Anda di halaman 1dari 73

IDENTIFIKASI BAHAYA PADA MESIN

HAMMER MILL DAN BOILER


BATUBARA DI PT. CHAROEN
POKPHAND INDONESIA-SEPANJANG

Disusun Oleh
Candima Setyasa
Anda Iviana Juniani S.T, M.T.
Priyo Agus Setiawan S.T, M.T.
BAB I

BAB II BAB III

BAB
Iv
BAB I
Latar
Belakang

Rumusan Tujuan
Masalah Penelitian

Manfaat Ruang
Penelitian Lingkup
Latar Belakang

• Kebakaran mesin hammer mill pada bulan agustus tahun


1 2015

• Pengalaman ledakan boiler yang sering terjadi diantara


2 nya di PT PN XI Rejosari (2013) dan PT AGI (2015)

• Mesin Hmmaer Mill dan Boiler merupakan komponen


3 yang sangat penting dan kritis dalam proses produkdsi

• Belum pernah dilakukan identifikasi bahaya terkait


4 dengan mesin hammer mill dan boiler Batu Bara
•Bagaimnakah probabilitas dari terjadinya kebakaran mesin hammer mill, dan peledakan boiler batu bara berdasarkan hasil perhitungan dengan meto

Rumusan Masalah
Bagaimana hasil identifikasi bahaya kebakaran pada mesin hammer
mill dan ledakan boiler batubara dengan metode FTA?

Bagaimnakah probabilitas dari terjadinya kebakaran mesin hammer


mill, dan peledakan boiler batu bara berdasarkan hasil perhitungan
dengan metode FTA?

Bagaimana hasil possible outcome berdasarkan analisa menggunakan


metode ETA dari bahaya kebakaran mesin hammer mill dan ledakan
boiler batubara?
Bagaimanakah hasil identifikasi menggunakan metode Cause
Consequence Analysis (CCA)?

Bagaimanakah rekomendasi terhadap bahaya kebakaran yang ada


pada mesin hammer mill dan ledakan boiler batubara?
Tujuan Penelitian
1 2 3 4 5

Melakukan Mengetahui Mengetahui Mengetahui Mengevalua


identifikasi probabilitas possible hasil si dan
bahaya dengan terjadinya outcome dari identifikasi memberikan
menggunakan bahaya dari bahaya bahaya dari rekomendasi
metode FTA, hasil kebakaran di ledakan berdasarkan
ETA dan CCA identifikasi mesin boiler hasil
pada mesin bahaya hammermill batubara dan identifikasi
hammer mill dan ledakan kebakaran bahaya
dan boiler boiler mesin
batubara PT batubara hammermill
CPI-Sepanjang
Manfaat Penelitian
1. Mengetahui hasil identifikasi 2. Mengetahui frekuensi terjadinya
bahaya kebakaran mesin bahaya kebakaran pada mesin
hammer mill dan ledakan hammer mill dan ledakan boiler
boiler batubara batubara

3. Mengetahui probability 4. Mengetahui hasiil identifikasi


outcome dari bahaya ledakan mesin
countermeasures yang ada boilerbatu bara dan kebakaran
mesin hammer mill dengan
menggunakan metode CCA

5. Mengetahui evaluasi dan


rekomendasi yang tepat untuk
pencegahan dan pengendalian
bahaya di mesin hammer mill
dan boiler batubara
Ruang Lingkup

Penelitian dilakukan
pada proses
grinding khusunya
untuk mesin Data yang digunakan
hammer mill 2 dan untuk penelitian ini
boiler batubara di adalah data yang
PT. Charoen berupa proses flow
Pokphand diagram produksi
Sepanjang- pakan ternak, data
Indonesia kecelakaan, dan data
kegagalan.
BAB II
Deskripsi Proses FTA

Mesin Hammer
Probabilitas
Mill

Boiler ETA

Risiko CCA
Deskripsi Proses Produksi
Mesin Hammer Mill
Boiler
Boiler adalah bejana tertutup
dimana panas pembakaran
dalirkan ke air sampai terbentuk air
panas atau steam. Boiler yang
digunakan adalah boiler Batu Bara
 Siklus Kerja Boiler Batubara PT. Charoen
Pokphand Indonesia-Sepanjang
Risiko

Kom Pem
Menentukan Konteks
unik antau
asi an
dan dan
Kons Tinja
Identifikasi Bahaya
ultasi uan
Ulan
g
Analisa Risiko

