Anda di halaman 1dari 31

TUGAS TEKNIK INSTRUMENTASI

FLOW MEASUREMENT

Oleh :
Annisa Rahmadayanti
D-I Teknik Instrumentasi Kilang
STEM Akamigas Cepu
2014

A. Sifat-sifat Fluida
Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan berubah secara kontinyu
apabila mengalami geseran, atau mempunyai reaksi terhadap tegangan geser sekecil
apapun. Dalam keadaan diam atau dalam keadaan keseimbangan, fluida tidak mampu
menahan gaya geser yang bekerja padanya, dan oleh sebab itu fluida mudah berubah
bentuk tanpa pemisahan massa.
Ada dua macam fluida, yaitu :
1. Gas

: Tidak mempunyai permukaan bebas, dan massanya selalu

berkembang mengisi seluruh volume ruangan, serta dapat dimampatkan.


2. Cair
: mempunyai permukaan bebas, dan massanya akan mengisi
ruangan sesuai dengan volumenya, serta tidak termampatkan.
Sifat-sifat fluida meliputi densitas, tekanan, temperatur, kompresibilitas, viskositas,
dan tegangan permukaan.
a. Densitas (massa jenis) dan berat spesifik: Densitas adalah massa per satuan
volume, sedangkan berat spesifik adalah berat per satuan volume.
b. Tekanan: Dalam hal ini, ada tekanan absolut dan ada juga tekanan alat ukur
(gauge pressure). Yang disebut terakhir tidak lain adalah tekanan absolut
dikurangi tekanan atmosfir (1 atm). Tekanan fluida biasanya diukur dengan
manometer (cairan) atau barometer (gas).
c. Temperatur (suhu), panas spesifik (specific heat), konduktivitas termal, dan
koefisien ekspansi termal. Panas spesifik adalah jumlah energi panas yang
diperlukan untuk menaikkan satu satuan massa sebesar satu derajat.
Konduktivitas termal menunjukkan kemampuan fluida untuk menghantarkan
(mengkonduksikan)

panas.

Sedangkan

koefisien

ekspansi

termal

menghubungkan antara temperatur dan densitas pada tekanan konstan.


d. Compressibility: Dalam hal ini, fluida bisa dibagi menjadi compressible fluid
dan incompressible fluid. Secara umum, cairan bersifat compressible
sedangkan gas bersifat incompressible. Kemampuan suatu fluida untuk bisa
dikompresi biasanya dinyatakan dalam bulk compressibility modulus. Istilah
compressible fluid dan incompressible fluid hendaknya dibedakan dengan
istilah compressible flow dan incompressible flow. Compressible flow adalah
aliran dimana densitas fluidanya tidak berubah didalam medan aliran (flow
field), misalnya aliran air. Sedangkan incompressible flow adalah aliran
dimana densitas fluidanya berubah didalam medan aliran, misalnya aliran
udara.

e. Viskositas: menunjukkan resistensi satu lapisan untuk meluncur (sliding)


diatas lapisan lainnya. Definisi lain dari viskositas dikaitkan dengan ada
tidaknya geseran (shear). Dengan demikian, viskositas berhubungan langsung
dengan besarnya friksi dan tegangan geser yang terjadi pada partikel-partikel
fluida. Dalam hal ini, fluida bisa dibedakan menjadi viscous fluid dan inviscid
fluid (kadangkala disebut juga nonviscous fluid atau frictionless fluid).
Sebetulnya, semua fluida pasti memiliki viskositas betapapun kecilnya.
Namun ketika viskositasnya sangat kecil dan bisa diabaikan, maka biasanya
diasumsikan sebagai inviscid fluid.Fluida yang berada didalam lapis batas
(boundary layer) biasanya diperlakukan sebagai viscous, sedangkan fluida
yang berada diluar lapis batas diperlakukan sebagai inviscid. Fluida yang
berada dalam lapis batas, sebagai akibat dari sifat viskositasnya, akan
membentuk gradien kecepatan.
Pada fluida Newtonian, gradien kecepatan berubah secara linier
(membentuk garis lurus) terhadap besarnya tegangan geser. Sebaliknya, pada
fluida non-Newtonian, hubungan antara gradien kecepatan dan besarnya
tegangan geser tidaklah linier.
f. Tegangan permukaan (surface tension): adalah besarnya gaya tarik yang
bekerja pada permukaan fluida (cair). Definisi lainnya adalah: intensitas daya
tarik-menarik molekular per satuan panjang pada suatu garis manapun dari
permukaan fluida. Dimensi dari tegangan permukaan adalah gaya per
panjang. Contoh bagaimana efek dari tegangan permukaan adalah, jika sebuah
pisau silet diletakkan secara perlahan diatas air maka pisau silet tersebut tidak
akan tenggelam akibat adanya tegangan permukaan air.
Terdapat tiga jenis aliran fluida, diantaranya adalah aliran laminer, turbulen, dan
transisi. Pada aliran laminer, gesekan relatif besar mempengaruhi kecepatannya. Secara
teori, aliran ini berbentuk parabola dengan bagian tengah mempunyai kecepatan yang
besar karena bagian yang paling pinggir mempunyai kecepatan yang paling rendah akibat
adanya gesekan. Aliran turbulen merupakan kebalikan dari aliran laminer. Aliran turbulen
ini kasar dan tidak menentu, ini yang membuat arus menjadi lambat, bergelombang pada
semua arah dan sering terbentuk pusaran yang kecil. Pada aliran turbulen gaya momentum
aliran lebih besar dibandingkan dengan gaya gesekan dan pengaruh dinding pipa kecil.

