Bejana berhubungan
Pada gambar, sebuah tangki dihubungkan dengan sebuah selang transparan dengan memakai
skala 0-100% dari total tinggi tangki. Prinsip pengukuran level ini memanfaatkan sifat dari zat cair
yang akan mengisi semua ruang yang dia lewati pada bejana berhubungan. Ketinggian zat cair di
dalam tangkin akan sama dengan ketinggian zat cair yang berada pada selang transparan yang
berfungsi sebagai sight glass. Kita dapat langsung mengetahui ketinggian (level) zat cair yang
berada di dalam tangki dengan melihat ketinggian zat cair yang berada pada selang transparan
(sight glass) tersebut. Namun informasi ini hanya dapat disajikan langsung di lapangan, atau
langsung melihatnya dimana selang transparan tersebut terpasang. Metode pengukuran level ini
tergolong murah.
Tekanan Hidrosatik
Setiap zat cair yang menempati sebuah bejana/vessel/tangki, akan memiliki tekanan hidrostatik
yang besarnya sebanding dengan level zat cair tersebut, dengan asusmsi masa jenis (sg=specific
gravity)-nya tetap.
Formatted: Font: (Default) Helvetica, 10.5 pt, Font color:
Custom Color(RGB(11,145,234)), Border: : (No border)
Tekanan hidrostatik
Gambar di atas adalah sebuah tangki terbuka (permukaannya terhubung ke atmosfer), dimana disitu
akan bekerja tekanan P1 sebesar tekanan atmosfer, yang kemudian akan kita abaikan karena kita
akan mengukur tekanan “gauge”.
Asumsikan zat cairnya adalah air, dengan masa jenis ρ = 1000 kg/m³. Dengan ketinggian
permukaan dari dasar tangki tempat pengukuran tekanan adalah 10 meter. Maka tekanan P2 yang
bekerja pada pressure gauge adalah:
P2 = ρ × g × h
P2= 1000 kg/m³ × 9,8 m/s² × 10 m
P2 = 98000 kg/m³ × m/s² × m
P2 = 98000 kgmm/m³s²
P2 = 98000 kgm/s²m²
P2 = 98000 Nm² –> Dikoreksi menjadi “N/m²”, terima kasih kepada Pak Rival Alexander atas
koreksinya
P2 = 98000 Pascal
P2 = 98 kilopascal = 14.2136983 PSI = 0.9993218887 kg/cm²
1 kilopascal = 0.1450377377 PSI (pound per square inch)
1 kilopascal = 0.01019716213 kg/cm²
Perhatikan table berikut ini:
Formatted: Font: (Default) Helvetica, 10.5 pt, Font color:
Custom Color(RGB(11,145,234)), Border: : (No border)
Dari tabel dan dari grafik, kita bisa melihat bahwa level (h) berbanding lurus dengan pressure (P),
sehingga dengan mengukur pressure pada titik dasar tangki, kita dapat mengetahui level dari air di
dalam tangki. Misalnya hasil pengukura presure pada dasar tangki, kita mendapat 4,2641 PSI, maka
dengan membalikkan perhitungan di atas, kita akan mendapatkan level sebesar 3 meter.
Sinyal 4-20 mA yang merepresentasikan sinyal input dari pressure transmitter—dalam contoh ini
transmitter dikalibrasi 0-14 PSI untuk output 4-20mA, diteruskan ke receiver yang bisa berupa DCS,
PLC ataupun controller, yang terhubung dengan station yang berfungsi sebagai MMI (Man-Machine
Interface) atau HMI (Human-Machine Interfacer), pada DCS, PLC ataupun controller, sinyal 4-20mA
tersebut di-scalling lagi menjadi bentuk engineering unit (meter) sehingga dengan variasi 0-10 meter
level pada tanki, bisa ditampilkan 0-10 meter (engineering unit) pada HMI/MMI.
1. Pingback: Menentukan Range Differential Pressure Transmitter Untuk Mengukur Level « Teknisi
Instrument
2. Pingback: Dry Leg dan Wet Leg pada Level Transmitter « Teknisi Instrument
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Reply ↓
bravo..
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
salam kenal
wathoni
Reply ↓
Reply ↓
Btw, dari rumus P = ρ × g × h, berarti luas penampang tangki tidak berpengaruh pd tekanan.
