Disusun oleh ;
WALUYO M BINTORO, SST., M.Eng
NIP : 196207301986031003
2. Penulis
Mengetahui,
Ketua KBK Penulis,
Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Pedoman Mahasiswa .
1. Bacalah dan pelajari uraian materi setiap bab dalam bahan ajar ini secara runtut, teliti,
dan cermat.
2. Catat atau tandai hal-hal yang anda anggap penting.
3. Apabila ada yang kurang jelas, diskusikan dengan teman-teman anda atau carilah
sumber lain yang sesuai atau tanyakan kepada penyusun bahan ajar ini.
4. Setelah anda memahami uraian materi dalam setiap bab, baca referensi untuk
memperkuat pemahaman.
Pedoman Pengajar .
1. Bacalah dan pelajarilah setiap uraian materi setiap bab dalam bahan ajar ini secara
runtut, teliti, dan cermat.
2. Catat atau tandai hal-hal yang anda anggap penting.
3. Apabila ada yang kurang jelas, diskusikan dengan pengajar yang lain atau carilah
sumber lain yang sesuai atau tanyakan kepada penyusun bahan ajar ini.
4. Setelah anda memahami uraian materi dalam setiap bab, baca referensi untuk
memperkuat pemahaman.
5. Catat ketidakterkaitan antara bab dalam bahan ajar ini.
6. Catat ketidaksinambungan dengan mata kuliah yang berperan (tergabung) sebagai satu
modul dalam sistem pendidikan.
PERANCANGAN
Rancangan ini bertujuan untuk memberi gambaran umum dari sistem yang akan
berjalan nantinya kepada setiap stakeholder. Berikut ini terdapat pula beberapa teori
mengenai pengertian perancangan sistem. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:5),
perancangan sistem adalah sekumpulan aktivitas yang menggambarkan secara rinci
bagaimana sistem akan berjalan. Hal itu bertujuan untuk menghasilkan produk perangkat
lunak yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Kenneth dan Jane (2006:G12) menjelaskan bahwa perancangan sistem adalah kegiatan
merancang detil dan rincian dari sistem yang akan dibuat sehingga sistem tersebut sesuai
dengan requirement yang sudah ditetapkan dalam tahap analisa sistem. Lebih lanjut
O’Brien dan Marakas (2009:639) menjelaskan bahwa perancangan sistem adalah sebuah
kegiatan merancang dan menentukan cara mengolah sistem informasi dari hasil analisa
sistem sehingga dapat memenuhi kebutuhan dari pengguna termasuk diantaranya
perancangan user interface, data dan aktivitas proses.
Menurut Bentley dan Whitten (2009:160) melalui buku yang berjudul “system analysis
and design for the global enterprise” juga menjelaskan bahwa perancangan sistem adalah
teknik pemecahan masalah dengan melengkapi komponen-komponen kecil menjadi
kesatuan komponen sistem kembali ke sistem yang lengkap. Teknik ini diharapkan dapat
menghasilkan sistem yang lebih baik.
1. Definisi Perancangan ;
Menurut Al - Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis &
Desain Sistem Informasi (2005 : 39), menyebutkan bahwa :
” Perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru
yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari
pemilihan alternatif sistem yang terbaik.”.
Menurut My Earth dalam makalahnya yang berjudul Perancangan sistem dan
Analisis, menyebutkan bahwa:
”Perancangan adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan evaluasi yang
telah dilakukan pada kegiatan analisis.”.
2. Pengertian Perancangan.
Hasil rancangan yang dibuat dituntut dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan
bagi si pemakai. Oleh karena itu rancangan yang akan dibuat harus memperhatikan faktor
manusia sebagai pemakainya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu rancangan selain faktor
manusia antara lain :
1.Analisa Teknik
Banyak berhubungan dengan ketahanan, kekuatan, kekerasan dan seterusnya.
2. Analisa Ekonomi
Berhubungan perbandingan biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang akan
diperoleh.
3. Analisa Legalisasi
Berhubungan dengan segi hukum atau tatanan hukum yang berlaku dan dari hak
cipta.
4. Analisa Pemasaran
Berhubungan dengan jalur distribusi produk/ hasil rancangan sehingga dapat
sampai kepada konsumen.
