Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Grouper, Vol 11 (1) : 1-9

P-ISSN 2086 – 8480 / E-ISSN 2716-2702

Strategi Pengembangan Usaha Garam Dengan Metode Rumah Garam


Prisma Di Desa Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

Salt Business Development Strategy Using Salt Prisma House Method In


Sedayulawas Village Brondong Lamongan

Muntalim1*, Ika Purnamasari1, Endah Sih Prihatini1, Nadiyah Khalifatun Rosyidah1

1
Prodi Agrobisnis Perikanan Fakultas Perikanan Universitas Islam Lamongan
Jl. Veteran, No. 53 A Lamongan

*Corresponding Author : bapak.talim151@unisla.ac.id

ABSTRAK

Desa Sedayulawas merupakan salah satu sentra produksi garam di Lamongan, dimana
kuantitas produksi tergantung iklim, jika musim hujan tiba produksi garam akan terhenti hingga
musim kemarau, sehingga di perlukan suatu inovasi Rumah garam prisma yang mana merupakan
inovasi yang sangat tepat dalam memproduksi garam rakyat menggunakan plastik geomembran.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui cara pembuatan rumah garam prisma, analisis finansial
usaha dan menganalisis strategi yang tepat dalam mengembangkan usaha rumah garam prisma.
Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis SWOT. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu
berdasarkan tujuannya. Berdasarkan diagram SWOT, IFAS, EFAS hasil penelitian menujukan bahwa,
Faktor Internal dan Faktor Eksternal Usaha Rumah Garam Prisma desa Sedayulawas Kecamatan
Brondong Kabupaten Lamongan berada pada kuadran I yaitu menggunakan Strategi Agresif dimana
perusahaan memiliki kekuatan dan peluang besar.
Kata kunci : Garam, Lamongan, Rumah Garam Prisma, Strategi Agresif, SWOT

ABSTRACT

Sedayulawas village is one of the salt production centers in Lamongan, where the quantity of
production depends on the climate. If the rainy season comes, salt production will stop until the dry
season, so an innovation is needed in the Prism salt house which is a very appropriate innovation in
producing people's salt using plastic geomembrane. The purpose of this study is to find out how to
make a prism salt house, financial analysis of the business and analyze the right strategy in
developing a prism salt house business. The research method used is the SWOT analysis. The
sampling technique used was purposive sampling, which is the technique of sampling data sources
with certain considerations based on the objectives. Based on the SWOT diagram, IFAS, EFAS
research results show that, Internal Factors and External Factors of Prisma Salt House Business in
Sedayulawas village, Brondong Subdistrict, Lamongan Regency is in quadrant I, which uses
Aggressive Strategy where the company has great strengths and opportunities.
Keywords : Salt, Lamongan, Pram Salt House, Aggressive Strategy, SWOT

PENDAHULUAN negara Indonesia sebagai negara maritim tentu


Indonesia merupakan negara terdapat berbagai potensi kelautan dan
kepulauan terbesar di dunia yang memiliki perikanan yang melimpah, namun potensi
pulau mencapai 17.508 pulau dan wilayah tersebut masih belum digali secara optimal.
seluas 7.700.000 km2. Indonesia memiliki Sektor kelautan dan perikanan yang banyak
garis pantai terpanjang ke-4 di dunia yaitu digali salah satunya adalah garam. Garam
95.181 km. Dari kelebihan yang di miliki merupakan komoditas strategis, karena selain

