Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA

PRODUKSI GARAM RAKYAT BERBASIS TUF GEOMEMBRANE


DI KECAMATAN SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT

OLEH :

FAHRIAN GUNAWAN / 1405904010030


LARIO SAUNABELLA TA / 1405904010022
ARIADIBEN/13401004
SAQBANI PUSPA SALLY / 1505904010051
MUHAMMAD NURDIN/ 1505904010054
ILHAM MURYANTO/ 1505904010063

UNIVERSITAS TEUKU UMAR


MEULABOH
2016
Judul: PRODUKSI GARAM RAKYAT BERBASIS TUF GEOMEMBRANE DI
KECAMATAN SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT

Latar Belakang Masalah


Garam merupakan salah satu jenis bahan pokok kebutuhan masyarakat yang sangat
penting. Kebutuhan garam nasional dari tahun ke tahun semakin meningkat, namun jumlah
produksinya justru mengalami penurunan. Kebutuhan garam dengan kualitas baik di
Indonesia masih mengandalkan impor dari luar negeri. Hal ini dikarenakan kualitas garam
tersebut masih banyak yang dikelola secara tradisional yaitu dengan menggunakan cahaya
matahari secara langsung. Sehingga, untuk memenuhi kualitas garam yang baik harus diolah
kembali untuk dijadikan garam konsumsi maupun industri.
Peningkatan produktivitas dan kualitas garam menjadi program utama untuk dapat
memenuhi kebutuhan garam nasional yang mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dengan
menerapkan teknologi tepat guna dalam peningkatan produksi dan kualitas garam pada para
pelaku produksi bahan baku garam, maka tidak hanya akan merebut pangsa pasar melainkan
juga akan membantu dalam program swasembada garam. Oleh karena itu, setiap pelaku
produksi bahan baku garam perlu melakukan penerapan teknologi tepat guna dalam hal
peningkatan produksi dan kualitas garam.
Hasil FGD dengan mantan petani garam menyatakan bahwa sebelum tahun 2004,
Kabupaten Aceh Barat merupakan daerah produksi garam rakyat secara traditional dengan
menggunakan cahaya matahari langsung. Pasca-tsunami, lahan pertanian banyak yang
mengalami kerusakan khusunya lahan pertanian garam. Secara tidak langsung, lahan
pertanian banyak yang terlantar karena pemiliknya menjadi korban. Oleh karena itu, melalui
program ini sentra produksi garam di Aceh barat bisa di terapkan kembali. Kendala terberat
yang dihadapi oleh rakyat Aceh Barat adalah keterbatasan pengetahuan tentang peningkatan
kualitas garam baik dari sisi sains, sisi teknologi, sisi perekonomian maupun sisi sumber daya
berkualitas yang mengelolanya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produksi garam
dibutuhkan teknologi yang terbaru yang mampu mengembalikan produksi lahan yang rusak
dengan cepat.
Teknologi Ulir Filter (TUF) Geomembrane merupakan teknologi sangat efektif bila
digunakan untuk reservoir. Selain geomembrane, penggunaan ulir filter digunakan untuk
mempercepat proses kristalisasi akan lebih cepat dan kualitas garam lebih putih serta tidak
perlu pencucian garam. Produksi garam dengan teknologi ini hanya cukup 5-10 hari proses
pengeringan menjadi kristalisasi.

Sentra binaan garam rakyat di Kabupaten ini terdapat di Kecamatan Samatiga.


Kecamatan Samatiga KabupatenAceh Baratmerupakan daerah pesisir laut yang belum
terkontaminasi (alami).

