Garam merupakan salah satu potret ironis industri Indonesia, di satu sisi
sebagai negara bahari dengan potensi garam, namun di sisi lain garam yang
dihasilkan sangat rendah¹. Direktur Utama PT Garam (Persero), Usman Perdana
Kusuma menyebut, setidaknya ada tiga penyebab Indonesia masih menjadi
negara importir garam². Kendala pertama adalah masa panen dan pengolahan
garam di Indonesia relatif sangat singkat dan sederhana. Hal ini mengakibatkan
kualitas garam, yang dihasilkan di Indonesia, sangatlah rendah. Kendala kedua
adalah teknologi pengolahan (refinery) yang belum dimiliki PT Garam dan para
petani garam. Teknologi ini berguna untuk menaikkan kualitas garam agar sesuai
dengan kebutuhan industri makanan dan minuman yang selama ini masih diimpor.
Kendala ketiga adalah mencari lahan baru. Indonesia memerlukan tambahan
lahan baru di tepi pantai yang relatif luas, minimal 5.000 hektar yang tidak
terpisah-pisah dan terintigrasi untuk memperkecil biaya produksi.
Kesimpulan