Anda di halaman 1dari 3

Dry Leg dan Wet Leg pada Level Transmitter

Dry Leg level transmitter


PU = tekanan udara

PL = tekanan di sisi L transmitter

PH = tekanan di sisi H transmitter

LT = level transmitter

PCV = pressure control valve (pressure regulator)

Gambar  di atas merupakan sebuah tangki bertekanan yang berfungsi untuk menekan air keluar dari
tangki tersebut. Tekanan dimaksud berasal dari tekanan udara luar yang jaga oleh dua buah
regulator, PCV1 diset pada 90 PSIG dan PCV2 pada 100 PSIG, jika tekanan di dalam tangki turun di
bawah 90 PSIG, maka PCV1 akan membuka secara proporsional memberikan tambahan udara, jika
tekanan di dalam tangki naik melebihi 100 PSIG, maka PCV2 akan membuka secara proporsional,
membuang kelebihan tekanan ke atmosfer. Konfigurasi ini biasana dipakai pada air utility (air bahasa
Indonesia, bukan air yang berarti udara), misalnya untuk keperluan air yang demand-nya intermittent
atau tidak konstan.

Air masuk berasal dari sebuah pompa. Mengapa tidak langsung saja air dari pompa disalurkan ke
utility? Hal ini disebabkan karenan pemakaian air yang tidak konstan, yang terkadang melebihi
kapasitas delivery pompa. Mengapa tidak kapasitas pompanya saja yang diperbesar? Biasa…. hal ini
karena pertimbangan biaya. Semakin besar kapasitas pompa, semakin mahal biayanya.

Pada posting kali ini tidak sedang membahas mengenai pompa dan air utility. Yang akan disoroti pada
posting kali ini adalah pemasangan level transmitter untuk mengetahui ketinggian air di dalam tangki
tersebut. LT (Level Transmitter) yang dipakai untuk mengukur ketinggian air di dalam tangki yang
digunakan adalah DP transmitter. Bagaimana DP bisa mengukur level, bisa dilihat di posting ini, atau
di posting ini.
Mengapa sisi low dari LT disambung ke tangki bagian atas? Hal ini karena untuk meng-equalize
tekanan udara di sisi H dan L dari transmitter, sehingga yang terukur oleh LT adalah tekanan
hidrostatik dari air yang berbanding lurus dengan ketinggian air di dalam tangki.

Pada keadaan ketinggian air di dalam tangki nol, atau ketinggian air menyentuh titik pengukuran sisi
H-nya atau dengan kata lain tangki realtif sedang kosong, maka transmitter tidak mendeteksi adanya
tekanan hidrostatik, atau (dp= PH-PL = 95+0 – 95 = 0). Lihatposting ini, atau di posting ini untuk
cara hitungan dp (differential pressure) pada pengukuran level dengan prinsip dp.
Penjelasan di atas menerangkan konfigurasi transmitter dengan metode dry-leg. Mengapa disebut dry
leg? Karena sensing line transmitter dibiarkan kering. (mungkin sensing line diistilahkan dengan leg,
kaki)

Bagaimana jika gas yang berada di sisi atas dari tangki tersebut bisa berkondensasi pada temperature
kerjanya? Misalnya kondensat dari hasil separasi minyak-condensate-gas?

Bisa ditebak, gas yang berkondensasi akan masuk ke dalam sensing line sisi low, dan sudah barang
tentu akan mempengaruhi keakuratan pengukuran, karena SG (specific gravity) kondensate akan
memberikan kontribusi tekanan hidrostatik pada sisi L.

Wet Leg Level Transmitter


Untuk menanggulangi masalah ini, maka diterapkan metoda wet leg, yaitu dengan cara mengisi kolom
sensing line low side dengan liquid yang diketahui SG-nya. Dalam contoh ini misalnya air, yang
memiliki SG=1.

Ada sedikit perbedaan dalam memperlakukan dp transmitter yang diimplementasikan pada


pengukuruan level dengan wet leg. Misalnya, ketinggian kolom sensing line low side pada contoh di
atas adalah 100 inci, sehingga menghasilkan tekanan hidrostatik 100inH2O (lihatposting ini, atau
di posting ini untuk prinsip menghitungnya). Sehingga, saat tangki kosong atau level kondensat
menyentuk titik sensing high side dari LT, maka dp transmitter akan mengukur tekanan dp=PH-PL =
0-100 = -100 inH2O. Nah saat itulah dp transmitter di trim zero, jadi zero measurement-nya memiliki
tekanan nyata sebesar minus 100inH2O. dan saat ditrim zero pada keadaan tersebut, transmitter
akan mengirim sinyal 0% (4mA misalnya).
Perhitungan jelasnya bisa dikembangkan sendiri dengan mereferensi ke posting sebelumnya
(di posting ini, atau di posting ini).
Selain untuk menghindari kesalahan pengukuran karenan kondensasi gas, wet leg juga bisa berguna
saat fluida yang diukur bersifat korsif.

Pada wet leg, nilai dp aktual yang terukur selalu negatif.

Anda mungkin juga menyukai