Perumusan Masalah

- Degradasi lahan pasca-tsunami


- Penguasaan ipteks yang masih traditional
- Kualitas garam yang sangat rendah (belum layak konsumsi)

Teknologi Ulir Filter (TUF)


Solusi: Geomembrane
Tujuan
1. Mampu memanfaatkan lahan yang sudah degradasi pasca-stunami
2. Mampu memperoduksi garam konsumsi dengan teknologi tepat guna sehingga arus
impor dapat diminimalkan.
3. Mampu Memberikan peluang kerja yang selanjutnya dapat meningkatkan prekonomian
masyarakat pesisir kabupaten Aceh Barat.
4. Menjadi desa binaan

Indikator Keberhasilan Program


Indikator keberhasilan sebelum dan sesudah program meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Perubahan perilaku masyarakat gampong (pengetahuan, sikap mental/kesadaran dan
keterampilan). Kelompok petani garam memiliki pengetahuan tentang proses pembuatan
garam dengan metode TUF Geomembrane dan manajemen usaha yang baik.
2. Terjalinnya kemitraan dengan berbagai pihak khususnya Pemda Aceh Barat
3. Terbentuknya kelembagaan lokal di masyarakat yang meneruskan dan mengembangkan
program; seperti koperasi.

Luaran Yang Diharapkan


Luaran program terdiri atas:
1. Manual aplikasi teknologi produksi Garam berbasis Geo membrane;
2. Program tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas garam dengan teknologi tepat guna
3. Profil dan poster hasil pelaksanaan program

Kegunaan
1. Dapat meningkatkan taraf hidup petani garam.
2. Dapat membuka peluang kerja khusunya di Aceh Barat
3. Mengurangi arus impor di tingkat nasional
4. Menambah PAD (pendapatan asli daerah)
5. Memberikan khasanah IPTEKS bagi masyarakat

Gambaran Umum Masyarakat Di Kecamatan Samatiga


Desa Kuala Bubon merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Samatiga,
Kabupaten Aceh Barat,. Terdapat tiga puluh dua gampong dalam kecamatan ini, terdiri atas
96 dusun dan 6 mukim di dalamnya. Dimana setiap mukimnya terdiri atas 4 hingga 7 desa.
Jumlah Penduduk di Kecamatan Samatiga pada Tahun 2014 terus mengalami peningkatan,
tercatat sebanyak 14. 624 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1.42 persen.
Hasil FGD dilapangan bahwa Pantai Suak Geudubang dan pantai Kuala Bubon
termasuk pantai yang ada di kecamatan Samatiga. Pantai yang terkena imbas tsunami paling
dahsyat. Desa Lhok Bubon merupakan salah satu desa yang memiliki pantai yang masih
alami, sehingga pemanfaatkan lahan yang sudah degradasi pasca-stunami dimanfaatkan
dengan program produksi garam rakyat berbasis Tuf Geomembrane dan dapat menambah
penghasilan, ketrampilan serta pengetahuan masyarakat. Lokasi desa binaan dapat dilihat di
Lampiran 4.
Program ini melibatkan warga setempat dengan jumlah 10 orang, yang berprofesi
sebagai nelayan di Desa Lhok Bubon. Lahan yang digunakan meliputi 10 % kolam
penampung air muda, 20% kolam ulir, 5% kolam penampung air tua dan 65% meja kristal di
dekat pesisir. Mitra yang terlibat dalam pelaksanaan program ini dapat dilihat pada tabel 1.
berikut:
Tabel 1. Peran pihak-pihak yang bermitra dalam pelaksanaan dan pasca program
No Nama Instansi Bid.ilmu Alokasi waktu Peran
(jm/mgg)
1 DPM FPIK Perikanan 20 Pelaksana
Program UTU kegiatan
Studi
Perikanan
2 Program FPIK Perikanan 10 Evaluator kegiatan
Studi UTU
Perikanan
3 Salihin Petani 30 Mitra, Penerus
kegiatan
selanjutnya pasca
program

Metode Pelaksanaan

1. Identifikasi Masalah

Masalah yang diidentifikasi meliputi ekonomi, pendidikan dan kesehatan dimana


ketiga bidang tersebut merupakan bidang yang paling esensial untuk mendukung upaya
peningkatan kesejahteraan masayarakat desa.

Desa Kuala Bubon merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Samatiga,
Kabupaten Aceh Barat. pantai Kuala Bubon termasuk pantai yang ada di Kecamatan
Samatiga. Pantai yang terkena imbas tsunami paling dahsyat. Desa Lhok Bubon merupakan
salah satu desa yang memiliki pantai yang masih alami. Sehingga pemanfaatkan lahan yang
sudah degradasi pasca-stunami dimanfaatkan dengan program produksi garam rakyat
berbasis TUF Geomembrane dan dapat menambah penghasilan, ketrampilan serta
pengetahuan masyarakat.

