Anda di halaman 1dari 9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Las oxygen acetylene welding (OAW) adalah proses penyambungan logam


dengan logam (pengelasan) yang menggunakan las asetilen (C2H2) sebagai bahan
bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar yang telah dibakar gas dengan
oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu sekitar 3.500 °C
yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar
dapat digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini
yang paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las gas pada
umumnya diartikan sebagai las oksi-asetilen. Karena tidak menggunakan tenaga
listrik, las oksi-asetilen banyak dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya
tidak sebanyak las busur elektrode terbungkus.
Gas Asetilen diproduksi melalui reaksi antara Kalsium (CaC2) dengan air
(H20).CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C2H2. Memproduksi gas Asetilen untuk
keperluan pribadi dengan mencampurkan Kalsium asetilen dengan air tidak
disarankan. Gas Asetilen dapat bocor dari tabung produksi dan menyebabkan
ledakan jika tersulut api. Cara yang lebih disarankan adalah membeli gas
Asetilen dalam tabung logam.
Las cair busur cair gas biasa disebut sesuai dengan bahan bakar gas yang
dipakai misalnya las asetilen karena menggunakan bahan bakar gas asetilen, las
elpiji karena gas elpiji yang dipakai dan seterusnya. Bahan bakar yang biasa
dipakai pada pengelasan busur cair gas antara lain : gas asetilen, gas propan, gas
hydrogen, gas elpiji dll. Las asetilen termasuk pengelasan leleh yaitu bagian
yang akan dilas dipanasi pada lokasi sambungan hingga melampaui titik lebur
dari kedua logam yang akan disambung. Dengan meleburnya kedua logam
tersebut akan menyatu (tersambung) dengan atau tanpa adanya bahan tambah.
Ikatan dengan prosedur tersebut biasa disebut sebagai ikatan Metalurgi.

4
5

Las Oxy-Acetylene (las asetilen) adalah proses pengelasan secara manual,


dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair
oleh nyala (flame) gas asetilen (yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan
atau tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa penekanan.
Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas dapat juga
dipergunakan sebagai : preheating, brazing, cutting dan hard facing.
Penggunaan untuk produksi (production welding), pekerjaan lapangan (field
work), dan reparasi (repair & maintenance).
Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja karbon,
terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis. Meskipun
demikian hampir semua jenis logam ferrous dan non ferrous dapat di las dengan
las gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal). Disamping gas
asetilen dipakai juga gas-gas hydrogen, gas alam, propane, untuk logam–logam
dengan titik cair rendah. Pada proses pembakaran gas-gas tersebut diperlukan
adanya oxygen. Oxygen ini didapatkan dari udara dimana udara sendiri
mengandung oxygen (21%), juga mengandung nitrogen (78%), argon (0,9 %),
neon, hydrogen, carbon dioksida, dan unsur lain yang membentuk gas.

2.2 Peralatan dan Bahan


Dalam pengelasan asetilen kita memerlukan beberapa peralatan yang harus
disiapkan agar proses pengelasan dapat kita lakukan dengan lancar dan hasil
yang sempurna. Peralatan tersebut yakni :

1. Peralatan dan Alat Bantu Las


a. Brander las
b. Regulator
c. Tabung asetilen
d. Tabung oksigen
e. Katup pengaman
6

f. Tang penjepit
g. Katub pengatur tekanan
h. Sumber api/pelatik
i. Palu besi/ciping las
j. Jarum pembersih brander
k. Kunci tabung
l. Sikat baja
m. Kawat tembaga
n. Gerinda
o. Selang oksigen
p. Selang asetilen

2. Alat keselamatan/pelindung diri


a. Kacamata las
b. Helm las
c. Sarung tangan kulit
d. Masker las
e. Sepatu pengaman

3. Nyala Las
Nyala inti atau netral adalah nyala permulaan terbakarnya zat arang
(karbon) dari asetilen. Nyala luar adalah hasil pembakaran gas karbon
monoksida (CO) dan hidrogen (H2) dengan zat asam dari udara (02).kegunaan
dari nyala ini adalah :
a. Untuk pengelasan biasa
b. Untuk mengelas baja atau besi tuang.
Namun yang sering terjadi nyala api netral ini untuk heat treatment logam
agar mengalami pengerasan permukaan. Nyala api kerucut dalam berwarna
7