Karenanya aliran turbulen memberikan kecepatan yang lebih seragam di bandingkan aliran
laminer, walaupun pada lapisan fluida dekat dinding pipa tetap laminer, pada beberapa
tempat aliran turbulen dibutuhkan untuk pencampuran zat. Sedangkan gabungan antara
laminer dengan aliran turbulen disebut dengan aliran transisi.

B. Flow Measurement (Pengukuran Aliran)


Pengukuran aliran fluida sangat penting dalam industri dan kilang minyak, karena
menyangkut material balance dan laba-rugi perusahaan. Adapun tujuan dari pengukuran

aliran adalah custody transfer dan non-custody transfer. Custody transfer adalah kegiatan
pengukuran aliran yang dilakukan terkait jual beli. Non-custody transfer adalah kegiatan
pengukuran aliran yang dilakukan tanpa terkait jual beli, seperti pengendalian, mengetahui
stok yang ada, analisa fluida, dan material balance suatu pabrik.
Satuan aliran dapat dinyatakan dalam satuan volume ataupun satuan massa. Beberapa
macam satuan aliran bagi fluida cair diantaranya adalah cubic metre per second, gallon per
minute, gallon per day, barrel per day, litre per day, cubic foot per minute, acre foot per
minute, dan lain-lain. Sedangkan untuk fluida gas, satuan yang digunakan adalah standard
cubic feet per minute (scfm), dan standard cubic centimeter per minute (sccm).
Pengukuran aliran dapat dilakukan dengan dua macam, yaitu pengukuran langsung
dan pengukuran tak langsung. Pengukuran langsung adalah pengukuran fluida dengan
menampilkan/menunjukkan hasil pengukuran satuan fluida secara langsung. Sedangkan
pengukuran tak langsung adalah pengukuran fluida dengan menunjukkan parameterparameter fluida tertentu (misalnya frekuensi, tegangan, tekanan, dsb) dan kemudian dari
hasil parameter tersebut dapat dihitung secara manual untuk memperoleh nilai-nilai
pengukuran tertentu.
Untuk mengukur aliran dengan pengukuran langsung, metode pengukuran yang
digunakan adalah Positive Displacement Flow Meters atau dapat disingkat PD Flow
Meters, yaitu jenis flow meter yang mengukur volume atau flow rate gerakan fluida
dengan membagi suatau ruangan media yang tetap dengan volume yang terukur. PD Flow
Meters mengukur volume aliran secara langsung dan kontinyu dengan cara memisahkan
(mengisolasi) aliran fluida ke dalam sekat-sekat dengan volume tertentu. Sekat-sekat
penuh berisi fluida akan berputar dan setiap putaran dihitung menggunakan counter..
Sensor yang tergolong dalam PD Flow Meter diantaranya rotary vane, oscillating piston,
lobe oval, nutating disc, gear, dan reciprocating piston.

a. Rotary Vane
Rotary Vane banyak digunakan dalam industri perminyakan, karena
ketelitiannya sangat tinggi, yaitu 0,2-0,05%. Ketelitian meter ini ditentukan pada

rumah meter yang didalamnya berisi rotor yang berputar pada suatu ball bearing
yang menggerakkan suatu vane yang dapat masuk dan keluar pada rotor. Adanya
cairan yang masuk pada meter menyebabkan perbedaan tekanan diantara
measuring chamber, sehingga memutar rotor dan vane.
Di dalam rotor terdapat cam yang tidak ikut berputar, mempunyai bentuk
khusus sehingga dapat menggerakkan vane bergantian keluar dan masuk ke
dalam rotor. Gerakan dari vane yang berturut-turut akan membentuk measuring
chamber yang memiliki volume tetap, yang dibatasi oleh dua buah vane, rotor,
dan dinding meter.