5. Analisa Nilai
Analisa nilai pertama kali didefinisikan oleh L.D. Miles dari General Elactric (AS,
1940), yaitu suatu prosedur untuk mengidentifikasikan ongkos-ongkos yang tidak
ada gunanya.
PERKAKAS POTONG
Pemotongan Logam adalah suatu proses pemotongan atau lebih tepat disebut
dengan proses penyayatan logam dengan menggunakan sebuah pahat potong (cutting
tool), yang bertujuan untuk memperoleh bentuk-bentuk tertentu, toleransi, ataupun derajat
kehalusan permukaan (surface finished) dari benda kerja. Banyak jenis proses pemotongan
logam yang dikenal, diantaranya yang cukup dikenal, didalam proses pengolahan logam
seperti pembubutan, frais, penggerindaan, alat potong dengan las dan lain-lain. Sebelum
kita menggunakan alat potong maka kita harus mengetahui dahulu bahan-bahan atau
material untuk membuat alat potong tersebut.
Alat Potong Perkakas adalah suatu alat yang digunakan untuk memproses suatu
benda kerja untuk membetuk benda kerja tersebut sesuai dengan yang kita inginkan
berdasarkan prosedur-prosedur yang telah dibuat dan diteliti.
Sebelum kita menggunakan alat potong maka kita harus mengetahui dahulu bahan-bahan
atau material untuk membuat alat potong tersebut.
Faktor-faktor yang menentukan dalam pemilihan material alat potong:
1. Material atau bahan dari benda kerja/product.
2. Kualitas/kehalusan permukaan.
3. Kecepatan potong/Cutting Speed (Cs) yang dikehendaki.
4. Frekuensi penggunaan.
5. Harga.
6. SIFAT MATERIAL ALAT POTONG
1. Keras / Hardness
mampu mempertahankan kekerasannya dalam suhu pemotongan, sehingga tidak
deformasi
2. Ulet / Toughness
mampu menahan beban kejut akibat pemotongan maupun vibrasi
3. Tahan aus / Wear resistance
mampu digunakan pada umur pakainya sebelum terjadi kerusakan
4. Tahan terhadap bahan kimia
kemampuan untuk tidak bereaksi terhadap bahan – bahan kimia pada saat proses
pemotongan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini begitu pesat terutama
dalam industri manufaktur/ permesinan, sehingga sudah banyak variasi paduan beberapa
jenis material dan menjadikan sifat material paduan menjadi lebih unggul, baik untuk alat
potong pahat bubut atau bahan/ raw material. Pada awalnya manusia hanya mampu
membuat alat potong pahat bubut dari jenis baja karbon, kemudian ditemukan unsur atau
paduan yang lebih keras sampai ditemukannya material alat potong pahat bubut yang
paling keras yaitu diamond. Unsur-unsur yang berpengaruh terhadap performa alat
potong/ pahat bubut diantaranya: Tungsten/ Wolfram (W), Chromium (Cr), Vanadium (V),
Molybdenum (Mo) dan Cobalt (Co). Sifat yang diperlukan untuk sebuah alat potong tidak
hanya kerasnya saja, akan tetapi masih ada sifat lain yang diperlukan untuk membuat
suatu alat potong memiliki performa yang baik misalnya, bagaimana ketahanan terhadap
gesekan, ketahanan terhadap panas, ketahanan terhadap benturan, dll.
a) Carbon and Medium-Alloy Steels
Biasa disebut juga baja karbon paduan, sudah digunakan sejak 1880 sebagai twist
drill, tap, broaching dan reamer. Yang termasuk dalam kelompok baja karbon adalah High
Carbon Steel (HCS) dan Carbon Tool Steels (CTS). Baja jenis ini menggandung karbon
yang relative tinggi (0,7% – 1,4% C) dengan prosentasi unsur lain relatif rendah yaitu Mn,
W dan Cr masing-masing 2% sehingga mampu memiliki kekerasan permukaan yang
cukup tinggi. Dengan proses perlakuan panas pada suhutertentu, strukur bahan akan
bertransformasi menjadi martensit dengan hasil kekerasan antara 500 ÷ 1000 HV. Karena
mertensitik akan melunak pada temperature sekitar 250ºC, maka baja karbon jenis ini
hanya dapat digunakan pada kecepatan potong yang rendah (10 m/menit) dan hanya dapat
digunakan untuk memotong logam yang lunak atau kayu.