1
Jurnal Grouper, Vol 11 (1) : 1-9
P-ISSN 2086 – 8480 / E-ISSN 2716-2702

merupakan kebutuhan pokok yang di konsumsi penelitian tentang bagiamana cara pembuatan
manusia lebih kurang 4 kg per tahun juga di rumah garam prisma, analisis finansial usaha
gunakan sebagai bahan baku industri dan menganalisis strategi yang tepat dalam
(Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2011 mengembangkan usaha rumah garam prisma
dalam Widiarto 2013). tersebut.
Dalam memenuhi kebutuhan pokok
garam lokal, produksi garam negeri belum METODE PENLITIAN
mampu memenuhi kebutuhannya, sehingga
Jenis Data
masih bergantung pada garam luar negeri.
Dalam suatu penelitian harus
Dengan potensi dan daya dukung alam
disebutkan dari mana data diperoleh
kelautan tersebut seharusnya Indonesia mampu
sebagaimana yang dinyatakan oleh (Arikunto
memproduksi dan memenuhi kebutuan garam
2002). Data adalah sekumpulan informasi ,
sendiri dengan melihat Luas lahan garam
fakta-fakta, atau simbol-simbol yang
produktif di Indonesia mencapai 20.089 Ha.
menerangkan tentang keadaan objek
(Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2013)
penelitian. Sedangkan data yang sudah didapet
Salah satu kabupaten penghasil garam
akan dibagi menjadi dua macam yaitu : Data
terbesar di Jawa Timur adalah Kabupaten
primer adalah data dimana diperoleh secara
Lamongan. Salah satu kendala petani garam
langsung dari objek penelitian (Sumarsono,
adalah cuaca yang berubah misalnya saja saat
2004). Dan data skunder merupakan sumber
musim hujan atau kemarau basah, bisa
data yang diperoleh peneliti secara tidak
dipastikan hasil garam akan menurun. Namun,
langsung melalui media perantara (Indriantoro
hal ini tak berlaku bagi beberapa kelompok
dan Supomo, 1999).
petani garam di Lamongan. Inovasi yang
Dalam penelitian ini data primer
dibuat bisa menjadikan bertani garam tak lagi
diperoleh dari hasil wawancara dengan petani
harus bergantung pada musim. Rumah garam
garam prisma, observasi dan kuisioner.
prisma, demikian rumah garam inovasi baru
Sedangkan data sekunder diperoleh dari
karya petani Lamongan, Samian Arifin, warga
instansi terkait, jurnal dan buku referensi.
Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong.
Dengan memberi atap plastik, kini tambak
Metode Pengambilan Sampel
garamnya tak perlu bergantung pada musim
Dalam penelitian ini teknik sampling
sehingga bisa terus berproduksi garam. Dari
yang digunakan yaitu nonprobility sampling
banyak petani garam di Desa Sedayulawas
denga teknik snowball sampling Menurut
Kecamatan Brondong, hanya beberapa
Sukandarrudin dan haryanto (2007) bahwa:
kelompok petani garam yang menggunakan
“Snowball sampling adalah teknik
metode rumah garam prisma. Kebanyakan
pengambilan sampel Seperti bola salju, dimana
kelompok petani lain masih menggunakan
oran pertama yang dipakai sebagai anggota
metode konvensional. Oleh karena itu sangat
sampel ditentukan terlebih dahulu, kemudian
butuh dikembangkan inovasi rumah garam
orang pertama diminta menunjukan dua orang
prisma ini agar para petani garam tak lagi
yang akan di pakai sebagai sampel kedua dan
bergantung pada musim sehingga
ketiga demikian seterusnya, proses yang sama
meningkatkan hasil garam dan dapat
dilakukan sampai jumlah sampel yang
menyukupi kebutuhan garam nasional.
diinginkan terpenuhi”. Jumlah sampel yang
Pengembangkan inovasi rumah garam
diambil dalam penelitian ini adalah 3 petani
prisma tentu diperlukan pengetahuan tentang
garam rumah prisma di desa Sedayulawas
bagaiman cara pembuatan rumah garam prisma
Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan
yang baik dan benar sehingga dapat
menghasilkan produksi yang maksimal, selain
itu untuk dapat mempertahankan suatu usaha
juga sangat diperlukan strategi-strategi Teknik Pengumpulan Data
pengembangan usaha dan diperlukan juga Dalam pengumpulan data penelitan
perhitungan finansial agar diketahui tingkat menggunakan langkah-langkah sebagai
keuntungan usaha tersebut. berikut:
Berdasarkan uraian latar belakang Interview
diatas maka peneliti terarik untuk melakukan

