Anda di halaman 1dari 23

USULAN PROGRAM

IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM)

Pemberdayaan Kelompok Petani Garam dalam Pengelolaan


Garam Beryodium di Kab Jeneponto

Oleh:

Rosihan Aminuddin, S.Pd.,M.Pd. NIDN 0918068801 (Ketua)


Drs. Aminuddin Langke, M.Hum. NIDN. 0009035805 (anggota)
Hijrah Amaliah Asiz S.T.,M.T. NIDN 0920028804 (anggota)
Dra. Kartini, M.Si. NIDN 0031125990 (anggota)

UNIVERSITAS TERBUKA MAKASSAR

2020
RINGKASAN

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini bertujuan memberdayakan masyarakat khususnya para
petambak garam dalam pengolahan garam beryodium guna peningkatan kualitas produksi dan
produktivitas lahan tambak garam yang berkelanjutan.
Garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap dari kebutuhan pangan dan
merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Walaupun Indonesia termasuk negara maritim, namun
usaha meningkatkan produksi garam belum diminati, termasuk dalam usaha meningkatkan kualitasnya.
Di lain pihak untuk kebutuhan garam dengan kualitas baik (kandungan kalsium dan magnesium kurang)
banyak diimpor dari luar negeri, terutama dalam hal ini garam beryodium serta garam industri. Kualitas
garam yang dikelola secara tradisional pada umumnya harus diolah kembali untuk dijadikan garam
konsumsi maupun untuk garam industri. Maka dengan adanya pengabdian ini, akan menjadi angin
segar atau salah satu langkah untuk membantu warga masyarakat meningkatkan kesejahteraan
mereka dalam peningkatan kualitas produksi garam.
Metode yang digunakan adalah teknik kistalisasi garam dan akan menginovasi teknologi
geomembran. Dengan teknik ini dihasilkan garam berukuran kecil, yang kemudian dicuci dengan brine
untuk menghilangkan pengotor sehingga diperoleh kristal garam yang putih mengilat. Kristal yang
diperoleh selanjutnya dikeringkan dan diusahakan agar terlindung dari polusi dan partikel debu. Kristal
garam yang telah kering kemudian disortir menggunakan penyaring untuk mendapat ukuran kristal yang
seragam. Penggunaan terpal plastik yang digunakan sebagai geomembran untuk di meja kristalisasi
dapat meningkatan kuantitas dan kualitas produk garam. Tahap berikutnya adalah iodisasi dan
pengemasan.
Dan untuk mensukseskan program diatas akan melibatkan instansi pemerintah dan
lembaga mitra yakni memberikan Team Penggerak (TP) Mitra. Adapun luaran yang diharapkan
dari pengabdian masyarakat ini adalah publikasi jurnal nasional terakreditasi. Nama jurnal
nasional , publikasi media cetak melalui terbitan koran, video pelaksanaan kegiatan selama
proses pelaksanaan pengabdian masyarakat, peningkatan pemberdayaan mitra sehingga dapat
menciptakan usaha ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.
Kata kunci : garam beryodium, masyarakat,

PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.508 pulau
dan wilayah seluas 7.700.000 km2. Indonesia memiliki garis pantai terpanjang ke- 4 di dunia,
yaitu 95.181 km dan luas lautnya sekitar 5,8 juta km atau 70% dari luas seluruh Indonesia.
2

Berbagai sektor tercakup di dalamnya, mulai dari masyarakat pesisirnya, nelayan, pulau-pulau
kecil, perikanan, sampai sumberdaya kelautan lainnya termasuk salah satunya adalah garam,
yang menjadi objek penting untuk dikaji pemerintah dalam kerangka pembangunan nasional
(Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2013).
Garam merupakan kebutuhan pokok dan konsumsi sehari-hari masyarakat di Indonesia.
Garam merupakan komoditas strategis karena selain merupakan kebutuhan pokok yang
dikonsumsi manusia lebih kurang 4 kg per tahun, garam juga digunakan sebagai bahan baku
industri. Penggunaan garam secara garis besar terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu garam
untuk konsumsi, garam untuk pengasinan dan aneka pangan, dan garam untuk industri. Dalam
memenuhi kebutuhan pokok garam lokal, produksi dalam negeri belum mampu memenuhi
kebutuhannya, sehingga dalam memenuhi kebutuhan pokok garam masih bergantung pada
garam impor. Potensi garam dari laut yang besar tidak memberikan kecukupan kebutuhan
garam nasional.

Sedangkan garam lokal hingga saat ini hanya baru dapat memenuhi untuk kebutuhan konsumsi.
Dengan potensi dan daya dukung yang ada seharusnya Indonesia mampu memproduksi dan
memenuhi kebutuhan garam di dalam negeri (Farahdina, 2016).
Setiap manusia pada umumnya mengonsumsi garam, yang jumlahnya berbeda-beda
tergantung kebiasaan masing-masing individu. Oleh karena itu penambahan iod pada produk
garam, adalah merupakan cara yang sangat efektif dalam menutupi kekurangan tubuh manusia
akan kebutuhan iod. Dalam rangka menunjang program pemerintah di bidang kesehatan
masyarakat, setiap produsen garam diwajibkan menambahkan iod pada produk garamnya.
Berdasarkan perhitungan suplai-kebutuhan total kebutuhan garam Indonesia adalah 3,2
juta, yakni dengan perincian untuk garam konsumsi, pengawetan ikan, dan sebagainya sekitar
1,2-1,4 juta ton dan garam industri 1,8 juta ton. Pada 2004-2012, volume impor garam setiap
tahunnya meningkat (Rismana,2013). Garam industri dengan kadar NaCl >95% yaitu sekitar
1.200.000 ton sampai saat ini seluruhnya masih diimpor, hal ini dapat dihindari mengingat Indonesia
sebagai negara kepulauan.
Berbagai faktor yang mempengaruhi produksi garam adalah faktor cuaca, rendahnya
produktivitas dan kualitas garam rakyat juga disebabkan oleh tidak memadainya teknologi,
kurangnya sarana dan prasarana serta rendahnya kemampuan pemasaran dan jalur distribusi
yang dikuasai oleh pedagang. Rendahnya kualitas garam tersebut mengakibatkan rendahnya
harga yang diterima petambak garam, kondisi tersebut jelas mempengaruhi kesejahteraan
petambak garam (Rindayani, 2013).