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
10. Soto Kemiri ( dapur pati ) / Waroeng krebet malang12 Februari 2012
Untuk settingan Range katakan lah seperti di atas level 0-10m dan pressure 14 psi. pertanyaan saya
jika level katakanlah sama 0-10m tetapi pressure 21 psi apa ada perubahan dalam settingan range
nya di transmitter gan. mohon balas ke email ,terimakasih sebelumnya? lukmanal78@yahoo.com
Reply ↓
Asumsi saya dari pertanyaan di atas, jika level 0-10m dan menghasilkan tekanan hidrostatik
0-21psi, berarti liquid dalam tangki lebih berat dari contoh di atas. Maka benar, transmtiter
harus dikalibrasi ulang untuk 0-21psi (0-100%) input dan 4-20mA (0-100%) output.
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Reply ↓
sangat bermanfaat sekali untuk para fresh graduate. dengan penyampaian materi yang mudah
untuk dipahami. applause bwt penulis teknisiinstrument ini. lanjut terus sharing informasinya ya
kang. semoga tetap diberi kesehatan dan kesempatan untuk tetap sharing ilmu
hatur nuhun
Reply ↓
salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
terima kasih
Reply ↓
Reply ↓
13. Ayat6 Februari 2013
Aslm,
Salam kenal kang,
Wassalam,
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
15. arifin2 Mei 2013
Assalamu’alaikum mas. makasih mas atas sharing ilmunya. Tapi sy ada mo nanya sikit ni
mas,masih ttg water level. Klu seandainya kita gunakan sistem dry contac/electroda. Bisa gak
pengoperasianya melalui plc? Mohon penjelasanya mas, terima kasih.
Reply ↓
Kalau saya tidak salah tangkap, Pak Arifin menggunakan level switch dengan switch dry
contact dan sensornya adalah electrode, digital/discrete input dari PLC bisa menerima input
dari dry contact, dan umumnya memang menggunakan dry contact, karena power supply-
nya berasal dari PLC itu sendiri.
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Reply ↓
Reply ↓
Reply ↓
wassalam
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Wassalam
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Wassalam
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Reply ↓
Reply ↓
Reply ↓
Wah… mohon maaf, TeknisiInstrument kurang tahu tempat penjual transmitter dimaksud.
Coba di sini:
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=ASKRU4a6L8Lq8AXtooCwBg#q=jual+level+tra
nsmitter
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
mkn bagi rekan2 yg mmbutuhkan produk level pressure temperature flow baik
indicator . switch dan transmitter bs sy bantu..
bisa ke http://www.arita.co.id
terimakasih pak..
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Thanks
Reply ↓
Reply ↓
Mohon Bantuannya. Saya yakin mas memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
cukup memadai untuk kasus ini.
Reply ↓
Kita coba lihat Working Pressure Range-nya, yaitu 0-1,2mPa, ini sama
dengan 0-12236.6 cmH2O, sedangkan Mas/Mbak havizulHa akan mengukur
tekanan hidrostatik air sungai dengan ketinggian maksimum 400cm. Air
dengan ketinggian 400cm akan menghasilkan tekanan hidrostatis sebesar
400cmH2O (atau 0.0392266 mPa), atau sekitar 3,27% dari range aslinya.
Menurut saya, transmitter yang disebutkan di atas, memiliki range (working
pressure range) terlalu besar untuk mengukur tekanan hidrostatik 0-
400cmH2O (atau 0.0392266 mPa).
Coba saja kalibrasi transmitter tersebut untuk range 0-400cmH2O (atau
0.0392266 mPa). Biasanya, untuk transmitter yang digital (memiliki fitur
HART), akan ada limit/batas untuk re-range, dan akan menolak untuk di-re-
range di luar batasnya.
Kalaupun misalanya bisa dikalibrasi menjadi 0-400cmH2O (atau 0.0392266
mPa), kemungkinan besar bacaannya akan kurang bagus (kurang akurat,
kurang sensitif).
Semoga membantu,
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Btw, jawaban mas dibawah comment saya (havizulHa) gak bisa sy reply
karena gak ada link click replynya, jadi sy reply dari comment sy sebelumnya
ini.
Terima kasih
Reply ↓
—> Apakah transmitter yang akan digunakan seperti yang pada link berikut:
http://f02.s.alicdn.com/kf/HLB1Fq9jHFXXXXbEXpXX.PRXFXXXo.pdf
Jika ya, secara konstruksi cocok, karena menurut datasheet-nya, transmitter
tersebut dirancang sebagai submersible transmitter alias bisa direndam
dalam air.
