Disusun Oleh
Candima Setyasa
Anda Iviana Juniani S.T, M.T.
Priyo Agus Setiawan S.T, M.T.
BAB I
BAB
Iv
BAB I
Latar
Belakang
Rumusan Tujuan
Masalah Penelitian
Manfaat Ruang
Penelitian Lingkup
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Bagaimana hasil identifikasi bahaya kebakaran pada mesin hammer
mill dan ledakan boiler batubara dengan metode FTA?
Penelitian dilakukan
pada proses
grinding khusunya
untuk mesin Data yang digunakan
hammer mill 2 dan untuk penelitian ini
boiler batubara di adalah data yang
PT. Charoen berupa proses flow
Pokphand diagram produksi
Sepanjang- pakan ternak, data
Indonesia kecelakaan, dan data
kegagalan.
BAB II
Deskripsi Proses FTA
Mesin Hammer
Probabilitas
Mill
Boiler ETA
Risiko CCA
Deskripsi Proses Produksi
Mesin Hammer Mill
Boiler
Boiler adalah bejana tertutup
dimana panas pembakaran
dalirkan ke air sampai terbentuk air
panas atau steam. Boiler yang
digunakan adalah boiler Batu Bara
Siklus Kerja Boiler Batubara PT. Charoen
Pokphand Indonesia-Sepanjang
Risiko
Kom Pem
Menentukan Konteks
unik antau
asi an
dan dan
Kons Tinja
Identifikasi Bahaya
ultasi uan
Ulan
g
Analisa Risiko
Evaluasi Risiko
Pengendalian Risiko
No Pengerjaan Sudah Belum Presentase
1 FBD &Mekanisme Kerja 12,5 %
2 FTA 25%
3 Perhitungan Cut Set 37,5%
4 Perhitungan Probabilitas 50%
5 ETA 62,5%
6 Probabilitas ETA 75%
7 CCA 87,5%
8 Rekomendasi 100%
Fault Tree Analysis
Flow Chart
BAB
Iv
Mekanisme Kerja Boiler Batu
Bara dan Mesin Hammer Mill
PFD Boiler
PFD Mesin Hammer Mill
Functional Blok Diagram
Weibull 2 TTF
1 Seal Pompa 7190.55 0.74 7192.52 0.00014
Normal TTR
Normal TTF
2 Filter pompa 5486.37 2.12 5488.48 0.00018
Weilbul 2 TTR
Normal TTF
3 Valve Air 4625.49 1.56 4627.04 0.00022
Weibull 3 TTR
Weibull 2 TTF
4 Blowdown Valve 3412.20 4.15 3416.35 0.00029
Weibull 3 TTR
Normal TTF
5 Burner Control 5591.42 1.73 5593.15 0.00018
Weilbul 3 TTR
Weilbul 2 TTF
6 Pressure Gauge Rusak 9670.47 1.36 9671.84 0.0001
Weibull 3 TTR
Weilbul 2 TTF
7 RO Gangguan 6220.82 4.64 6225.46 0.00016
Weilbul 3 TTR
No Komponen Distribusi Ket MTTF MTTR MTBF λ
Normal TTF
8 Safety Valve 11287.00 1.46 11288.46 8.9E-05
Weilbul 3 TTR
Normal TTF
9 Power Supply 2111.61 2.66 2114.27 0.00047
Weilbul 3 TTR
Normal TTF
10 Stoker 3468.69 4.79 3473.48 0.00029
Weilbul 3 TTR
MTTF, MTTR,MTBF Failure Rate
Komponen Hammer Mill
No Komponen Distribusi Ket MTTF MTTR MTBF λ
TTF
Weilbul 2
1 Bin 2108.51 1.04 2109.55 0.00047
TTR
Normal
TTF
Normal
2 4559.02 1.13 4560.14 0.00022
Magnet
TTR
Weilbul 3
TTF
Weilbul 2
3 Gearbox 1736.13 2.52 1738.65 0.00058
TTR
Weilbul 3
TTF
Pembersihan Normal
4 653.77 2.87 656.64 0.00152
Mesin
TTR
Weilbul 3
TTF
Weilbul 2
5 PLC 4426.75 1.06 4427.81 0.00023
Normal TTR
TTF
Weilbul 2
6 Main Motor 2551.09 3.93 2555.02 0.00039
TTF
Weilbul 3
TTF
Weilbul 2
7 Rotary Vane 2742.22 1.45 2743.67 0.00036
Normal TTR
Probabilitas Komponen Boiler
Batubara
Reliability
R(t) = е- λ.t
= e-0,00014x5399,677
=0,47
Probability
P(t) = 1- R(t)
= 1-0,47
=0,53
No Komponen λ R P
No Komponen λ R P
Kadar Ca dan
E 0,58 P (E
Pengapuran Mg Tinggi
G10 and F) 0,4582
Pipa Api BLV gagal
F 0,79 PE . PF
beroperasi
Kadar Cl
G 0,58
Tinggi P (G
Korosi
G11 Pembakaran and H) 0,4582
pada Pipa
Terus H 0,79 PG . PH
Berlangsung
Perhitungan Tingkat Lanjut 2
P.
