan kampuh dan benda kerja sekitar daerah las
harus bersih . celah sepanjang sambungan las harus sama, agar diperoleh hasil
sambungan las yang baik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Soedjono. 1986. LAS Karbit. Bandung: Remadja Karya CV
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/LAS%20OXY-acetylen.pdf
PERTANYAAN DAN JAWABAN
Bawono Widyo Gumelar
1. Untuk pencampuran oksigen dan asitelin itu, sebelumnya apa langsung dibuka pada tabung
tersebut terus baru mengatur dibrander atau ditabung diatur dulu keluarnya seberapa?
2. Untuk nyala karburasi, netral dan oksidasi itu aturan pencampuran dibrander apakah ada
perbandingan-perbandingan baku tertentu?
jawab:
1. Gas asetilen berasal dari campuran karbid dan air yang ditempatkan dalam tabung kedap
sehingga menghasilkan tekanan dalam tabung akibat asetilen. Oksigen terpisah dalam tabung
sendiri. Namun pencampuran terjadi pada saat kedua katup (tabung asetilen dan oksigen) dibuka
kemudian mengalir melalui selang dan diteruskan ke breder. Di breder juga terdapat katup untuk
mengatur seberapa besar gas asetilen/ oksigen yang keluar.
Fajar F
Peralatan las asetilen berupa generator acetylen yaitu alat yang digunakan untuk memproduksi
acetylene melalui proses reaksi kalsium karbida dengan air. Proses reaksi kimia ini sangat
sederhana, yaitu dengan mempertemukan kalsium karbida (batu karbit/C2H2) dengan air secara
proporsional yang selanjutnya diikuti terjadinya reaksi sehingga menghasilkan gas asetilen.
Generator acetylene dibedakan berdasarkan kapasitas, pelayanan, cara kerja dan tekanan.
Berdasar kapasitas dapat digolongkan dalam beberapa tingkat, seperti 0,8; 1,25; 2; 3,2; 5; 10; 20;
40 dan 80m3/jam
Generator portable (dapat dipindah-pindah) biasanya berukuran kecil dan berkapasitas antara 30
sd 60 Cu.ft/jam (1 Cu.ft = 0,028 m3)
Generator stasioner (tetap) yaitu generator untuk industri-industri besar dan penempatannya tetap
tidak dipindah-pindah.
Yang dimaksud cara kerja di sini adalah sistem pembentukan asetilen di dalam generator.
Berdasarkan cara kerja generator ini dibedakan atas dua jenis, yaitu :
Pesawat kontak, di mana karbit dan air dibuat bereaksi pada waktu tertentu. Sistem ini dikenal
dengan sistem celup atau sistem desak.
Penggunaan generator ini dapat digantikan oleh tabung gas acetylen yang diproduksi oleh
perusahaan.
Heri Juwantono
Bahan dari brander apakah ada kemungkinan brander leleh akibat flame yang dikasihkan?
Bahan brander terbuat dari tembaga yg bertitik leleh tinggi, jadi kemungkinan untuk ikut leleh
bersama flame sangat tidak mungkin.
Ayub Setyaji
Pertanyaan
Bagaimana penanganan yang tepat bila terjadi masalah pada asitelin /gas bocor, terbakar?
Jawab
Jika kebocoran gas terjadi ketika sebelum pengelasan dilakukan, maka langkah atau penanganan yang
harus dilakukan petama adalah mencari sumber kebocoran, apakah dari tabung atau dari selang.
Kemudian setelah mengetahui sumber kebocoran tersebut, jika yang terjadi kebocoran adalah pada
selang, maka langkah selanjutnya adalah mencabut selang dari tabung gas. Jika yang terjadi kebocoran
adalah pada tabung, maka langkah selanjutnya adalah membawa tabung keluar.
