Anda di halaman 1dari 55

SISTEM PENGUKURAN TEMPERATUR

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION


Tujuan

• Memahami prinsip dan cara kerja dari beberapa macam


sensor temperatur: Thermometer, Thermocouple,
Thermistor, RTD, Thermostat
• Memahami kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
sensor
• Memahami penggunaan dari Thermowell

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 2


Pendahuluan

• Skala Temperatur:
– Fahrenheit, Celcius,Kelvin,Rankine

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 3


Pendahuluan

• Konversi Skala Temperatur


o
F = (1.8 × oC ) + 32
( o F − 32)
o
C=
1.8

LATIHAN
Konversikan 30°C ke Fahrenheit.
Konversikan 292°F ke Celcius.
Konversikan 75 °C ke Fahrenheit

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 4


Pendahuluan

• Sensor temperature yang biasa digunakan, biasanya terdiri


dari sensor non-elektrik dan sensor elektrik
• Sensor non-elektrik:
– Thermometer, bimetal
• Sensor Elektrik:
– Thermocouple, RTD, Thermistor

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 5


SENSOR
TEMPERATUR NON ELEKTRIK

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION


Thermometer

• Termometer Æ ekspansi dari


cairan sebanding dengan
perubahan temperatur
• Menggunakan cairan merkuri
atau alkohol
• Merkuri berada dalam fasa liquid
pada temperature: -40 oF sampai
dengan 700 oF
• Karena sifat merkuri yang
beracun, saat ini penggunaannya
mulai jarang ditemukan

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 7


Bimetalic Thermometer

• Memanfaatkan sifat thermal expansion dari metal


• Terdiri dari dua jenis logam yang mempunyai karakteristik
(thermal expantion) yang berbeda
• Rentang pengukuran: 100 oF – 1000 oF

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 8


Bimetalic Thermometer

• Material yang digunakan pada Bimetal

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 9


Bimetalic Thermometer

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 10


Bimetalic Thermometer

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 11


Bimetalic Thermometer

• Aplikasi

Helical Bimetallic
Thermometer

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 12


SENSOR
TEMPERATURE ELEKTRIK

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION


Thermocouple

• Prinsip kerja termokopel berdasarkan efek termoelektrik /


efek Seebeck
• Tegangan listrik akan dihasilkan di ujung konduktor yang
mempunyai temperatur berbeda
• Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan sebanding dengan
perbedaan temperatur

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 14


Thermocouple

• Thermocouple dibuat dari dua macam logam yang berbeda


jenis yang ujungya disatukan (dilas, disolder)‫‏‬
• Ketika terdapat perubahan temperatur pada junction, maka
akan dihasilkan perubahan tegangan dalam orde milli – volt
(mV) ÆSELF POWERED
• Tegangan yang dihasilkan tergantung dari temperatur di
setiap junctionnya

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 15


Thermocouple

• Dalam penggunaan, salah satu ujung dari termocouple dijaga pada suhu
yang tetap (cold junction) sedangkan ujung yang lain digunakan untuk
mengukur (measurement junction)‫‏‬
• Jika T1>T2 maka V1>V2
• Perbedaan tegangan = (V1-V2) [μVolt]

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 16


Thermocouple

• Hot / Measurement Junction Æ junction yang kontak dengan


objek pengukuran
• Cold / Reference Junction Æ junction yang suhunya tetap
Circuit emf = Measurement emf – Reference emf
Untuk merubah tegangan yang dihasilkan menjadi 4-20 mA. maka
dibutuhkan transmitter

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 17


Mengukur Tegangan TC

• Kita tidak dapat mengukur tegangan TC secara langsung


dengan voltmeter karena akan menghasilkan junction baru.
• Misalkan kita akan mengukur tegangan TC tipe T (copper-
constantan) dengan voltmeter. Misalnya TC menghasilkan
tegangan V1. Koneksi voltmeter-TC akan menghasilkan J2
dan J3.