No Kejadian Komponen Simbol Formula Hasil
Komponen
Supply
G9 0,9948 P (G9
berkurang
or H)
Supply Air Stoker rusak,
G4 (PG9 + 0,9989
Berkurang pembakaran
H 0,79 PH) –
terus
(PG9.H)
berlangsung
Pengapuran P (G10
G10 0,4582
pipa api or G11)
Gangguan
(PG10+
G5 pada Pipa 0,708
Korosi pada PG11)-
Api G11 0,4582
api (PG10.
G11)
P.
No Kejadian Komponen Simbol Formula Hasil
Komponen
Penurunan
material P (G2
Ledakan G2 0,9903
G1 akibat and G3) 0,8666
Boiler overheating PG2.PG3
Overpressure G3 0,8751
Probabilitas Top Event
Kebakaran Hammer Mill
Perhitungan Tingkat Akhir
P.
No Kejadian Komponen Simbol Formula Hasil
Komponen
P.
No Kejadian Komponen Simbol Formula Hasil
Komponen
Temperatur P (G2or
G2 0,9027
Kebakaran Tunggi G3)
G1 hammer (PG2+PG 1
Percikan api
Mill
dari material
G3 1 3) –
(PG2.G3)
Event Tree Analysis Ledakan
Boiler
Event Hidran Unit Pemadam Kebakaran Outcome
Sukses
Kebakarn Terkendali
Ledakan Boiler
Sukses
Kebakarn Terkendali
Gagal
Gagal
Kebakarn Tidak Terkendali
Event Tree Analysis
Kebakaran Hammer Mill
Operator Mendeteksi
Event Operator Mematikan Mesin APAR Hidran Outcome
Asap
Sukses
Kebakaran Terkendali
Sukses
Sukses
Sukses Kebakaran Terkendali
Gagal
Gagal
Kebakaran Tak Terkendali
Gagal
Kebakaran Tidak Terkendali
Kebakaran
Hammaer Mill
Gagal
Kebakaran Tidak Terkendali
Perhitungan Probabilitas Event Tree
dilakukan dengan metode perhitungan
probabilitas human error, yaitu dengan
metode HEART . Berikut merupakan contoh
hasil perhitungan probabilitas untuk human
error pada ETA
Human Error Probability PemadamandenganHidranpadaLedakan Boiler Batubara
Total
Error Producing Condition HEART Assesed Proportion Assesed Effect
effect
Sukses 0,0142
Kebakarn Terkendali 0,8666 x 0,0142= 0,0123
Ledakan Boiler
Sukses 0,8994
0,8666 Kebakarn Terkendali
0,8666 x 0,9858 x 0,9884 = 0,8444
Gagal 0,9858
Gagal 0,1006
Kebakarn Tidak Terkendali
0,8666 x 0,9858 x 0,1006 = 0,0859
Operator Mendeteksi
Event Operator Mematikan Mesin APAR Hidran Outcome Probability
Asap
Sukses 0,1096
Kebakaran Terkendali 1x0,8595x0,9991x0,1096= 0,0941
Sukses 0,9991
Sukses 0,6172
Sukses 0,8595 Kebakaran Terkendali 1x0,8595x0,9991x0,8904x0,6172=0,4719
Gagal 0,8904
Gagal 0,3828
Kebakaran Ttdak Terkendali 1x0,8595x0,9991x0,8904x0,3828 =0,2927
Gagal 0,0009
Kebakaran Tidak Terkendali 1x0,8595x0,0009=0,0007
Kebakaran
Hammaer Mill
Gagal 0,3405
Kebakaran Tidak Terkendali 1x0,3405= 0,3405
Apabila di totalkan maka pada initiating event ledakan
boiler kebakaran memiliki probabilitas kebakaran
terkendali sebesar
P = 0,0123 + 0,8444 = 0,8567 kejadian per 0,8666 kejadian
per tahun dan kebakaran tak terkendali sebesar
P = 0,0859 kejadian per 0,8666 kejadian pertahun
Pada initiating event kebakaran mesin hammer mill
kebakaran mesin memiliki probabilitas kebakarann
terkendali sebesar
P = 0,0941 + 0,4719 = 0,566 kejadian per 1 kejadian
pertahun dan kebakaran tidak terkendali sebesar
P = 0,2927 + 0,0007 + 0,3405 = 0,6339 kejadian per 1 kali
kejadian pertahun
Cause Consequence Analysis
Cause Consequence Analysis Ledakan Boiler
dan Kebakaran Hammer Mill
Rekomendasi
1. Terkait dengan kasus peledakan boiler batubara adalah:
Sebelum melakukan operasional boiler seluruh komponen boiler batubara,
sehingga apabila ada masalah atau salah satu komponen tidak bekerja dapat
diketahui sejak awal
Melakukan perawatan terkait dengan komponen-komponen yang mampu
dirawat dengan durasi perawatan yang pendek secara rutin dan terjadwal
dimana penentuan dan pengaturan interval jadwal perawatanadapun komponen
tersebut adalah seperti pompa, safety valve, manometer, water glass, stoker,
blowdown valve, peluit, fd dan id fan, dan komponen lain sebagainya
Menentukan jenis perwatan yang sesuai dengan masing-masing komponen
boiler dengan menggunakn metode RCM II (Reliability Centered Maintanance II)
Operator boiler harus berasal dari tenaga kerja yang benar-benar mampu serta
paham mengenai boiler batubara serta cara pengoperasiannya.
Selalu melakukan inspeksi tahunan untuk boiler dan perawatan secara rutin
setiap tahunnya sesuai ketentuan jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak
depnaker.
Melakukan pelatihan tanggap darurat secara rutin
2. Terkait dengan kasus kebakaran mesin hammer mill rekomendasi yang diberikan
adalah sebagai berikut:
Melakukan inspeksi secara rutin terhadap seluruh kompenen mesin hammer mill
sebelum dilakukannya pengoperasian mesin.
Melakukan upaya perawatan yang terjadwal sesuai dengan jenis komponen
dimana penjadwalan perawatan
Melakukan perawatan dengan jenis perawatan yang sesuai dengan jenis
komponen dan dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip metode RCM II
(Reliability Centered Maintanance II).
Terkait dengan magnet penyaring besi, maka harus dilakukan pembersihan
magnet dari besi setiap akan dilakukan penggantian material.
Pemberian sensor sebagai pendeteksi asap atau detektor asap sebagai indikator
awal terjadinya kebakaraan yang di integrasikan dengan alarm agar jika terjadi
awal mula asap kebakaran alarm dapat berbunyi dan memperingatkan operator
yang berada di ruang control sehingga pendeteksian tidak lagi dilakukan
berdasarkan indera manusia.
Melakukan pelatihan tanggap darurat secara rutin.
BAB v
Kesimpulan
1. Pada kasus peledakan boiler batubara yang telah di analisa dengan
metode Fault Tree Analysis diperoleh 28 minimal cut set dari basic event
yang ada dimana basic event tersebut adalah Filter air tidak
beroperasi, Mekanik seal rusak, gangguan supply listrik, kebocoran
valve, stoker rusak sehingga pembakaran tidak berlangsung, kadar Ca
dan Mg tinggi, blowdown valve gagal beroperasi, kadar Cl tinggi,
burner control gagal beroperasi, pressure gauge rusak, pressure gauge
tidak di kalibrasi, shaft pegas tersendat, dan safety valve rusak,
sedangkan pada kasus kebakaran hammer mill diperoleh 9 minimal cut
set dari basic event yang ada yaitu bin mengalami masalah, rotary vane
rusak, Oli pada gearbox habis, magnet penyaring penuh, magnet
mengalami penurunan fungsi, tombol on/off untuk motor blower
macet, pengatur kecepatanm motor rusak.
2. Berdasarkan hasil perhitungan Fault Tree Analysis kemungkinan
kejadian ledakan boiler batubara dapat terjadi sebesar 0,8666 kali
pertahun dan untuk kejadian kebakaran mesin hammer mill dapat
terjadi sebesar 1 kali pertahun.