Ketika kebocoran terjadi pada saat pengelasan dilaksanakan, maka langkah yang harus dilakukan adalah
mencabut selang dari tabung dengan segera dan membawa tabung keluar jika yang terjadi kebocoran
adalah pada tabungnya.
Panji Ardiansyah
Pertanyaan
Berapa besar tekanan kerja yang digunakan pada masing-masing oksigen dan asitelin?
Jawab
Pada pengelasan OAW nyala api dibagi menjadi 3 jenis. Oleh karena itu, setiap nyala api memiliki
komposisi campuran gas asitelin dan gas oksigen yang berbeda-beda. Berikut merupakan table
penggunaan perbandingan antara gas asitelin dan gas oksigen berdasarkan tebal plat yang akan
dikerjakan:
Rasyid Sidik
Pertanyaan
Lebih kuat mana antara las listrik dan las asetilin
Menurut kelompok kami bahwa las listrik digunakan benda-benda yang tebal dan las karbit
biasa digunakan untuk benda-benda tipis. Las asetilin bisa juga digunakan untuk memotong
benda.
1. SMAW = Shielled Metal Arc Welding. Ini oleh orang umum disebut Las Listrik elektroda.
Las ini kurang cocok untuk ngelas besi atau plat dengan ketebalan kurang dari 3mm. Baik untuk
ngelas besi baja ringan, baja keras dan stainless stell. Elektroda (kawat lasnya) menyesuaikan
dgn bahan yg dilas.
2. MIG = Metal Iner Gas, las ini menggunakan gas sebagai pelindung proses pencairan benda
kerja (benda yg dilas), ini ada dua jenis gas yg dipakai yaitu CO2 dan Argon. Las ini punya
kemampuan mengelas besi atau plat tipis 1mm sampai dengan ketebalan tak terbatas, tapi
idealnya untuk besi / plat tipis. Bisa ngelas besi baja sedang, baja keras, aluminium, stainless
stell sesuai dgn kawat (bahan tambah) yg digunakan. Panas akibat pengelasan juga tidak
melebar, cocok untuk ngelas body mobil, motor, kabinet dll.
3. Las asetilyn, biasa menggunakan gas asetilyne atau karbid. Cocok untuk ngelas bahan tipis.
Bisa ngelas baja ringan, sedang, aluminium, kuningan. Dampak panasnya lebih luas daripada
kedua las listrik tersebut diatas.
4. TIG = Tingsten Iner Gas, lebih dikenal las Argon karna menggunakan gas Argon sebagai
pelindungnya. Bisa ngelas baja ringan, sedang, keras, bahan aluminium, stainless stell, kuningan.
Untuk keperluan Anda memodifikasi motor misalnya, pilih las listrik (SMAW) untuk rangka
(chasis), akan lebih baik jika ada tukang las MIG, hasil lebih kuat dan rapi. Untuk pengerjaan
knalpot karena bahannya tipis dan perlu proses pembengkokan, pilih tukang las karbid.
Mahdiyah al muti’ah
Pertanyaan
Tadi disebutkan bahwa kelebihan las asitelin salah satunya adalah geometri sambungan yang
lebih sederhana dengan kekedapan udara, air, dan minyak yang sempurna. Jelaskan maksud dari
kelebihan tersebut!
Jawab
Maksudnya adalah dalam pengelasan las asitelin terdapat gas pelindung yang melindungi dari
udara-udara lain di sekitar pengelasan. Penyambungan dengan pengelasan asitelin strukturnya
lebih rapi karena logam yang dicairkan langsung dipanaskan dan mencair di bagian yang ingin
disambungkan atau logam pengisinya tidak di bungkus dengan pembungkus seperti yang
terdapat pada elektroda ketika menggunakan pengelasan listrik sehingga sedikit terdapat rongga-
rongga atau bahkan ketika pengelasan las asitelin dilakukan dengan benar tidak terdapat rongga-
rongga untuk udara, air, dan minyak masuk kedalam sambungan las.