2. Analisis Kebutuhan

Desa Kuala Bubon merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Samatiga,
Kabupaten Aceh Barat. Berada di lintas Kota Meulaboh Aceh Barat dan Banda Aceh, Ibukota
Provinsi Aceh. Daerah ini sebagai daerah yang terkena imbas stunami yang paling dahsyat,
yang merenggut banyak korban jiwa dan merusak lahan pertanian masyarakat sebagai
penghasilan setempat. Sehingga diharapkan melalui Program Desa Binaan, masyarakat
setempat dapat diberdayakan dengan kegiatan Produksi garam rakyat berbasis TUF
Geomembrane dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan penghasilan masyarakat
setempat.
3. Penyusunan Program;

Gambar 3 : Diagram Alir Susunan Program

4. Pelaksanaan Program

Proses pembuatan garam menggunakan teknik semi intensif membutuhkan


modifikasi lahan tambak dengan penambahan ulir pada tahap peminihan dengan tujuan untuk
mempercepat proses penuaan air. Penambahan ulir disini dimaksudkan untuk mempercepat
penguapan pada air laut. ulir dibuat berbentuk petakan petakan kolam tanah yang berkelok
kelok dengan dasar yang tidak rata untuk membuat arus air secara alami sehingga terjadi
proses penguapan yang di bantu cahaya matahari dan angin. Ketinggian air pada ulir berkisar
antara 10 20 cm. Disamping peningkatan kuantitas garam dengan teknologi ulir,
peningkatatan kulaitas garam juga sangat diperlukan untuk meningkatkan harga jual garam.
Setelah air tua di dapatkan, pada pintu air meja kristal dilakukan penyaringan menggunakan
ijuk, batok kelapa dan batu alam yang diletakkan dalam wadah filter. Di bagian bawahnya
dibuat lubang untuk meminimalkan terbawanya kotoran dari laut. Selain metode TUF, untuk
meningkatkan kualitas garam adalah dengan menggunakan teknologi Geomembran.
Teknologi Geomembran adalah upaya menghindari kontak langsung antara dasar
meja kristalisasi (tanah) dengan air laut yang akan dikristalkan dengan cara melapisi dasar
meja kristalisasi dengan terpal plastik sehingga kualitas garam yang dihasilkan bebas dari
kotoran/tidak bercampur dengan tanah.

5. Tahap Monitoring dan Evaluasi Program

Tahap monitoring dilakukan agar proses keberlanjutan oleh Tim Pengelola dari
masyarakat tentunya masih membutuhkan pembimbingan dalam proses pelaksanaan
program. Dengan demikian tujuan dari tahap monitoring adalah sebagai berikut :
a. Melihat perkembangan program yang telah dilaksanakan.
b. Mengetahui kendala yang ada dalam proses pelaksanaan program.
c. Mencari solusi terhadap masalah yang ada, sehingga program Desa Binaan yang
dilaksanakan benar-benar efektif dan maksimal serta bersinergis

Tahap Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan


program. Melalui proses evaluasi, kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan program
dapat diperbaiki menjadi lebih baik. Tahap ini dilakukan oleh Tim Peneliti (Mahasiswa dan
Dosen) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar bersama pihak
panitia dari masyarakat serta dari Dikti.

6. Lokakarya Hasil Dengan Menghadirkan Stakeholder Program

Lokakarya akan dilakukan pada bulan kelima pada pelaksanaan program, dengan
mengahadirkan mitra, pemerintah desa dan pihak kampus. Lokakarya ini akan membahas
hal-hal penting yang ditemui di lapangan seperti kendala dalam pelaksanaan program,dampak
keberhasilan program, keterlibatan mitra, keberlanjutan program berdasarkan kebutuhan
mitra, peluang pasar dan feedback/saran dari peserta program.