Evaluasi Risiko

Pengendalian Risiko
No Pengerjaan Sudah Belum Presentase
1 FBD &Mekanisme Kerja  12,5 %
2 FTA  25%
3 Perhitungan Cut Set  37,5%
4 Perhitungan Probabilitas  50%
5 ETA  62,5%
6 Probabilitas ETA  75%
7 CCA  87,5%
8 Rekomendasi  100%
Fault Tree Analysis

 Fault Tree Analysis merupakan sebuah


metode untuk menentukan penyebab dari
kejadian tersebut
Simbol-Simbol FTA
Minimal Cut Set
Minimal Cut Set
Probabilitas

 Penentuan probabiitas dapat dihitung tergantung


jenis distribusi data, Penentuan distribusi dilakukan
dengan menggunakan weilbul 6++
 perhitungan probabilitas top event yang di mulai dari
perhitungan tingkat bawah baik dengan or gate
maupun and gate adapun rumus and gate jika
terdapat 3 basic event yaitu A, B, C dengan
hubungan or adalah sebagai berikut
 P = (PA+PB+PC)-(PAB+PAC+PBC)+(PA.B.C)
 Apabila memiliki hubungan and gate maka
perhitungan dilakukan dengan rumus
 P = PA . PB . PC
Minimal Cut set
Event Tree Analysis

 ETA atau event tree analysis merupakan


sebuah metode yang memberikan informasi
bagaimana kegagalan dapat terjadi dan
probabilitas dari kejadian tersebut
Cause Consequence Analysis

 CCA atau Cause Consequence analysis


merupakan sebuah kombinasi ETA dan FTA
untuk mengetahui akar penyebab masalah
dan akibat bahaya yang potensial, CCA
digunakan sebagai alat komunikasi
BAB III
METODE PENELITIAN

Flow Chart
BAB
Iv
Mekanisme Kerja Boiler Batu
Bara dan Mesin Hammer Mill
 PFD Boiler
 PFD Mesin Hammer Mill
Functional Blok Diagram

 Boiler Batu Bara


 Hammer Mill
Fault Tree Analysis

 Ledakan Boiler Batubara


 Kebakaran Hammer Mill
Perhitungan Minimal Cut Set
 Ledakan Boiler Batubara
G1=G2 . G3
G1=(G4+G5+G6).(G7+G8)
G1=(G4.G7)+(G5.G7)+(G6.G7)+(G4.G8)+(G5.G8)+(G6.G8)+((G9+H).
(J+K))+((G10+G11).(J+K))+((H+1).(J+K))+((G9+H).(L+M))+((G10 +G11).(L+M))+((H+I). (L+M))
G1=((G12+D).J)+((G12+D).K)+(H.J)+(HK)+(E.F.J)+(G.H.J)+(G.H.K)+
(H.J)+(H.K)+(I.J)+(I.K)+((G12+D).L)+((G12+D).M)+(H.L)+(H.M)+
(E.F.L)+(E.F.M)+(G.H.L)+(G.H.M)+(H.L)+(H.M)+(I.L)+(I.M)
G1=(G12.J)+(D.J)+(G12.K)+(D.K)+(H.J)+(H.K)+(E.F.J)+(G.H.J)+(G.H.K)+(H.J)+(H.K)+(I.J)+(I.K)+(G12.L)+(9
D.L)+(G12.M)+(D.M)+(H.L)+ (H.M)+(E.F.L)+(E.F.M)+(G.H.L)+(H.L)+(H.M)+(E.F.L)+(E.F.M)+
(G.H.L)+(G.H.M)+(H.L)+(H.M)+ (I.L)+(I.M)
G1=(A.J)+(B.J)+(CJ)+(DJ)+(A.K)+(B.K)+(C.K)+(D.K)+(H.J)+(H.K)+(E.F.J)+(G.H.J)+(G.H.K)+(H.J)+(H.K)+(I.J
)+(I.K)+(A.L)+(B.L)+(C.L)+ (D.L)+(A.M)+(B.M)+(C.M)+(D.M)+(H.L)+(H.M)+(E.F.L)+(E.F.M)+
(G.H.L)+(H.L)+(H.M)+(I.L)+(I.M)
G1=(A.J)+(B.J)+(CJ)+(DJ)+(A.K)+(B.K)+(C.K)+(D.K)+(E.F.J)+(G.H.J)+
(G.H.K)+(I.J)+(I.K)+(A.L)+(B.L)+(C.L)+(D.L)+(A.M)+(B.M)+(C.M)+(D.M)+(H.L)+(H.M)+(E.F.L)+(E.F.M
)+(G.H.L)+(I.L)+(I.M)
 MinimalCutset
(A.J);(B.J);(CJ);(DJ);(A.K);(B.K);(C.K);(D.K);(E.F.J);(G.H.J);(G.H.K);(I.J);(I.K);(A.L);(B.L);(C.L);(D.L);(A.M);(
B.M);(C.M);(D.M);(H.L);(H.M);(E.F.L);(E.F.M);(G.H.L);(I.L);(I.M).
 Kebakaran Mesin Hammer Mill
G1=G2+G3
G1=(G4.C)+(G5.G6.G7)
G1=A.B.C+((D+E).(F+H).(I+J))
G1=A.B.C+(D.F+D.H+E.F+E.H).(I+J))
G1=(ABC)+(DFI)+(DHI)+(EFI)+(EFJ)+(EHI)+(DFJ)+(D
HJ)+(EFJ)+(EHJ)
 Minimal Cut Set
 (ABC);(DFI);(DHI);(EFI);(EFJ);(EHI);(DFJ);(DHJ);(E
HJ)
MTTF, MTTR,MTBF Failure Rate
Komponen Boiler Batubara
 MTTF = η. Γ(1/β+1)
 = 7998,032 x Γ ((1/3,5052)+1)
 = 7998,032 x Γ 1,29
 = 7998,032 x 0,89904
 =7190,55 jam
 MTTR = γ +(η. Γ(1/β+1))
 = -1,0178+( 7999,111 x Γ ((1/13,3605)+1)
 = -1,0178+(7999,111 x Γ (1,07)
 =-1,0178+(7999,111x 0,96415)
 = 0,74
 MTBF = MTTF+MTTR
 = 7190,55 + 0,74
 = 7192,52 jam
 λ = 1/MTBF
 = 1/7192,52
 = 0,00014/jam
No Komponen Distribusi Ket MTTF MTTR MTBF λ

