Anda di halaman 1dari 21

Pemanfaatan Panas Bumi Indonesia

dan Permasalahan

Saat ini mayoritas pemenuhan energi di dunia masih bergantung pada energi fosil.
Hal ini tentunya dapat menciptakan ketergantungan akan energi fosil. Padahal energi
ini merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Dibutuhkan suatu
sumber energi baru yang sustainable untuk menciptakan ketahanan energi di masa
depan. Oleh karena itu munculah gagasan untuk mengembangkan sumber energi
yang terbarukan. Energi terbarukan yang bermunculan antara lain energi yang
berasal dari matahari, air, angin, ombak, pasang-surut dan panas bumi. Berbagai
pengembangan energi terbarukan tentunya ditentukan dengan kondisi di sutu
negara. Belanda mengembangkan sumber energi yang berasal dari angin karena di
daerah mereka intensitas angin cukup tinggi untuk dapat dimanfaatkan. Selain itu
negara-negara yang berada di daerah tropis turut mengembangkann energi dari
matahari. Apabila kita melihat Indonesia, banyak energi terbarukan yang dapat
dikembangkan di negara kita. Akan tetapi yang cukup menarik perhatian adalah
energi panas bumi karena energi ini cukup efektif untuk dikonversi menjadi energi
listrik.
Sumber energi panas bumi berasal dari internal heat bumi akibat peluruhan material
radioaktif. Sistem reservoir panas bumi sendiri dikelompokan menjadi 4 macam
yaitu hidrothermal, geopressured, hot dry rock dan magma. Sistem reservoir yang
sekarang dikembangkan dan dimanfaatkan di dunia adalah sistem hidrothermal.
Reservoir hydrothermal terjadi ketika suatu batuan reservoir yang berisi fluida panas
(air, steam, gabungan aira dan steam) yang fasanya dipengaruhi oleh tekanan dan
temperatur reservoir, serta masih mencakup taraf keekonomian dalam pemboran
(kedalaman reservoir lebih kecil dari 4 km). Menurut Hochestein reservoir panas
bumi dibedakan berdasarkan temperaturnya sebagai berikut :
Sistem panas bumi Temperatur
Sistem panas bumi enthalpi rendah : < 125 oC
Sitem panas bumi enthalpi sedang : 125 oC – 225 oC
Sistem panas bumi enthalpi tinggi : > 225 oC

Reservoir panas bumi di Indonesia umumnya memiliki temperatur tinggi sehingga


sangat potensial untuk dimanfaatkan. Berdasarkan UU No. 21 tahun 2014,
pemanfaatan panas bumi digolongkan menjadi dua jenis yatu pemanfaatan langsung
dan tidak langsung. Pemanfaatan langsung yang dimaksud yaitu untuk kegiatan
wisata, agrobisnis, industri dan kegiatan lain yang menggunakan panas bumi untuk
pemanfaatan langsung. Sedangkan pemanfaatan tidak langsung adalah untuk
pembangkit tenaga listrik.
Pemanfaatan panas bumi untuk pembangkit tenaga listrik sudah dikembangkan
sejak dulu tepatnya di Lardarello, Italia pada tahun 1904. Indonesia merupakan
negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia yaitu sekitar 29 Gwe atau
setara dengan 40% potensi dunia. Pengembangan PLTP di Indonesia dimulai di
lapangan Kamojang yang berada di derah Garut. Lapangan ini mempunyai jenis
reservoir dominasi uap dengan temperatur 235-245 oC sehingga sangat baik apabila
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Besarnya potensi panas bumi indonesia ini
diakibatkan oleh letak geografis Indonesia yang berada pada ring of fire. Indonesia
sendiri diimpit oleh tiga lempeng tektonik yaitu lempeng eurasia, lempeng indo-
asutralia dan lempeng pasifik. Aktifitas tektonik ini mengakibatkan terbentuknya zona
subduksi dibawah pulai Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi
sehingga menciptakan sumber panas berupa magma yang merupakan cikal bakal
gunung berapai. Magma ini kemudian ada yang mengalami intruksi dan terjebak
membentuk sumber panas yang memanasi batuan reservoir. Lapangan-lapangan
lain yang terdapat di Indonesia antara lain :
Data diperoleh dari INAGA (Indoensia Association Geothermal) 2016
Permasalahan yang sering terjadi dalam pengembangan panas bumi adalah
masalah perizinan usaha. Seperti yang kita ketahui, kebanyak lokasi lapangan panas
bumi terletak di kawasan hutan lindung dan hutan konservasi. Menurut UU No 21
tahun 2014 pasal 23, apabila suatu perusahaan ingin melakukan pemanfaatan panas
bumi secara tidak langsung (PLTP) maka harus mendapatkan Izin Panas Bumi yang
diberikan oleh Menteri ESDM. Selain itu berdasarkan pasal 24, apabila pemanfaatan
tidak langsung berada di kawasan hutan maka pemegang Izin Panas Bumi wajib
mendapatkan :