Murah, dan mudah dibentuk
Kekerasan terhadap panas rendah,tahan aus rendah
Kecepatan potong rendah
Cocok untuk mengerjakan material yang lunak
Dalam proses pemesinan umumnya kita menggunakan jenis pahat HSS untuk
mesin gurdi dan karbida untuk mesin freis dan bubut (dan dapat juga sebagai
sisipan pada jenis pahat lainnya).
No Perbedaan Karbida
1 Konstruksi Batangan Sisipan
Ketahanan terhadap suhu
2 Tidak baik Baik
tinggi
3 Jenis coolant Cairan Udara / air blow
4 Sifat material Ulet, cepat aus Getas,
tidak mudah aus
Vc = 10-20 Vc = 80 - 120
5 Kecepatan potong
m/min mm/min
6 Harga Murah Mahal
Mudah
Sulit melepaskan
7 Konversi energi melepaskan
panas
panas
d) Carbide
Diperkenalkan pertamakali pada tahun 1930-an memiliki kecepatan potong yang
tinggi kekerasan tinggi, tahan panas tinggi, memiliki modulus elastis tinggi ,dan
penghantar panas yang baik.
Tungsten carbide (WC)
Titanium carbide (TiC)
Carbide dengan lapisan (coating).
Fungsi dari lapisan coating adalah menaikan kekerasan permukaan dari alat potong
hingga mencapai 85 HRc. Ketebalan lapisan coatingnya berkisar 2 sd 15 μm dari
endapan padatan dan perekat yang melekat kuat pada material induknya untuk
menjadikan keandalan pisau ini bertambah, pelapisan dilakukan setelah pisau selesai
diasah. Pelapisan membuatnya menjadi permukaannya lebih keras, tahan kimia dan
tahan terhadap temperature tinggi, meningkatkan kehandalan pisau pada selama
proses pemotongan.
Hal ini membuat pisau menjadi tahan lama dan menambah kecepatan potong dan
kecepatan pemakanan (Speed & feed) hingga 15 – 25 %.
Ada tiga jenis utama pahat karbida sisipan, yaitu:
1. Karbida Tungsten; Karbida tungsten merupakan jenis pahat karbida untuk
memotong besi tuang.
2. Karbida Tungsten Paduan; Karbida tungsten paduan merupakan jenis karbida
untuk pememotongan baja.
3. Karbida lapis; Karbida lapis yang merupakan jenis karbida tungsten yang di
lapis (satu atau beberapa lapisan) karbida, nitride, atau oksida lain yang lebih
rapuh tetapi ketahanan terhadap panasnya (hot hardness) tinggi.
Jenis lapisan yang umum digunakan adalah;
TiN – Titanium Nitride Coated.
AlTiN - Aluminum Titanium Nitride Coated.
TiCN - Titanium Carbonitride coated.
h) Diamond
Dikenal sebagai diamond indusri / sintetik merupakan material paling keras tahan
aus, mampu menjaga ketajaman mata potongnya kecepatan potong tinggi &
kontinyu digunakan untuk proses finishing dengan tuntutan kualitas permukaan dan
akurasi ukuran yang tinggi
8. PROSES PEMOTONGAN LOGAM
8.1. BUBUT.
Suatu proses pemotongan logam atau benda kerja dengan cara memutar benda kerja,
kemudian disayatkan dengan alat potong atau pahat potong yang bergerak.
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar
roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke
roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak
translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi
sayatan oleh pahat yang bergerak sejajar sumbu benda.
a. Pahat ISO 1
Digunakan dalam proses pembubutan memanjang dengan tujuan mengurangi
diameter benda kerja.
Karena plan angle 750, sehingga pahat ini tidak digunakan untuk membuat pundak
poros tegak lurus (900).
b. Pahat ISO 2
Pahat ini digunakan untuk pembubutan memanjang, pembubutan muka (facing)
dan membuat chamfer 45o.