Weibull 2 TTF
1 Seal Pompa 7190.55 0.74 7192.52 0.00014
Normal TTR

Normal TTF
2 Filter pompa 5486.37 2.12 5488.48 0.00018
Weilbul 2 TTR

Normal TTF
3 Valve Air 4625.49 1.56 4627.04 0.00022
Weibull 3 TTR

Weibull 2 TTF
4 Blowdown Valve 3412.20 4.15 3416.35 0.00029
Weibull 3 TTR

Normal TTF
5 Burner Control 5591.42 1.73 5593.15 0.00018
Weilbul 3 TTR

Weilbul 2 TTF
6 Pressure Gauge Rusak 9670.47 1.36 9671.84 0.0001
Weibull 3 TTR

Weilbul 2 TTF
7 RO Gangguan 6220.82 4.64 6225.46 0.00016
Weilbul 3 TTR
No Komponen Distribusi Ket MTTF MTTR MTBF λ

Normal TTF
8 Safety Valve 11287.00 1.46 11288.46 8.9E-05
Weilbul 3 TTR
Normal TTF
9 Power Supply 2111.61 2.66 2114.27 0.00047
Weilbul 3 TTR
Normal TTF
10 Stoker 3468.69 4.79 3473.48 0.00029
Weilbul 3 TTR
MTTF, MTTR,MTBF Failure Rate
Komponen Hammer Mill
No Komponen Distribusi Ket MTTF MTTR MTBF λ

TTF
Weilbul 2
1 Bin 2108.51 1.04 2109.55 0.00047
TTR
Normal

TTF
Normal
2 4559.02 1.13 4560.14 0.00022
Magnet
TTR
Weilbul 3

TTF
Weilbul 2
3 Gearbox 1736.13 2.52 1738.65 0.00058
TTR
Weilbul 3

TTF
Pembersihan Normal
4 653.77 2.87 656.64 0.00152
Mesin
TTR
Weilbul 3

TTF
Weilbul 2
5 PLC 4426.75 1.06 4427.81 0.00023
Normal TTR

TTF
Weilbul 2
6 Main Motor 2551.09 3.93 2555.02 0.00039
TTF
Weilbul 3

TTF
Weilbul 2
7 Rotary Vane 2742.22 1.45 2743.67 0.00036
Normal TTR
Probabilitas Komponen Boiler
Batubara
 Reliability
R(t) = е- λ.t
= e-0,00014x5399,677
=0,47
 Probability
P(t) = 1- R(t)
= 1-0,47
=0,53
No Komponen λ R P