Namun ada baiknya dicari installation manual-nya untuk meyakinkan
bagaimana cara memasangnya yang benar.
Untuk range-nya, sebaiknya jangan terlalu mepet dengan rentang ukur aktual
yang akan diukur nantinya, 0-2m (0-200cm), mungkin bisa 0-2,5m (0-250cm)
atau 0-3m (0-300cm). Hal ini maksudnya untuk mengakomodasi bilamana
terjadi level air yang lebih dari 200cm.
Oh ya, transmitter itu akan mengirimkan sinyal analog (yang dipilih oleh
Mas/Mbak havizulHa adalah tegangan) yang linear dengan tekanan yang
dideteksi oleh sensor/detector-nya, jadi perubahan sekecil apapun, jika
masuk ke dalam range akurasinya, maka akan terdeteksi dan mengirimkan
sinyal yang benar-benar analog.
Dan 1 lagi mas hal yang menurut saya penting.
Saya akan membenamkan sensor ini kedalam air sedalam 200cm disaat air
sungai pasang / dalam ketinggian maksimum.
Jadi pengukuran saya adalah kedalaman 200cm dari permukaan air, bukan
200cm dari dasar air / sungai.
Bisa saja air sungai tersebut memiliki kedalaman 400cm dari dasar ke
permukaannya saat air pasang, tetapi yang saya lakukan adalah mengukur
tekanan air sedalam 200cm dari dasar permukaan, jadi sensornya
mengambang di tengah.
Bagaimanakah metode pengukuran yang benar untuk hal ini ?
Oh ya, kalau boleh tahu, output dari transmitter ini dikirim ke alat apa?
apakah PLC, Microcontroller, Indicator atau alat apa?
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
“Oh ya, kalau boleh tahu, output dari transmitter ini dikirim ke alat apa?
apakah PLC, Microcontroller, Indicator atau alat apa?”
Reply ↓
He..he..
Thanks
Reply ↓
6. TeknisiInstrument Post author 16 Agustus 2015
Pak Havizul,
Mohon maaf, saya tidak menjual barang hehehe.
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Reply ↓
Oh ya, coba lakukan calibration check pada lima titik (0%, 25%, 50% 75%
dan 100%) apakah linear. Jika tidak linear, kemungkinan ada masalah di
mechanical linkage atau pendeteksi geraknya.
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Reply ↓
Salam kenal.
Betul sekali, terjadi kesalahan ketik, seperti yang diberitahukan oleh Pak Rival Alexander,
seharusnya 98000 N/m² bukan Nm².
Luar biasa, Anda teliti sekali (y)
Tulisannya sudah dibetulkan.
Terima kasih atas koreksinya.
Salam,
teknisiInstrument
Reply ↓
Salam,
Haris
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Reply ↓
Reply ↓
Reply ↓
Jika:
P=1bar = 100.000 Pascal = 100.000 N/m² = 100.000 kgm/s²m² = 100.000 kg/m³ × m/s² × m
Satuan tekanan di atas dijabarkan kembali agar saat perhitungan bisa diketahui satuah h
adalah meter.
ρ = masa jenis air = 1000 kg/m³
g = gaya gravitasi bumi = 9,8 m/s²
Maka:
P=ρ×g×h
h = P/(ρ × g)
h = (100.000 kg/m³ × m/s² × m) / (1000 kg/m³ × 9,8 m/s²)
h = (100.000 kg/m³ × m/s² × m) / ((1000 × 9,8) kg/m³ × m/s²)
h = (100.000 kg/m³ × m/s² × m / (9800 kg/m³ × m/s²)
h = 10,204 (kg/m³ × m/s² × m) / (kg/m³ × m/s²)
h = 10,204 m
Jadi, untuk mendapatkan tekanan 1 bar (100.000 Pascal), maka ketinggian air harus 10,204
meter).
Salam,
TeknisiInstrument
Reply ↓
Reply ↓
Salam,
TeknisiInstrument
Alat ukur tekanan seperti pressure gauge (pressure indicator atau manometer), transmitter dan lain-lain,
dipasang pada peralatan proses seperti pipa, vessel/bejana dan lain-lain yang dihubungkan dengan sebuah
saluran yang umumnya berupa tubing yang terbuat dari bahan stainless steel, walaupun adakalanya
dihubungkan dengan pipa atau dengan selang (hose).