7. Tahap Pembuatan Laporan


a. Pembuatan Laporan Awal disesuaikan dengan hasil yang telah dicapai selama melakukan
pembinaan. Memaparkan proses pelaksanaan program dari awal hingga akhir serta
perkembangan dari setiap program yang telah disusun.
b. Revisi Laporan dilakukan apabila terdapat perkembangan baru saat Program Bina Desa
berlangsung atau telah selesai dilaksanakan.
c. Pembuatan laporan akhir dilakukan setelah melakukan revisi laporan apabila terjadi
kesalahan dalam pembuatan laporan agar dalam penyusunan laporan akhir diperoleh
hasil yang lebih baik dari laporan awal.
Jangka Kegiatan Program
Tabel 1. Jangka waktu penyelesaian kegiatan PHBD
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
Survey ke lokasi mitra, mengadakan FGD terkait
1
dengan rencana kegiatan PHBD
2 Persiapan lahan, instrument, bahan
Pelaksanaan kegiatan : pembuatan petak tandon,
3 ulir, dan meja kristal, filter, geomembrane, dan
pemanenan.
4 MONEV dan Lokakarya
5 Laporan akhir
6 Publikasi

Rancangan Biaya
Tabel 2. Estimasi biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan PHBD
HARGA JUMLAH JUMLAH
NO NAMA BARANG SATUAN
SATUAN (Rp) (UNIT) HARGA (Rp)
Bahan Habis
A.
Pakai
Kontruksi
Produksi garam
Papan Keping Rp 75.000 5 Rp 375.000
Teknologi Ulir
Filter
Pipanisasi air Paket Rp 1.000.00 1 Rp 1.000.000
Wadah Filter Unit Rp 750.000 2 Rp 1.500.000
ijuk Kg Rp 50.000 1 Rp 50.00
zeolit Kg Rp 50.000 4 Rp 200.000
busa Unit Rp 20.000 4 Rp 80.000
arang batok kelapa Kg Rp 20.000 2 Rp 40.000
pasir Kg Rp 20.000 2 Rp 40.000
kerikil Kg Rp 20.000 2 Rp 40.000
Geomembrane
Terpal HDPE meter Rp 160.000 110 Rp 17.600.000
Broti 3x3 Batang Rp 140.000 12 Rp 1.680.000
Pipanisasi Paket Rp 1.000.000 1 Rp 1.000.000
geomembrane
Pemanenan
Karung Goni Karung Rp 5.000 50 Rp 250.000
Benang PE Gulungan Rp 50.000 2 Rp 100.000
B. Peralatan
Kontruksi
Produksi garam
Cangkul Unit Rp 90.000 10 Rp 900.000
Alat eksavator Unit Rp. 5.000.000 1 Rp. 5.000.000
tambak
Sekop Unit Rp 90.000 4 Rp 360.00
Arco Unit Rp 300.000 2 Rp 600.000
Meteran Unit Rp 100.000 1 Rp 100.000
Teknologi Ulir
Filter
Pompa Tambak 4 Unit Rp 5.500.000 1 Rp 5.500.000
Inch (PMP-014)
Kincir Air Unit Rp 4.500.000 1 Rp 4.500.000
Tambak
OLIMPIA
Pemanenan
Garpu Unit Rp 80.000 2 Rp 160.000
Ember Buah Rp 20.000 10 Rp 200.000
Gayung Buah Rp 15.000 5 Rp 75.000
sekop Unit Rp 100.000 4 Rp 400.000

C Perjalanan
-Lokal kali Rp. 20.000 30 Rp. 600.000
-Luar kota kali Rp. 450.000 4 Rp. 1.800.000

D Publikasi

-garam paket Rp. 500.000 1 Rp. 500.000

-Jurnal nasional paket Rp. 350.000 1 Rp. 350.000


Total Rp 45.000.000
Biodata Dosen Pendamping
1 Nama Lengkap (dengan Mahendra, S.Pi, M.Si
gelar)
2 Jabatan Fungsional -
3 Jabatan Struktural Dosen Tetap Prodi Perikanan
4 NIDN 0027118702
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kampung Durian, 27-11-1987
6 AlamatRumah Desa Paya Peunaga Kec.Meureubo, Meulaboh,
Aceh Barat
7 NomorTelepon/Faks/ HP 0852 6075 8386
8 Alamat Kantor Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univ.
Teuku Umar, Kampus Alue Peunyareng Kec.
Meurebo Meulaboh 23615, Aceh Barat
9 Alamat e-mail mahendra@utu.ac.id
10 Mata KuliahygDiampu 1.Fisiologi Ikan
2.Hama dan Penyakit ikan
3.Dasar-dasar Mikrobiologi
4. Pengantar dan Aplikasi Komputer

Demikian biodataini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Bina Desa.