1.1 Profil Mitra


Nama Mitra : Kelompok Tani Garam Baji Ati
Nama Ketua : Ir Ridwan
Alamat : Nasara Kelurahan Bonto Rannu Kec Bangkala Kab Jeneponto
Telepon : +62 823 2546 0064

Gambar 1. Proses Pembuatan Garam

Ada bermacam-macam cara pembuatan garam yang telah dikenal manusia, tetapi dalam
program kemitraan ini hanya akan diuraikan secara singkat cara pembuatan garam yang proses
penguapannya menggunakan tenaga matahari (solar evaporation), mengingat cara ini dinilai
masih tepat untuk diterapkan perkembangan teknologi dan ekonomi di Indonesia pada waktu
sekarang.
Pada dasarnya pembuatan garam dari air laut terdiri dari langkah-langkah proses pemekatan
(dengan menguapkan airnya) dan pemisahan garamnya (dengan kristalisasi).

Proses Produksi Garam yang selama ini digunakan :


- Peminihan / Penguapan
- Penampungan Air Tua
- Pengolahan Tanah dan Air di Meja-meja
- Pengeluaran Air Tua (Air Lepas Tua)
- Kristalisasi
- Pemanenan
- Penanganan Hasil Panen

Kualitas garam dapat diklasifikasikan berdasarkan kandungan NaCl dan kandungan airnya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat dibedakan 3 (tiga) kualitas garam, yang dapat
dilihat pada Tabel 1. Kualitas Garam Berdasarkan Kandungan NaCl

Kualitas I NaCl > 98% Kandungan Air


Maksimum 4%
Kualitas II 94.4% < NaCl < Kandungan air
98% Maksimum 5%
Kualitas III NaCl < 94% Kandungan air
> 5%

1.2 Potensi dan Peluang Mitra

Garam rakyat merupakan kegiatan garam yang dilakukan oleh rakyat yang sebagian
besarnya membuat garam dan bahkan sudah menjadi rutinitas tahunan yang menjadi mata
pencaharian yang menunjang untuk kehidupan setiap harinya. Produksi garam rakyat menjadi mata
pencaharian utama saat musim kemarau melanda, produksi garam sangatlah membantu
perekonomian rakyat. Mata pencaharian masyarakat seringkali terkait dengan lingkungan sekitar
masyarakat itu sendiri,alam sekeliling memberikan kemungkinan-kemungkinan pada masyarakat
pekerjaan yang dapat atau bisa memanfaatkan alam sekitar. Salah satu pekerjaan yang
memanfaatkan alam yaitu petani garam,dengan menggunakan bantuan sinar matahari petani garam
membuat garam. Pembuatan garam rakyat umumnya tidak menggunakan peralatan atau teknologi
yang tinggi, petani garam membutuhkan bantuan sinar matahari dan proses pembuatan garam ini
masih menggunakan cara tradisional, hal tersebut dapat dilihat dari model yang digunakan dengan
menggunakan kincir sederhana untuk mengangkat air laut yang mau dijadikan garam dengan
menggunakan tenaga angin untuk menggerakkan kincir.

1.3 Produksi dan Manajemen Usaha Mitra


Pemanfaatan produk garam oleh masyarakat pada umumnya dimanfaatkan atau dikonsumsi
dalam bentuk garam yang sudah di lakukan pengepakan. Terkait usaha pembuatan garam yang
berlangsung di kawasan pesisir Penambangan tidak lepas adanya kegiatan yang mendukung
produksi garam. Kegiatan pendukung ini antara lain sarana transportasi dalam memasarkan produk
garam maupun mengangkut keperluan kebutuhan logistik petani garam, sarana perbaikan dan
pembuatan lahan. Berdasarkan hasil penjelasan tersebut di atas, jenis-jenis usaha yang terkait dalam
kegiatan pembuatan garam di kawasan pesisir penambangan akan diidentifikasi menurut tahapan
dalam rangkaian sistem bisnis garam yang meliputi; Tahapan Produksi dan Tahapan Pasca
Produksi.
a. Tahapan Produksi Kegiatan Pembuatan Garam
Tahapan aktivitas produksi dalam kegiatan pembuatan garam diawali dengan persiapan
diperlukannya sarana alat untuk pembuatan lahan garam dan perbaikan lahan garam karena
sebagian besar lahan garam ketika musim hujan difungsikan sebagai tambak ikan berupa
cangkul,sekop,kincir, pipa-pipa untuk saluran air, dan kemudian keperluan kebutuhan logistik
selama perbaikan lahan berlangsung.
Hasil pemetaan di lapangan, keterkaitan dalam tahapan produksi kegiatan pembuatan garam
terdapat beberapa pelaku usaha, diantaranya (1) petani garam, (2) pedagang atau tengkulak . Hasil
pembuatan garam yang dihasilkan oleh petani garam penambangan setiap hasil pemanenan yang
terjadi 4 hari sekali tersebut di masukkan ke dalam gudang penyimpanan tapi sebagian besar yang
dijual langsung kepada tengkulak dimasukkan ke dalam kantong sak untuk langsung dijual. Bagi
petani garam yang memiliki lahan yang luas biasanya tidak menjual secara langsung akan tetapi
menyimpan garam terlebih dahulu baru menjualnya ketika harga jualnya mengalami
kenaikan,karena umumnya ketika panen raya pada musim kemarau harga garam jatuh pada titik
termurah. Ada juga petani yang menjual sebagian dan menyimpan sebagian karena terbentur
kebutuhan untuk menutupi biaya operasional selama kegiatan produksi garam.
b. Tahapan Pasca Produksi Kegiatan Garam
Hasil pemetaan di lapangan tahapan pasca produksi kegiatan pembuatan garam di
Penambangan. Terdapat pelaku usaha dalam proses pasca produksi (hilir), di antaranya; (1)
tengkulak, (2) usaha pengepakan garam, (3) pembeli perantara dan pembelian akhir. Terkait dalam
tahapan aktivitas pasca produksi kegiatan petani garam pemasaran hasil produksi petani garam dan
pengolahan garam hasil pemanenan.
Keterkaitan tersebut memberikan dampak secara ekonomi terhadap para pelaku usaha di sektor
masing-masing. Hubungan keterkaitan yang kuat pada pelaku usaha, mencerminkan bahwa sistem
bisnis garam dalam menghasilkan produk garam sangat terkait oleh keberadaan petani garam yang
dapat memberikan dampak pada beberapa pelaku usaha lainnya. Dampak ini direpresentasikan
dalam penciptaan pendapatan dan membuka lapangan kerja yang mempunyai keterkaitan dalam
kegiatan pergaraman pada produksi (hulu) sampai dengan pasca produksi (hilir).
Rantai nilai pada sektor hulu kegiatan pergaraman Penambangan merupakan penciptaan nilai
pendapatan yang diperoleh petani garam sebagai pelaku pembuatan garam. Aktivitas pembuatan
garam (produksi) merupakan bagian dari aktivitas sektor hulu di kawasan pesisir Penambangan.
Tahapan aktivitas produksi petani garam di antaranya petani garam membuat garam di tambak-
tambak garam. Setelah diperoleh hasil pembuatan garam selanjutnya dikumpulkan di tempat
penampungan garam untuk dilakukan transaksi penjualan.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa kegiatan pembuatan garam yang terjadi di kawasan
Penambangan saat ini telah mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui rantai nilai kegiatan
usaha garam yaitu tumbuhnya kewirausahaan dan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat lokal yang didasari oleh adanya pemanfaatan sumber daya pesisir kelautan (alam,
manusia, kelembagaan dan modal), yang dapat menciptakan aktivitas pada pelaku usaha dalam
keterkaitan kegiatan pembuatan garam.