Dalam posting kali ini, kita ambil contoh sebuah indikator tekanan (pressure indicator atau pressure
gauge atau manometer) yang terpasang pada sebuah pipa.
Seperti pada gambar berikut ini:
Jika pada suatu saat indikator tekanan atau pressure gauge tersebut mengalami kerusakan dan perlu perawatan
atau penggantian, apa yang akan kita lakukan? Ya, kita harus melepaskan indikator tekanan tersebut untuk
diperbaiki atau dikalibrasi atau bahkan mungkin diganti. Tetapi bagaimana dengan media proses (gas atau
cairan) yang ada pada saluran tubing-nya? Ya, bisa ditebak, akan keluar secara tidak terkendali dan ini
berbahaya bahkan sangat berbahaya. Untuk dapat melepaskan indikator tekanan tersebut dengan aman maka
kita harus membuang tekanan yang berada pada pipa da saluran tubing. Jika tidak ada fasilitas bypass maka
proses atau mesin harus dimatikan atau shutdown dan ini bisa merugikan.
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa melepaskan indikator tekanan tersebut tanpa mematikan proses atau
mematikan mesin? Benar, kita bisa memasang valve pada saluran tubing-nya, seperti pada gambar di bawah
ini:
Dengan instalasi seperti pada gambar di atas, dengan penambahan sebuah valve, maka kita bisa
menutup valve tersebut saat akan melepaskan indikator tekanan tanpa perlu mematian proses atau mesin. Lalu,
amankah kita melakukan hal tersebut? Mungkin tidak, jika tekanan kerja pada sistem tersebut cukup besar,
maka saat valve ditutup, akan ada tekanan sisa diantara valve dan indikator tekanan, dan saat kita melepaskan
indikator tekanan, besar kemungkinan kita akan terpapar oleh tekanan yang mungkin bisa berbahaya baik
untuk kita maupun lingkungan jika tekanan media prosesnya berupa cairan atau gas yang berbahaya bagi
manusia maupun lingkungan.
Bagaimanakah kita menanggulangi hal tersebut? Ya, Anda benar lagi, kita bisa memasang vent valveatau drain
valve di antara isolation valve dan indikator tekanan, seperti pada gambar di bawah ini:
Dengan penambahan isolation valve, saat kita akan melepaskan indikator tekanan, kita bisa menutup isolation
valve kemudian membuka bleed valve atau venting valve pelan-pelan sehingga gas atau cairan bertekanan yang
terjebak antara isolation valve dan indikator tekanan bisa dibuang ke tempat/arah yang aman, dan kita bisa
melepaskan indikator tekanan dengan aman.
Konfigurasi pemasangan dua valve tersebut umumnya disebut block and bleed valve, konfigurasi tersebut
umum dipasang pada pemasangan peralatan instrument seperti indikator tekanan, pressure transmitter dan alat
ukur tekanan lainnya. Dan karena umum digunakan pada pemasangan peralatan instrument, sehingga sering
disebut instrument valve atau ada yang menyebut instrument isolation valve.
Ada beberapa pembuat (manufacturer) peralatan isntrumentasi yang membuat konfigurasi pemasangan
kedua valve tersebut dalam satu kemasan, satu kesatuan yang terintegrasi dan sering disebut manifold
valve atau instrument manifold. Seperti gambar di bawah ini:
Untuk keperluan tertentu, adakalanya instrument manifold valve yang yang memiliki dua buah block valve dan
satu buah bleed/vent valve. Konfigurasi tersebut sering disebut dengan double block and bleed ada juga yang
menyebutnya 3-valve instrument manifold.
Bagaimana dengan peralatan instrument yang digunakan untuk mengukur beda tekanan, seperti differential
pressure indicator dan differential pressure transmitter? Insya Allah akan dibahas pada posting berikutnya.
Semoga bermanfaat.