Meulaboh, 29 April 2016


Dosen Pendamping,

Mahendra, S.Pi, M.Si


Lampiran 2.Gambaran Teknologi Yang Akan Diterapkan Kepada Mitra

Saluran Air Muda/Air Laut (Caren)


Saluran air muda/caren berfungsi mengangkut air laut dari laut menuju lahan garam.
Pengaliran air laut bisa menggunakan bantuan mesin pompa atau mengandalkan air pasang.

Kolam Penampung Air Muda


Air laut dari saluran primer (caren) kemudian dialirkan ke kolam penampung air muda. Luas
kolam penampung air muda ini sekitar 10% dari total luas lahan garam. Air muda yang
tersimpan di kolam penampung diendapkan selama 7 10 hari dengan ketinggian air 1
meter. Kolam ini juga berfungsi untuk mengendapkan kotoran yang terbawa oleh air laut ,
kemudian air dari kolam penampung dialirkan ke kolam ulir.

Kolam Ulir
Luas lahan kolam ulir sekitar 20% dari total luas lahan garam. Untuk mengalirkan air dari
kolam penampungan air muda ke kolam ulir digunakan pompa kincir angin. Air dikolam ulir
akan mengalir melewati pematang yang dibuat zig zag. Proses penuaan air di kolam ulir
berlangsung selama 4 hari, dengan ketinggian air 10 cm. Kepekatan ini akan cepat terjadi
pada kolam ulir karena air tersebut selalu bergerak atau mengalir perlahan lahan pada jarak
yang panjang.

Kolam Penampung Air Tua (Bunker)


Air hasil penuaan di kolam ulir kemudian ditampung di kolam penampung air tua. Luas
kolam penampung air tua sekitar 5% dari luas lahan garam. Kolam ini berfungsi untuk
menyalurkan air tua ke meja Kristal. Kedalaman air tua di kolam ini sekitar 50 cm. Air di
kolam ini berfungsi sebagai stok air tua. Kepekatan air tua siap untuk dilepas ke meja Kristal.

Filter Air Tua


Air tua dari kolam penampungan menuju pintu air meja kristal dilakukan penyaringan
menggunakan ijuk, batok kelapa dan batu alam yang diletakkan dalam ember atau pipa
paralon sebanyak 2 unit dengan sistem gravitasi. Di bagian bawahnya dibuat lubang untuk
meminimalkan terbawanya kotoran dari laut.

Meja Kristal
Air tua selanjutnya dialirkan ke meja - meja kristal. Luas meja kristal yakni sekitar 65 % dari
luas lahan tambak. Didalam meja Kristal air tua diendapkan selama 5 - 10 hari dengan
kedalaman air 5 cm. Seiring dengan lamanya waktu air tua akan mengkristal menjadi Kristal
garam. Meja kristal ini dibuat dengan menggunakan Geomembrane. Teknologi ini digunakan
dalam upaya menghindari kontak langsung antara dasar meja kristalisasi (tanah) dengan air
laut dengan cara melapisi dasar meja kristalisasi dengan terpal plastik sehingga kualitas
garam yang dihasilkan bebas dari kotoran/tidak bercampur dengan tanah

Panen
Garam yang terbentuk di meja kristalisasi selama 5 hari selanjutnya dipanen dengan cara
dikerik menggunakan alat pengerik yang terbuat dari kayu. Garam hasil panen kemudian
dimasukkan kedalam karung dan selanjutnya diangkut ke gudang penyimpanan.
Metode produksi garam rakyat dengan TUF geomembrane

Kolam Ulir Filtrasi

Meja Kristal
Lampiran 4. Denah Lokasi Bina Desa

Anda mungkin juga menyukai