2. Permasalahan Mitra

Berdasarkan analisis situasi di atas, permasalahan mitra yang dihadapai saat ini yaitu sebagai berikut.
a. Menurunnya jumlah produksi dan produktivitas lahan tambak garam akibat intensitas curah hujan
yang tinggi dan kurangnya sentuhan teknologi.
b. Minimnya inftrastruktur atau sarana dan prasarana usaha garam rakyat belum tertata dan kurang
memadai.
c. Petani garam kurang mengetahui secara pasti spesifikasi teknis/kelas/grade mutu garam berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
d. Petani garam sebagian besar belum dikelompokkan dan kurang memahami sistem manajemen usaha
sehingga sulit untuk mengembangkan usaha secara berkelanjutan.

Peningkatan produksi garam dan produktivitas lahan tambak menjadi masalah serius bagi petani
garam khususnya di daerah Kab.Jeneponto. Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
produksi garam adalah memperluas lahan dengan membuka lahan-lahan baru. Seharusnya yang
dilakukan adalah meningkatkan dan mengoptimalkan produksi pada lahan yang sudah ada sehingga
tidak berdampak pada penurunan fungsi ekologis biota-biota di sekitarnya. Peningkatan produksi garam
yang normal idealnya memerlukan sinar matahari dan iklim panas. Prasyarat cuaca tersebut mutlak
dibutuhkan para petambak garam untuk dapat memproduksi garam yang berkualitas.
Selain itu, untuk meningkatkan produksi dan kualitas garam juga harus ada intervensi teknologi.
Teknologi yang akan di sarankan kepada petani garam adalah penerapan geomembran untuk
meningkatkan kualitas garam. Teknologi geomembran dilakukan dengan melapisi seluruh meja
kristalisasi dengan terpal plastik demi menjamin kebersihan produksi garam. Dengan teknologi
geomembran, petani garam dapat memanen garam secara terus-menerus tanpa mengkhawatirkan kualitas
garam yang dihasilkan karena kristal-kristal garam tersebut tidak bersentuhan dengan tanah, sehingga
akan didapatkan kristal garam yang putih dan bersih (Mustofa, 2015).
Minimnya infrastruktur yang menyebabkan salah satunya ketidaklancaran pasokan air laut ke
tambak-tambak garam karena terjadinya pendangkalan pada saluran utama, teknologi industri
pergaraman di sentra-sentra garam rakyat belum memadai, proses produksi garam sejak tahap sortasi
bahan baku hingga proses pengemasan belum mencapai kualitas yang diharapkan. Umumnya garam
yang dihasilkan petani garam masih berupa garam krosok atau garam kasar yang belum layak
dikonsumsi. Dan disarankan untuk Resi gudang perlu dijadikan salah satu solusi untuk menyimpan
garam pada saat panen raya di musim kemarau. Ditiap panen garam tiap tahun harga garam selalu jatuh
dibawah harga standart dari pemerintah.
Kualitas garam produksi belum memenuhi SNI sebagai garam konsumsi. Persyaratan yang harus
dipenuhi untuk digunakan sebagai garam konsumsi adalah di dalam garam harus ada kandungan yodium
sebanyak 30--80 ppm. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan
mutu garam sebagai garam konsumsi beryodium dan meningkatkan nilai jual garam sehingga berimbas
pada peningkatan pendapat masyarakat petani garam. Setidaknya ada 13 kriteria standar mutu yang
harus dipenuhi oleh petani garam. Diantaranya adalah penampakan bersih, berwarna putih, tidak berbau,
tingkat kelembapan rendah dan tidak terkontaminasi dengan timbal/bahan logam lainnya. Kualitas
garam yang dihasilkan oleh petani garam memiliki kandungan NaCI berkisar 92% sedangkan ketentuan
SNI kandungan NaCI-nya tidak boleh lebih rendah dari 97%. Sehingga pabrik garam tidak bersedia
membeli sesuai dengan harga yang tercantum dalam ketentuan SK MENPERINDAG Nomor :
360/MPP/KEP/5/2004
Dan sebagian besar petani garam belum dikelompokkan dan kurang memahami sistem
manajemen usaha sehingga sulit untuk mengembangkan usaha secara berkelanjutan. Dalam kegiatan ini
juga akan dilakukan pelatihan manajemen organisasi dan usaha masyarakat petani garam sehingga
terbentuk kelompok petani garam yang akan melanjutkan kegiatan ini.

Adapun faktor teknis yang mempengaruhi produksi garam:


 Air laut
Mutu air laut terutama dari segi kadar garamnya termasuk kontaminasi dengan air
sungai, sangat mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk pemekatan (penguapan).
 Keadaan cuaca
Panjang kemarau berpengaruh langsung kepada “kesempatan yang diberikan kepada kita
untuk membuat garam dengan pertolongan sinar matahari. Curah hujan (intensitas) dan
pola hujan distribusinya dalam setahun rata-rata merupakan indikator yang berkaitan erat
dengan panjang kemarau yang mempengaruhi daya penguapan air laut. Kecepatan angin,
kelembapan udara dan suhu udara sangat mempengaruhi kecepatan penguapan air, dimana
makin besar penguapan makin besar jumlah Kristal garam yang mengendap.
 Tanah
Sifat tanah mempengaruhi kecepatan perembesan (kebocoran) air laut kedalam tanah
yang di pembenihan ataupun di meja. Bila kecepatan perembesan ini lebih besar dari pada
kecepatan penguapannya, apalagi bila terjadi hujan selama pembuatan garam, maka tidak
akan dihasilkan garam. Jenis tanah mempengaruhi pula warna dan ketidak murnian
(impurity) yang terbawa oleh garam yang dihasilkan.
 Pengaruh air
Pengaturan aliran dan tebal air dari peminihan satu ke berikutnya dalam kaitannya
dengan faktor-faktor arah kecepatan angin dan kelembaban udara merupakan gabungan
penguapan air (koefisien pemindahan massa). Kadar/kepekatan air tua yang masuk ke meja
kristalisasi akan mempengaruhi mutu hasil.