putih menyala. Nyala api kerucut antara tidak ada. Nyala api kerucut luar
berwarna kuning.
Pada nyala oksidasi ini Jumlah oksigen yang keluar lebih besar. Nyala inti
jadi lebih pendek dan berbentuk meruncing ke ujungnya. Ada suara mendesis
yang lebih keras dibandingkan dengan desisan suara nyala netral. nyala ini sering
digunakan untuk pengelasan logam perunggu dan kuningan. dan terkadang
digunakan untuk braazing, Setelah dicapai nyala api netral kemudian kita
kurangi aliran gas asetilen maka kita akan dapatkan nyala api oksigen lebih.
Nyala apinya pendek dan berwarna ungu, nyala kerucut luarnya juga pendek.
Nyala karburasi adalah nyala sewaktu katup zat asam mulai dibuka setelah nyala
asetilen terjadi. Nyala ini merupakan nyala campuran gas antara asetilen dan zat
asam dan jumlah asetilen masih sangat dominan atau lebih banyak Kegunaan
dari nyala ini biasanya :
a. Untuk memanaskan
b. Untuk mengelas permukaan yang keras dan logam putih.

2.3 Pengunaan Las Oxy-Acetyline


Las oksigen-asetilen adalah jenis alat pengelasan yang paling dasar. Orang-
orang banyak menyebutnya las karbit. Sebenarnya las oksi-asetilen dan las karbit
sedikit berbeda, yang membedakannya adalah jenis bahan bakar yang digunakan.
Las karbit menggunakan karbit/carbide yang berbentuk seperti bongkahan batu
yang jika dicampurkan ke dalam air akan mengeluarkan gas yang mudah
terbakar sedangkan asetilen adalah gas mudah terbakar yang sudah dimasukan ke
dalam tabung yang siap pakai. Terus bahan bakar apa yang harus dipilih? Jika
ingin murah tentunya pilihannya jatuh kepada karbit tetapi kekurangannya
adalah bentuknya yang kurang ringkas membuatnya sulit untuk dipindah-pindah
dan juga meninggalkan ampas sisa. Asetilen menghasilkan panas yang lebih
tinggi dibanding karbit tetapi harganya cukup mahal.
8

Gambar 1. Tabung Oksigen, Tabung Asetilen


(https://www.pakeotac.com/cara-menggunakan-las-oxy-acetylene/)

Gambar 2. Regulator, Selang, Blander


(https://www.pakeotac.com/cara-menggunakan-las-oxy-acetylene/)
9

1. Tabung Oksigen: Berfungsi untuk meningkatkan panas api


2. Tabung asetilen: Berfungsi sebagai bahan bakar untuk menyalakan api.
Biasanya tabung asetilen berukuran lebih kecil dibanding tabung oksigen.
3. Regulator oksigen dan asetilen: Untuk mengatur tekanan yang keluar dari
tabung oksigen dan asetilen
4. Selang: Untuk mengalirkan oksigen dan asetilen dari tabung ke brander las.
5. Blender: Untuk mencampur dan mengatur jumlah oksigen dan asetilen yang
digunakan.

1. Cara Memasang peralatan:


1. Pasang selang pada regulator dan brander las. Biasanya warna merah pada
brander, regulator dan selang menunjukan jika itu adalah asetilen dan biru
adalah oksigen. Setelah selang dipasang, jangan lupa juga untuk memasang
clamp selang dan kencangkan dengan kuat.
2. Pasang regulator pada tabung. Jika perlu tambahkan sedikit seal tape pipa
pada drat regulator untuk mencegah kebocoran. Gunakan kunci inggris dan
putar mur searah jarum jam untuk mengencangkan. Regulator asetilen
biasanya memiliki drat yang berlawanan arah sehingga kita harus memutar
kearah berlawanan jarum jam untuk mengencangkan.
3. Setelah regulator terpasang dengan kencang, buka keran pada tabung sedikit
saja lalu cek kebocoran menggunakan busa dan air sabun. Jika terdapat suatu
gelembung-gelembung pada busa, berati ada kebocoran pada tabung.
Kencangkan regulator atau tambahkan seal tape bila perlu.
4. Jika tidak menemukan bocor pada regulator, cek seluruh sambungan selang
hinga sama sekali tidak ada kebocoran.