Dengan plan angle 45o, maka pahat ini tidak digunakan untuk membuat pundak
poros tegak lurus (90o).
c. Pahat ISO 3
Pahat ini digunakan untuk pembubutan memanjang dan pembubutan muka
(facing).
Dengan plan angle 93o, sehingga pahat ini dapat digunakan untuk membuat pundak
poros tegak lurus (90o).
d. Pahat ISO 4
Pahat ini digunakan dalam proses finishing benda kerja.
Dengan plan angle 0o serta sisi potong berada di depan maka pahat ini hanya bisa
untuk memotong benda kerja dengan pemotongan yang kecil.Karena beban yang
diterima cukup besar.
e. Pahat ISO 5
Pahat ini digunakan dalam proses pembubutan melintang tegak lurus sumbu benda
kerja menuju center.
Pahat ini digunakan untuk facing dengan plan angle 0o.
f. Pahat ISO 6
Pahat ini dapat digunakan untuk pembubutan memanjang.
Dengan plan angle 90o, maka pahat ini tidak digunakan untuk membuat pundak
poros tegak lurus (90o).
g. Pahat ISO 7
Pahat ini digunakan untuk membuat alur (groove) atau memotong (cutting) benda
kerja.
Bentuk pahat pipih dengan plan angle 00.
h. Pahat ISO 8
Pahat ini digunakan untuk memperbesar lubang (boring) yang telah ada sampai
tembus.
Pahat ini mempunyai plan angle 700.
Dengan holder pahat yang panjang, pahat ini rawan terhadap getaran sehingga
kedalaman penyayatan terbatas.
i. Pahat ISO 9
Pahat ini digunakan untuk memperbesar diameter lubang (boring), lubang
bertingkat (step).
Pahat ini mempunyai plan angle 920.
Dengan holder pahat yang panjang, pahat ini rawan terhadap getaran dan lentur
sehingga kedalaman penyayatan terbatas.
j. Pahat Ulir
Pahat ini digunakan untuk pembuatan ulir luar. Dan bentuknya disesuaikan dengan
ulir yang akan dibuat.
Adapun standart ulir meliputi : ulir metris, ulir withworth, ulir square maupun
trapesium.
k. Pahat Kartel (Knurling)
Pahat ini digunakan untuk membuat alur pada permukaan benda kerja yang
fungsunya sebagai pegangan.
Model alur untuk pahat kartel bervariasi mulai yang lurus,miring dan silang.
Suatu proses untuk mengikis permukaan agar diperoleh permukaan benda kerja menjadi
rata dengan menggunakan pisau atau cutter mesin frais.
Prinsip kerja mesin frais adalah alat potong berputar pada spindel, kemudian benda kerja
digerakan sesuai dengan perintah yang di inginkan untuk membentuk profil sesuai dengan
gambar bentuk benda kerja tersebut. Disini terjadi 2 gerakan pada meja mesin yaitu
memanjang dan melintang. Sedangkan spindel atau meja gerakannya hanya naik turun.
Alat- alat potong pada mesin freis:
1. Cutter milling.
2. Twist drill.
3. Boring head arbor.
a. Cutter Milling
Cutter milling digunakan untuk proses milling seperti kontur, poket, sloting, dll.
Dilihat dari prosesnya cutter milling terdiri dari 2 macam yaitu cutter roughing dan
finishing.
b. Twist Drill
Twist drill digunakan untuk pembuatan lubang.
Adapun standart besar point angle meliputi: 118°,130°,140°,dll sesuai dengan jenis
material yang akan di lubangi.
c. Boring Head Arbor
Alat yang digunakan untuk memperbesar lubang dengan ukuran yang lebih presisi.
9. Klasifikasi Proses Pemesinan
Dimana gerak potong adalah gerak yang menghasilkan permukaan baru pada
benda kerja.
Gerak makan adalah gerak yang menyelesaikan permukaan baru yang telah di
potong oleh gerak potong.