b. Lobe Oval atau Rotating Lobe Meter


Lobe Oval tidak jauh berbeda dari rotary vane. Pada lobe oval terdapat
dua buah lobe berbentuk oval yang dipasang vertikal dan horizontal. Kedua lobe
dihubungkan, dan bergerak memutar bila ada aliran (inlet) yang masuk.
Pemasangan dua buah lobe yang berlawanan mengakibatkan adanya fluida yang
terjebak di dalam measuring chamber sehingga dapat dilakukan pengukuran.
c. Nutating Disc
Nutating disc adalah salah satu tipe alat ukur PD Meter yang digunakan
untuk mengukur aliran cairan yang menghendaki ketelitian cukup tinggi.
Gerakan piston dibatasi oleh permukaan bagian atas yang menyerupai bola yang

mencegah piston bergerak vertikal. Selain itu, permukaan disc yang berisikan
suatu celah yang dalam dan sempit, dimana pada celah tersebut dipasang suatu
pemisah yang mencegah gerakan bebas pada disc serta membatasi gerakan yang
goncang. Bagian dalam bola yang berbentuk konis akan memaksa disc selalu
berada dalam posisi miring.
Cara kerja nutating disc adaalah cairan masuk dari sebelah kiri bawah
disc dan keluar melalui sisi kanan pemisah, dan pada saat cairan masuk,
cenderung untuk mengangkat disc dalam usahanya untuk keluar melalui bagian
outlet meter. Sewaktu disc terangkat, maka akan menekan cairan yang berada di
atas disc untuk mengalir ke arah outlet, dan proses ini berulang terus-menerus.
Apabila permukaan bola dan lubang serta rongga antara disc dan ruangan
cukup bersih, serta pemisah tertutup dengan baik, maka cairan yang mengalir
akan membentuk sendiri suatu seal yang akan melawan kebocoran-kebocoran.
Untuk mencatat jumlah aliran yang diukur, pada meter ini dilengkapi dengan
register, yaitu dengan menghubungkan putaran poros disc dengan register.
Jumlah putaran disc akan sebanding dengan cairan yang mengalir melalui meter.

d. Oval Gear
Oval gear dapat digunakan untuk heavy oil viskositas tinggi dan corrosive
liquid, tapi bukan untuk aspal. Didesain untuk maksimum flow rate pada
viscosity 200 sampai 300 centipoise (cp). Jika viscosity semakin tinggi hingga
1000 sampai 1500 cp, akan berkurang secara proporsional dan special blade
(dengan clearance tertentu) harus digunakan.

e. Reciprocating atau Oscillating Piston


Berbeda dengan jenis meter disc meter, meter jenis piston memilik
semacam bucket atau gayung yang akan berputar apabila dialiri air. Air akan
masuk dari lubang input dan memenuhi bucket yang akan segara berputar dan
menyalurkan pada ruang dibalik bucket melalui sebuah saringan. Pergerakan dari
bucket ini menggerakan mekanik yang terhubung pada angka register.
Semakin cepat pergerakan bucket menunjukan volume air yang
melaluinya semakin banyak. Meter jenis ini biasanya dilengkapi dengan check
valve sehingga air tidak bisa berbalik arah. Saringan pada bucket sangat kecil, hal
inilah yang menyebabkan meter jenis ini mudah macet apabila ada pasir.

PD Meters kemudian dihubungkan dengan transmitter yang kemudian


dihubungkan ke counter atau penghitung pulsa. Transmitter mengeluarkan pulsa-pulsa
listrik yang dikirimkan ke counter. Pada transmitter terdapat ticket printer yang mencatat
hasil pengukuran pada periode tertentu.
Pada transmitter terdapat konstanta kesetaraan yang dijadikan variabel
perhitungan pada hasil pengukuran.
Untuk K = 0,1 liter/pulsa, maka Q = K x Jumlah pulsa
Untuk K = 100 pulsa/liter, maka Q = K/ Jumlah pulsa
Berikut ini adalah skema penerjemahan pulsa ke counter secara mekanis.
Vertical Disc
Horizontal Disc

Counter
Transmitter
Transmitter akan mengeluarkan pulsa listrik yang kemudian akan diubah menjadi
energi mekanis dengan memanfaatkan pergerakan dua buah disc yang dipasang vertikal
dan horizontal. Disc vertikal dipasang di bagian pinggir (bukan di tengah) horizontal disc.
Vertikal disc terhubung dengan gear-gear pada sistem counter, sehingga dapat
menggerakkan counter sebagai data presentation.