1 Seal Pompa 0.00014 0.47 0.53

2 Filter pompa 0.00018 0.37 0.63

3 Valve Air 0.00022 0.31 0.69

4 Blowdown Valve 0.00029 0.21 0.79

5 Burner Control 0.00018 0.38 0.62

6 Pressure Gauge Rusak 0.0001 0.57 0.43

7 RO Gangguan 0.00016 0.42 0.58

8 Safety Valve 8.9E-05 0.62 0.38


No Komponen λ R P

9 Power Supply 0.00047 0.08 0.92

10 Stoker 0.00029 0.21 0.79


Probabilitas Komponen Hammer
Mill

No Komponen λ R P

1 Bin 0.00047 0.03 0.97

2 Magnet 0.00022 0.19 0.81

3 Gearbox 0.00058 0.01 0.99

4 Pembersihan Mesin 0.00152 0.00 1.00

5 PLC 0.00023 0.18 0.82

6 Main Motor 0.00039 0.05 0.95

7 Rotary Vane 0.00036 0.06 0.94


Probabilitas Top Event
Ledakan Boiler
 Perhitungan Tingkat Akhir
P.
No Kejadian Komponen Simbol Formula Hasil
Komponen
Filter tidak P (Aor B
A 0,63
beroperasi or C)
Pompa Mekanik (PA+PB+
B 0,53
G12 Isap seal rusak PC) – (PAB 0,986
Terganggu Gangguan +
supply C 0,92 PAC+PBC)
listrik + (PA.B.C)
 Perhitungan Tingkat Lanjut 3
P.
No Kejadian Komponen Simbol Formula Hasil
Komponen

Pompa isap P (G12


G12 0.986
tergganggu or D)
Supply Air
G9 (PG12+ 0,9948
Terganggu
Kebocoran PD) –
D 0,63 (PG12.D)
valve

Kadar Ca dan
E 0,58 P (E
Pengapuran Mg Tinggi
G10 and F) 0,4582
Pipa Api BLV gagal
F 0,79 PE . PF
beroperasi
Kadar Cl
G 0,58
Tinggi P (G
Korosi
G11 Pembakaran and H) 0,4582
pada Pipa
Terus H 0,79 PG . PH
Berlangsung
Perhitungan Tingkat Lanjut 2
P.
No Kejadian Komponen Simbol Formula Hasil
Komponen
Supply
G9 0,9948 P (G9
berkurang
or H)
Supply Air Stoker rusak,
G4 (PG9 + 0,9989
Berkurang pembakaran
H 0,79 PH) –
terus
(PG9.H)
berlangsung
Pengapuran P (G10
G10 0,4582
pipa api or G11)
Gangguan
(PG10+
G5 pada Pipa 0,708
Korosi pada PG11)-
Api G11 0,4582
api (PG10.
G11)

Stoker Rusak H 0,79 P (H or


Bahan
I)
G6 Bakar Burner 0,9388
(PH+PI)
Berlebih Control gagal I 0,62
– (PH.I)
Beroperasi
Pressure
J 0,43 P (J or
Manometer gauge rusak
K)
G7 Tidak Pressure 0,6751
(PJ+PK)
Terbaca gauge tidak K 0,43
– (PJ.K)
dikalibrasi
Safety Shaft pegas P (L or
L 0,38
valve tersendat M)
G8 0,6156
Gagal Safety valve (PL+PM)
M 0,38
Membuka rusak – (PL.M)
 Perhitungan Tingkat Lanjut 1
P.
No Kejadian Komponen Simbol Formula Hasil
Komponen
Level air P (G4or
G4 0,9989
kurang G5 or
Gangguan G6)
G5 0,708
pada pipa api
Penurunan (PG4+PG
Material 5+ PG6)
G2 Akibat – (PG4.G5 0,9903
Overheatin +
Bahan bakar P
g G6 0,9388 G4.G6+
berlebih PG5.G6)
+
(PG4.G5.G
6)
Manometer P (G7
G7 0,6751
tidak terbaca or G8)
Over
G3 Safety valve (PG7+PG 0,8751
Pressure
gagal G8 0,6156 8) –
membuka (PG7.G8)
 Perhitungan Top Event