Tabel 2.1. Klasifikasi Proses Permesinan Menurut Gerak Relatif dan Jenis Pahat yang
Digunakan :
Dalam hal ini proses tersebut dikelompokkan dalam dua garis besar proses yaitu:
Tabel 2.2. Klasifikasi Proses Pemesinan Menurut Jenis Mesin Perkakas yang
Digunakan
No Jenis Proses Mesin Perkakas yang Digunakan
1 Bubut (turning) Mesin Bubut (lathe)
2 Gurdi (drilling) Mesin Gurdi (drilling machine)
3 Sekrap (shaping,planing) Mesin Sekrap (shaping machine) &
Mesin Sekrap Meja (planing
machine)
4 Freis (milling) Mesin Freis (milling machine)
5 Gergaji (sawing) Mesin Gergaji (sawing machine)
Bapak Henry Maudsley dilahirkan di Woolwich, Kent pada 1771 dan pada usia 12
tahun telah bekerja di galangan kapal sebagai “powder monkey” (pekerja kasar).
Pekerjaan ini meliputi sealing pada setiap bilah kapal. Pada usianya yang ke 15 ia bekerja
di pandai besi dan membuktikan dirinya sebagai pandai besi yang diakui. Pada tahun 1789
beliau bekerja di pandai besi yang terkenal yaitu perusahaan Joseph Bramah. Dimana pada
saat itu tuan besar Bramah sedang mencari pekerja yang dapat membuat peralatan yang
presisi untuk membuat jam yang sangat komplek. Berdasarkan gambar teknik, dimana
dinyatakan spesifikasi geometrik suatu produk komponen mesin presisi, salah satu atau
beberapa jenis proses pemesinan harus dipilih sebagai suatu proses atau urutan proses
yang digunakan untuk membuatnya. Bagi suatu tingkatan proses, ukuran obyektif
ditentukan, dan pahat harus membuang sebagian material benda kerja sampai ukuran
objektif tersebut tercapai. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara menentukan penampang
geram (sebelum terpotong). Selain itu, setelah berbagai aspek teknologi ditinjau,
kecepatan pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu pemotongan sesuai dengan yang
dikehendaki.
Untuk itu perlu dipahami lima elemen dasar proses permesinan, yaitu :
Elemen proses pemesinan tersebut (Vc, Vf, a, tc dan Z) dihitung berdasarkan dimensi
benda kerja dan pahat serta besaran dari mesin perkakas. Besaran mesin perkakas diatur
ada bermacam-macam tergantung pada jenis mesin perkakas. Oleh sebab itu, rumus yang
dipakai untuk menghitung setiap elemen proses pemesinan dapat berlainan.
10.1. Proses Bubut (turning)
Mesin bubut dapat digunakan untuk memproduksi material berbentuk konis
maupun silindrik. Jenis mesin bubut yang paling umum adalah mesin bubut (lathe) yang
melepas bahan dengan memutar benda kerja terhadap pemotong mata tunggal.
Pada proses bubut benda kerja dipegang oleh pencekam yang dipasang di ujung
poros utama spindel. Dengan mengatur lengan pengatur yang terdapat pada kepala diam,
putaran poros utama (n) dapat dipilih sesuai dengan spesifikasi pahat yang dipilih. Putaran
poros utama mesin bubut umumnya dibuat bertingkat dengan aturan yang telah
distandarkan, misalnya: 83, 155, 275, 550, 1020 dan 1800 rpm.
Pada mesin bubut gerak potong dilakukan oleh benda kerja yang melakukan gerak
rotasi sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat yang melakukan gerak translasi..
Pahat dipasangkan pada dudukan pahat dan kedalaman potong (a) diatur dengan
menggeserkan peluncur silang melalui roda pemutar (skala pada pemutar menunjukkan
selisih harga diameter) dengan demikian kedalaman gerak translasi dan gerak makannya
diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda gigi. Gerak makan (f) yang tersedia pada
mesin bubut dibuat bertingkat dengan aturan yang telah distandarkan.