Category: Basic Knowledge Installation Valve Tag: 2-valve instrument manifold, 3-valve instrument
manifold, instalasi indikator tekanan, instalasi manometer, instalasi pressure gauge, instalasi pressure
indicator, instrument isolation valve, instrument manifold, isolation valve
Post navigation
← Perhitungan Input-Output TransmitterInstrument Isolation Valve – Bagian 2 →
4 thoughts on “Instrument Isolation Valve – Bagian 1”
Reply ↓
Reply ↓
Reply ↓
Alat ukur tekanan seperti pressure gauge (pressure indicator atau manometer), transmitter dan lain-lain,
dipasang pada peralatan proses seperti pipa, vessel/bejana dan lain-lain yang dihubungkan dengan sebuah
saluran yang umumnya berupa tubing yang terbuat dari bahan stainless steel, walaupun adakalanya
dihubungkan dengan pipa atau dengan selang (hose). Dalam posting kali ini, kita ambil contoh sebuah
indikator… Read More »
Category: Basic Knowledge Installation Valve Tag: 2-valve instrument manifold, 3-valve instrument
manifold, instalasi indikator tekanan, instalasi manometer, instalasi pressure gauge, instalasi pressure
indicator, instrument isolation valve, instrument manifold, isolation valve
MAYOR LOSSES
EL
= Energy Line (Garis Tenaga)
Rumus Darcy-Weisbach
MINOR LOSSES
a) Perbesaran Penampang
Dari gambar, tampak : (dipandang titik 1 dan 2)
Dari titik 1 ke titik 2, aliran adalah “steady non uniform”. Persamaan Impuls Momentum adalah :
KEADAAN KHUSUS
(1) Kejadian khusus bila pipa masuk reservoir, dalam hal ini :
(2) Kejadian khusus dalam hal ini
apabila perbesaran penampang dibuat secara berangsur-angsur, maka :
dan masih banyak lagi kejadian khusus seperti pengecilan pipa, pembelokan penampang dll.
Pustaka :
SOAL
Air mengalir dari kolam A menuju kolam B melalui pipa sepanjang 150 m dan diameter 15 cm.
Perbedaan elevasi muka air kedua kolam adalah 3 m. Koefisien gesekan Darcy – Weisbach f =
0,025.Hitung aliran kehilangan tenaga sekunder diperhitungkan :
PENYELASAIAN
Panjang pipa = L = 150 m
Diameter pipa = D = 15 cm = 0,15 m
Koefisien gerakan = f = 0,025
Kehilangan tenaga = H = 3,0 m
Kehilangan tenaga terjadi pada sambungan antara pipa dan kolam ( titik P dan Q ), dan di
sepanjang pipa.
H = hep + hf + heQ
3 = 0,5 V2/2g+ 0,025 *150/15* V2/2g+ V2/2g
3 = 26,5 *V2/2g V = 1,49
Debit aliran
Q = AV
= Pi / 4 * ( 0,15 )2 * 1,49
= 0,0263 m3 /d
= 26,3 liter / detik
SOAL 2
Minyak dipompa melalui pipa sepanjang 4000 m dan diameter 30 cm dari titik A ke titik B.Titik B
terbuka ke udara luar. Elevasi titik B adalah 50 m diatas titik A. Debit aliran 40 liter/detik . Rapat
relative S = 0,9 dan kekentalan kinematik 2,1 x 10-4 m2/d. Hitung tekanan di titik A.
PENYELESAIAN
Kecepatan aliran
Angka Reynolds
Re = VD / v = 0,556*0,3 / 2,1 x 10-4 m2/d = 808,6
Kehilangan tenaga
hf = 32 v*V*L / g*D2 = 32*2,1 x 10-4*0,566*4000 = 17,23 m
Dengan menggunakan persamaan Bernaoulli untuk kedua ujung pipa :
– Tekanan air adalah jumlah gaya per satuan persegi area, biasa diukur dalam satuan
pounds per inchi persegi (psi) atau newton (pascal).
Perencanaan pipa tranmisi dan jaringan pipa distribusi tergantung dari jenis
pelayanannya, kadang kala untuk daerah pelayanan dengan tinggkat penduduk sangat
rendah, maka akan menyebabkan nilai investasi jaringan perpipaan yang sangat mahal
untuk tingkat pelayanan yang tidak terlalu tinggi.
Jaringan pipa tranmisi dan distribusi merupakan elemen proyek yang membutuhkan
nilai investasi yang termahal (60% - 70%) dari seluruh nilai investasi proyek system air
bersih. Biasanya tingkat persentase pelayanan dan system air bersih akan meningkat
bila kepadatan penduduk di suatu wilayah meningkat sejalan dengan meningkatnya
kemajuan dan kemampuan penduduknya untuk bilangan system air bersih.
Untuk itu perencanaan system jaringan tranmisi dan distribusi yang baik sangat
diperlukan dengan investasi yang besar dapat memberikan hasil yang maksimal.