2
Jurnal Grouper, Vol 11 (1) : 1-9
P-ISSN 2086 – 8480 / E-ISSN 2716-2702

Interview dikenal pula sebagai atau mencari poin-poin penting agar mudah
wawancara, yaitu suatu proses tanya jawab dipahami.
secara lisan antara interviewer (orang yang
menginterview atau mewawancarai) dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
interviewee (orang yang di interview atau
Cara Pembuatan Rumah Garam Prisma
narasumber).
Adapun beberapa yang perlu disiapkan
Obeservasi
untuk membuat rumah garam prisma yaitu
Observasi adalah melakukan
bambu, geomembran, dan plastik uv yang
pengamatan dan pencatatan suatu obyek,
transparant. Pertama yang harus di siapkan
secara sistematik fenomena yang diselidiki.
adalah penampungan air sungai atau air laut
Observasi dapat dilakukan oleh orang yang
laut (bangker air muda), selanjutnya
tepat, menguasai bidang ilmu dan mempunyai
menyiapkan ulir, ulir ini berguna sebagai aliran
tingkat “kepekaan indera” tinggi.
air muda menuju bangker air tua, dan yang
Kuesioner selanjutnya menyiapkan bambu untuk
Kuesioner atau angket adalah teknik membuat kerangka rumah garam prisma yang
pengumpulan data dengan mengirim suatu atapnya harus berbentuk prisma karena
daftar pertanyaan kepada responden untuk bangunan ini di bentuk di tengah tanah lapang
diisi. sehingga bangunan rumah garam prisma harus
tahan angin, dan menurut bapak arifin setelah
melakukan uji coba bentuk prisma merupakan
Analisi Data bentuk yang tahan angin selain itu panas nya
Analisis data adalah upaya yang fokus dan irit bahan baku, pada tahap
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, selanjutnya pemasangan lantai meja garam
mengorganisasikannya, mencari dan menggunakan geomembran, setelah itu
menemukan pola, menemukan apa yang penutupan atap menggunakan uv transparant.
penting dan apa yang dipelajari, dan Di dalam satu unit rumah garam
memutuskan apa yang dapat diceritakan prisma terdapat dua tingkat meja penampungan
kepada orang lain (Lexy, 2005) . air yaitu penampungan air pada bagaian bawah
Data yang diperoleh, dituangkan di gunakan untuk menyimpan air tua dan pada
dalam suatu rancangan konsep yang kemudian bagian atas digunakan untuk meja pembuatan
dijadikan dasar utama dalam memberikan garam.
analisis. Dalam penelitian ini yang digunakan
Pembuatan garam pada teknik rumah
dalam menganalisa data yang sudah diperoleh
garam prisma berawal pada penampuangan air
adalah dengan cara deskriptif, yaitu penelitian
laut atau air sungai setelah itu di pompa dan di
yang dilakukan dengan menggambarkan data
alirkan ke ulir sehingga air terus mengalir, cara
yang diperoleh dengan kata-kata atau kalimat
ini bermaksud untuk mendapatkan bahan baku
yang dipisahkan untuk memperoleh
yang berkualitas baik, menurut Bapak Arifin
kesimpulan. Yang bermaksud mengetahui
air yang di biarkan saja kualitasnya berbeda
keadaan sesuatu yaitu mengenai apa dan
dengan air yang di alirkan keulir yang hasilnya
bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan
akan lebih bagus. Setelah mengalir pada ulir
sebagainya.
yang panjangnya sekitar 4500 meter, air
Dalam penelitian ini, untuk
tersebut di simpan dalam rumah garam prisma
menganalisis data peneliti menggunakan
sebagai air tua bahan baku garam atau
beberapa tahapan teknik analisis data yang
langsung di proses menjadi garam.
dimulai dari pengumpulan data yang peneliti
gali melalui wawancara observasi dan Produktivitas rumah garam prisma
dokumentasi. Pada tahap kedua peneliti lebih unggul dari teknik pembuatan garam
mengolah data menggunakan metode SWOT, biasa, dimana produktivitas bisa naik 3-4 kali
Pada tahap ketiga yaitu penyajian data yang lipat. Bapak Arifin dan responden lainnya
telah melalui proses pengolahan data (reduksi menyatakan bahwa pada musim normal rumah
data) untuk disajikan dengan fokus penelitian. garam prisma dapat memproduksi 100-125 ton
Tahap terakhir yaitu peneliti menarik per hektarnya dalam satu kali produksi atau
kesimpulan dari data-data yang telah disajikan bahkan lebih jika mempunyai penyimpanan air