Berikut ini adalah mekanisme penerjemahan pulsa ke counter secara fotoelektris.

Vertical Disc
Horizontal Disc

Counter
Transmitter
Perbedaan penerjemahan pulsa listrik secara fotoelektris dengan mekanis adalah
pada penggunaan photodiode pada disc vertikal. Photodiode akan mengeluarkan cahaya
yang kemudian disaring/terfilter oleh piringan yang memiliki lubang-lubang yang dapat
disebut sebagai encoder. Disc vertikal terhubung oleh sistem counter sehingga dapat
menggerakkan counter sebagai data presentation.
Untuk menunjukkan flow rate (volume per satuan waktu) maka digunakan
rangkaian sbb.

Flow Rate

Periode

Pulsa
Flow Total

Gelombang pulsa akan dihubungkan dengan gerbang AND dengan periode


tertentu (sekon, menit, jam) dan output pada gerbang akan menunjukkan gelombang pulsa
yang tergabung dengan gelombang periode, sehingga data presentation akan menunjukkan
nilai flow rate.
Metering System secara keseluruhan memiliki bagian-bagian yang lengkap,
diantaranya :

Meter register

Pulse Transmitter

Automatic Temperature Compensator

Alat Pelindung Meter

Automatic Sampler

Meter register adalah bagian data presentation yang berfungsi sebagai penunjuk
penggunaan atau kerja meter dalam angka tertentu. Pulse transmitter berfungsi
mengeluarkan pulsa-pulsa listrik yang dihubungkan dengan sensor. Automatic
Temperature Compensator atau ATG berfungsi mengompensasi temperatur aliran agar
tidak mengganggu ketelitian pengukuran. ATG juga berfungsi menunjukkan Q netto/Q
aktual dari Q gross (volume hasil penunjukkan flow meter sebelum dikoreksi oleh ATG).
Alat pelindung meter dibagi menjadi dua jenis, yaitu strainer dan air elliminator.
Strainer adalah penyaring/filter cairan agar tidak terdapat partikel-partikel kotor yang
dapat mengganggu proses pengukuran pada sensor, sehingga measuring chamber pada
sensor terisi penuh dengan cairan dan tidak terhambat partikel-partikel lain. Air
elliminator membuang udara pada fluida cair agar tidak mengganggu kerja sensor dan
tidak mempengaruhi hasil pengukuran (ketelitian pengukuran).
Berikut ini adalah skema Metering System dengan menggunakan sensor PD
Meter.

PDMeter
Strainer

Block Valve

Air Elliminator

Check Valve

Block Valve

Pengukuran secara tidak langsung meliputi pengukuran beda tekanan


(Differential Pressure Flow Meter atau Head Flow Meter), Turbine Flow Meter,
Ultrasonic Flow Meter, Magnetic Flow Meter, dan Vortex Flow Meter).
a. Differential Pressure Flow Meter atau Head Flow Meter
Differential Pressure Flow Meter atau Head Flow Meter adalah salah satu
metode pengukuran tak langsung yang digunakan sebagai petunjuk tentang laju
aliran untuk pengukuran pada sisi sebelum dan sesudah piranti penghalang. Untuk
mengukur aliran fluida dalam pipa dengan head flowmeter, maka pada fluida itu
di pasang suatu piranti penghalang dengan diameter lubang yang lebih kecil dari

diameter pipa sehingga baik tekanan maupun kecepatannya berubah, dengan


mengukur beda tekanan antara sebelum dan sesudah piranti penghalang tersebut
dapat di tentukan besarnya aliran. Untuk mengukur perbedaan tekanan dapat di
pakai alat pengukur beda tekanan.
Sensor DP Flow Meter diantaranya adalah :
Orifice Plate
Orifice Plate adalah suatu plate berlubang dimasukkan ke dalam pipa
dan ditempatkan secara tegak lurus terhadap flow stream. Ketika fluida
mengalir melewati orifice plate tersebut maka menyebabkan peningkatan
kecepatan dan penurunan tekanan. Perbedaan tekanan sebelum dan
setelah orifice plate digunakan untuk mengkalkulasi kecepatan aliran
(flow velocity).

Jenis-jenis orifice plate


-Concentric Orifice

Letak lubang penghalang konsentris dengan penampang


pipa. Digunakan untuk mengukur volume gas, liquid dan steam
dalam jumlah yang besar.