P.
No Kejadian Komponen Simbol Formula Hasil
Komponen
Penurunan
material P (G2
Ledakan G2 0,9903
G1 akibat and G3) 0,8666
Boiler overheating PG2.PG3
Overpressure G3 0,8751
Probabilitas Top Event
Kebakaran Hammer Mill
 Perhitungan Tingkat Akhir
P.
No Kejadian Komponen Simbol Formula Hasil
Komponen

Bahan Baku Bin trouble A 0,97 P (A


G4 Terlalu and B) 0,9118
Banyak Rotary vane PA.PB
B 0,94
rusak
Magnet
Logam penyaring D 1
P (D or
Terbawa penuh
E)
G5 Bersama Magnet 1
(PD+PE)
Raw mengalami
E 0,81 – (PD.E)
Material penurunan
fungsi
Tombol on
dan off motor F 0,82
P (F or
Blower blower macet
H)
G6 Terus Pengature 0,991
(PF+PH)
Berjalan Kecepatan
H 0,95 – (PF.H)
pada control
panel error
tombol on off
main motor I 0,82
Putaran macet
P (I or J)
Kencang di pengaturan
G7 (PI+PJ) 0,9676
Breaker kecepatan
– (PI.J)
Plate pada J 0,82
controlpanel
error
 Perhitungan Tingkat Lanjut 1
P.
No Kejadian Komponen Simbol Formula Hasil
Komponen
Bahan Baku
P (G4or
masuk terlalu G4 0,9118
Temperatur C)
G2 banyak 0,9027
Tinggi (PG4+PC)
Oli pada
C 0,99 – (PG4.C)
gearbox aus
Logam P (G5or
terbawa G5 1 G6 or
material G7)
Percikan Blower terus (PG5+PG6
G6 0,991
G3 Api dari berjalan + PG7) – 1
Magnet (PG5.G6 +
Putaran PG6.G7+P
kencang di G7 0,9676 G6.G7) +
breaker plate (PG5.G6.G7
)
 Perhitungan Top Event

P.
No Kejadian Komponen Simbol Formula Hasil
Komponen
Temperatur P (G2or
G2 0,9027
Kebakaran Tunggi G3)
G1 hammer (PG2+PG 1
Percikan api
Mill
dari material
G3 1 3) –
(PG2.G3)
Event Tree Analysis Ledakan
Boiler
Event Hidran Unit Pemadam Kebakaran Outcome

Sukses
Kebakarn Terkendali

Ledakan Boiler
Sukses
Kebakarn Terkendali

Gagal

Gagal
Kebakarn Tidak Terkendali
Event Tree Analysis
Kebakaran Hammer Mill
Operator Mendeteksi
Event Operator Mematikan Mesin APAR Hidran Outcome
Asap

Sukses
Kebakaran Terkendali
Sukses
Sukses
Sukses Kebakaran Terkendali
Gagal
Gagal
Kebakaran Tak Terkendali
Gagal
Kebakaran Tidak Terkendali

Kebakaran
Hammaer Mill

Gagal
Kebakaran Tidak Terkendali
 Perhitungan Probabilitas Event Tree
dilakukan dengan metode perhitungan
probabilitas human error, yaitu dengan
metode HEART . Berikut merupakan contoh
hasil perhitungan probabilitas untuk human
error pada ETA
Human Error Probability PemadamandenganHidranpadaLedakan Boiler Batubara

M. Pekerjaan yang hanya sesekali harus dengan pelatihan


Generic Task
sebelumnya dan memiliki risiko tertentu

Mengarahkan nozzle hidran pada area kebakaran dengan


Deskripsi Aktivitas Operator sudut kaki tertentu dan menahan dengan sekuat tenaga
tekanan air pada selang dan nozzle

Nominal human Unrealibility 0,03

Total
Error Producing Condition HEART Assesed Proportion Assesed Effect
effect

1. Tidak biasa dengan situasi dimana hal


itu secara potensial penting tetapi hanya X17 0,6 10,6
terjadi sesekali atau baru terjadi

12.Ketidaksesuaian antara risiko yang


dibayangkan dengan risiko yang X4 0,7 3,1
sesungguhnya

Probability Of Failure 0,9858


 Berdasarkan Keseluruhan Probabilitas
Human Error yang ada pada
countermeasures ETA kemudian dimasukkan
dalam diagram ETA dan di peroleh
kemungkinan kebakaran terkendali maupun
tidak terkendali
Hasil ETA dan Perhitungan
Probabilitasnya