3
Jurnal Grouper, Vol 11 (1) : 1-9
P-ISSN 2086 – 8480 / E-ISSN 2716-2702

tua yang banyak maka per tahunya bisa Biaya Total adalah Biaya Tetap ditambah
menghasilkan 400 ton garam per satu tahun dengan Biaya Produksi yaitu sebesar Rp
dengan luas satu hektar. 119.779.500.
Garam yang di produksi biasanya
Tabel.3 Biaya Tidak Tetap
langsung di jual ke koprasi garam Lamongan
guna di distribusikan ke pabrik – pabrik garam, No Uraian Jumlah
akan tetapi terkadang Bapak Arifin menjual 1 BBM Rp. 5.000.000
garam keluar jawa karna adanya permintaan 2 Karung Rp. 3.500.000
dari konsumen di luar jawa yang tidak 3 Tali Rp. 100.000
mendapatkan stok garam di daerahnya pada Jumlah biaya produksi Rp. 8.600.000
musim hujan. Sistem penjualan garam pada Sumber : Data Primer (2019)
usaha ini adalah sesuai permintaan konsumen.
Modal Usaha adalah Biaya Investasi ditambah
Analisa Kelayakan Usaha Rumah Garam dengan Biaya Total yaitu sebesar Rp
Prisma 441.754.500
Analisis Kelayakan Usaha adalah
untuk mengetahui dan mengukur layak dan 3. Pendapatan
tidakanya suatu bisnis atau usaha untuk Pendapatan adalah jumlah uang yang
dijalankan. Berikut adalah analisa kelayakan di terima oleh perusahaan dari aktifitasnya.
usaha garam dengan metode rumah garam Pada tabel di bawah ditunjukan pendapatan
prisma : pengolahan garam dengan metode rumah
garam prisma selama 1 tahun.
Tabel. 4 Pendapatan
1. Biaya Investasi Produksi (ton) Harga/kg Jumlah
Tabel.1 Biaya Investasi 125 2000 250.000.000
Uraian Jumlah Sumber : Data Primer (2019)
Peralatan Produksi Rp. 284.975.000
Gudang Garam Rp. 37.000.000 4. Analisa Laba Rugi
Jumlah biaya investasi Rp. 321.975.000 Analisis laba rugi atau biasa di sebut
Sumber : Data Primer (2019) laporan laba rugi adalah salah satu komponen
dari laporan keuangan yang melaporkan
2. Biaya Oprasional selama 1 tahun pendapatan atau keuntungan perusahaan pada
Biaya oprasional selama satu tahun yaitu jangka waktu tertentu. Berikut ini adalah
biaya yang di gunakan untuk memproduksi analisa laba rugi usaha garam dengan metode
selama satu tahun, adapaun biaya yang mumah garam prisma di Desa Sedayulawas
digunakan adalah biaya tetap dan biaya tidak Kecamatan Brondong Kabupatrn Lamongan.
tetap. Keuntungan = Penerimaan – Biaya total
Biaya tetap yaitu baiaya yang nilainya = Rp. 250.000.000 – Rp. 119.779.500
secra relatif tidak di pengaruhi oleh besarnya = Rp. 130.220.500
jumlah produksi (output ) sedangkan biaya
tidak tetap adalah biaya yang nilainya 5. Return Cost Ratio (R/C)
pengaruhi oleh banyaknya output. Return Cost Ratio (R/C) di gunakan
untuk melihat besarnya keuntungan relatif dari
Tabel.2 Biaya Tetap usah garam dengan metode rumah garam
Uraian Jumlah prisma di Desa Sedayulawas Kecamatan
Biaya Penyusutan Rp. 32.197.500 Brondong Kabupatrn Lamongan. Dalam satu
Biaya Tenaga Kerja Rp. 54.000.000 tahun terhadap biaya yang di keluarkan. Usaha
Biaya Sewa Lahan Rp. 25.000.000 di katakan layak bila nila R/C ratio lebih besar
Jumlah Biaya Tetap Rp. 111.797.500 dari 1. Semakin tinggi nilai R/C ratio, tingkat
Sumber : Data Primer (2019) keuntungan usaha akan semakin tinggi.
R/C= = = 2,0

