Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nafilah Mutiara Qolbi

NIM : 201910801037

Tugas Resume

Pitot Tube
Tabung pitot diciptakan oleh insinyur Prancis yang bernama Henri de Pitot (1695-1771) di
awal abad 18 dan telah dimodifikasi untuk bentuk modern pada pertengahan abad ke-19 oleh
ilmuwan Prancis yaitu Henry Darcy. Piot Tube atau tabung pitot ialah pipa terbuka kecil
dimana permukaannya bersentuhan langsung dengan aliran. Pada tabung pitot ini terdiri dari 2
pipa,yaitu :
- Static tube (untuk mengukur tekanan statis).
- Impact/stagnation tube (untuk mengukur tekanan stagnasi = velocity head)

Cara Kerja Pitot Tube


 Pipa yang mengukur tekanan statis terletak secara radial pada batang yang dihubungkan ke
manometer (pstat)
 Tekanan pada ujung pipa di mana fluida masuk merupakan tekanan stagnasi (P0)
 Kedua pengukuran tekanan tersebut dimasukkan dalam persamaan Bernoulli untuk
mengetahui kecepatan alirannya
 Sulit untuk mendapat hasil pengukuran tekanan stagnasi secara nyata karena adanya friksi
pada pipa. Hasil pengukuran selalu lebih kecil dari kenyataan akibat faktor C (friksi
empirik)

Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya tabung pitot ini merubah Energi kinetik dikonversikan menjadi static
pressure head dan biasanya digunakan untuk mengukur aliran fluida yang lambat
Prinsip ini didasarkan pada Persamaan Bernoulli di mana setiap istilah dapat diartikan sebagai
bentuk tekanan
(1)
Dimana, P = tekanan statis (relatif terhadap fluida bergerak) (Pa)
ρ = densitas (kg/m3)
γ = berat jenis (kN/m3)
v = kecepatan aliran (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi elevasi (m)
Setiap istilah dari persamaan ini memiliki kekuatan dimensi per satuan luas N/m2 atau dalam
satuan imperial psi, lb/ft2.
Tabung pitot sederhana terdiri dari tabung yang mengarah secara langsung ke aliran fluida.
Tabung ini berisi fluida, sehingga tekanan bisa diukur dengan perubahan tinggi dari fluida
tersebut. Tekanan stagnasi dari fluida, juga disebut dengan tekanan total atau tekanan pitot.
Tekanan stagnasi yang terukur tidak bisa digunakan untuk menentukan kecepatan fluida.
Namun, persamaan Bernoulli menyatakan bahwa:
Tekanan Stagnasi = Tekanan Statis + Tekanan Dinamis
( ) atau √

Dimana, v adalah kecepatan fluida, Pt adalah tekanan stagnasi, Ps adalah tekanan statik, dan ρ
adalah densitas fluida.
Namun persamaan di atas hanya untuk fluida inkompressibel (fluida yang tidak dapat
ditekan), sehingga nilai tekanan akan turun sebesar Δp akibat perbedaan tinggi atau Δh yang
terbaca pada manometer.
Tekanan dinamis adalah selisih antara tekanan stagnasi dan tekanan statis. Tekanan statis
diukur menggunakan saluran statis pada salah satu sisi lubang. Tekanan dinamis ditentukan
menggunakan diafragma di dalam kontainer tertutup. Jika udara pada satu sisi diafragma
adalah tekanan statis, maka sisi yang lain adalah tekanan stagnasi, dan defleksi dari diafragma
proporsional dengan tekanan dinamis.

Konstruksi
Konstruksi pipa ini adalah berupa pipa biasa sedang di bagian tengah pipa diselipkan pipa
kecil yang dibengkokkan ke arah inlet.

Aplikasi Pitot Tube


Pitot tube digunakan untuk mengukur tekanan udara pada aliran udara berkecepatan tinggi dan
sering dijumpai pada pesawat terbang.
 Mengukur kecepatan pada pesawat (airspeed)
 Altimeter pesawat
 Mengukur tekanan fluida pada wind tunnel (terowongan angin)