Event Hidran Unit Pemadam Kebakaran Outcome Probabilitas

Sukses 0,0142
Kebakarn Terkendali 0,8666 x 0,0142= 0,0123

Ledakan Boiler
Sukses 0,8994
0,8666 Kebakarn Terkendali
0,8666 x 0,9858 x 0,9884 = 0,8444

Gagal 0,9858

Gagal 0,1006
Kebakarn Tidak Terkendali
0,8666 x 0,9858 x 0,1006 = 0,0859
Operator Mendeteksi
Event Operator Mematikan Mesin APAR Hidran Outcome Probability
Asap

Sukses 0,1096
Kebakaran Terkendali 1x0,8595x0,9991x0,1096= 0,0941
Sukses 0,9991
Sukses 0,6172
Sukses 0,8595 Kebakaran Terkendali 1x0,8595x0,9991x0,8904x0,6172=0,4719
Gagal 0,8904
Gagal 0,3828
Kebakaran Ttdak Terkendali 1x0,8595x0,9991x0,8904x0,3828 =0,2927
Gagal 0,0009
Kebakaran Tidak Terkendali 1x0,8595x0,0009=0,0007

Kebakaran
Hammaer Mill

Gagal 0,3405
Kebakaran Tidak Terkendali 1x0,3405= 0,3405
Apabila di totalkan maka pada initiating event ledakan
boiler kebakaran memiliki probabilitas kebakaran
terkendali sebesar
P = 0,0123 + 0,8444 = 0,8567 kejadian per 0,8666 kejadian
per tahun dan kebakaran tak terkendali sebesar
P = 0,0859 kejadian per 0,8666 kejadian pertahun
Pada initiating event kebakaran mesin hammer mill
kebakaran mesin memiliki probabilitas kebakarann
terkendali sebesar
P = 0,0941 + 0,4719 = 0,566 kejadian per 1 kejadian
pertahun dan kebakaran tidak terkendali sebesar
P = 0,2927 + 0,0007 + 0,3405 = 0,6339 kejadian per 1 kali
kejadian pertahun
Cause Consequence Analysis
 Cause Consequence Analysis Ledakan Boiler
dan Kebakaran Hammer Mill
Rekomendasi
1. Terkait dengan kasus peledakan boiler batubara adalah:
 Sebelum melakukan operasional boiler seluruh komponen boiler batubara,
sehingga apabila ada masalah atau salah satu komponen tidak bekerja dapat
diketahui sejak awal
 Melakukan perawatan terkait dengan komponen-komponen yang mampu
dirawat dengan durasi perawatan yang pendek secara rutin dan terjadwal
dimana penentuan dan pengaturan interval jadwal perawatanadapun komponen
tersebut adalah seperti pompa, safety valve, manometer, water glass, stoker,
blowdown valve, peluit, fd dan id fan, dan komponen lain sebagainya
 Menentukan jenis perwatan yang sesuai dengan masing-masing komponen
boiler dengan menggunakn metode RCM II (Reliability Centered Maintanance II)
 Operator boiler harus berasal dari tenaga kerja yang benar-benar mampu serta
paham mengenai boiler batubara serta cara pengoperasiannya.
 Selalu melakukan inspeksi tahunan untuk boiler dan perawatan secara rutin
setiap tahunnya sesuai ketentuan jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak
depnaker.
 Melakukan pelatihan tanggap darurat secara rutin
2. Terkait dengan kasus kebakaran mesin hammer mill rekomendasi yang diberikan
adalah sebagai berikut:
 Melakukan inspeksi secara rutin terhadap seluruh kompenen mesin hammer mill
sebelum dilakukannya pengoperasian mesin.
 Melakukan upaya perawatan yang terjadwal sesuai dengan jenis komponen
dimana penjadwalan perawatan
 Melakukan perawatan dengan jenis perawatan yang sesuai dengan jenis
komponen dan dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip metode RCM II
(Reliability Centered Maintanance II).
 Terkait dengan magnet penyaring besi, maka harus dilakukan pembersihan
magnet dari besi setiap akan dilakukan penggantian material.
 Pemberian sensor sebagai pendeteksi asap atau detektor asap sebagai indikator
awal terjadinya kebakaraan yang di integrasikan dengan alarm agar jika terjadi
awal mula asap kebakaran alarm dapat berbunyi dan memperingatkan operator
yang berada di ruang control sehingga pendeteksian tidak lagi dilakukan
berdasarkan indera manusia.
 Melakukan pelatihan tanggap darurat secara rutin.
BAB v
Kesimpulan
1. Pada kasus peledakan boiler batubara yang telah di analisa dengan
metode Fault Tree Analysis diperoleh 28 minimal cut set dari basic event
yang ada dimana basic event tersebut adalah Filter air tidak
beroperasi, Mekanik seal rusak, gangguan supply listrik, kebocoran
valve, stoker rusak sehingga pembakaran tidak berlangsung, kadar Ca
dan Mg tinggi, blowdown valve gagal beroperasi, kadar Cl tinggi,
burner control gagal beroperasi, pressure gauge rusak, pressure gauge
tidak di kalibrasi, shaft pegas tersendat, dan safety valve rusak,