Gambar Orifice Plate jenis Concentric


Kelebihan
Dapat digunakan pada berbagai ukuran pipa (range yang
lebar).
Ketelitian (accuracy) baik, jika plate dipasang dengan
baik.
Harga relative murah.
Kekurangan
Rugi tekanan (pressure drop) relatif tinggi.
Tidak dapat digunakan untuk mengukur laju aliran
slurry, karena cenderung terjadi penyumbatan.
Eccentric Orifice
Titik pusat lubang penghalang tidak satu garis pusat
dengan pusat penampang pipa. Pemasangan lubang yang tidak
konsentris ini dimaksud untuk mengurangi masalah jika fluida
yang diukur membawa berbagai benda padat (solid).

Gambar Eccentric Orifice


Segmental Orifice
Segmental orifice plates digunakan terutama pada service
yang sama dengan eccentric orifices, sehingga kelebihan dan
kekurangan adalah kurang lebih sama.

Cara pemasangan orifice plate ada tiga cara yaitu dengan flange taps,
yunior orifice fitting, dan senior orifice fitting.
Pemasangan tap (lubang) pengukuran untuk Plat Orifice menugacu
pada AGA 3 ada beberapa macam, yaitu :
a.Tap Vena Contracta
b. Tap Flange
c.Tap Pipa

Tap pertama dari Tap Vena Contracta diletakkan pada jarak 1 x D


sebelum orifice sedangkan tap kedua pada Vena Contracta. Vena adalah
tempat di mana luas aliran mencapai minimum, sehingga tekanannya
paling kecil seperti terlihat pada gambar.

Oleh karena letaknya tergantung kepada diameter pipa dan diameter


orifice maka pemasangan tap kedua ini akan berbeda untuk pipa dan
orifice yang berbeda. Keuntungan dari Tap Vena Contracta adalah bahwa
pengukurannya lebih teliti, karena mendapat tekanan diferensial yang
lebih besar. Kerugiannya ialah bahwa tap harus dipasang pada pipa dengan
tepat pada tempat Vena Contracta.
Tap Flange diletakkan simetris di kiri dan kanan orifice kira-kira sejauh
sati inci. Keuntungan cara ini adalah tap-tapnya dapat dipasang menjadi
satu bagian dengan ange pipa tanpa mengganggu. Pipa dan Plat Orifice
dapat digantikan tanpa harus mengubah letak tap. Kerugiannya adalah
hasil pengukuran yang kurang teliti, karena terdapat beda tekanan yang
kecil. Pemasangan Tap Flange dapat dilihat pada gambar.

Tap pertama dari Tap Pipa diletakkan sejauh 2 x D sebelum orifice


sedangkan tap kedua sejauh 8 x D sesudah orifice, seperti terlihat pada
gambar.

Tekanan diferensial yang diukur kecil sekali karena hanya


menyatakan rugi tekanan oleh Plat Orifice. Agar pengukuran aliran
dengan menggunakan Plat Orifice dapat dilakukan dengan ketelitian yang
tinggi maka di dekat tap-tap, tekanan tidak boleh mengalami gangguan.
Ganguan-gangguan ini dapat terjadi bila di dekat tap ini terdapat fitting
seperti sambungan pipa, belokan, katup, regulator, pompa dan lain-lain.
Umumnya daerah sejauh 5 m sebelum orifice sampai 20 m sesudah orifice
harus bebas dari fitting-fitting. Angka-angka ini bisa tergantung pada
perbandingan diameter dan tipe fitting yang berbeda dari kiri ke kanan
orifice.

Flow Nozzle
Flow Nozzle mempunyai bentuk yang lebih sederhana bila
dibandingkan dengan Tabung Venturi, seperti terlihat pada

(a)

(b)

Gambar Flow Nozzle Tap (lubang pengukur tekanan) pada Flow


Nozzle ini diletakkan kira-kira pada jarak satu kali diameter pipa (1 x D)
di muka bagian input dan setengah diameter pipa ( x D) di belakang
bagian output seperti terlihat pada gambar (a) atau tepat di bagian
outputnya, serta tergantung pada pabrik pembuatannya seperti terlihat
pada gambar (b).
Flow Nozzle ini mempunyai ketelitian yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan Tabung Venturi, juga harganya lebih murah.
Berbeda

dengan

Tabung

Venturi

yang

dalam

pemasangannya

menggunakan pipa saluran, maka pemasangan Flow Nozzle dapat


dilaksanakan tanpa mengganggu sambungan pipa.

Tabung Venturi
Tabung Venturi mempunyai bentuk seperti pada gambar. Pada
sekeliling pipa sering dibuat lubang-lubang yang jalan keluarnya dijadikan
satu dan dihubungkan dengan pengukuran tekanan disebut cincin
piezometer. Dengan demikian tekanan yang diukur merupakan tekanan
rata-rata sehingga pengukuran menjadi lebih teliti.