1. Izin peminjaman pengggunakan Kawasan Hutan produksi atau Kawasan


Hutan Lindung, atau
2. Izin untuk memanfaatkan hutan konservasi

Dari Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kehutanan.


Selain itu, menurut pasal 25, dalam hal kegiatan pengusahaan panas bumi untuk
pemanfaatan tidak langsung yang berada di wilayah konservasi di perairan,
pemegang Izin Panas Bumi wajib untuk mendapatkan izin dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan. Banyaknya perizinan
yang harus diurus ini dapat memakan waktu yang cukup lama sehingga
menghambat proses perizinan. Akibatnya para investor menjadi enggan untuk
menanamkan investasinya di Indonesia.
Permasalahn lain yang sering muncul adalah masalah sosial di sekitar lapangan
PLTP. Sering kali dalam pengelolaanya suatu perusahaan menyalahi beberapa
aturan sehingga berpengaruh pada lingkungan di sekitar wilayah tersebut. Contoh
masalahnya yaitu pada proyek PLTP Baturaden di lereng Gunung Selamet. Ratusan
orang dari berbagai elemen masyarakat menggelar aksi menuntut dihentikannya
proyek PLTP tersebut. Salah satu penyebab aksi ini adalah keruhnya Sungai Prukut
Cilongok dan sejumlah anak sungainya, yang menyebabkan ratusan masyarakat
kesulitan air bersih. Selain itu, pertanda lain bahwa alam telah terganggu adalah,
hewan-hewan liar di selatan lereng Gunung Slamet lebih sering turun ke lahan
pertanian warga sehingga merusak tanaman di lahan pertanian warga. Masalah lain
yang cukup mendasar adalah tarif dari listrik yang dihasilkan dari PLTP masih relatif
mahal dibandingkan dengan tarif pembangkit listrik dari bahan bakar fosil.
Pemerintah perlu membuat iklim investasi yang kondusif serta membentuk
pandangan bahwa pemanfaataan panas bumi dengan pengelolaan yang baik, akan
menciptakan kemakmuran baik masyarakat sekitar maupun Indonesia.
PENGEBORAN Sumur Geothermal

Walau pada dasarnya sama namun proses pengeboran konvensional di industri migas (minyak dan
gas) tidak begitu saja dapat diaplikasikan untuk pengeboran sumur geothermal. Dimana
perbedaannya dan apa implikasinya?

Proses pengeboran sumur geothermal pada dasarnya serupa dengan proses pengeboran pada
sumur minyak/gas, baik ditinjau dari tahapan proses, teknologi/alat-alat, serta ahli pengeborannya
(SDM). Alat-alat yang digunakan mulai dari Rig Equipment, Drilling Tools, hingga Casing &
accessories sebenarnya dibawa dari industri oil & gas dengan sedikit penyesuaian. Pun demikian
dengan SDM di lapangan (crew lapangan), mayoritas berasal dari dunia migas.