Mesin bubut beserta bagian bagiannya dapat kita lihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Mesin Bubut
Keterangan gambar :
a - Apron J - Kepala lepas (Tail stock )
b - Quick change k - Meja mesin bubut ( BED )
c - Head stock and gearbox l - Ulir transportir ( Lead screw )
d - Poros utama/spindel dan rumah transmisi. m - Poros feeding ( Feeder shaft )
e - Three jaw chuck n - Poros control
f - Top slide o - Pedal rem
g - Tool Post adalah tempat dudukan pahat p - Tuas kendali
h - Eretan atas ( Cross slide ) q - Saluran pendingin
i - Eretan (Carriage ) r - lampu penerangan
Sudut potong utama (Kr, Principal cutting edge angle) merupakan sudut antara mata
potong mayor (proyeksinya pada bidang referensi) dengan kecepatan makan Vf. Besarnya
sudut tersebut ditentukan oleh geometri pahat dan cara pemasangan pahat pada mesin
perkakas (orientasi pemasangannya). Untuk harga ap dan fz yang tetap maka sudut ini
menentukan besarnya lebar pemotongan (b, width of cut) dan tebal geram sebelum
terpotong (h, undeformed chip thickness) sebagai berikut :
a. Lebar pemotongan : b = a / sin Kr ; mm
b. Tebal geram sebelum terpotong : hm = fz sin Kr ; mm
Dengan demikian, penampang geram sebelum terpotong dapat dituliskan sebagai
berikut :
Contoh;
1. Sebuah poros S45C (Vc = 18-21 M/min) dengan diameter (d) 100 mm dengan
panjang (L) 600 mm akan dipotong menggunakan pisau HSS dengan fz = 0.25
mm/put, posisi awal pisau 5 mm dimuka titik nol poros, Hitung waktu pemotongan
tc, MRR (Z).
Penyelesaian;
Vc 20.1000
n= n= =64 Rpm
π .d 3.14 .100
L+5 600+5
tc= tc = =37.8 min
f z.n 0.25 . 64
Z= 20 x 1 x 0.25 = 5 mm3/menit.
d
100
Penyelesaian; tc= 2 tc = =1.56 min
0.5 . 64 .2
sr . n
1. Sebuah poros S45C (Vc= 82 M/min) dengan diameter (d) 100 mm dengan panjang
(L) 600 mm akan dipotong menggunakan pisau DCMT11T304 KF dengan ap=2
mm, fz = 0.25 mm/put, posisi awal pisau 5 mm dimuka titik nol poros, Hitung
waktu pemotongan tc, MRR (Z) dan daya (Pc) yang digunakan. Jika S45C
memiliki Kc=1700 N/mm2.
Penyelesaian;
Vc 82.1000
n= n= =261 Rpm
π .d 3.14 .100
L+5 600+ 5
tc= tc = =9.3 min
f z.n 0.25 . 261
Z= 82 x 2 x 0.25 = 41 mm3/menit.
Berdasarkan jenis pahat yang digunakan dikenal dua macam cara yaitu :
1. Mengefreis datar dengan sumbu pahat sejajar dengan permukaan benda kerja.
Mengefreis datar dibedakan atas dua yaitu :
a. Mengefreis turun (down milling )
Pada down milling gerak rotasi pahat searah dengan gerak translasi benda kerja.Proses
turun akan menyebabkan benda kerja lebih tertekan ke meja dan meja terdorong oleh
pahat yang mungkin suatu saat (secara periodik) gaya dorongnya akan melebihi gaya
dorong ulir atau roda gigi penggerak meja. Apabila sistem kompensasi “keterlambatan
gerak bolak balik “( back lash compensator ) tidak begitu baik maka mengefreis turun
dapat menimbulkan getaran bahkan kerusakan. Mengefreis turun tidak dianjurkan untuk
permukaan yang terlalu keras.
2. Mengefreis tegak
Mengefreis tegak (face milling) dengan sumbu putaran pahat freis muka tegak lurus
permukaan benda kerja.
Cara membedakan pahat up milling dengan down milling adalah :
a. Dengan melihat arah buangan geramnya.
Jenis operasi yang dapat dilakukan pada mesin freis dapat dilihat pada gambar 2.8
Freis Horisontal Freis Ujung
Freis Ulir
Elemen dasar dari proses freis dapat diketahui atau dihitung dengan menggunakan
rumus yang dapat diturunkan dari kondisi pemotongan ditentukan sebagai berikut;
Benda kerja : w = lebar pemotongan
lt = panjang pemotongan
a = kedalaman potong
Pahat freis : d = diameter luar
z = jumlah gigi (mata potong)
kr = sudut potong utama
= 90 untuk pahat freis selubung.