2. Cara Menggunakan Las Oxy-Acetylene


Buka keran pada tabung oksigen dan tabung asetilen. Pada regulator terdapat
buah gauge atau jarum penunjuk tekanan gas. Jarum disebelah kanan menunjukan
jumlah tekanan didalam tabung sedangankan jarum disebelah kiri adalah besar
10

tekanan gas yang keluar dari regulator. Cara untuk mengatur tekanan output
regulator adalah dengan memutar knob pada regulator. Putar knob searah jarum
jam untuk menaikan tekanan dan sebaliknya untuk menurunkan tekanan. Tekanan
output regulator yang dibutuhkan bervariasi tergantung kebutuhan, ketebalan
material yang akan di las. Jika digunakan untuk pengelasan plat-plat tipis (0,5-
2mm), atur tekanan oksigen pada 10kg/cm² dan 5kg/cm² pada asetilen. Setelah
tekanan oksigen dan asetilen diatur langkah selanjutnya adalah mengatur
campuran oksigen dan asetilen pada blender las. Disini saya tidak akan
menjelaskan jenis-jenis nyala api oksidasi, karburasi. Berikut adalah cara untuk
mendapatkan nyala api netral:
1. Putar sedikit keran asetilen pada brander, lalu nyalakan api menggunakan korek
api/pemantik.
2. Setelah api menyala, buka perlahan-lahan keran asetilen hingga terlihat asap
berwarna hitam.
3. Setelah itu putar sedikit lagi karena asetilen asap hitam menghilang.
4. Setelah itu buka keran oksigen pada brander perlahan-lahan hingga
mendapatkan nyala api netral (api kecil berwarna biru bersih)

Jangan lupa untuk menggunakan peralatan keselamatan sebelum melakukan


pengelasan, terutama kacamata. Mengelas menggunakan oksi-asetilen tidaklah
terlalu sulit, hanya memerlukan banyak latihan dan pengalaman. Setelah selesai
mengelas, matikan oksigen pada brander terlebih dahulu kemudian matikan
asetilen. Setelah itu matikan keran pada tabung oksigen dan tabung asetilen.

2.4 Teknik Pengelasan


Dalam las asetilen ada dua teknik pengelasan yang biasa dipakai yaitu dengan
arah maju atau arah ke belakang.
11

1. Teknik Pengelasan Maju


Pada pengelasan maju, bahan tambah mendahului brander. Pelelehan
cenderung dibagian permukaan, sehingga dampak bakar (penetrasi) tidak
mendalam. Adanya pemanasan pendahuluan mengakibatkan daerah panas
menjadi lebih luas sehingga dapat menimbulkan tegangan panas yang tinggi.
Logamyang di las selama proses pendinginan tidak terlindungi, sehingga jalur
sambungan las yang sempurna sukar di peroleh. Keuntungan pada teknik
pengelasan maju adalah penggunaan gas yang efisien karena adanya panas
pendahuluan. Teknik pengelasan maju banyak digunakan untuk mengelas baja
(bukan baja paduan) dengan tebal sama atau lebih kecil dari 3 mm, pipa baja
dengan tebal lebih kecil 3,5 mm, besi tuang, dan logam non fero. Untuk logam
dengan ukuran tebal, lebih besar atau sama dengan 1,5 mm, gerakan brander
diayunkan/berayun. Sedangkan untuk tebal kurang dari 1,5 m gerakan ayunan
semakin berkurang.

a. Kawat bahan tambah mendahului, brander las mengikuti.


b. Pelelehan bagian atas
c. Pengelasan keseluruhan tanpa landasan.

2. Teknik Pengelasan Mundur


Teknik pengelasan kebelakang (mundur) brander las mendahului bahan
tambah. Brander dituntun lurus bergerak mundur, sedangkan bahan tambah
diselamkan dalam kampuh las sambil mengaduk-aduk (berbentuk spiral).
Dampak bakar (penetrasi) yang terjadi cukup dalam dan logam lasan selama
proses pendinginan mendapatkan perlindungan oleh gas asetilen yang belum
terbakar. Sehingga untuk mendapatkan hasil las yang sempurna lebih mudah
dibandingkan dengan arah pengelasan maju. Daerah panas lebih sempit sehingga
penyusutan dan timbulnya tegangan panas relatif kecil. Pada cara pengelasan ini
celah kampuh sambungan las dapat diperkecil, sehingga volume kampuh las
12

menjadi kecil. Dengan demikian penggunaan bahan tambah dapat efisien.


Kekurangan dalam pengelasan mundur ini adalah tidak adanya pemanasan
pendahuluan sehingga penggunaan las asetilen menjadi lebih banyak. Baik
teknik las maju maupun mundur jika posisi benda lasan mendatar tidak begitu
menyulitkan. Pada teknik pengelasan arah mundur dengan posisi diatas kepala,
pinggiran jalur sambungan harus dileleh lebih awal dengan baik dan kawat
disodorkan benar- benar tembus keatas.

Anda mungkin juga menyukai