Kemiringan dibagian input kira-kira sebesar 30 sedangkan dari bagian


output lebih kecil, yaitu antara 3 sampai 15. Perbandingan diameter
antara leher dan pipa terletak antara 0,25 mm sampai 0,50 mm. Hasil
pengukuran aliran dengan menggunakan
Tabung Venturi ini merupakan pengukuran yang paling teliti bila
dibandingkan dengan Head Flow Meter yang lain, tetapi paling mahal
harganya. Karena bagian leher ini dibuat sebagai unit tersendiri agar
mudah diganti.
Pitot Tube
Tabung Pitot berbeda dengan ketiga Head Flow Meter yang telah
diterangkan sebelumnya untuk mengukur debit atau laju aliran, maka
Tabung Pitot ini merupakan pengukuran untuk kecepatan fluida mengalir.
Prinsip kerjanya hampir sama dengan penghalang yang lain. Dapat dilihat
pada gambar Tabung Pitot dengan Manometer di bawah ini.

Tabung Pitot yang dipasang di dalam aliran fluida dengan mulut


menghadap arah aliran fluida. Untuk mengukur perbedaan tekanan (P2P1) sehingga kecepatan fluida langsung dapat diketahui. Keuntungan dari
Tabung Pitot adalah pengukuran yang tidak hanya dapat dilakukan dalam
pipa-pipa tertutup tetapi juga dalam saluran terbuka. Kerugiannya adalah
tidak dapat dipakai untuk mengukur kecepatan fluida yang mengandung
benda-benda padat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Tabung Pitot yang mempunyai tap-tap tersendiri, di mana kedua tapnya


merupakan bagian dari Tabung Pitot itu sendiri, sehingga tidak
mengganggu (melubangi) pipa saluran.

Beberapa jenis meter tidak langsung lainnya adalah Turbine Flow Meter, Magnetic
Flow Meter, Ultrasonic Flow Meter, Vortex Flow Meter, dan Coriolis Flow Meter.
Turbine Flow Meter
Prinsip kerja dari Meter Kecepatan Turbin, di mana turbin akan
berputar bila cairan (flow rate) mengenai dan mendorong baling-baling
dari turbin. Suatu kumparan penerima (pick up coil) yang dipasang pada
pipa

akan

merasakan

putaran

turbin

sehingga

kumparan

akan

menghasilkan frekuensi apabila suatu baling-baling melaluinya. Frekuensi


kemudian diubah menjadi pulsa oleh pre-amplifier, dan pulsa listrik yang
dihasilkan akan sebanding dengan laju aliran volume dari cairan atau flow
rate.

Ada beberapa tipe turbine meter, yaitu :


a. Rimmed Rotor

b. Cantilever Rotor

c. Hellical Blade Rotor

Bagian body dari turbine meter dibagi menjadi tiga, yaitu internal,
housing, dan pulse pickup assembly. Bagian internal (measuring
mechanism) terdiri atas stator, rotor, bearing, dan coil. Bagian housing
terdiri dari flange dan tube. Sedangkan bagian pulse pickup assembly
(display) terdiri atas junction box, pre-amplifier, pickup boss, dan
reluctance type pickup.

Pada saat blade berputar penuh dan menyentuh/melewati pickup boss,


pada pickup coil akan terjadi medan magnet yang kemudian menghasilkan
tegangan satu periode gelombang. Inilah yang disebut dengan konversi
putaram menjadi frekuensi. Satu kali rotor berputar, nilai periode
tergantung pada banyaknya magnetic buttons pada rotor.
K-Factor atau Meter Factor dari Turbine Meter adalah sebagai berikut.

Penyebab perubahan flow area adalah :


a. Erosi
b. Korosi
c. Deposit
d. Penebalan/penipisan pada boundary layer
e. Suhu/Temperature
f. Kavitasi
g. Obstruksi