4
Jurnal Grouper, Vol 11 (1) : 1-9
P-ISSN 2086 – 8480 / E-ISSN 2716-2702

Berdasarkan hasil analisi R/C bahwa Setelah faktor-faktor strategi internal


usaha pembuatan garam dengan metode rumah dan eksternal suatu perusahaan diidentifikasii,
garam prisma layak di kembangkan dan suatu tabel IFAS dan EFAS disususn untuk
menguntungkan karena nilai R/C = 2,0 artinya merumuskan faktor-faktor strategi internal dan
bahwa setiap Rp. 1.000 biaya yang di internal tersebut dalam kerangka kekuatan,
keluarkan menghasilkan tambahan penerimaan kelebihan peluang dan ancaman. Dari hasil
sebesar Rp. 2.000 pengamatan dan wawancara atas kuisioner
pada responden yang dipilih. Dari data diatas
Strategi Pengembangan Rumah Garam akan di buat matriks IFAS dan EFAS berikut
Prisma gambaran matriks yang ada dapat dilihat pada
Tabel 6 dan Tabel 7.
Sumber : Data Primer (2019)

Tabel.6 Matriks Faktor Strategi Internal


FAKTOR INTERNAL BOBOT RATING BOBOT x RATING
KEKUATAN (STRENGHT)
Efesiensi Lahan 0,123 3 0,37
Produksi sepanjang musim 0,135 3 0,40
Keunggulan produk 0,139 3 0,42
Dapat memproduksi garam sesuai permintaan 0,123 3 0,37
Ketersedian bahan baku 0,090 1 0,09
JUMLAH NILAI KEKUATAN 1,65
KELEMAHAN (WEAKNESSES)
Biaya investasi lebih tinggi 0.060 2 0,12
Waktu panen lebih lama 0,080 2 0,16
Investasi tidak tahan lama 0,050 2 0,1
Belum banyak dikembangkan di daerah sekitar 0,110 4 0,44
Kualitas SDM 0,090 3 0,27
JUMLAH NILAI KELEMAHAN
1,09
TOTAL IFAS 1,00 2,74
SELISIH IFAS 0,56

Tabel.7 Matriks Faktor Strategi eksternal


No FAKTOR EKSTERNAL BOBOT RATING BOBOT x RATING
A PELUANG (OPPORTUNITIES)
Mengembangkan usaha rumah garam
1 0,131 3 0,39
prisma secara luas
2 Produksi sesuai permintaan pasar 0,135 3 0,41
3 potensi perluasan pasar 0,107 2 0,21
4 Dukungan dari pemerintah 0,100 2 0,2
5 Persaingan produksi serupa sangat rendah 0,107 2 0,21
JUMLAH NILAI PELUANG 1,42

5
Jurnal Grouper, Vol 11 (1) : 1-9
P-ISSN 2086 – 8480 / E-ISSN 2716-2702

B ANCAMAN (THREATS)
1 Bencana alam 0,100 3 0,3
2 Penetapan harga dari pemerintah tidak stabil 0,084 4 0,34
3 Impor yang melebihi kuota 0,060 2 0,12
4 Munculnya usaha sejenis 0,086 2 0,17
5 fluktuasi permintaan konsumen akan garam 0,100 3 0,3