sedangkan pada kasus kebakaran hammer mill diperoleh 9 minimal cut
set dari basic event yang ada yaitu bin mengalami masalah, rotary vane
rusak, Oli pada gearbox habis, magnet penyaring penuh, magnet
mengalami penurunan fungsi, tombol on/off untuk motor blower
macet, pengatur kecepatanm motor rusak.
2. Berdasarkan hasil perhitungan Fault Tree Analysis kemungkinan
kejadian ledakan boiler batubara dapat terjadi sebesar 0,8666 kali
pertahun dan untuk kejadian kebakaran mesin hammer mill dapat
terjadi sebesar 1 kali pertahun.
3. Hasil initiating event yang dikembangkan dengan metode Event Tree Analysis
untuk kejadian ledakan boiler tidak dapat terkendali jika:
 Hidran tidak mampu untuk memadamkan api, dan unit pemadam kebakaran setempat tidak
mampu menangani kebakaran akibat ledakan dengan kebakaran tidak terkendali ini memiliki
nilai probabilitas sebesar 0,0123 kali dengan kemungkinan kejadian 0,8666 kali pertahun
 Kejadian ledakan boiler dapat terkendali jika:
 Hidran mampu memadamkan kebakaran akibat ledakan boiler dengan probabilitas
kesesuksesan sebesar 0,8444 kali dalam 0,8666 kali kejadian pertahun
 Hidran gagal memadamkan kebakaran namun unit pemadam kebakaran setempat berhasil
memadamkan api dengan nilai probabilitas 0,0859 kali dalam 0,8666 kejadian per tahun
 Pada kejadian pengembangan initiating event kebakaran mesin hammer mill kebakaran dapat
terkendali jika:
 Operator berhasil mendeteksi asap dan mematikan mesin kemudian berhasil memadamkan
dengan APAR dengan probabilitas sebesar 0,0941 kali dalam kemungkinan 1 kali kejadian
pertahun
 Operator berhasil mendeteksi asap dan mematikan mesin dan gagal saat memadamkan dengan
operator namun berhasil memadamkan kebakaran dengan hidran dengan nilai probabilitas
sebesar 0,4719 kali dalam kemungkinan kejadian 1 kali pertahun
 Kebakaran mesin hammer mill tidak dapat terkendali jika:
 Operator berhasil mendeteksi kebakaran dan juga mematikan mesin namun gagal mematikan
api dengan APAR maupun hidran dengan memiliki angka kemungkinan sebesar 0,2927 kali
dalam kejadian 1 kali pertahun
 Operator berhasil mendeteksi asap namun operator gagal dalam mematikan mesin hammer mill
dengan memiliki angka kemungkinan sebesar 0,0007 kali dalam kejadian 1 kali pertahun
 Operator gagal mendeteksi adanya asap kebakaran dengan kemungkinan kejadian sebesar
0,3405 kali dalam kejadian 1kali pertahun
4. Total kemungkinan kebakaran terkendali pada initiating event ledakan boiler
adalah 0,8567 dan kebakaran tidak terkendali adalah 0,0859 kejadian per
0,8666 kejadian pertahun sedangkan pada initiating event kebakaran mesin
hammer mill total probabilitas kebakaran terkendali adalah 0,566 dan
kebakaran tidak terkendali 0,6339 kejadian per 1 kali kejadian pertahun
5. Pada hasil basic cause dan pengembangan initiating event
dari metode Cause Consequence Analysis dari kejadian
ledakan boiler batubara dan juga kebakaran mesin
hammer mill diketahui berbagai macam kemungkinan
penyebab diantaranya adalah active equipment fail,
humanerror, dan juga environment.
6. Rekomendasi yang harusdilakukan agar tidak terjadi
ledakan batu bara adalah sebagi berikut:
 Melakukan inspeksi awal atau pengecekan awal sebelum
memulaioperasi
 Melakukan perawatan komponen secara rutin dan terjadwal
 Melakukan perawtan sesuai dengan jenis perawatan yang tepat
dengan metode RCM II
 Boiler harus dijalankan dengan orang yang telah bersertifikasi
 Inspeksi dan perawatan boiler dilakukan secara rutin sesuai
dengan jadwal inpeski yang telah ditetapkan depnaker
 Melakukan pelatihan tanggap darurat secara rutin
Rekomendasi yang harus dilakukan agar tidak terjadi
kebakaran mesin hammer mill adalah sebagai berikut:
 Inspeksi dan pengecekan sebelum melakukan operasional mesin
 Melakukan perwatan komponen secara rutin dan terjadwal
 Melakukan perawatan dengan jenis perawatan yang sesuai untuk
masing-masing komponen dengan menggunbkan metode RCM II
 Melakukan pembersihan magnet penyaring logam setiap akan
dilakukan penggantian jenis material
 Member sensor atau detektor asap yang di integrasikan dnegan
alarm untuk mendeteksi asap kebakaran pada mesin
 Melakukan pelatihan tanggap darurat secara rutin
Saran