Sistim Transmisi
Perencanaan detail sistim tranmisi
Tujuan dari perencanaan detail ini adalah untuk mendapatkan sistim tranmisi yang
layak dari segi teknis dan nilai investasi semurah mungkin. Sistim pengaliran dapat
dengan gravitasi maupun pemompaan.
Setelah total panjang jalur pipa diketahui dari hasil pengukuran, maka masih perlu
ditambahkan 1% s.d. 3% ekstra memperkirakan kehilangan tekanan di valve, bend, dan
pipa tergantung dari besarnya diameter dan jenis material pipa.
Kecepatan Aliran
- Kecepatan : 1,2 m/det
- Kecepatan minimum : 0,6 m/det
Tekanan Kerja
Tekanan kerja minimum tergantung dari kebutuhan pemanfaatan aliran air dari
outlet air di instalasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Tekanan kerja maksimum yang
diijinkan sesuai dengan jenis pipa yang digunakan.
Jaringan pipa distribusi dengan sistim “branch” (cabang) biasanya digunakan untuk
kota-kota kecil dan pedesaan.
Keuntungan dari system ini adalah membutuhkan investasi yang lebih murah dibanding
dengan sistim loop. Namun bila timbul masal;ah disuatu tempat tertentu, maka seluruh
aliran air yang melalui pipa cabang yang berasal dari tempat itu akan terhenti apabila
perbaikan akan dilakuakan dengan cara mematikan alirannya. ini disebabkan karena
sistim aliran adalah satu arah.
Lain halnya dengan menggunakan sistim loop, biasanya membutuhkan jumlah pipa
yang lebih banyak sehingga nilai investasinya lebih besar. Keuntungan dari sistim loop
ini adalah sistim aliran dengan tidak satu arah, sehingga jika suatu tempat pada jalur
pipa dilakukan penutupan aliran, maka air akan tetap mengalir dari arah yang lain.
Perhitungan hidrolis pipa untuk sistim cabang lebih sederhana sehingga dapat
dilakukan dengan cara manual, sedangkan untuk sistim loop, karena pada dasarnya
adalah memperhitungkan kesetimbangan aliran diseluruh jaringan distribusi, maka
perhitungan manual akan membutuhkan waktu yang lama dan rumit. Perhitungan
kesetimbangan aliran ini bisa dilakukan dengan cara Iterasi Hardi Cross. Program
komputer yang sudah disiapkan akan mempermudah dan mempercepat perhitungan
ini.
Sistim loop terdiri dari jaringan pipa induk, jaringan pipa sekunder dan tersier. Jaringan
pipa induk hanya dapat ditapping pada lokasi-lokasi tertentu sesuai dengan yang telah
dipertimbangkan pada perhitungan hidrolisnya. Besarnya jumlah pengaliranpun
maksimum tidak boleh apa yang sudah direncanakan pada titik itu. Bila hal ini tidak
diperhatikan, maka akan mengakibatkan terganggunya sistim aliran dan tekanan
diseluruh jaringan.
Jaringan pipa sekunder adalah menghubungkan antar jaringan pipa induk dengan pipa
pelayanan. Jaringan pipa sekunder ini dapat juga dilakukan dengan sistim loop.
Sedangkan pipa yang langsung berhubungan dengan sambungan pelanggan yaitu pipa
pelayanan dapat dilakukan dengan sistim cabang. Untuk mencapai daerah tertentu
aliran air didalam pipamembutuhkan tekanan yang cukup. Kebutuhan tekanan ini bisa
didapatkan dari sistim gravitasi atau sistim pemompaan. Yang perlu diperhatikan akan
sistim tekanan ini adalah kehilangan tekanan didalam pipa, dan tekanan minimum yang
diijinkan.
Ada beberapa macam formula yang dapat digunakan untuk menghitung sistim hidrolis
didalam jaringan perpipaan yaitu antara lain Colebrook – white formula, manning
formula, dan hazen – William formula. Di Indonesia perhitungan hidrolis pipa biasa
menggunakan formula Hazen –William dengan HWC (Hazen William Coefisien) atau
koefisien kekasaran pipa sebagai berikut :
- pipa AC : 130
- Pipa DUCTILE, Cost Iron, GIP : 120
- PVC : 140
- Concrete : 120
-
Perhitungan hidrolis harus mengikuti design criteria yang sudah ditentukan
sebagai berikut :
Kecepatan Aliran.