JUMLAH NILAI ANCAMAN 1,23

TOTAL EFAS 1,00 2,65


SELISIH EFAS 0,19

Dari kedua tabel diatas bisa dijelaskan bahwa : adalah Matriks SWOT sehingga dapat
1. Jumlah dari skor pembobotan pada memunculkan beberapa kategori yakni strategi
kekuatan yaitu 1,65 diatas dari peluang SO, strategi ST, strategi WO, strategi WT.
yaitu 1,42 sehingga dapat menciptakan Tahap selanjutnya yaitu tahap terakhir
strategi yang menggunakan kekuatan “tahap pengambilan keputusan” tahap ini
untuk memperoleh peluang. Kekuatan untuk menyusun beberapa startegi yang telah
yang ada pada usaha rumah garam prisma di gambarkan oleh Matriks SWOT seperti pada
harus di lakukan secara maksimal agar Tabel 8, sehingga staretegi yang mncul dapat
dapat memperoleh peluang yang ada. menjadi acuan dalam memperbaiki strategi
2. Jumlah skor pembobotan pada kekuatan pengembangan usaha garam prisma di Desa
lebih besar dari ancaman yaitu kekuatan Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten
1,65 sedangkan ancaman 1,23 sehingga Lamongan, adapun yang di maksud adalah:
dapat menciptakan strategi yang 1. Strategi SO
menggunakan kekuatan untuk mengatasi Stategi SO dibuat dengan
ancaman. Kekuatan Usaha rumah garam memanfaatkan secara maksimal kekuatan
prisma harus lebih di maksimalkan lagi internal perusahaan untuk mendapatkan
agaram dapat mengantisipasi ancaman peluang yang maksimal. Alternatif strategi
yang ada. yang di rekomendasikan kepada perusahaan
3. Jumlah dari skor pembobotan pada yaitu :
kelemahan lebih rendah dari peluang yaitu 1. Meningkatkan produksi dan kualitas
kelemahan 1,09 sedangkan peluang 1,42 produk
sehingga dapat meciptakan strategi pada Dengan meningkatkan produksi dan
peluang yang mampu meminimalkan kualitas produk maka perusahaan memilik
kelemahan, peluang yang ada harus di keunggulan dalam ketersediaan produk
manfaatkan semaksimal mungkin agar dan kualitas sehingga konsumen tidak
dapat menutupi kelemahan yang ada pada perlu khawatir kehabisan produk ataupun
usaha rumah garam prisma. kualitas produk.
4. Jumlah dari skor pembobotan pada 2. Mengandalkan produksi sepanjang musim
kelemahan hampir sama dengan ancaman untuk menarik pelanggan.
yaitu 1,09 dan 1,23 maka sehingga Dengan produksi sepanjang musim maka
pengusaha harus lebih denfensif dalam pelanggan akan tetap mendapatkan garam
usahanya untuk meminimalkan jumlah dalam waktu atau musim garam langka.
ancaman dan kelemahannya agar 2. Strategi WO
usahanya dapat berkembang, Strategi WO bertujuan untuk
Penjelasan dari tabel diatas dari tahap meminimalkan kelemahan internal perusahaan
pengumpulan data, dapat di peroleh yang lebih dengan memanfaatkan peluang yang ada.
spesifik dengan cara membuat ‘tahap analisis”, Berikut beberapa alternatif strategi yang di
dimana memasukan semua informasi kedalam rekomendasikan kepada perusahaan yaitu
model perumusan strategi. Model tersebut

6
Jurnal Grouper, Vol 11 (1) : 1-9
P-ISSN 2086 – 8480 / E-ISSN 2716-2702

1. memanfaatkan dukungan dari pemerintah Perusahaan harus dapat memproduksi produk


dengan baik guna perusahaan dapat secara stabil dengan kualitas baik pada setiap
mengembangkan usaha rumah garam musim agar kebutuhan garam di daerah
prisma sekitar maupun di luar daerah selalu terpenuhi
2. Memproduksi lebih banyak memperpuas sehingga memperkecil impor garam serta
pasar sehingga dapat menutupi biaya menambah konsumen.
investasi yang lebih tinggi. 4. Strategi WT
3. Strategi ST Strategi WT adalah strategi yang
Strategi ST adalah strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat
menggunakan kekuatan perusahaan defensif dan berusaha meminimalkan
untukmenghindari Tu mengurangi pengaruh kelemahan yang ada serta menghindari
dari ancaman eksternal. Adapun beberapa ancaman. Adapun beberapa alternatif strategi
alternatif strategi yang di rekomendasikan yang di rekomendasikan kepada perusahaan
kepada perusahaan yaitu : yaitu :
1. Meningkatkan kualitas usaha dan 1. Memberi pelatihan khusus pada SDM
produk tentang rumah garam prisma agar dapat
Perusahaan harus lebih meningkatkan di kembangkan dengan baik
usahanya dan kualitas produknya agar 2. Mengembangkan usaha rumah garam
permintaan konsumen stabil atau lebih prisma agar kebutuhan garam dalam
meningkat negri tercukupi sehingga memperkecil
2. memproduksi produk secara setabil impor garam.
dengan kualitas baik