Jenis sumur di geothermal berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Sumur produksi

Sumur produksi dapat berupa produksi uap (steam) maupun air panas (brine)

2. Sumur injeksi

Sumur injeksi berfungsi untuk menginjeksikan kembali brine setelah energy (panas)
nya di ekstraksi (brine injector) ataupun untuk menginjeksikan air sisa dari proses di
power plant yang disebut dengan condensate (condensate injector) ke dalam field
gothermal

3. Sumur delineasi (pemantauan)

Sumur delineasi digunakan untuk melakukan pemantauan terhadap suatu area (field)
geothermal. Pada sumur ini tidak dilakukan produksi ataupun injeksi
Ada dua tantangan utama dalam pengeboran sumur geothermal sekaligus yang membedakannya
dari pengeboran di sumur migas, yaitu dalam hal temperature dan loss circulation.
Loss circulation terjadi karena target dalam suatu sumur geothermal merupakan rekahan-rekahan
(fracture) yang terkoneksi ke suatu heat source. Ketika fracture tersebut terlintasi dalam proses
pengeboran, kemungkinan besar lumpur pengeboran (mud) akan masuk ke dalam fracture-fracture
tersebut alih-alih kembali ke permukaan (loss circulation). Kondisi loss circulation ini secara teknis
memberikan beberapa dampak negatif pada proses pengeboran dan perlu ditanggulangi.

Dari sisi temperature, target dari sumur panas bumi merupakan fracture yang memiliki temperatur
tinggi, karena temperature inilah yang merupakan energi yang ingin diekstraksi. Semakin tinggi
temperatur yang diperoleh maka akan semakin ekonomis suatu sumur geothermal.

Akan tetapi, ditinjau dari proses pengeborannya akan semakin menantang karena teknologi
pengeboran yang dibawa dari industri migas sebenarnya didesain untuk temperatur yang relatif
lebih rendah, dan hal ini seringkali menjadi hambatan.

Dengan semakin bertambahnya lapangan-lapangan geothermal akan dikembangkan, kedua


tantangan di atas justru merupakan suatu peluang baik bagi ahli pengeboran (engineer) maupun
pelaku bisnis.