2. Solusi Permasalahan
Dalam mewujudkan permasalahan tersebut dia atas perlu dilakukan Analisis Lingkungan
Internal dan Eksternal.
Lingkungan internal yang dimaksud adalah masyarakat dan lingkungan dikawasan pesisir
penambangan itu sendiri. Kegiatan petani garam di pesisir pantai penambangan dan perkembangan
di kawasan pesisir tentunya tidak terlepas dari daya dukung lingkungan, keberlangsungan
sumberdaya alam dan dilakukan secara terpadu oleh berbagai pihak terkait dengan menekankan
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
Lingkungan eksternal secara tidak langsung memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam
mendukung perkembangan pesisir Penambangan. Oleh karena dibutuhkan arahan dan dukungan
pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah (PEMDA) terhadap upaya pengembangan aktivitas
yang berlangsung di Penambangan. Salah satunya adalah program yang sangat membantu petani
garam adalah program teknologi geomebran yang mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas
garam.
Tahapan teknologi geo membrane
a. Lahan yang mau digunakan harus di rubah tata letaknya yaitu dari lahan tradisional menjadi semi
intensif perubahan tata letak ini dimaksudkan untuk meningkatkan hasil produksi, dimana pada
lahan semi intensif terdiri dari beberapa petakan
Dari perubahan lahan tersebut akan dapat meningkatan produksi yang sangat nyata yaitu
mencapai 40% hingga 60% hal ini disebabkan dari perbandingan luas lahan dimana 35 % luas
lahan digunakan untuk kolam penampung air tua, kolam peminihan, kolam ulir dan kolam
penampung air tua, sedangkan 65 % digunakan untuk meja kristal, selain produksi meningkat
keuntungan yang lain dari sistim semi intensif ini adalah masa produksi yang lebih cepat dimana
dalam waktu 14 hari akan cepat didapat air tua sedangkan pada lahan tradisional untuk
mendapatkan air tua sampai 30 hari.
b. Melapisi meja kristalisasi dengan terpal plastik
Untuk meningkatkan mutu garam rakyat yang saat ini menjadi tuntutan pasar maka petani
garam harus mau menambah sarana yang ada. Karena saat ini produksi garam rakyat dinilai
kurang memenuhi syarat SNI, yakni nilai NaCl yang rendah, warna buram kecoklatan dan rapuh.
Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan yang ada maka saat ini dikembangkan teknologi
geo membrane. Didalam teknologi geo membrane seluruh meja kristalisasi dilapisi terpal plastik
hal ini untuk menjamin terhadap kebersihan produksi garam.
Dengan teknologi geo membrane pembudidaya garam rakyat selama musim garam dapat
memanen garamnya secara terus menerus, tidak perlu khawatir lagi terhadap kwalitas garam
yang dihasilkan karena kristal – kristal garam tersebut tidak bersentuhan dengan tanah, sehingga
akan didapat kristal garam yang putih, bersih dan berbobot. Selain pada meja kristalisasi yang
dilapisi dengan terpal plastik juga pada saluran pemasukan air tua dari kolam penampung air tua
ke meja kristalisasi perlu dilapisi terpal plastik, hal ini dimaksudkan untuk mencegah lumpur
tanah yang ada pada saluran pemasukan jangan sampai terbawa masuk ke meja kristalisasi, pada
saat membagi masuknya air tua ke meja –meja kristalisasi.
c. Terpal Plastik yang di gunakan.
Terpal plastik yang digunakan untuk geo membrane bisa menggunakan nomor A 12 atau
plastik HDPE dengan ketebalan 500 mikron, karena plastic ini mempunyai nilai ekonomis yang
tinggi, dimana dalam penggunaanya mampu bertahan sampai empat musim garam dengan
perawatan yang baik. Di dalam perawatan plastic ini, apabila tidak musim garam harus di lepas
dari meja kristalisasi kemudian dicuci dan digulung kembali terus disimpan dalam bak air,
jangan disimpan pada tempat yang kering, karena kemungkinan akan dirusak oleh tikus.

Berikut solusi dari Program Kemitraan Masyarakat yang di usulkan:


Meningkatkan kemampuan mitra melalui penyuluhan dan pelatihan akan memberikan
dampak positif terhadap usahanya
Adapun target dari Program Kemitraan Masyarakat yang di usulkan:
1. Peningkatan kapasitas kemampuan mitra dalam memproduksi garam beryodium
secara mandiri.
2. Penyuluhan dan pelatihan yang diselenggarakan akan memberikan dampak terhadap
hasil produksi garam beryodium.
3. Target yang di harapkan tim pengusul, Program Kemitraan Masyarakat ini selain
sebagai bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, juga sebagai bentuk rasa
kepedulian kepada pemberdayaan masyarakat.
Adapun kuadran yang akan dihasilkan dari Program Kemitraan Masyarakat yang di
usulkan:
1. Buku Panduan Pembuatan garam beryodium.
2. Publikasi ilmiah pada jurnal ber ISSN/Prosiding Pengabdian
METODE PELAKSANAAN

Sasaran kegiatan ini adalah kelompok petani garam di Kab. Jeneponto.. Kegiatan
dilaksanakan pada bulan Juli .hingga Agustus 2020. Metode pelaksanaan dilakukan melalui
beberapa langkah berikut (Gambar 1).