Tabel. 8 Matriks SWOT


Faktor Strength (S) Weakness (W)
Internal
1. Efesiensi lahan 1 . Biaya investasi lebih tinggi
2. Produksi sepanjang musim 2 . Waktu panen lebih lama
3.Keunggulan produk 3 . investasi tidak tahan lama
4. Dapat memproduksi dengan 4 . belum banyak di
kualitas garam sesuai kembangkan di daerah sekitar
permintaan 5 . Kualitas SDM
Faktor
5.ketersedian bahan baku
Eksternal
Opportunity (O) Strategi (SO) Strategi (WO)
1.Mengembangkan usaha 1. meningkatkan produksi dan 1. memanfaatkan dukungan dari
rumah gram prisma secara kualitas produk. pemerintah dengan baik guna
luas 2. Mengandalkan produksi mengembangkan usaha rumah
2. produksi sesuai sepanjang musim agar garam prisma
permintaan pasar permintaan pelanggan slalu 2. Memproduksi lebih banyak
3. Potensi perluasan pasar terpenuhi. sehingga dapat menutupi biaya
4.Dukungan dari pemerintah investasi yang lebih tinggi
5.Persaingan dengan
produksi serupa sangat
rendah

Treaths (T) Strategi (ST) Strategi (WT)


1.Bencana alam 1. meningkatkan kualitas usaha 1. memberi pelatihan khusus
2.penetapan harga dari dan produk agar permintaan pada SDM tentang rumah garam
pemerintah tidak stabil konsumen stabil atau lebih prisma agar dapat di
3.impor yang melebihi kuota meningkat kembangkan dengan baik
4.munculnya usaha yang 2. memproduksi produk secara 2. Mengembangkan usaha

7
Jurnal Grouper, Vol 11 (1) : 1-9
P-ISSN 2086 – 8480 / E-ISSN 2716-2702

sejenis setabil dengan kualitas baik rumah garam prisma agar


5.fluktuasi permintaan pada setiap musim agar kebutuhan garam dalam negri
konsumen akan garam kebutuhan garam slalu terpenuhi tercukupi
sehingga memperkecil impor
garam.

A B

3 ( 2,7 ; 2,04 )

W -9,9 -9 -6 -3 3 6 9 15 S (15,5)
-3
-6

D -9
C
T ( -10,5)
Gambar 1. Kuadran SWOT

Dari gambar diatas dapat disimpulakan bahwa Lamongan yang belum menggunakan
posisi titik koordinat berada pada kuadran 1 teknik rumah garam dapat dengan
yaitu menggunakan Strategi Agresif dimana mudah menerapkannya. Produktivitas
perusahaan memiliki kekuatan dan peluang rumah garam prisma lebih unggul dari
besar. Jadi di harapkan pengusaha harus lebih teknik pembuatan garam biasa, dimana
meningkatkan usahanya sehingga dapat produktivitas bisa naik 3-4 kali lipat.
memanfaatkan peluang dengan maksimal dan 2. Berdasarkan analisis finansial usaha
bisa menambah kekuatan dari usahanya, jika rumah garam prisma ini sangat
pengusaha bisa lebih agresif maka bisa di menguntungkan dan layak untuk
pastikan usaha tersebut akan semakin dijalankan.
berkembang sehingga mendapatkan 3. Berdasarkan perhitungan analisis
keuntungan dengan maksimal. SWOT atau kuadran SWOT, strategi
pengembangan usaha rumah garam
prisma di Desa Sedayulawas
Kecamatan Brondong Kabupaten
KESIMPULAN
Lamongan berada pada kuadran 1 yaitu
Berdasarkan hasil dari penelitian menggunakan Strategi agresif
analisis strategi pengembangan usaha rumah
garam prisma di Desa Sedayulawas Kecamatan SARAN
Brondong Kabupaten Lamongan dapat Berdasarkan hail penelitian maka
disimpulkan bahwa peneliti dapat menyarankan :
1. Cara pembuatan rumah garam prisma 1. Perusahaan memiliki kekuatan dan peluang
tergolong mudah sehingga petani- besar sehingga pengusaha harus lebih
petani garam lain di Kabupaten