Mesin freis : n = putaran poros utama
Vf = kecepatan makan
Elemen dasar pada mesin freis dapat dihitung dengan rumus berikut :
1. Kecepatan potong
π .d.n
VC = 1000 ; m/min
3. Waktu pemotongan
tc = lt / Vf ; min
dimana :
lt = lv + lw + ln ; mm,
Contoh;
1. Sebuah balok S45C berukuran panjang (l) 300 mm akan di Facing menggunakan
Shell End Mill 50 mm yang terbuat dari HSS dengan mata potong z=6 (vc=18-21
M/min), Jika Fz=0.15 mm/sp, dan lebar balok w 40 mm (gerakan facing dilakukan
1X karena w > pisau ), Hitung tc ? Jika dalam pemotongannya a= 1.5 mm
Penyelesaian;
lt = l + lw + ln = 350 mm
tc= ¿ 350
Vf tc = =6.1 min
0.15 . 6 .64
V f .a.w 57,6 . 1,5. 40 cm 3
Z= Z= =3.456
1000 1000 min
a. perataan permukaan
b. memotong alur pasak luar dan dalam
c. alur spiral
d. batang gigi
Terdiri atas dasar dan rangka yang mendukung ram horizontal. Ram yang
membawa pahat, diberi gerak bolak balik sama dengan panjang langkah yang
diinginkan. Pemegang pahat diberi engsel pada ujung atas untuk memungkinkan
pahat naik pada langkah balik sehingga tidak menggaruk benda kerja. Benda
didukung pada rel silang yang memungkinkan benda kerja untuk digerakkan
menyilang atau vertikal dengan atau tanpa pengerak daya.
Mesin sekrap vertikal (slotter) terutama digunakan untuk pemotongan dalam dan
menyerut sudut, serta untuk operasi yang memerlukan pemotongan vertikal karena
dudukan yang diharuskan untuk memegang benda kerja. Operasi dari bentuk ini
sering dijumpai pada pekerjaan cetakan, cetakan logam dan pola logam. Ram mesin
ini beroperasi secara vertikal dan memiliki sifat balik cepat biasanya seperti pada jenis
horizontal. Benda kerja yang akan di mesin ditumpu pada meja putar yang memiliki
gerakan putar tambahan gerak untuk mesin biasa.
Proses yang biasa dilakukan pada mesin sekrap (pahat bermata potong tunggal yang
melakukan gerak potong (shaping) atau gerak makan (planning), kedua gerakan
tersebut berupa translasi bertahap) :
1. Sekrap (shaping)
n p . l t (1+ Rs )
=
Vc 2 .1000 ; m / min atau ;
L
Kec Potong forward (t f )= Vc x 1000 min
L
Kec Potong balik (t r ) = Vcr x 1000 min
L L
2. Waktu Potong 1 siklus (t) = + min
Vc .1000 Vcr . 1000
3. Kecepatan makan/menit
Vf = f.t ; mm / min
4. Waktu pemotongan :
b L L
tC = (b / Vf ) t ; min atau tc = ( +
f Vc .1000 Vcr .1000 )
5. Kecepatan menghasilkan geram :
Z = A .L. N ; cm3/min
dengan A = fz . a = h . b
N = Vc(avg) number of stroke/minute.
MRR = Z = fz a L N
300
¿
0.33
× 0.00769 = 7 min
MRR=Z= fz a L N = 0.33 x 2 x 500 x 130 = 32500 mm3/min
Pahat gurdi mempunyai dua mata potong dan melakukan gerak potong berupa
putaran poros utama mesin gurdi. Putaran tersebut dapat dipilih dari beberapa
tingkatan putaran yang tersedia pada mesin gurdi, atau ditetapkan sekehendak bila
sistim transmisi putaran mesin gurdi merupakan sistim berkesinambungan (stepless
spindle drive).
1. Gurdi (drilling)
2. Perluasan ujung lubang (counter boring)
3. Penyerongan ujung lubang (counter sinking)
4. Perluasan atau penghalusan lubang (roaming)
5. Gurdi lubang dalam (gun drilling).
1. Twist Drill
Twist drill merupakan penggurdi dengan dua galur dan dua tepi potong.
