Acetylene
ADMINPAKEOTAC
Las oksigen-asitelin adalah jenis alat pengelasan yang paling dasar. Orang-orang
banyak menyebutnya las karbit. Sebenarnya las oksi-asitelin dan las karbit sedikit
berbeda, yang membedakannya adalah jenis bahan bakar yang digunakan. Las karbit
menggunakan karbit/carbide yang berbentuk seperti bongkahan batu yang jika
dicampurkan ke dalam air akan mengeluarkan gas yang mudah terbakar sedangkan
asitelin adalah gas mudah terbakar yang sudah dimasukan ke dalam tabung yang
siap pakai. Terus bahan bakar apa yang harus dipilih? Jika ingin murah tentunya
pilihannya jatuh kepada karbit tetapi kekurangannya adalah bentuknya yang kurang
ringkas membuatnya sulit untuk dipindah-pindah dan juga meninggalkan ampas
sisa. Asitelin menghasilkan panas yang lebih tinggi dibanding karbit tetapi harganya
cukup mahal.
Jika sudah memiliki las listrik apakah harus memiliki las oksi-asitelin? Tergantung
las listrik apa yang kamu gunakan. Las listrik jenis MMA idealnya digunakan untuk
pengelasan besi-besi tebal, tetapi tidak efektif digunakan untuk pengelasan besi tipis
dangan bentuk-bentuk yang bervariasi. Tetapi jika las listrik yang kamu punya
adalah las MIG atau TIG seharusnya kamu tidak membutuhkan las oksi asitelin.
3. Regulator oksigen dan asitelin: Untuk mengatur tekanan yang keluar dari
tabung oksigen dan asitelin
4. Selang: Untuk mengalirkan oksigen dan asitelin dari tabung ke blender las.
5. Blender: Untuk mencampur dan mengatur jumlah oksigen dan asitelin yang
digunakan
CARA MEMASANG:
1 Pasang selang pada regulator dan blender las. Biasanya warna merah pada
blender,regulator dan selang menunjukan jika itu adalah asitelin dan biru adalah
oksigen. Setelah selang dipasang, jangan lupa juga untuk memasang clamp selang
dan kencangkan dengan kuat.
2 Pasang regulator pada tabung. Jika perlu tambahkan sedikit selotip pipa pada drat
regulator untuk mencegah kebocoran. Gunakan kunci inggris dan putar mur searah
jarum jam untuk mengencangkan. Regulator asitelin biasanya memiliki drat yang
beralawanan arah sehingga kita harus memutar kearah berlawanan jarum jam untuk
mengencangkan.
3. Setelah regulator terpasang dengan kencang, buka keran pada tabung sedikit saja
lalu cek kebocoran menggunakan busa dan air sabun.
Jika terdapat gelembung-gelembung pada busa, berati ada kebocoran. Kencangkan
regulator atau tambahkan selotip bila perlu.
Jika tidak menemukan bocor pada regulator, cek seluruh sambungan selang hingga
sama sekali tidak ada kebocoran.
1. Putar sedikit keran asitelin pada blender, lalu nyalakan api menggunakan korek
api/pemantik.
2. Setelah api menyala, buka perlahan-lahan keran asitelin hingga terlihat asap
berwarna hitam.
Setelah itu putar sedikit lagi keran asitelin hingga asap hitam menghilang.
3. Setelah itu buka keran oksigen pada blender perlahan-lahan hingga mendapatkan
nyala api netral (api kecil berwarna biru bersih)
Jangan lupa untuk menggunakan peralatan keselamatan sebelum melakukan
pengelasan, terutama kacamata. Mengelas menggunakan oksi-asitelin tidaklah
terlalu sulit, hanya memerlukan banyak latihan dan pengalaman.
Setelah selesai mengelas, matikan oksigen pada blender terlebih dahulu kemudian
matikan asitelin. Setelah itu matikan keran pada tabung oksigen dan tabung asitelin.
Las cair busur cair gas biasa disebut sesuai dengan bahan bakar gas yang dipakai misalnya las karbit
karena menggunakan bahan bakar gas karbit, las elpiji karena gas elpiji yang dipakai dan seterusnya.
Bahan bakar yang biasa dipakai pada pengelasanbusur cair gas antara lain : gas acetelyne (karbir), gas
propan, gas hydrogen, gas elpiji dll. Las karbit termasuk pengelasan leleh yaitu bagian yang akan dilas
dipanasi pada lokasi sambungan hingga melampaui titik lebur dari kedua logam yang akan disambung.
Dengan meleburnya kedua logam tersebut akan menyatu (tersambung) dengan atau tanpa adanya bahan
tambah. Ikatan dengan prosedur tersebut biasa disebut sebagai ikatan Metalurgi.
Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual,dimana permukaan yang akan
disambung mengalami pemanasan sampai mencairoleh nyala (flame) gas asetilin (yaitu pembakaran C2H2
dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa penekanan.Disamping
untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas dapat jugad ipergunakan sebagai : preheating,
brazing, cutting dan hard facing. Penggunaan untuk produksi (production welding), pekerjaan lapangan
(field work), dan reparasi (repair & maintenance).
Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja karbon,terutama lembaran logam (sheet
metal) dan pipa-pipa berdinding tipis. Meskipundemikian hampir semua jenis logam ferrous dan non
ferrous dapat dilas denganlas gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal).Disamping gas
acetylene dipakai juga gas-gas hydrogen, gas alam, propane,untuk logam–logam dengan titik cair rendah.
Pada proses pembakaran gas-gas tersebut diperlukan adanya oxygen. Oxygen ini didapatkan dari udara
dimana udara sendiri mengandung oxygen (21%), juga mengandung nitrogen (78%),argon (0,9 %), neon,
hydrogen, carbon dioksida, dan unsur lain yang membentuk gas.
Peralatan
Peralatan las asetilen berupa generator acetylen yaitu alat yang digunakan untuk
memproduksi acetylene melalui proses reaksi kalsium karbida dengan air. Proses reaksi kimia ini
sangat sederhana, yaitu dengan mempertemukan kalsium karbida (batu karbit/C2H2) dengan air
secara proporsional yang selanjutnya diikuti terjadinya reaksi sehingga menghasilkan gas asetilen.
Generator acetylene dibedakan berdasarkan kapasitas, pelayanan, cara kerja dan tekanan.
o berdasar kapasitas dapat digolongkan dalam beberapa tingkat, seperti 0,8; 1,25; 2; 3,2; 5; 10; 20; 40 dan
80m3/jam
· generator portable (dapat dipindah-pindah) biasanya berukuran kecil dan berkapasitas antara 30 sd 60
Cu.ft/jam (1 Cu.ft = 0,028 m3)
· generator stasioner (tetap) yaitu generator untuk industri-industri besar dan penempatannya tetap
tidak dipindah-pindah.
Yang dimaksud cara kerja di sini adalah sistem pembentukan asetilen di dalam generator.
Berdasarkan cara kerja generator ini dibedakan atas dua jenis, yaitu :
· pesawat kontak, di mana karbit dan air dibuat bereaksi pada waktu tertentu. Sistem ini dikenal dengan
sistem celup atau sistem desak.
Penggunaan generator ini dapat digantikan oleh tabung gas acetylen yang
diproduksi oleh perusahaan.
Bahan tambah
Bahan tambah/bahan pengisi adalah suatu batang logam yang digunakan sebagai bahan
pengisi. Ukuran kawat ini di pasaran biasanya dijual dengan panjang 900mm berdiameter 1.6; 2.5;
3.2; 4.0; 5.0; 6.0; 8.0; 10.0mm. penggunaanya kawat las ini harus disesuaikan dengan jenis bahan
yang akan dilas, kecuali untuk membrazing. Bahan kawat tambah yang tersedia seperti baja lunak,
besi tuang, stainless steel, tembaga, paduan tembaga, alumunium dan paduan alumunium.
Flux
Flux adalah bahan kimia yang digunakan pengelasan logam yang bukan baja lunak, seperti
alumunium, tembaga, besi tuang, stainless steel.
Flux berfungsi untuk melindungi cairan logam dari oksidasi udara luar dan menghilangkan
bahan-bahan bukan logam. Flux tersedia dalam bentuk cair, pasta dan serbuk. Cara pemakaiannya
adalah dengan mengoleskannya ke bahan dasar atau pada kawat tambahnya dengan cara dipanasi
terlebih dahulu kemudian dicelupkan pada flux serbuk.
Jenis flux yang digunakan dalam pengelasan seperti : borax (NaB4O7), sodium karbonat
(Na2CO3), sodium bikarbonat (NaHCO3), sodium silikat, polassium borat, karbonat, khlorida,
sulphat, dan borik acid (H2BO3). Penggunaan flux ini dapat diketahui dari keterangan yang
mengikutinya yang ditetapkan oleh pembuat (pabrik)
Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur dengan
oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi (3000o) yang mampu mencairkan
logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang digunakan asetilen, propan atau
hidrogen, sehingga cara pengelasan ini dinamakan las oksi-asetilen atau dikenal dengan nama las
karbit.
Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen yang digunakan untuk
memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk. Pengelasan dapat dilakukan dengan atau
tanpa logam pengisi.
Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil
umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen. Oksigen ini
disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2) dihasilkan dari reaksi
kalsium karbida dengan air. Gelembung-gelembung gas naik dan endapan yang terjadi adalah kapur
tohor. Reaksi yang terjadi dalam tabung asetilen adalah :
CaC2 + 2H2O ® Ca(OH)2 + C2H2 kalsium karbida air tohor Kapur gas asetilen
Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asetilen. Sifat dari asetilen
(C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna, tidak beracun, berbau, lebih ringan
dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila terjadi kenaikan tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar
dan 350° C), dapat larut dalam massa berpori (aseton).
Karbida kalsium keras, mirip batu, berwarna kelabu dan terbentuk sebagai hasil reaksi antara
kalsium dan batu bara dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini kemudian digerus, dipilih dan disimpan
dalam drum baja yang tertutup rapat. Gas asetilen dapat diperoleh dari generator asetilen yang
menghasilkan gas asetilen dengan mencampurkan karbid dengan air atau kini dapat dibeli dalam
tabung-tabung gas siap pakai. Agar aman tekanan gas asetilen dalam tabung tidak boleh melebihi 100
Kpa, dan disimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang
jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung jenis ini mampu menampung gas
asetilen bertekanan sampai 1,7 MPa.
Prisip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas asetilen
dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api. Tetapi
besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar pengatur tekanan
sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka nyala apinya berupa nyala biasa
dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya terlalu sedikit yang diputar, maka las tidak akan
menyala.
Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak boleh lebih besar
dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder asetilen haruslah selalu tegak
lurus).
Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung pada
perbandingan antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala api dalam las
oksi-asetilen seperti ditunjukkan pada gambar di bawah :
Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut dalam dan
kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala dan
selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang panjangnya
ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada
logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja
dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.
Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka nyala api
menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan
terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus
digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk
pengelasan lainnya.
c. Nyala netral
Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas
kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening. Oksigen
yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai
pada ujung nyala kerucut.
Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen berlebih dan
nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas baja.Suhu Pada ujung kerucut dalam
kira-kira 3000° C dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500° C.
Pada posisi pengelasan dengan oksi asetilen arah gerak pengelasan dan posisi kemiringan
pembakar dapat mempengaruhi kecepatan dan kualitas las. Dalam teknik pengelasan dikenal beberapa
cara yaitu :
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan
benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara 60° dan
kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan
ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal pada
sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya
adalah lurus.
b. Pengelasan mendatar (horisontal)
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah
mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander sebaiknya
sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di
bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10° di atas garis mendatar.
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau ke bawah.
Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan yang bersudut 45°-60° dan sudut
brander sebesar 80°.
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya
dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya. Pada pengelasan
posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garis vertikal sedangkan kawat pengisi berada di
belakangnya bersudut 45°-60°.
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan
membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya tegak
lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan
tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.
Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan
dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas.
· Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan yang tinggi sehingga
mudah untuk dipelajari.
· Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkel-bengkel karena
peralatannya kecil dan sederhana.
· Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat ini dapat
digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.
Nyala Oksi-asetilen
Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhu nyalanya bisa
mencapai 3500 derajat Celcius.
Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.Gas asetilen (C2H2) dihasilkan
oleh reaksi kalsium karbida dengan air dengan reaksi sebagai berikut :C2H2+2 H2O Ca(OH)2+C2H2
Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa dandisimpan
tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan
aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mapu menahantekanan sampai 1,7 MPa.
Skema nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat pada gambar :
Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksidan oksidasi. Nyala
netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini :
Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan oksigen
dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar. Selubung luar berwarna
kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2 dengan oksigen yang diambil dari udara.
Pengelasan Oksihidrogen
Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000°C lebih rendah dari oksigen-asetilin.
Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan bengan titik cair yang rendah.
Pengelasan Udara-Asetilen
Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan pembakar Bunsen. Untuk nyala dibutuhkan udara
yang dihisap sesuai dengan kebutuhan. Suhu pengelasan lebih rendah dari yang lainnya maka
kegunaannya sangat terbatas yaitu hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah
Teknik pengelasan maju banyak digunakan untuk mengelas baja (bukan baja paduan) dengan
tebal sama atau lebih kecil dari 3 mm, pipa baja dengan tebal lebih kecil 3,5 mm, besi tuang, dan
logam non fero. Untuk logam dengan ukuran tebal, lebih besar atau sama dengan 1,5 mm,
gerakan brander diayunkan/berayun. Sedangkan untuk tebal kurang dari 1,5 m gerakan ayunan
semakin berkurang.
Baik teknik las maju maupun mundur jika posisi benda lasan mendatar tidak begitu menyulitkan.
Pada teknik pengelasan arah mundur dengan posisi diatas kepala, pinggiran jalur sambungan
harus dileleh lebih awal dengan baik dan kawat disodorkan benar- benar tembus keatas.