1. Perusahaan segera menerapkan rekomendasi


yang telah diberikan sebagai upaya
pencegahan terhadap kasus ledakan boiler
serta kebakaran mesin hammer mill
2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan mampu
menghitung interval waktu perawatan serta
jenis perawatan yang sesuai untuk masing-
masingkomponen mesin serta dapat
melakukan perancangan dektektor asap dan
alarm untuk mesin hammer mill.
Daftar Pustaka
Austaralian and NewZaeland Standard 4360:1999. Risk Management.

Boiler. Boiler-Final.pdf

Center for Chemical Process Safety.2008.Guideline for Hazard Identification


Techniques,American Institute of Chemical Engineers, New York.

Crowl Daniel A, Louver Joseph F.2002. Chemical Process Safety.United State

DOE Handbook.2004.Chemical Process Hazard Analysis.U.S. Deartment of


Energy Washington, D.C.20585

Ericson A. Clifton.2005.Hazard Analysis Techniques for System


Safety.Frederiburg, Virginia. A John wiley & Sons, Inc., Publication.

Bell, J. and Holro yd, J. (2009). Review Of Human Reliability Assessment


Method. Health and Safety Executive (HSE), HSE Book.

Metro24.co.id. Dikira, Gempa Bumi, Ledakan Mesin Boiler PT AGI Hebohkan


Warga (Kalimantan). 27 Juli 2015.URL:http://metro24.co.id/dikira-
gempa-bumi-ledakan-mesin-boiler-pt-agi-hebohkan-warga/html.

Nurhayati, Septi. 2012. Skenario Kegagalan pada CNGUbit dengan Metode


Chemical Process Quantitative Risk Analysis(CPQRA) di Linde. Tugas
Akhir. Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

OECD-NEA. 1985. Expert Judgment of Human Reliability.

Okezone.com. Korban Ledakan Boiler Alami Luka Bakar 80-90 Persen. 15


September 2013. (Magetan) URL: http://news .okezone. com/ read/
2013/09/15/521866389/ korban-ledkan-boiler-alami-luka-bakar-80-90-
persen/html.
Prinsip Dasar Manajemen Risiko (Risk Management). Program Studi S2 MKM
Kelas E-Learning Mata Ajaran K3

Rausand, M.2004.System Reliability Theory (2nded).pdf.

Rifki Zulkarnaian, dkk. (2014). Perencanaan Mesin Hammer Mill Penghancur


Bongkol Jagung dengan Kapasitas 100 kg/jam sebagai Pakan
Ternak.Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 2014.

Risk Management Process. National Organisatioanal Develompment Network.

Sharma, Pllavi., Dr. Alok Singh.2015.Overview of Fault Tree


Analysis.International Journal of Engineering Research &Technology
(IJERT) 4(3):337-340

UKL,dan UPL, 2014. PT. Charoen Pokphand Indonesia-Sepanjang.

Anda mungkin juga menyukai