Akibat teknologi dari dunia migas tidak mampu menghadapai pengeboran pada temperatur yang
tinggi, trend sekarang mulai bermunculan teknologi-teknologi yang khusus diciptakan untuk sumur
geothermal. Saat ini industry geothermal masih ibarat Blue Ocean karena belum banyak pelaku
bisnis yang memiliki spesialisasi di bidang ini. Bagi engineer, semakin dibutuhkan ahli-ahli
pengeboran yang memahami seluk beluk pengeboran sumur geothermal, dan sebagai catatan saat
ini belum banyak jumlahnya di Indonesia maupun dunia.
Beberapa Kesalahan Penafsiran Tentang Panas Bumi
Several misunderstanding related to basic geothermal concepts have been
found in
communities. These facts have led to incorrect way in see the geothermal
energy. Regarding
to these issues, at this moment we will explain several important aspects
about basic
geothermal concept.
Geothermal sesungguhnya bukan barang baru di dunia ini. Pemanfaatannya
pun sudah
berlangsung sejak lama. Ketika manusia zaman dahulu mulai menggunakan
mata air panas
sebagai sarana pemandian, sejak saat itulah energi geothermal mulai
dimanfaatkan. Akan
tetapi, pemanfaatan geothermal sebagai sumber energi listrik baru terjadi
sekitar 100 tahun
belakangan, dimulai ketika pembangkit listrik geothermal Larderello
beroperasi di Italia tahun
1911. Saat ini, pemanfaatan sumber geothermal terbagi dua, yaitu
pemanfaatan langsung
contohnya wahana pemandian air panas dan pemanfaatan tidak langsung
yaitu sebagai
pembangkit tenaga listrik.
Di Indonesia, geothermal dialihbahasakan menjadi panas bumi. Oleh
karena itu, dalam
artikel ini untuk paragraf selanjutnya akan digunakan istilah Indonesia yaitu
panas bumi.
Meskipun telah berkembang lama, geothermal atau panas bumi belum begitu
populer di
kalangan masyarakat Indonesia sehingga tidak jarang terjadi kesalahan
penafsiran. Berikut
ini adalah beberapa kesalahan penafsiran tentang panas bumi yang umum
terjadi di
masyarakat.
1. Panas bumi adalah proses pemanasan yang
terjadi di
udara (atmosfer)
Hal ini keliru. Panas bumi adalah potensi energi panas yang terkandung di
dalam perut
bumi. Energi ini terbentuk karena terdapat kondisi geologi yang mendukung.
Energi ini
terakumulasi pada tempat-tempat tertentu, seperti di dekat daerah gunung
api, dan
terpendam ribuan meter di bawah permukaan tanah. Sejumlah kecil energi ini
ada yang
muncul ke permukaan dalam bentuk mata air panas dan fumarola/solfatara.
Namun untuk
mengekstrak energi yang lebih besar agar dapat digunakan sebagai
pembangkit listrik perlu
dilakukan pengeboran ke bawah permukaan hingga kedalaman 1500-3000
meter.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Wayang Windu
Gambar:
hdmessa.files.wordpress.com/200
7/02/wayang-windu-view2.jpg
2. Proses pengusahaan panas bumi adalah proses
penambangan
Undang-Undang (UU) Panas Bumi yang berlaku saat ini yaitu UU No. 27
Tahun 2003 masih
mengkategorikan kegiatan panas bumi sebagai kegiatan penambangan. Hal
ini terasa tidak
tepat. Penambangan adalah rangkaian kegiatan penggalian, pemberaian,
pemuatan, dan
pengangkutan bahan galian. Kegiatan pengusahaan panas bumi jelas
berbeda. Untuk
mendapatkan energi panas bumi tidak dilakukan dengan cara digali. Energi
panas bumi juga
bukan materi yang dapat dipindah-tempatkan (diangkut), melainkan harus
dipakai di tempat
asalnya.
Apa yang dilakukan di dalam kegiatan pengusahaan panas bumi adalah
membuat lubang
berdiameter 18-27 centimeter (pemboran) dan menanam pipa (casing) dalam
lubang
tersebut, mengalirkan air panas melalui lubang pipa tersebut ke permukaan
untuk memutar
turbin, dan setelah itu mengembalikan air panas tersebut ke bawah
permukaan melalui
lubang lain (sumur re-injeksi). Hal ini tidak jauh berbeda dengan bagaimana
caranya
memutar kincir air dengan menggunakan aliran air sungai. Apa yang
dilakukan adalah
mengarahkan aliran air sungai pada bagian atas kincir, sehingga kincir
berputar, dan air jatuh
setelah memutar kincir dan kembali mengalir ke sungai. Tak ada massa yang
hilang, hanya
energi potensial air dipinjam untuk memutar kincir. Pada pembangkit listrik
geothermal, kincir
itu ibarat turbin.
Sumur Panas Bumi (Geothermal Wells)
- Pada gambar ini terdapat tiga sumur
panas bumi.

3. Gas putih yang keluar dari sumur panas bumi


adalah asap
Hal ini tidak benar. Asap adalah gas yang muncul sebagai hasil dari proses
pembakaran dan
umumnya didominasi oleh karbondioksida. Berbeda dengan itu, gas putih
yang keluar dari
sumur panas bumi dan biasanya terlihat membumbung tinggi ke angkasa
ketika sumur
sedang dibuka adalah uap air. Sumber daya panas bumi di bawah
permukaan terdapat pada
media air panas dan / atau uap panas yang kaya senyawa garam, yaitu
senyawa ionik yang
terdiri dari ion positif dan ion negatif sehingga membentuk senyawa netral.
Ketika sumur
dibuka, sebagian air panas ini akan berubah menjadi uap putih karena
bertemu dengan
tekanan atmosfer yang jauh lebih rendah.
Steam (uap air) is discharging from
geothermal well.