PKM Pengolahan Garam Beryodium

Sosialisasi Persiapan Produksi Materi Pelatihan

Penyiapan Lokasi Sarana dan Lokasi Proses Produksi


Penggaraman Prasaran Penggaraman Garam

Air Laut

penguapan

Air Tua

kristalisasi

Meja Kristalisasi Geomembran

pengeringan

Kristal Garam

iodisasi

Garam Beryodium

Pemasaran

Sosialisasi Kegiatan

Sosialisasi dilakukan untuk menginformasikan kepada kelompok masyarakat mitra tentang


rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh tim PKM

Persiapan Produksi
1. Penyiapan Lokasi Penggaraman
Proses pembuatan garam yang sederhana adalah menguapkan air laut sehingga mineral-
mineral yang ada didalamnya mengendap. Hanya saja mineral-mineral yang kurang diinginkan
sedapat mungkin hanya sedikit yang dikandung oleh garam yang diproduksi. Untuk itu,
diperlukan studi lapangan yang menunjang kualitas garam antara lain kondisi lahan yang
digunakan, kemiringan, uji laboratorium, termasuk kondisi iklim dan sebagainya, sehingga
dihasilkan garam sesuai kualitas yang diharapkan.
2. Sarana dan Prasarana
Pembelian alat dan pengadaan bahan yang diperlukan dilakukan dalam pembuatan
Geomembran dan garam beryodium. Alat-alat yang digunakan, di antaranya alat
pertukangan, garam, dan alat pengemas garam. Bahan-bahan yang diperlukan, antara
lain kayu, bambu, paku, plastik HDPE, plastik transparan, wadah penampung
garam,dan plastik kemasan.
Dalam kegiatan ini dipersiapkan sarana dan prasaran yang menunjang program ini yakni :
- sarana (kolam penapungan air laut,kolam peminihan, kolam penampungan air tua, meja
garam /kristalisasi, pintu air, saluran air tua dan gudang )
- peralatan (mesin pompa air, beaumeter, kincir angin, guluk, pipa, dll)
- prasarana (pematangan peminihan, pematang meja-meja, dll)
3. Lokasi Penggaraman
Tanah untuk penggaraman dipilih harus memenuhi kriteria yang berkaitan dengan
ketinggian dari permukaan laut, topografi tanah, sifat fisis tanah, kehidupan
(hewan/tumbuhan) dan gangguan bencana alam.
4. Proses Produksi Garam
Pada dasarnya pembuatan garam dari air laut terdiri dari langkah-langkah proses
pemekatan (dengan menguapkan airnya) dan pemisahan garamnya (dengan kristalisasi).

Kristalisasi garam
Air laut dimasukkan ke dalam tambak ketika air laut pasang. Kemudian, air ini
dialirkan secara bertahap ke dalam beberapa tambak pemekatan untuk menguapkan air
sehingga menjadi air tua dan akhirnya dialirkan ke meja kristalisasi yang telah dilapisi
plastik HDPE. Proses kristalisasi dilakukan selama lima hari hingga terbentuk kristal-
kristal garam yang berbentuk halus, kemudian dikumpulkan untuk proses selanjutnya.

Pembuatan Garam Beryodium


Garam hasil kristalisasi dikeringkan sampai kadar air mencapai 5%. Garam hasil
pengeringan diayak hingga diperoleh ukuran yang sama, kemudian disemprot dengan
larutan KIO3 50 ppm secara merata dengan perbandingan 50 gram garam : 100 mL
larutan KIO3. Selanjutnya, garam dikemas dalam kemasan plastik dengan berat 250
gram per kemasan.
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

NO URAIAN VOLUME SATUAN PERSEN


1 Kegiatan pendahuluan 1 600.000 3%
(Survey)
Jumlah 600.000
2 Pelaksanaan Kegiatan
a. ATK , Mesin, Kain
dan Perlengkapan
Menjahit

1. Buku Panduan 20 200.000

2. Matrai 6000 dan 3000 10,4 87.000

3. Kertas Kuarto 1 50.000

1. Mesin bordir 1 9.000.000 75,72%

2. Kain baju 20 1.700.000

3. Mesin jahit 1 1.000.000

4. Perlengkapan Menjahit 20 600.000

Spanduk penyambutan 1 50.000


peserta pelatihan
Konsumsi 22 550.000
Snak 152 1.848.000
Jumlah 15.153.000
Trasport, Akomodasi
Konsumsi dan
3
penggandaan laporan
a. Snack 22 260.000

b. Nasi Kotak 22 550.000

c. Transport dan 10 3.150.000


akomodasi pelatih

d. Penggandaan Laporan 4 200.000 21,8 %


Abdimas
e. e. Penggandaan Laporan 4 200.000
Abdimas
Jumlah 4.360.000
Total Biaya: 1 + 2 +3 (Dua puluh juta rupiah) 20.000.000
Jadwal pelaksanaan PKM disusun dengan mengisi langsung tabel berikut
dengan memperbolehkan penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.

JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Survey lokasi pelaksanaan X X
2 Koordinasi tim pelaksana X
3 Koordinasi dengan pemerintah desa X
4 Persiapan alat dan bahan kegiatan X
5 Sosialisasi dengan mitra X
6 Proses Produksi Garam Beryodium X X
7 Pengemasan dan pemasaran X X X
8 Pembuatan laporan X
9 Publikasi kegiatan X
10 Seminar Kegiatan Pengabdian X

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan
pengutipan. Hanya pustaka yang disitasi pada usulan yang dicantumkan dalam
Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA

Farahdina, S.N. (2016). Analisis pengaruh pengalaman bekerja, pendidikan, dan


program pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) terhadap pendapatan petani
garam. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro,Semarang.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). (2013). Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha (PMPPU). Jakarta.
Rismana, E. (2013). Manfaat Rasa Asin Bagi Kesehatan. Diambil dari:
www.pikiranrakyat.com.
Rindayani. (2013). Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program
Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) Di Dinas Kelautan Dan Perikanan
Kabupaten Pamekasan. (jurnal Vol 1, No 2)
Mustofa, T. E. (2015). Analisis optimalisasi terhadap aktivitas petani garam melalui
pendekatan hulu hilir di Penambagan Probolinggo. Jurnal WIGA, 5(1), 46-57.
GAMBARAN IPTEK
PROSES PEMBUATAN GARAM BERIODIUM

Bahan Baku
a. Garam
Garam yang di gunakan sebagai bahan baku adalah garam yang putih, bersih dan kering
dengan kadar air maksimal 5 %. Apabila  kedua hal tersebut diatas tidak terdapat dalam
dalam garam yang akan di gunakan sebagai bahan baku, maka harus dilakukan pencucian
terlebih dahulu sampai putih dan bersih dan kering.
Bahan baku garam harus memenuhi persyaratan sebagai berikut

1. Kemurnian minimal 94,7%


2. Ukuran partikel/butir berkisar antara 1-1,5 mm.
3. Kadar air tidak lebih dari 5%
4. Mempunyai sifat curai.
5. Mempunyai Bulk Density (berat jenis) kira-kira sama dengan air.