3. Hasil initiating event yang dikembangkan dengan metode Event Tree Analysis
untuk kejadian ledakan boiler tidak dapat terkendali jika:
Hidran tidak mampu untuk memadamkan api, dan unit pemadam kebakaran setempat tidak
mampu menangani kebakaran akibat ledakan dengan kebakaran tidak terkendali ini memiliki
nilai probabilitas sebesar 0,0123 kali dengan kemungkinan kejadian 0,8666 kali pertahun
Kejadian ledakan boiler dapat terkendali jika:
Hidran mampu memadamkan kebakaran akibat ledakan boiler dengan probabilitas
kesesuksesan sebesar 0,8444 kali dalam 0,8666 kali kejadian pertahun
Hidran gagal memadamkan kebakaran namun unit pemadam kebakaran setempat berhasil
memadamkan api dengan nilai probabilitas 0,0859 kali dalam 0,8666 kejadian per tahun
Pada kejadian pengembangan initiating event kebakaran mesin hammer mill kebakaran dapat
terkendali jika:
Operator berhasil mendeteksi asap dan mematikan mesin kemudian berhasil memadamkan
dengan APAR dengan probabilitas sebesar 0,0941 kali dalam kemungkinan 1 kali kejadian
pertahun
Operator berhasil mendeteksi asap dan mematikan mesin dan gagal saat memadamkan dengan
operator namun berhasil memadamkan kebakaran dengan hidran dengan nilai probabilitas
sebesar 0,4719 kali dalam kemungkinan kejadian 1 kali pertahun
Kebakaran mesin hammer mill tidak dapat terkendali jika:
Operator berhasil mendeteksi kebakaran dan juga mematikan mesin namun gagal mematikan
api dengan APAR maupun hidran dengan memiliki angka kemungkinan sebesar 0,2927 kali
dalam kejadian 1 kali pertahun
Operator berhasil mendeteksi asap namun operator gagal dalam mematikan mesin hammer mill
dengan memiliki angka kemungkinan sebesar 0,0007 kali dalam kejadian 1 kali pertahun
Operator gagal mendeteksi adanya asap kebakaran dengan kemungkinan kejadian sebesar
0,3405 kali dalam kejadian 1kali pertahun
4. Total kemungkinan kebakaran terkendali pada initiating event ledakan boiler
adalah 0,8567 dan kebakaran tidak terkendali adalah 0,0859 kejadian per
0,8666 kejadian pertahun sedangkan pada initiating event kebakaran mesin
hammer mill total probabilitas kebakaran terkendali adalah 0,566 dan
kebakaran tidak terkendali 0,6339 kejadian per 1 kali kejadian pertahun
5. Pada hasil basic cause dan pengembangan initiating event
dari metode Cause Consequence Analysis dari kejadian
ledakan boiler batubara dan juga kebakaran mesin
hammer mill diketahui berbagai macam kemungkinan
penyebab diantaranya adalah active equipment fail,
humanerror, dan juga environment.
6. Rekomendasi yang harusdilakukan agar tidak terjadi
ledakan batu bara adalah sebagi berikut:
Melakukan inspeksi awal atau pengecekan awal sebelum
memulaioperasi
Melakukan perawatan komponen secara rutin dan terjadwal
Melakukan perawtan sesuai dengan jenis perawatan yang tepat
dengan metode RCM II
Boiler harus dijalankan dengan orang yang telah bersertifikasi
Inspeksi dan perawatan boiler dilakukan secara rutin sesuai
dengan jadwal inpeski yang telah ditetapkan depnaker
Melakukan pelatihan tanggap darurat secara rutin
Rekomendasi yang harus dilakukan agar tidak terjadi
kebakaran mesin hammer mill adalah sebagai berikut:
Inspeksi dan pengecekan sebelum melakukan operasional mesin
Melakukan perwatan komponen secara rutin dan terjadwal
Melakukan perawatan dengan jenis perawatan yang sesuai untuk
masing-masing komponen dengan menggunbkan metode RCM II
Melakukan pembersihan magnet penyaring logam setiap akan
dilakukan penggantian jenis material
Member sensor atau detektor asap yang di integrasikan dnegan
alarm untuk mendeteksi asap kebakaran pada mesin
Melakukan pelatihan tanggap darurat secara rutin
Saran
Boiler. Boiler-Final.pdf