4. Proyek panas bumi akan membabat habis


hutan
Proyek panas bumi sesungguhnya adalah salah satu bagian dari proyek
green energy, yaitu
proyek-proyek yang ramah lingkungan. Tentu tidak dapat dihindari untuk
memulai proyek di
area hutan pada awalnya akan terdapat pembukaan lahan dan penebangan
pepohonan pada
area-area terbatas. Hal ini adalah untuk membuat jalan, membuat wellpad
(tempat
berdirinya kepala sumur), jalur pipa, rumah turbin (power house), dan
ruangan kantor.
Namun, begitu proyek selesai dan pembangkit mulai beroperasi, area tersebut
dapat segera
dihijaukan kembali. Apa yang tersisa adalah wellpad, jalur pipa, power house,
dan kantor
yang akan tertutup rindang dan hijaunya pepohonan. Lapangan Panas
Bumi Awibengkok
- Gunung Salak di Jawa Barat adalah salah satu contoh untuk hal ini.
Lapangan ini telah
beroperasi puluhan tahun dan berada di dalam area hutan yang terjaga
kelestariannya.
Awibengkok - Gunung Salak
Geothermal Field
Demikian dulu yang dapat saya tuliskan saat ini. Mungkin lain waktu akan ada
penambahan
terhadap list di atas. Jika Anda tertarik untuk mengetahui diagram proses dari
sebuah PLTP,
silahkan baca artikel ini "Sekilas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi".
Penulis: Robi Irsamukhti
Sebelumnya kita sudah sedikit membahas tentang potensi energi terbarukan yang
ada di Indonesia. Secara harfiah Energi merupakan kebutuhan dasar manusia,
yang terus meningkat sejalan dengan tingkat kehidupannya. Sama halnya dengan
teori Kebutuhan Dasar manusia menurut Abraham Maslow berikut ini:

Menurut Abraham Maslow Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan paling


dasar pada manusia. Yang termasuk dari kebutuhan fisiologis diantaranya adalah
sandang, pangan, papan, energy, pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran
gas, cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas,
keseimbangan suhu tubuh, kepada kebutuhan seksual. ehem..

Bahan bakar minyak atau energi fosil merupakan salah satu sumber energi yang
bersifat tak terbarukan (non-renewable energy sources)yang selama ini menjadi
penopang pemenuhan kebutuhan energi di seluruh sektor aktivitas manusia.

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kekayaan sumber daya energi
yang begitu melimpah, mulai dari tenaga air (Hydropower), panas
bumi (Geothermal), gas bumi, batubara, gambut, biomassa, biogas, angin,
energi laut, matahari dan sebagainya.Ke semua energi tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai energi alternatif, dan kemudian dapat menggantikan
ketergantungan terhadap bahan bakar minyak yang semakin terbatas baik dari
jumlah dan cadangannya.

Saat ini bahan bakar minyak memegang posisi yang sangat dominan dalam
pemenuhan kebutuhan energi di dalam negeri, terutama pada sektor transportasi
(sumber). Harus disadari saat ini Indonesia telah mengimpor minyak mentah
maupun bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Krisis energi
yang melanda dunia berdampak melebar, dimana tingginya harga minyak mentah
dunia berpengaruh langsung terhadap kegiatan perekonomian.

Kekayaan sumber daya energi, khususnya sumber energi baru dan terbarukan
yang kita miliki saat ini perlu sedini mungkin dipikirkan metode pemanfaatan
sebagai energi alternatif. Ini semua semata demi menggantikan dan mengurangi
peran bahan bakar minyak dalam menyumbang konsumsi terbesar energi nasional
saat ini.