Ada bagian yang disebut straightening tube yang berguna meluruskan


aliran/mencegah terjadinya turbulensi pada aliran saat memasuki area
internal dari turbine meter.
Penunjukan nilai pada display counter adalah jumlah gas pada kondisi
alir/operasi, dimana pada saat kondisi operasi, tekanan dan suhu naikturun setiap waktu. Hal ini menyebabkan pembeli dan penjual gas
menyepakati pembelian berdasarkan kondisi standar. Kondisi standar
pembelian gas berdasarkan AGA 7 adalah pada suhu 27C dan tekanan 1
atm atau 1,01325 bar.
Pengukuran aliran gas pada turbine meter perlu dilengkapi dengan
volume corrector, yang berguna menunjukkan langsung volume dalam
keadaan standar yang telah disepakati oleh penjual dan pembeli. Volume
hasil penunjukan volume corrector lebih teliti karena perhitungan koreksi
diambil pada saat pengukuran aliran gas. Ada dua jenis volume corrector,
diantaranya adalah mechanical dan electrical volume corrector.
Sifat Meter Kecepatan Turbin adalah :
1. Ketelitian tinggi (0,5 %),
2. Sesuai untuk cairan dengan kekentalan rendah,
3. Sinyal keluaran berupa pulsa listrik.
Magnetic Flow Meter
Meter Aliran Magnetik bekerja berdasarkan hukum Faraday tentang
induksi tegangan. Meter Aliran Magnetik tampak pada gambar.

Pada suatu aliran muatan listrik yang melintasi medan magnet akan
menimbulkan tegangan yang besarnya :
E = B l v x 10 -8
Di mana :
E = Tegangan induksi (Volt)
l = Panjang konduktor (m)
v = Kecepatan dari konduktor (m/s)
B = Fluks density (Wb/m2)
Fluks density dihasilkan dari : B = 0 x H
di mana : 0 = 4 x 10-7 H = maka diperoleh : B = 0 x H x21

= ( 4 x 3,14 x 10-7 ) x (

= ( 12,56 x 10-7 ) x

= 2 x 10-7 Wb/m2
dengan catatan : = 3,14 air = 1 gram/cm3
Cairan yang melewati pipa akan memotong fluksi magnet. Adanya
aliran fluida yang bergerak relatif terhadap medan magnet akan
menyebabkan tegangan induksi yang arahnya tegak lurus terhadap
kecepatan konduktor v (m/s) dan fluks densitas B (Wb/m2). Tegangan
yang timbul dideteksi oleh elektroda yang diletakkan di luar pipa dan
besarnya sebanding dengan kecepatan aliran fluida. Syarat-syarat
pengukuran yaitu :
1. Fluida harus dapat mengantarkan arus listrik dan pipa baja tak
berkarat non-magnetik digunakan sebagai tabung pengukuran.
2. Elektroda ditempatkan pada permukaan sebelah dalam dari pipa
dan berhubungan langsung dengan fluida.
3. Tegangan output kecil dan magnet digunakan untuk
memperkuat dan mengeliminasi polarisasi.
Ultrasonic Flow Meter
Fluktuasi frekuensi gelombang suara karena pantulan cairan
mengalir dan diskontinuitas adalah prinsip utama yang ultrasonik flow
meter bekerja. Ketika cairan dilewatkan melalui pipa, gelombang suara
ultrasonik juga ditransmisikan bersama dengan itu dan perbedaan dalam
frekuensi gelombang ultrasonik menunjukkan diskontinuitas cairan. Jadi
jelas, bahwa frekuensi gelombang ultrasonik berbanding lurus dengan
tingkat mengalir cairan melalui pipa.

Ultrasonik flow meter adalah teknologi canggih dan inovatif yang


bermanfaat untuk aplikasi air limbah dan industri. Ini adalah salah satu
teknologi yang banyak digunakan digunakan untuk mengukur aliran air
kotor yang banyak teknologi aliran lain tidak mampu melakukan.
Teknologi ini volumetrik yang bermanfaat di daerah-daerah tertentu di
mana ada penurunan tekanan dan bekerja dengan kompatibilitas kimia.
Flow meter tersedia dalam rentang yang berbeda seperti pusaran flow
meter, portabel ultrasonik flow meter.
Vortex Flow Meter
Vortex flowmeter berawal dari seorang penemu yang bernama
Karman Vortex (1912). Prinsip kerja vortex flowmeter adalah dengan
menempatkan batang vortex (shedder bar) ditengah tengah dari flow tube
dari flowmeter. Pada saat ada aliran fluida yang mengenai batang vortex

akan terbentuk gelombang vortex yang proporsional dengan flow rate


(laju aliran) dari fluida tersebut. Frekuensi yang dihasilkan oleh
gelombang vortex tersebut dideteksi oleh sensor piezo electric.
Frekuensi yang dihasilkan proporsional dengan velocity (kecepatan
aliran), yang apabila dibagi dengan luas area akan mendapatkan
volumetric flowrate (volume).