Las Oksi asetilin adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai
pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini,gas yang digunakan adalah
campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas). Gas bahan bakar
yang paling popular dan paling banyak digunakan dibengkel-bengkel adalah gas Asetilen ( dari kata
“acetylene”, dan memilikirumus kimia C2H2 ). Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat
penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil
pembakaran campuran gas asetilin dan gas oksigen. Gas ini memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan
temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara
ataupun Oksigen.
a. Asetilin ( C2H2 )
Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna,
dengan rumus C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari
dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat melalui ikatan
rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal
ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H
sebesar 180°.
Gas asetilin dapat dibuat secara sederhana dengan cara mencampur karbit di tambah air dengan
rumus kimia CaC2 + 2H2O C2H2 + Ca (OH) + kalor
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas ataugas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya
tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari
paduan Alumunium. Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar.
Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan
juga jenis gas yang ditampung.Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas
Oksigen, Asetilen atau gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu.
b. Katup Tabung
Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup iniditempatkan
tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material
Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material Baja.
c. Regulator
Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang pada katub tabung dengan
tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekan hingga mencapai tekanan kerja torch.Regulator ini
juga berperan untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau
pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekanan kerja harus dipertahankan tetap
oleh regulator.Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan
tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan
katup pengatur keluar gas menuju selang.
d. Selang gas
Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menujutorch digunakan selang gas. Untuk
memenuhipersyaratan keamanan, selang harus mampu menahantekan kerja dan tidak mudah
bocor. Dalampemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gasyang dialirkan. Untuk
memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup
memperhatikan kodewarna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi informasi
tentangperbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang mengalir dalam selang.
e. Torch ( Pembakar )
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnyaditeruskan oleh torch, tercampur didalamnyadan
akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. Dari keterangan diatas, tochmemiliki dua fungsi
yaitu :
Sarung tangan terbuat dari kulit atau asbes lunak sehingga tidak menghalangi
pergerakkan jari-jari tangan saat memegang penjepit elektroda atau peralatan lainnya.
Sepasang sarung tangan harus selalu dipakai agar tangan tidak tidak terkena percikkan
bunga api atau benda panas yang dilas.
Helm/topeng Las
Helm/topeng las melindungi mata dari pancaran busur listrik berupa sinar ultra violet
dan infra merah yang menyala terang dan kuat. Sinar las ini tidak boleh dilihat secara
langsung dengan mata telanjang sampai jarak 15 meter. Selain itu bentuk helm/topeng
las yang menutup muka berguna melindungi kulit muka dari percikkan api busur listrik
dan asap gas dari proses peleburan elektroda pada las listrik.
Alat keselamatan kerja ini memiliki 3 lapisan kaca, yang terdiri dari satu kaca las khusus
yang diapit oleh 2 kaca bening. kaca bening berfungsi melindungi kaca khusus tersebut
agar tidak mudah rusak dan pecah.
Kaca las memiliki klasifikasi berbeda berdasarkan besar arus listrik yang dapat diatur
pada mesin lasnya,
· Kaca las no.6 dan no. 7 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 30 Ampere
· Kaca las no.8 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 30 Ampere – 75
Ampere
· Kaca las no.10 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 75 ampere – 200
Ampere
· Kaca las no.12 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 200 Ampere – 400
Ampere
· Kaca las no.14 dipakai untuk pengelasan menggunakan arus sebesar diatas 400
Ampere.
Pakaian kerja berguna melindungi badan dari percikan bunga api. Apron terbuat dari
bahan yang tidak mudah terbakar . Apron terdiri dari apron lengan dan apron dada.
Sarung tangan terbuat dari kulit atau asbes lunak sehingga tidak menghalangi
pergerakkan jari-jari tangan saat memegang penjepit elektroda atau peralatan lainnya.
Sepasang sarung tangan harus selalu dipakai agar tangan tidak tidak terkena percikkan
bunga api atau benda panas yang dilas.
Sepatu Las
Karakteristik sepatu las sangat berbeda dengan sepatu biasa pada umumnya. Sepatu las
yang baik adalah yang terbuat dari bahan kulit dan diujungnya terdapat besi plat
pelindung. Ini berguna untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda kerja yang biasanya
besi keras, berat, dan mungkin tajam.
Maskers
Berguna untuk menutup mulut dan hidung dari asap yang ditimbilkan oleh mencairnya
fluks pada elektroda.
Alat keselamatan kerja las listrik hanyalah salah satu bagian dari sistem keamanan dan
keselamatan kerja. Pemahaman terhadap resiko pekerjaan las listrik dan kesadaran
dalam mematuhi prosedur kerjanya akan sangat membantu kelancaran dan
keberhasilan pekerjaan.