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 18


Mengukur Tegangan TC

• Karena J3 adalah junction antara copper-copper, maka


junction ini tidak akan menghasilkan EMF (V3=0). Tetapi J2
akan menghasilkan V2. Maka hasil pembacaan voltmeter
akan sebanding dengan perbedaan temperature pada J1
dan J2. Dengan kata lain, kita tidak dapat mengukur
temperature pada J1 jika kita tidak mengetahui temperature
pada J2

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 19


Mengukur Tegangan TC

• Salah satu cara untuk mengetahui temperature J2 adalah dengan


dengan meletakkan J2 pada ice bath sehingga akan mempunyai
suhu 0 oC. Karena koneksi Voltmeter-TC adalah Cu dengan Cu,
maka junction ini tidak akan menghasilkan EMF
• V = (V1 – V2) ≈ α ( TJ1-TJ2)‫‏‬

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 20


Mengukur Tegangan TC

• Kasus lain, mengukur tegangan TC tipe J (iron-constantan).


Koneksi voltmeter-TC menghasilkan Junction J3 dan J4
• Akan terjadi kesalahan jika terdapat perbedaan temperature pada
J3 dan J4. Untuk menghasilkan pengukuran yang lebih teliti,
koneksi Cu-Fe diletakkan pada blok isothermal
• V = α ( T1 - Tref)‫‏‬

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 21


Mengukur Tegangan TC

• Blok isothermal merupakan insulator listrik, tetapi konduktor


panas yang baik sehingga akan menjaga J3 dan J4 pada
temperature yang sama
• Ice bath dapat digantikan dengan isothermal block tambahan,
namun masih kurang praktis karena harus menggunakan dua TC.

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 22


Mengukur Tegangan TC

• Dua isothermal block yang dipakai sebelumnya dapat


digabungkan menjadi 1
• Hukum “intermediate metal” meyatakan bahwa metal tambahan
(Fe) yang berada diantara dua junction metal yang berbeda (Cu-
C) tidak memberikan efek kepada tegangan keluaran selama dua
junction berada dalam temperature yang sama

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 23


Mengukur Tegangan TC

• Dari kesimpulan sebelumnya, maka: V = α ( TJ1 – TREF) dengan α adalah


koefisien Seebeck untuk TC Fe-C
• Junction J3 dan J4 akan menjadi reference junction
• Dengan mengukur temperature pada reference junction, maka
temperature TJ1 dapat dihitung

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 24


Mengukur Tegangan TC

• Untuk mengukur temperatur Tref, biasanya digunakan


thermistor
• Langkah-langkah:
– Ukur RT untuk mengetahui Tref. Konversikan Tref ke Vref
– Ukur V dan tambahkan Vref untuk mengetahui V1. Konversikan
V1 ke TJ1

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 25


Konversi Tegangan ke Temperatur

• Hubungan antara Temperatur dan tengangan pada TC dapat


dituliskan dengan persamaan:

T = a0 + a1 x + a2 x 2 + a3 x 3 + ... + an x n
Dimana:
T = Temperature
x = TC EMF dalam volt
a = koefisien polinom yang berbeda untuk setiap TC (dari tabel)‫‏‬
n = orde maksimum
- Ketika n makin besar, maka ketelitian akan semakin tinggi.
- Untuk n = 9, maka akurasi yang dihasilkan ±1oC

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 26


Konversi Tegangan ke Temperatur

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 27


Termokopel Junction

• Terdapat 3 jenis junction pada termokopel :


– Grounded Junction : Measuring Junction menempel di sarung
pelindung
– Ungrounded Junction : Measuring Junction menempel di
sarung pelindung
– Exposed Juction : Tidak punya pelindung sehingga measuring
junction berada dalam keadaan terbuka

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 28


Termokopel Junction

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 29


Termokopel Junction

• Grounded Junction
• Semua terminal channel Shield
terhubung dengan chassis
ground
• Jika menggunakan pelindung
yang nonkonduktif, maka
channel shield dapat
disambungkan
• Jika menggunakan pelindung
yang konduktif, maka channel
shield tidak dapat disambungkan

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 30


Termokopel Junction

• Exposed Junction
• Jika media pengukuran
bersifat konduktif, pengukuran
dilakukan secara nonkontak
• Jika media pengukuran
bersifat nonkonduktif,
pengukuran dapat dilakukan
secara kontak