Kecepatan aliran didalam pipa juga dibatasi dengan harga-harga tertentu. Kecepatan
aliran yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan penggerusan permukaan piap, sedangkan
permukaan yang sangat rendah dapat mengakibatkan pengensdapan pada jalur
perpipaan.batas kecepatan aliran didalam pipa yang bisa digunakan adalah sebagai
berikut :
- kecepatan maksimum = 2 – 3 m/det
- kecepatan minimum = 0,3 m/det.
Tekanan air
Tekanan minimum yang diijinkan. Didalam pipa adalah 1 bar, atau 10 mka. ini
dimaksudkan agar setiap pelanggan bisa mendapatkan tekanan air yang cukup bagi
keperluannya.
Sedangkan tekanan kerja maksimum tidak boleh melampaui batas yang diijinkan untuk
masing-masing jenis pipa.
Kehilangan air.
Kehilangan air dijaringan perpipaan biasa terjadi, oleh karena itu harus selalu
diperhitungkan. Kehilangan air ini akibat kebocoran disambungkan, perlengkapan pipa,
maupun kebocoran rambut di pipanya sendiri, dan sebagainya. Kebocoran dijaringan
biasanya dihitung antara 10% s.d. 30%.
Reservoir Distribusi
Fungsi utama dari reservoir distribusi ini adalah untuk menyimpanan kelebihan produksi
air disaat jumlah pemakaian pada jam-jam tertentu adalah minimum (malam hari), dan
mensuplai kebutuhan air pada saat pemakaian maksimum (pagi dan sore hari) yaitu
melebihi kapasitas produksi instalasinya. Volume reservoir distribusi dapat dihitung
dengan menggunakan diagram flukturasi pemakaian air dalam satu hari. Untuk lebih
praktisnya, untuk factor peak hour sebesar 1, 75 maka volume reservoir yang
dibutuhkan dapat diasumsikan sebesar 15 s.d. 20% dari kebutuhan dalam satu hari.
PENANAMAN PIPA
Penanaman pipa bertujuan untuk keamanan pipa secara permanen maka harus diperhatikan kondisi
tanah dan kondisi beban.
Galian harus dibuat lebar untuk memudahkan pemasangan, pengaturan dan pekerjaan
pemadatan urugan
Standar Lembar Galian Untuk Pipa PVC
Ukuran (mm) Lebar galian (m) Ukuran (mm) Lebar galian (m)
13 0,30 - 0,60 75 0,60
16 0,30 – 0,60 100 0,60
20 0,30 - 0,60 125 0,65
25 0,30 – 0,60 150 0,70
30 0,30 - 0,60 200 0,70
40 0,30 – 0,60 250 0,85
50 0,30 - 0,60 300 0,90
v Siramlah parit secara merata, isikan urugan pasir pada galian untuk menahan getaran.
v Pasang pipa sesuai dengan ketentuan untuk menghindari lubang terbuka sedapat
mungkin pipa dipasang dalam waktu sehari.
v Apabila hal diatas tidak memungkinkan, tutuplah pipa dengan tanah setebal 40 cm untuk
menghindari pipa terapung jika terjadi hujan.
v Tutuplah ujung pipa dengan baik untuk menghindari masuknya binatang / kotoran
kedalam pipa.
v Setelah pemasangan selesai simpan kembali peralatan yang digunakan pada tempat
yang aman.
Hal-hal yang penting dalam pemeliharaan jaringan pipa meliputi dua aspek yaitu : pemeliharaan
pencegahan dan pemeliharaan setelah kerusakan. Dimana kedua aspek ini juga harus memperhatikan
dua hal yaitu :
1. Konservasi, yaitu melindungi agar sistem pipa berfungsi dengan baik pada suatu
kondisi kerja tertentu dalam periode waktu yang cukup panjang.
2. Pemeliharaan lanjutan,yaitu pekerjaan perbaikan dari sistem pipa yang lebih bersifat
pemeliharaan praktis untuk masa mendatang
Sistem distribusi adalah sistim penyediaan air minum yang menyalurkan air minum ke
seluruh daerah Pelayanan, yang harus diperhatikan dalam jaringan distribusi adalah :
- mampu mengalirkan air minum dengan kuantitas kontinuitas dan tekanan
cukup keseluruh bagian konsumen.