8
Jurnal Grouper, Vol 11 (1) : 1-9
P-ISSN 2086 – 8480 / E-ISSN 2716-2702

meningkatkan usahanya dan lebih agresif Effendi Usman., Astuti Retno., Melati Candra
sehingga tersebut akan semakin D., 2017, Strategi Pengembangan
berkembang Usaha Cokelat Menggunakan
2. Petani-petani garam di Kabupaten Quantitative Strategic Planing Matrix
Lamongan harus menerapkan teknik rumah (QSPM) dan Multi Attribute Utility
garam karena roduktivitas rumah garam Theory (MAUT), Jurnal Teknologi dan
prisma lebih unggul dari teknik pembuatan Manajemen Agrobisnis, Vol 6 nomer
garam biasa, dimana produktivitas bisa naik 1:31-40.
3-4 kali lipat
Erwadi, H.W. dan H.W. Syafri. 2003 Strategi
DAFTAR PUSTAKA Agribinis Kelautan Perikanan.
Alqaprint Jatinagor , Bandung.
Ardiyato, Wahyu Nurdiyanto, 2017, Rumah
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo, 1999.
Garam Prisma Inovasi Tambak Garam
M=Metodologi Penelitian dan Bisnis,
Tanpa Terpengaruh Cuaca,
Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
TimesIndonesia.co.id
(https://www.google.com/amp/s/amp.ti
Kementrian Kelautan Dan Perikanan, 2013,
mesindonesia.co.id/read/153176/20170
Pusat Penelitian dan Pengembangan
731/131534/rumah-garam-prisma-
Sumberdaya Laut dan Pesisir.
inovasi-tambak-garam-tanpa-cuaca/)
Kementrian Kelatautan Dan Perikanan,
Jakarta.
Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian
Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:
Kementrian Kelautan Dan Perikanan, 2018,
PT. Rineka Cipta.
Penuhi Kebutuhan Garam Konsumsi
Dengan Produksi Dalam Negri.
Arikunto, S. 2013, Prosedur Penelitian: Suatu
Kementrian Kelautan Dan Perikanan,
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Jakarta.
Cipta.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian
Aziz Hidayat, 2017, Strategi Pengelolaan
Kualitatif. Bandung : PT Remaja.
Produksi Garam Di Kecamatan
Arungkeke Kabupaten Jeneponto
Moleong. J Lexy. 2005 Metode Penelitian
Provinsi Sulawesi Selatan, Skripsi.
Kualitatif Bandung, PT Remaja
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Rosdakarya.
Bogor, Bogor.
Tilawa Gauri Indi, 2018, Strategi
Badan Riset Dan SDM Kelautan Dan
Pengembangan Agrobisnis Ikan
Perikanan, 2018, Kementrian Kelautan
Pindang Layang Di Desa Brondong
Kembangkan Pembuatan Garam
Kecamatan Brondong Kabupaten
Sistem Tertutup. Dinas Perikanan Dan
Lamongan, Skripsi. Fakultas Perikanan
Kelautan, Jakarta.
Universitas Islam Lamongan.
Burhanuddin. 2001 Proceending Forum Pasar
Widiarto, S.B., M. Hubeis & K.
Garam Indonesia. Badan Riset
Sumantadinata. 2013 Efektivitas
Kelautan Dan Perikanan. Jakarta.
Program Pemberdayaan Usaha
Garam Rakyat di Desa Losarang
Desrosier (1998) dalam amalia (2007),
Indramayu. Manajemen IKM. 8 (2):
(http://eprints.ung.ac.id/973/6/2012-2-
144-154.
54243631410065-bab2-
18012013023120.pdf).

Anda mungkin juga menyukai