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 31


Jenis Thermocouple

• Jenis termocouple :
– Tipe J (Iron-Constantan)‫‏‬
– Tipe K (Chromel-Alumel)‫‏‬
– Tipe T (Copper-Constantan)‫‏‬
– Tipe E (Chromel-Constantan)‫‏‬
– Tipe S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium)‫‏‬
– Tipe B (Platinum-Rhodium)‫‏‬
– Tipe R (Platinum /Platinum with 13% Rhodium)‫‏‬
– Tipe N (Nicrosil [Ni-Cr-Si alloy] / Nisil [Ni-Si alloy])‫‏‬

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 32


Jenis Thermocouple

• Tegangan yang dihasilkan oleh TC berbeda-beda, tergantung dari


material penyusunnya

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 33


Jenis Thermocouple

• Rentang Pengukuran

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 34


Resistive Sensor

• Resistive Sensor akan menghasilkan perubahan resistansi


jika terjadi perubahan temperature

Perubahan Perubahan
Temperature Resistive Sensor Resistansi

Terdiri dari:
Resistance Temperature Detector (RTD)‫‏‬
Thermistor

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 35


RTD

• Setiap logam mempunyai


karakteristik resistansi yang
berbeda beda
• Resitansi ini bergantung pada
temperatur
• Dengan mengukur perubahan
resistansi, maka perubahan
temperatur dapat diketahui
• Platinum, nikel, tembaga biasa
digunakan sebagai bahan
pembuat RTD

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 36


RTD

• RTD mempunyai akurasi yang tinggi:


– RTD yang biasa digunakan: ± 0.1 oC
– Standar Platinum Resistance Thermometers (SPRT): ±0.0001
oC
• Platinum merupakan jenis metal yang sering digunakan
untuk RTD:
– Mempunyai hubungan linear antara temperature – resistansi
yang lebar
– Mempunyai rentang pengukuran temperature yang lebar
• Akurasi dari RTD lebih baik dari pada Thermocouple
• RTD mempunyai sifat stability dan repeatability yang sangat
baik
PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 37
RTD

• Beberapa jenis RTD beserta karakteristiknya

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 38


Platinum RTD (PRTD)‫‏‬

• Terdapat tiga kelas PRTD: Standard Platinum Resistance


Thermometer (SPRT), Secondary Standard Platinum Resistance
Thermometer (Secondary SPRT), dan Industrial Platinum
Resistance Thermometer (IPRT)‫‏‬

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 39


Platinum RTD (PRTD)‫‏‬

• RTD yang biasa digunakan adalah PT100, yang


mempunyai resistansi 100Ω pada suhu 0 oC dan
mempunyai koefisien 0.385 Ω/oC

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 40


RTD

• Perubahan besaran resistansi yang dihasilkan oleh RTD


sulit diolah, sehingga harus diubah ke besaran tegangan
dengan menggunakan jembatan wheatstone
• Pada instalasi di lapangan, RTD dihubungkan dengan
menggunakan dua (two wire RTD), tiga (three wire RTD),
atau empat kabel (four wire RTD) ke bagian pembacaan /
transmitter

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 41


Two Wire RTD

• Dengan menggunakan metode Nul Balance Bridge R3


diadjust sehingga meter berada pada posisi nol. Ketika hal
ini terjadi, rangkaian berada pada posisi seimbang
(balanced)‫‏‬
• Pada kondisi ini, R1 + L1 + RTD + L2 = R2 + R3. Jika R1 = R2,
maka R3 = L1 + L2 + RTD

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 42


Two Wire RTD

• Contoh:
– Misalkan resistansi dari RTD (pada 0 oC) adalah 100 Ω, dan
mempunyai koefisien 0.385 Ω/oC. Misalkan digunakan kabel
dengan panjang 500 ft untuk menghubungkan RTD dengan
bridge (hambatan 0.5 Ω/ft), maka resistansi kabel total adalah
10 Ω. Pada saat Null Balance, R3 = L1 + L2 + RTD = 10 Ω +
RTD.Dengan koefisien temperature 0.385 Ω/oC, maka
resistansi 10 Ω dari kabel akan menyebabkan error 10/0.385 =
26 oC
– Dari sini dapat kita lihat, koneksi two wire akan menghasilkan
error yang cukup besar sehingga jarang digunakan