Kalium  Iodat ( Kio3)


Persyaratan umum Kalium Iodat yang digunakan yakni:

1. Untuk bahan pangan (food grade)


2. Kadar KIO3 minimal 99%
3. Kehalusan 100 mesh
4. Tidak mengandung logam berat berbahaya seperti Pb, Hg, Zn, Cu, As

Penyiapan larutan iodat yang diperlukan untuk Iodisasi dihitung dengan standar kadar
iodium 50 ppm, artinya 50 iodium per kilogram garam. Perbandingan jumlah air untuk
melarutkan kalium iodat dan jumlah garam yang harus dicampurkan sangat tidak
seimbang. Masalah pencampuran kalium iodat, air dan garam hingga homogen dalam
mesin iodisasi merupakan hal yang sangat penting.
Air
Air yang digunakan sebagai pelarut harus memenuhi syarat sebagai air minum.
Teknologi  Proses Produksi Garam  Beryodium
Teknologi pengolahan garam beryodium dilakukan melalui  proses-proses sebagai berikut
:

 proses pencucian
 proses penirisan / pengeringan
 lodisasi
 pengemasan dan pelabelan

 
Proses pencucian garam

 Pencucian garam dimaksudkan untuk membersihkan garam dari kotoran yang terkandung
dalam garam berupa pasir, lumpur dan untuk mengurangi kandungan kalsium (Ca ) Sulfat
( SO4 ) dan senyawa tak larut lainnya.
 Sebagai larutan pencuci digunakan larutan garam jenuh atau Brine dengan kepekatan
antara 20-25 Be dengan kandungan magnesium ( Mg ) mak 10 PPM. Perbandingan
larutan pencuci terhadap garam minimal 1:6.
 Larutan garam dapat dibuat  pada bak – bak dari tembok semen yang saling berhubung
sehingga larutan dapat mengalir dari bak awal ke bak akhir secara limpahan (over flow )
 Sebelum di lakukan pencucian, gumpalan garam di pecah terlebih dahulu dengan crusher
sambil dialiri larutan pencuci, selanjutnya melalui selokan talang masuk kedalam bak –
bak pencucian.
 Larutan pencucian dari bak penampung dapat di daur ulang untuk mencuci kristal garam
yang telah digiling. Sedangkan larutanpencucian yang sudah pekat ( melebihi 25 Be )
perlu digulirkan dengan air tawar atau air laut.
 Proses pencucian dilakukan dengan memasukan kristalisasi garam kedalam bak-bak
penampung ( tembok semen yang berisi larutan pencuci BRINE ) lalu secara mekanis
garam dipindahkan dari bak pertama sampai kebak terakhir.
 Untuk memperoleh hasil yang baik dilakukan pencucian secara bertingkat sebanyak 5-6
kali ( dapat di gunakan 5-6 bak – bak tembok semen yang ukurannya bervariasi
tergantung pada kapasitas produksi garam ).
 Pencucian garam dapat dilakukan pula dengan menggunakan peralatan mekanis seperti
STATIC DRAINER, SCREW CONVEYOR atau MIXING CHAMBER. 

Proses Pengeringan Garam


pengeringan garam dilakukan dengan maksud agar Lindi garam yang masih tercampur
dengan air agar tuntas, dengan cara ditiriskan dan air yangmasih ada dapat hilang,
sehingga kualitas garam menjadi lebih tinggi. Pengeringan dapat dilakukan dengan jalan
membuat gunung-gunungan garam dan dibiarkan sampai beberapa hari, baru kemudian
disimpan dalam gudang penyimpanan sebelum  dilakukan proses iodisasi.
Proses Penirisan

 Dengan menggunakanalat Centritue untuk mengurangi kandungan air, sehingga


mempersingkat waktu pengeringan.
 Menimbungaram di tempat terbuka dengan lahan yang tidak kedap / menahan air selama
kurang lebih 4 hari.
 Untuk mendapatkan kadar air 5%, dilakukan pengeringan lanjutan, sepertidalamtungku
putar atau Oven.

Kemasan dan label


Syarat-Syarat Kemasan:
Garam konsumsi yang diproduksi untuk diperdagangkan harus dikemas dalam wadah
yang tertutup rapat, kedap air atau plastik yang memiliki ketebalan 0,45-0,6 mm, dengan
warna transparan.
Syarat-syarat label:
Pada wadah/kemasan garam beriodium harus tertera keterangan-keterangan yang
jelas/terang yang dicetak sebagai berikut:

 Nama Perusahaan
 Kandungan Kalium Iodat 30-80 ppm
 Berat isi setiap kemasan dalam satuan gram atau kg.
 Tanggal pembuatan/produksi (Kode Produksi)
 Nomor pendaftaran dari Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Kementerian
Kesehatan.
 Alamat Perusahaan

Standar berat isi kemasan (netto) garam konsumsi beriodium yang diijinkan untuk
beredar pada tingkat pasar adalah:

 Isi bersih 5 kg           (5.000 gram)


 Isi bersih 4 kg           (4.000 gram)
 Isi bersih 3 kg           (3.000 gram)
 Isi bersih 2 kg           (2.000 gram)
 Isi bersih 1 kg           (1.000 gram)
 Isi bersih 0,5 kg        (500 gram)
 Isi bersih 0,25 kg      (250 gram)
 Isi bersih 1 ons         (100 gram)

Cara Pengemasan:

 Gunakan timbangan atau takaran yang memenuhi syarat kemetrologian sehingga dapat
menjamin terpenuhi berat isi kemasan sesuai dengan yang tertera di label.
 Tutup kemasan dengan menggunakan alat laminating atau alat pemanas yang dapat
menjamin tidak terjadinya kebocoran pada kemasan tersebut.

GAMBARAN IPTEK YANG DIBERIKAN KE MITRA


Gambar lokasi tambak garam

Peta lokasi mitra sasaran berisikan gambar peta lokasi mitra yang dilengkapi
dengan penjelasan jarak mitra sasaran dengan PT pengusul.