2. Gun Drill
Penggurdi khusus ini digunakan untuk menggurdi lubang yang lebih besar
yang tidak dapat dilakukan oleh penggurdi puntir ataupun oleh penggurdi
pistol. Untuk menggurdi lubang besar dalam pipa atau logam lembaran,
gurdi puntir tidak sesuai karena gurdi cendrung akan terbenam ke dalam
benda kerja atau lubangnya terlalu besar untuk gurdi biasa. Lubang besar
tersebut dipotong dengan pemotong lubang
Benda kerja :
d = diameter gurdi ; mm
Kr = sudut potong utama
= ½ sudut ujung (point angle)
Mesin gurdi :
1. Kecepatan potong :
π .d.n
VC = 1000 ; m/min
2. Gerak makan permata potong:
Vf
fz = z .n atau Vf = Fz.z.n (mm/min) ; mm/r
3. Kedalaman potong:
a = d/2 ; mm
4. Waktu pemotongan:
tc = lt / Vf ; min
dimana:
lt = lv + lw + ln ; mm
ln = (d/2) tan Kr atau 0.3 matabor ; mm
5. Kecepatan penghasilan geram:
π . d 2 .V f
Z = 4.1000 ; cm3/m
Contoh 1;
Balok dengan tebal (lv) 55 mm S45C (vc=18-21 M/min) akan dilubangi dengan mata
bor HSS 21 mm, Jika fz=0.05 mm/s.p. Hitung tc dan Z?
Penyelesaian;
n= 300 RPM
lv+ 2. ( 0,3 . 21 ) 55+2 ( 6.3 )
tc= tc= =2,25 min
f z. z.n 0.05 . 2 .300
π . d2. v f 3,14 .212 .30
Z= Z= = 10.4 cm3/min
4 .1000 4000
Contoh 2;
Hitung waktu pengeboran tc dan MRR (Z), Sebuah balok ST 60 akan di lubangi
dengan Stepdrill (bor bertingkat) HSS 16 mm dan diameter pilotnya 8 mm
sedalam 30 mm (Vc= 24 m/min), Jika fz=0.18 mm/s.p.
11. Pahat
Pahat dibuat menurut desain tertentu dan akan dipasangkan pada mesin perkakas
dengan orientasi tertentu. Orientasi/posisi pahat disebut posisi paling lazim (Most Natural
Position) atau posisi nol (Zero Position).
Pahat berfungsi untuk membantu proses pemesinan. Untuk mengenal bentuk dan
geometrinya, pahat harus diamati secara sistematik dengan dibedakan atas tiga hal pokok
yaitu : elemen, bidang aktif, dan mata potong pahat, sehingga secara lebih rinci bagian-
bagiannya dapat didefenisikan. Dengan mengetahui defenisinya maka berbagai jenis pahat
yang digunakan dalam proses pemesinan dapat dikenal dengan lebih baik.
Adalah bidang yang menghadap permukaan terpotong dari benda kerja. Karena
adanya gaya pemotongan, sebgian kecil bidang bantu akan terdeformasi dan
menggesek permukaan benda kerja yang telah terpotong /dikerjakan. Untuk
pahat freis selubung tidak diperlukan bidang bantu.
Mata potong utama bertemu dengan mata potong bantu pada pojok pahat (tool
corner). Untuk memperkuat pahat maka pojok pahat dibuat melingkar dengan jari-jari
tertentu, yaitu :
Beberapa jenis pahat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pahat kanan (right
hand) dan pahat kiri (left hand). Perbedaan antara kedua jenis pahat tersebut adalah
terletak pada lokasi mata potong utama. Pahata kanan mempunyai lokasi mata potong
utama yang sesuai dengan lokasi ibu jari tangan kanan bila tapak tangan kanan
ditelungkupkan diatas pahat yang dimaksud dengan sumbu pahat dan sumbu tapak
tangan sejajar. Demikian pula halnya dengan pahat kiri dimana lokasi mata potong
utamanya sesuai dengan lokasi ibu jari tangan kiri, lihat gambar 2.21.