Akurasi dari vortex flowmeter adalah 1 % untuk gas dan 0.75 %


untuk liquid. Pemasangan vortex flowmeter juga harus menggunakan
standar 5/2 yaitu 5 X D untuk upstream (aliran sebelum flowmeter) dan

2 X D sesudah flowmeter untuk menghindari turbulance (aliran tidak


beraturan) yang akan mempengaruhi dari penunjukan dari flow. Vortex
flowmeter sangat mudah terpengaruh oleh adanya vibration (getaran).
Jadi pada saat pemasangan harus dipasang jauh dari sumber getaran.
Seandainya tidak bisa dihindari harus dipasang clamp di flowmeter
tersebut.
Coriolis Flow Meter
Coriolis meter adalah salah satu alat pengukur aliran yang
digunakan didalam industri khususnya perminyakan. Teknologi coriolis
diperkenalkan oleh Gaspar Gustav deCoriolis pada tahun 1792 1843.
Coriolis dapat digunakan pada aliran fluida baik berupa cairan, gas dan
cairan padat (slurries).
Coriolis dikenal mempunyai beberapa kelebihan dilihat dari segi
pemakaian dan bentuknya, antara lain :
1. Dapat digunakan pada cairan, slurries, gas, cairan berfasa
ganda dan aliran gas (di dalam batasan).
2. Unit ukuran dalam berat, suatu keuntungan ketika pengukuran
massa diinginkan.
3. Mampu menangani cairan sulit (cairan dengan bermacammacam tingkat kepadatan) dimana meter lain tidak bisa
digunakan.
4. Menghasilkan ketelitian dan repeatabilitas tinggi pada aliran
cairan dan slurries, ketelitiannya dibuat perbandingan ke meter
lain yang biasanya digunakan pada aliran cairan.
5. Tidak terikat pada putaran dan profil aliran, tidak memerlukan
perubahan pada keadaan aliran.
Sedangkan kerugian yang ada pada sistem Coriolis antara lain :

1. Tersedia hanya pada ukuran 1/16 sampai 6 inchi.


2. Jika pengukuran volume diinginkan, konversi via pengukuran
kepadatan atau analisa pada kondisi-kondisi dasar diperlukan.
3. Instalasi khusus dibutuhkan untuk mengamankan meter dari
getaran mekanis.

Coriolis umumnya terdiri atas satu kesatuan unit, dimana pada satu
unit coriolis meter paling tidak terdapat tiga bagian pokok, yaitu :
1. Sensor.
Pada sebagian besar coriolis meter yang ada pada saat ini,
umumnya mempunyai tiga unit sensor yang terpasang, adapun
ketiga unit sensor tersebut masing-masing adalah :
Sensor flow (Coriolis)
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi banyaknya aliran yang
lewat didalam proses
Sensor temperatur
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi besaran temperatur dari
aliran yang lewat
Sensor tekanan
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi besarnya tekanan kerja
yang ada didalam Coriolis meter.
2. Transmitter.

Peralatan ini mempunyai fungsi untuk menerima besaran


sinyal yang dari sensor untuk kemudian merubahnya menjadi
signal yang diinginkan dan kemudian meneruskan ke bagian
output. Output dari peralatan ini pada umumnya sinyal
instrument standar ( 4-20 mA / 1-5 V), tetapi seiring dengan
perkembangan teknologi mikroprosesor, pada saat ini sudah
dapat kita temukan Coriolis meter yang dapat menghasilkan
output dalam bentuk data. Sehingga langsung terhubung
dengan peralatan lain yang menggunakan data sebagai
komunikasinya seperti Flow Computer dan sebagainya.
3. Peralatan tambahan (peripheral)
Peralatan ini umumnya hanya sebagai pelengkap dari
Coriolis meter tergantung dari jenis operasi yang dikerjakan
oleh Coriolis meter. Peralatan ini berupa indikator lokal yang
telah disesuaikan dengan keinginan pihak operator. Misalnya
indikator banyaknya flow yang telah lewat maupun besaran
yang lainnya.
Pada prinsipnya, Coriolis bekerja dengan memanfaatkan efek
coriolis. Efek ini dapat digambarkan dengan sebuah benda yang
tergantung pada sebuah pegas. Daya renggang pegas akan selalu berubah
tergantung kepada berat dari benda yang memberatinya. Bila kita amati
gambar 3 & 4, maka akan terlihat bahwa regangan yang terjadi pada
pegas berbeda antara beban 1 dan beban 2. Dengan panjang regangan
yang berbeda, otomatis gerakan tarik ulur dari pegaspun menjadi
berbeda. Bila kita ibaratkan gerakan tarik ulur sebagai sebuah frekwensi,
maka dapat dikatakan bahwa frekwensi dari kedua beban tersebut
mempunyai perbedaan, dimana semakin ringan berat benda akan
semakin tinggi frekwensi yang terjadi dan begitu sebaliknya. Atas dasar
prinsip inilah coriolis dibuat.

Anda mungkin juga menyukai