System Pitot Static


Sistem pitot-statis adalah sistem instrumen yang peka terhadap tekanan yang biasa digunakan
dalam Pesawat Terbang untuk menentukan kecepatan udara, Mach Number, ketinggian, dan
kecepatan climb pesawat terbang. Sistem pitot-statis umumnya terdiri dari tabung pitot, static
port, dan instrumen pitot-statis. Instrumen lain yang mungkin terhubung adalah komputer data
udara, perekam data penerbangan, encoder ketinggian, pengontrol tekanan kabin, dan berbagai
sakelar kecepatan udara. Kesalahan dalam pembacaan sistem pitot-statis bisa sangat
berbahaya karena informasi yang diperoleh dari sistem pitot statis, seperti ketinggian,
berpotensi kritis terhadap keselamatan.
Instrument yang menggunakan sistem pitot static bekerja dengan memanfaatkan tekanan
udara, Tekanan ini dapat diukur baik dari static port (tekanan statis) atau pitot tube (tekanan
pitot). Tekanan statis digunakan dalam semua pengukuran, sedangkan tekanan pitot hanya
digunakan untuk menentukan kecepatan udara. Lihat skema pada gambar di bawah ini.

Sistem pitot static terdiri dari beberapa komponen :


 Pitot tube
 Static Port
 Altimeter
 Air Speed Indicator
 Vertical Speed Indicator
 Machmeter (Untuk Pesawat Supersonic)

Cara Kerja Sistem Pitot Static


Udara masuk melalui pitot tube, kemudian udara diteruskan ke instrument Airspeed, sehingga
mendapatkan data udara bertekanan relatif dari pitot tersebut, disamping itu airspeed juga
mendapatkan data tekanan udara statis untuk digunakan untuk perbandingan sehingga bisa
didapatkan nilai total dari airspeed tersebut, udara tersebut berasal dari Static Port. Untuk
instrumen lain seperti Vertikal speed indicator dan Altimeter tidak membutukan udara tekanan
relatif dari Pitot Tube, instrumen tersebut hanya membutuhkan tekanan udara statis yang dari
Static Port.

Tekanan Pada Pitot Tube yang akan digunakan untuk instrument Airspeed.
Tekanan Pitot diperoleh dari tabung pitot, Tekanan pitot adalah ukuran tekanan udara ram
(tekanan udara yang diciptakan oleh gerakan kendaraan atau serudukan udara ke dalam
tabung), yang di bawah kondisi ideal, sama dengan tekanan stagnasi, juga disebut tekanan
total. Tabung pitot paling sering terletak di sayap atau bagian depan pesawat terbang,
menghadap ke depan, tempat bukaannya terkena angin relatif. Dengan menempatkan tabung
pitot di lokasi seperti itu, tekanan udara ram lebih akurat diukur karena akan kurang terdistorsi
oleh struktur pesawat. Saat kecepatan udara meningkat, tekanan udara ram meningkat, yang
dapat diterjemahkan oleh indikator kecepatan udara.
Free Jet (Jet Bebas)
Salah satu persamaan yang paling tua dalam mekanika fluida adalah persamaan mengenai
aliran sebuah zat cair dari sebuah reservoir yang besar.

Antara titik (1) dan (2) pada garis arus yang ditunjukan memberikan :

Kita menggunakan fakta bahwa z1 = h, z2 = 0, reservoir besar (V1.I = 0), terbuka ke atmosfer
(P1 = 0 pengukuran), dan fluida meninggalkan reservoir sebagai “jet bebas” (P2 = 0). Jadi
diperoleh:

√ √
Antara titik (1) dan (5) kecepatan meningkat menurut persamaan:

Untuk nossel yang horizontal seperti gambar 2 di bawah, kecepatan fluida pada garis tengah
V2, akan sedikit lebih besar daripada kecepatan di bagian atas, V1 dan sedikit lebih kecil
daripada kecepatan di bagian bawah V3, karena adanya perbedaan ketinggian.

Jika lubang keluar bukan merupakan nossel yang dibentuk baik dan mulus, tapi hanya berupa
pelat data seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut, diameter dari jet, dj, akan lebih kecil
dari diameter lubang dh. Fenomena ini disebut sebagai efek vena contracta, sebagai akibat
ketidakmampuan fluida untuk membelok 90° pada ujung sudut.
Efek vena contracta adalah fungsi dari bentuk geometri saluran keluar. Beberapa konfigurasi
yang khas ditunjukkan pada gambar di bawah bersama dengan nilai koefisien kontraksi,
, dimana Aj dan Ah masing-masing adalah luas dari jet pada vena contracta
dan luas lubang.
Contoh Soal

Anda mungkin juga menyukai