PETA LOKASI MITRA SASARAN


Deskripsi Penugasan Tim Abdimas
KeahlianUtama
No. Pendidikan Pengalaman Tugas dalam Kegiatan
Tenaga Ahli
1. Ketua Tim /Ahli 2 Tahun  Menyusun rencana kegiatan
Pendidikan Teknologi S2
Informasi
 Melaksanakan dan mengendalikan
pelaksanaan kegiatan
 Memberikan bimbingan dan pelatihan
dalam kegiatan
 Melaksanakan evaluasi kegiatan
 Menyusun Laporan Kegiatan Abdimas
2. Anggota 1 /Ahli S2 12 tahun  Membantu mempersiapkan bahan dan alat
Pendidikan Bahasa yang akan dipergunakan dalam kegiatan
Indonesia pelatihan
 Membantu memberikan bimbingan dan
pelatihan dalam kegiatan.
 Membantu mengkoordinasikan kegiatan
pelatihan
 Mengumpulkan data pelaksanaan kegiatan

3. Anggota 2/Ahli Kimia S2 2 Tahun  Membantu mempersiapkan bahan dan alat


yang akan dipergunakan dalam kegiatan
pelatihan
 Membantu memberikan bimbingan dan
pelatihan dalam kegiatan.
 Membantu mengkoordinasikan kegiatan
pelatihan
Mengumpulkan data pelaksanaan kegiatan
4. Anggota 3/Ahli S2 11 Tahun  Membantu mempersiapkan bahan dan alat
Komunikasi yang akan dipergunakan dalam kegiatan
Pendidikan pelatihan
 Membantu memberikan bimbingan dan
pelatihan dalam kegiatan.
 Membantu mengkoordinasikan kegiatan
pelatihan
Mengumpulkan data pelaksanaan kegiatan

Lampiran 5. Biodata Ketua Tim Pelaksana Abdimas

A. Identitas Diri

B. 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Rosihan Aminuddin S.Pd.,M.Pd

2 Jenis Kelamin Laki-laki


3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 Jabatan Struktural Tidak Ada
5 NIP/NIK/Identitas lainnya -
6 NIDN 0918068801
7 Tempat dan Tanggal Lahir Maros , 18-06-1988
8 Alamat Rumah Jl. Veteran Utara Lr 98 No 11 C
9 Nomor Telepon/Faks/HP 085340158790
10 Alamat Kantor Jl. Monginsidi Baru No. 7
11 Nomor Telepon/Faks 0411-441444/0411-466483
12 Alamat e-mail rosihanaminuddin@ymail.com
13 Lulusan yang telah dihasilkan
1. MKDU 4110
14 Mata Kuliah yang diampu 2. PBIN 4211
3. PBIN 4239
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi UNM UNM -
Bidang Ilmu Pend Teknik Elektro Pend Teknologi Kejuruan -
Tahun Masuk-Lulus 2006-2011 2012 – 2014 -

Pengaruh Pengembangan Praktikum


Pengetahuan K3 Mikrokontroler Berbasis
Judul Terhadap praktikum Arduino –Uno di Universitas
Skripsi/Thesis/Disertasi mata pelajaran Patria Artha -
instalasi listrik di
SMK Negeri 3
Makassar

C. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1 2019 Workshop Pemasangan Access Point
Mandiri 9.350.000
di SMA Datuk Ribandang Makassar

D. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir


NO Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal
1 Perancangan proxy Server dengan Tahun: 2017 | Volume: 2 Jurnal INSTEK
menggunakan Squid Di CV.Nusantara | ISSN: 2541-1179, 2581- (Informatika Sains
Geotech Makassar 1711 dan Teknologi)

2 Optimization of the feasibility of micro Tahun: 2017 | Volume: 1 Patria Artha


hydro power plant (pltmh) rampusa | ISSN: 2549-6131, 2549- Technological
sub district of lembang regency 614X Journal
pinrang

3 Implementasi Sistem Pengontrolan Tahun: 2018 | Volume: 2 Patria Artha


Smart Parking Menggunakan | ISSN: 2549-6131 Technological
Mikrokontroler Arduino Uno Di Journal
Universitas Patria Artha

4 implementasi aplikasi modul elektronik Tahun: 2019 | Volume: 3 Patria Artha


maintenance pc berbasis algoritma | ISSN: 2549-6131 Tecnhological
kriptografi rivest code 6 (studi kasus di Journal (PATjou)
smkn 1 sidrap
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Abdimas yang berjudul “Pemberdayaan Kelompok Petani Garam
dalamPengelolaan Garam Beryodium di Kab Jeneponto.

Makassar 16 Januari 2020

Rosihan Aminuddin S.Pd.,M.Pd


NIDN. 0918068801

Lampiran 5. Biodata Anggota Tim Pelaksana Abdimas


Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Drs. Aminuddin Langke, M.Hum

2 Jenis Kelamin Laki-laki


3 Jabatan Fungsional Lektor
4 Jabatan Struktural Tidak Ada
5 NIP/NIK/Identitas lainnya 195803091985111001
6 NIDN 0009035805
7 Tempat dan Tanggal Lahir Ujung Pandang, 09-03-1958
8 Alamat Rumah Jl. Borong Jambu Taman 1 No. 2 Perumnas Antang
9 Nomor Telepon/Faks/HP 085255381238
10 Alamat Kantor Jl. Monginsidi Baru No. 7
11 Nomor Telepon/Faks 0411-441444/0411-466483
12 Alamat e-mail aminuddin@ecampus.ut.ac.id
13 Lulusan yang telah dihasilkan
1. MKDU 4110
14 Mata Kuliah yang diampu 2. PBIN 4211
3. PBIN 4239
B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3


Nama Perguruan Tinggi IKIP/ UNM Universitas Hasanuddin
Bidang Ilmu Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
Tahun Masuk-Lulus 1977-1983 2001-2004
Studi Kasus Penggunaan
Judul Konjungsi Dalam Karangan
Skripsi/Thesis/Disertasi Siswa Kelas III Sma Negeri 12
Makassar

C. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1 2016 IbM Pemberdayaan Kelompok
Pengelola Sampah di Kelurahan LPPM UT 10.019.850,00
Manggala Kota Makassar

D. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir


NO Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal
1 Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Volume 11 No. 1 Januari- IKHTIYAR
Serta kaitan satu dengan lainnya Dalam Maret 2013, ISSN: 1412-
Ilmu Sastra, dipublikasikan oleh Jurnal 8535, Halaman 98-115
IKHTIYAR Universitas Negeri
Makassar, Volume 11 No. 1 Januari-
Maret 2013, ISSN: 1412-8535,
Halaman 98-115
2 Jurnal Penelitian Penggunaan Media Volume 11 No. 4 Oktober- IKHTIYAR
Audiovisual Terhadap Peningkatan Desember 2013 ISSN: 1412-
Kompetensi Siswa Kelas XI SMAN 17 8535, Halaman 1-12
Makassar dalam Merefleksi Puisi

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Abdimas yang berjudul “Pemberdayaan Kelompok Petani Garam
dalamPengelolaan Garam Beryodium di Kab Jeneponto.

