BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
PT GARAM merupakan satu-satunya badan usaha milik negara (BUMN) yang
beroperasikan pada industri pengelolahan garam, selain itu PT GARAM juga
berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat melalui peningkatan
kualitas produksi garam mentah dan garam olahan. Perusahaan ini berperan aktif dalam
menjaga stabilitas ketersediaan garam di Indonesia, industri garam indonesia
memproduksi berbagai jenis garam, bertujuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan
garam rumah tangga dan industri. Dalam sektor produksinya pada tahun 2021 produksi
garam bahan baku mencapai 180.018 ton atau 45% dari target RKAP tahun 2021,
sedangkan untuk produksi garam olahan tahun 2021 mencapai 35.698 ton atau sebesar
40% dari RKAP tahun 2021.
Periode Juli, tahun 2019, “impor garam terlampaui berlebihan dan adanya
kebocoran” menurut Menteri Kelautan, Susi Pudjiastuti (kompas.com). Hal ini terjadi
karena pengawasan kuota impor garam masuk ke Indonesia terlalu berlebihan oleh
Kemendagri dan Kemenperin karena sudah dialihkan, sehingga lembaga Kementerian
Kelautan dan Perikanan yang biasanya mengontrol kuota impor tidak bisa mengatur
kuota impor garam kembali.
Problem lingkungan yang sering di alami oleh petani garam yaitu dengan
melakukan adaptasi kultural yaitu menghindari bahaya yang ada di lingkungan. Selain
itu, petani juga memiliki keterbatasan dalam teknologi pembuatan garam. Alat yang
digunakan dalam pembuatan garam seperti mesin kincir angin, paralon, argo, bejud/
senggut, sorkot, pompa air, dan alat iodisasi. Ada juga upaya lain antara lain melalui
perilaku penimbunan garam, membuat peralatan pembuat garam sendiri, dan mencari
pekerjaan sambilan lain yang dapat menjadi alternatif pemenuhan ekonomi warga.
Sementara itu dukungan secara moral dan material dari pemerintah juga sangat
dinantikan.
Pelaku usaha tambak garam pada masyarakat Desa Nambakor merupakan mata
pencaharian yang cukup penting karena lahan tambak seluas 5.131,8 Ha, dan 2.595 H
dimiliki PT. Garam yang ada di kabupaten Sumenep, tetapi pada kenyataannya ketika
keran impor garam dibuka lebar dan perhatian pemerintah terhadap garam lokal bisa
berkembang. Hal ini menghasilkan dampak sosial bagi petani garam dalam menafkahi
keluarga dan menjalankan kehidupan sosialnya. Tidak sedikit petani garam beralih pada
mata pencaharian lain, karena masalah yang dihadapinya antara lain, kurangnya perhatian
pemerintah, hingga mutu garam rendah kalah saing dengan garam impor, harga garam
rerndah dan keran impor yang sangat lebar. Upaya petani garam dalam beradaptasi
memiliki proses yang pelik, kondisi yang cepat berubah karena alam tidak diprediksi,
sehingga suatu hal yang mutlak untuk menentukan strategi adaptasi yang tepat untuk
melangsungkan hidup.
Sehingga dari latar belakang diatas dapat diambil judul “Strategi Edukasi Petani
Garam Nambakor Terhadap Peningkatan Hasil Kualitas Produksi Di Pt Garam
Sumenep”, peneliti mencoba menggali lebih mendalam tentang petani garam di Desa
Nambakor, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Tujuannya agar petani garam
lebih maksimal dalam pembuatan garam yang berkualitas dan lebih baik.
II. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok
permasalahan didalam penelitian ini yaitu :