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 43


Three Wire RTD

• Pada saat balance, R1 + L1 + RTD + L2 = R2 + R3 + L3 + L2


• Karena L1 + L2 = L2 + L3, dan R1 = R2, maka R3 = RTD
• Koneksi Three wire akan menghilangkan efek resistansi dari kabel
• Namun koneksi three wire juga belum memberikan solusi yang
sempurna, karena resistansi kabel mempunyai toleransi sekitar
10%

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 44


Three Wire RTD

• Jika nominal resistansi dari kabel 5 Ω, maka nilai aktual


antara 4.5 Ω – 5.5 Ω. Perbedaan 1 Ω akan masih akan
menyumbangkan kesalahan pengukuran
• Pada 100 Ω platinum RTD, error yang dihasilkan: 1/0.385 =
2,6 oC
• Untuk pengukuran yang membutuhkan ketelitian tinggi,
maka digunakan koneksi four-wire yang akan
menghilangkan efek dari kabel secara total

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 45


Four Wire RTD

• Terdapat dua jenis koneksi four wire RTD:


– Null Balanced Bridge
– Constant Current Source (CCS)‫‏‬

Constant Current Source


Null Balanced Bridge

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 46


Four Wire RTD

• Null Balanced Bridge


• Menggunakan switch triple pole double throw
• Kedua persamaan yang dihasilkan dari posisi switch dijumlahkan,
sehingga:
( R + R3a )
RTD = 3a
2

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 47


Four Wire RTD

• Constant Current Source (CCS)‫‏‬


• Menggunakan arus listrik 2 mA
atau lebih kecil untuk
menghindari dampak self heating
• Arus konstan akan melewati L1-
RTD-L4
• L2 dan L3 akan menghitung
tegangan jatuh pada RTD
• Dengan arus konstan, maka
tegangan yang terukur
merupakan fungsi dari resistansi
RTD

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 48


Four Wire RTD

• Syarat supaya menghasilkan pengukuran dengan presisi


yang tinggi:
– tidak ada arus yang masuk ke Voltmeter (i=0)‫‏‬
– Efek termokopel (TC) junction pada #1 dan #2 diperkecil
dengan offset compensation

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 49


Karakteristik RTD

• Accuracy
• Berdasarkan standar IEC 751, terdapat dua kelas akurasi dari
RTD: Klas A dan Klas B
• Klas A: o C = ±(0.15 + 0.02[t ])
• Klas B: o C = ± (0.30 + 0.005[t ])
• Dimana |t| merupakan temperature absolut dalam oC
• Stabillity
• Kemampuan sensor untuk menghasilkan output yang konsisten
untuk masukan konstan
• Perubahan fisis/kimia akan menghasilkan drift
• Biasanya, drift = 0.05 oC /tahun

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 50


Karakteristik RTD

• Repeatability
– Kemampuan sensor untuk menghasilkan pembacaan yang
sama untuk percobaan yang berulang
• Respon Waktu
– Kemampuan sensor untuk bereaksi terhadap perubahan waktu
• Konstanta waktu
– Waktu yang diperlukan oleh RTD untuk mencapai nilai 63%
dari nilai akhir.
• Dengan menggunakan thermowell, akan menghasilkan
respon yang lebih lambat

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 51


Konstruksi RTD

• RTD + Thermowell

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 52


Kelebihan RTD

• RTD merupakan sensor temperatur yang paling akurat,


stabil, dan sensitif bila dibandingkan dengan sensor
temperatur yang ada
• Dapat menggunakan kabel tembaga untuk jenis copper RTD
sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih murah. Selain
itu efek TC akan sangat kecil pada junction RTD-kabel
karena menggunakan bahan yang sama (copper)‫‏‬

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 53


Kekurangan RTD

• Bila dibandingkan dengan Thermocouple, maka RTD


mempunyai harga yang lebih mahal, fragile, dan ukuran
yang lebih besar
• Karena ukuran yang lebih besar, maka respon waktu dari
RTD lebih lambat dari pada TC

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 54


Studi Kasus

• Temperature Control

PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION 55

Anda mungkin juga menyukai