- Harus mampu menjaga kualitas air minum yang disyaratkan.
- Harus handal.
- Harus efisien dan ekonomis.
Pada Jaringan Transmisi dan distribusi umumnya dilengkapi dengan perlengkapan dan
perlindungan untuk menjamin operasinya jaringan sesuai dengan standar perencanaan
Perlengkapan dan perlindungan tersebut antara lain :
Bak Pelepas Tekan (BPT)
Bangunan pelepas tekan dibuat untuk mengurangi tekanan yang berlebih di dalam pipa.
Bangunan pelepas Tekan dapat berupa bak pelepas tekan (Pressure reducer
chamber),Presure Regulator,surge tank.
Didalam Bak Pelepas Tekan, tekanan air kembali Nol.hal-hal yang perlu diperhatikan :
Bangunan untuk pelepas Tekan dilengkapi :
a. Pagar pengaman
b. Jalur Bay Pass
c. Manhole.
d. Tangga Kontrol
e. Penguras
f. Pipa Hawa
g. Pintu Ukur
h. Over Flow
Pressure Regulator atau pengtur tekanan mempunyai fungsi sbb :
a. Menjaga agar tekanan tidak berlebihi batas yang telah ditentukan.
b. Mengamankan pipa dan perlengkapanya.
c. Dapat dipasang pada :
v Pipa (Transmisi dan Distribusi).
v Surge tank
v Pressure tank.
Surge tank mempunyai sbb :
v Mengatur tekanan sesuai kebutujhan.
v Membagi air sesuai beban pipa.
v Membuang Udara.
v Memelihara sifat bejana berhubungan antara Reservoir dengan Surge tank.
v Memisahkan pasir yang dapat dibuang melalui Wash out.
Katup Udara (air release valve)
§ fungsi :
- untuk mengeluarkan udara yang terakumulasi pada pipa distribusi.
§ pemasangannya :
- Dipasang pada pipa distribusi di daerah yang relatif tinggi dari sekitarnya.
- Jembatan pipa, dengan peletakan ¼ L (lebar bentang jembatan) dari arah aliran.
- Pada jalur lurus setiap jarak tertentu (750 – 1000 m)
- Periksa apakah bola ada kebocoran atau rembesan pada sambungan katup dengan
pipa atau pada pentil (lubang udara).
- Cek secara visual apakah kondisi luar masih baik atau berkarat.
- Cek apakah katup masih berfungsi dengan baik.
- Berilah pelumas pada tangkai katub dan Mur yang terdapat pada Air Valve tersebut.
Pemberian pelumas ini dimaksud agar pelumas tersebut dapat mencapai gland packing
(penekan Paking) sehingga paking menjadi lembut dan tidak rusak.
- Pemeriksa secara visual apakah ada kebocoran, tetesan, rembesan air pada
sambungan antara pipa dengan katup pada drat.
- Periksa apakah kondisi luar katup masih bagus atau berkarat.
- Periksa apakah drat katup perlu pelumasan.
- Periksa apakah katup masih berfungsi dengan baik.
- Minimal valve harus dioprasikan enam (6) bulan sekali
- Periksa secara visual apakah ada kebocoran, tetesan, rembesan, air pada sambungan
antara pipa dengan katup pada drat.
- Periksa apakah kondisi luar katup masih bagus atau berkarat.
- Periksa apakah drat katup perlu pelumas.
- Periksa apakah katup masih berfungsi dengan baik.
Apa bila ada salah satu perlengkapan atau perlindungan pada jaringan distribusi tidak
berfungsi sesuai standar perencanaan maka jaringan tersebut tidak akan beroperasi
sesuai dengan yang dikehendaki sesuai standar perencanaan.
Untuk menjaga fungsi dan jaringan distribusi yang sesuai dengan standar perencanaan,
maka diperlukan perencanaan secara menyeluruh.. Adapun pemeliharaan pada sistim
distribusi meliputi :
a. Menjaga sisa klor bebas diseluruh bagian distribusi, ini untuk mengendalikan
pertumbuhan mikro organisme di dalam pipa.
b. Pengurasan yang berkala dari sistim pipa yang banyak terdapat dead end.
c. Mengalirkan air bersih ke pelanggan dengan baik secara kualitas, kontinuitas, dan
kuantitas.
d. Memonitor pipa secara berkala untuk mengamati adanya gangguan pada jaringan
perpipaan contohnya kebocoran.