Makassar 16 Januari 2020

Drs. Aminuddin Langke, M.Hum


NIP.1958030919851110

Anggota Tim Pelaksana Abdimas.

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Hijrah Amaliah Azis, S.T.,M.T


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIP/NIK/Identitas lainnya -
5 NIDN 0920028804
6 Tempat dan Tanggal Lahir Pekkae, 20 Februari 1988
7 E-mail ndihijrah20@gmail.com
9 Nomor Telepon/HP 0813 5555 9181
10 Alamat Kantor Jalan Tala Salapang No.51 Makassar
11 Nomor Telepon/Faks -
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan
Instrumen Kimia
13. Mata Kuliah yang Diampu Termodinamika Kimia
D. Riwayat Pendidikan

D3 S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi Politeknik Negeri Ujung Universitas Muslim Indonesia Universitas Muslim Indonesia
Pandang
Bidang Ilmu Teknik Kimia Teknik Kimia Teknik Kimia

Tahun Masuk-Lulus 2007 - 2010 2012-2014 2015-2017

Judul Skripsi/Tesis Pembuatan Bioetanol Prarancangan Pabrik Produksi Bahan Bakar Cair dari
dari Fraksi Organik Pigmen/Titanium Dioksida dari Ore Limbah Plastik Polypropylene
Sampah Kota Makassar Tailing PT.Timah Kapasitas 49.500 Metode Pirolisis
sebagai Bahan Bakar Ton Per Tahun
Alternatif
Nama 1.HR.Fajar, ST., M.Eng 1. Ir.Nurjannah,ST.,M.T 1.Hj. Setyawati Yani, ST.,MT.,Ph.D
Pembimbing/Promotor 2.Dr.Mahyati,ST,MT 2 .DR.Takdir Syarif,S.T.,M.T 2. Dr. Andi Aladin, MT

Pendanaan
Tahun Judul Pengabdian Kpd Masyarakat Sumber* Jml (Juta Rp)

C. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir


Nama Jurnal
Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nomor/Tahun
1 Pembuatan Bioetanol Dari Fraksi Organik Volume 2 No. 1 Maret 2019 ISSN: Sains dan Teknologi
Sampah Kota Makassar 2633-2294, Halaman 17-27 Universitas Teknologi

Potensi Pengolahan Limbah Plastik Volume 3 No. 01 Mei 2018 ISSN: Journal Of Chemical
Kemasan Air Mineral dengan Metode 2303-3401, Halaman Process Engineering UMI
Pirolisis menjadi Bahan Bakar Alternatif

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Abdimas yang berjudul “Pemberdayaan Kelompok Petani Garam
dalamPengelolaan Garam Beryodium di Kab Jeneponto.

Makasasr, 16 Januari 2020


Pengusul

Hijrah Amaliah Azis, S.T.,M.T


NIDN : 0920028804

Anggota Tim Pelaksana Abdimas.

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dra.Kartini, M.Si


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 195812311986032005
5 NIDN 0031125898
6 Tempat dan Tanggal Lahir Bila/Pinrang 31-12-1958
7 E-mail Kartini@ut.ac.id
9 Nomor Telepon/HP 085299400927
10 Alamat Kantor JL. Mongingsidi Baru Nomor 7
11 Nomor Telepon/Faks 0041144414444/04114664883
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = … orang; S-2 = … orang;
1. Penelitian Tindakan Kelas
13. Mata Kuliah yang Diampu 2. Manajemen Berbasis Sekolah
3. Pembaharuan dalam Pembelajaran di SD
4. Profesi Keguruan
5. Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran di SD
6. Evaluasi Pembelajaran di SD

E. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi IKIP UJUNG PANDANG UNIVERSITAS HASANUDDIN
(UNHAS )
Bidang Ilmu Keguruan dan Ilmu Komunikasi , Konsentrasi
Pendidikan/ Pengajaran dan Komunikasi Pendidikan
Pengembangan Kurikulum

Tahun Masuk-Lulus 1978 - 1983 2004 - 2007


Judul Skripsi/Tesis - Hubungan Intensitas Komunikasi
Pembelajaran dengan Prestasi
Belajar Bahasa Arab Siswa Pesantren
Ummul Mukminin Aisiyah Wilayah
Nama Sulawesi Selatan
- 1. Prof. DR. A. Makkulau
Pembimbing/Promotor 2 . Drs. Muhammad Abduh, M.Si
Pendanaan
Tahun Judul Pengabdian Kpd Masyarakat Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2012 Penanaman Mangrove di Kecamatan Bansos UT
Pangkajene Kabupaten Pangkajene
2 20114 Penyulaman Mangrove pada lokasi Mandiri
Abdimas di Kabupaten Pangkep
3 2015 Pelatihan Pembuatan abon Ikan Bandeng Universitas Rp. 11.700.000
bagi Kelompok Wanita Tani Nelayan Terbuka
Sengkarannu Kelurahan Boriappaka
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.

4 2016 Pembaerdayaan Masyarakat melalui wira Universitas Rp 12. 858000


usaha Produksi Rajutan Benang Nilon Terbuka
SepatuPlastik pada Anggota Kelompok
PKK di Kel.Paddoang-doangan Kec
Pangkajenne Kab. Pangkep.

5 Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Universitas Rp.15.000.000


Menjahit Busana Muslim Anggota Majelis Terbuka
Taklim Masjid Almusabbihin Kel. Sudiang
Raya Kec. Biringkanaya

C. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir

Volume/ Nomor/Tahun
Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
1 PROFIL GURU PROFESIONAL ADMINISTRASI’TA Vol.V No. 2 Hal.155-300
Desember 2004
2 Pengaruh Tutor Sebaya Terhadap ILmu Pengetahuan Volume 4 Nomor 1, Januari
Mitivasi Belajar Siswa di SMPN Sosial 2015
Sungguminasa Kabupaten Gowa
3 Gaya Kepemimpinan Kepala Ilmu Pengetahuan Volume 5 Nomor 1, Januari
Sekolah Terhadap Disiplin Sosial 2016
Mengajar Guru
Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Abdimas yang berjudul “Pemberdayaan Kelompok Petani Garam dalam
Pengelolaan Garam Beryodium di Kab Jeneponto.

Makasasr, 16 Januari 2020


Pengusul

Dra. Kartini, M.Si


NIP:195812311986032005

Anda mungkin juga menyukai