Sumber: https://www.conserve-energy-future.com

Untuk menemukan energi terbarukan, saat ini Indonesia memiliki mega proyek
untuk energi panas bumi. Proyek yang dimaksudkan adalah Mega Proyek
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Sarulla. Proyek PLTPB
Sarulla ini berlokasi di Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Proyek ini akan dilakukan
dalam tiga tahap, dimana fokus dari proyek ini adalah memanfaatkan uap dan air
garam yang telah diekstraksi yang berada dilapangan (panas bumi) untuk
meningkatkan efisiensi pembangkit listrik.

Sebenarnya eksplorasi sumber daya panas bumi ini telah dimulai pada tahun 1993
di Indonesia, namun sayangnya harus berhenti pada tahun 1998 karena krisis
keuangan yang melanda Asia dan negara kita. Sehingga pada saat krisis keuangan
tersebut akhirnya para developer menjual semua asset pembangkit listrik tenaga
panas bumi ini kepada PT. PLN Persero.

Tahap pertama, Unit I yaitu proyek Silangkitang (SIL) telah dijadwalkan


eksplorasi pada tahun 2016 yang lalu dengan target pencapaian kapasitas sebesar
110 MW, lalu direncanakan akan bangun Unit II dan Unit III yang diberi nama
Proyek Namora -- I -- Langit (NIL) berkapasitas 2x110 MW berikutnya dapat
dicapai 18 bulan kemudian. Jadi, total kapasitas PLTP Sarulla ini sebesar 3x110
MW, yang akan menjadi salah satu PLTPB terbesar di dunia nantinya.

Menurut Menteri ESDM, Pak Ignasius Jonan mengatakan bahwa PLTPB Sarulla
ini sangat dibutuhkan untuk mengurangi defisit listrik di Provinsi Sumatera
Utara. "Kita harapkan dengan beroperasinya PLTPB Sarulla ini dapat membantu
daerah ini yang masih mengalami defisit listrik" Ujarnya.

Komitmen untuk membangun PLTPB ini ditempuh untuk melaksanakan


komitmen Pemerintah dalam mencapai target bauran energi berbasis Energi Baru
Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025. Maka dengan adanya PLTPB
Sarulla sebagai salah satu PLTP terbesar di dunia ini telah mendorong adanya
eksplorasi panas bumi yang telah menyesuaikan potensi energi di wilayah
Sumatera Utara.

Saat ini PLTP Sarulla menjadi proyek pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT)
yang paling efisien di Indonesia dengan pemilihan teknologi yang tepat. Pak
Jonan mengatakan bahwa "PLTP Sarulla ini menggunakan system combine cycle.
Jadi menggunakan binary technology sehingga sisa buangan uapnya itu diolah
lagi untuk menjadi tambahan kapasitas listrik. Kalo di teknologi lama, itu belum
ada".

Sebaiknya kita patut berbangga sekaligus juga was-was dengan adanya PLTPB
Sarulla ini. Selain memiliki dampak positif yang begitu banyak, Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi juga ternyata memiliki beberapa resiko ketika di
eksplorasi.

Dilansir dari laman ini, Energi Panas Bumi memiliki 7 dampak negatif yaitu:

1. Biaya Awal yang Dibutuhkan Sangat Tinggi


Biaya pengeboran sumur ke waduk atau lokasi panas bumi biayanya sangatlah
mahal. Selain itu juga kita masih harus mengeluarkan biaya untuk heating dan
sistem pendingin, sehingga untuk bisa balik modal negara harus menanggung
beban biaya yang besar pula dan memakan waktu yang lama agar pemerintah
mendapatkan Return on Invesment (ROI), belum lagi biaya maintenancenya yang
juga mahal.

2. Dapat Mengeluarkan Gas Berbahaya

Di bawah permukaan bumi, ada banyak sekali gas rumah kaca (greenhouse
gasses). Dengan memanfaatkan panas bumi ini, nantinya ditakutkan dapat
memicu terjadinya migrasi gas-gas rumah kaca ke permukaan bumi dan akhirnya
mencemari udara sekitar kita. Emisi jenis ini sangat berbahaya karena PLTP akan
terkait dengan emisi silika dan sulfur dioksida. Selain itu, pada
penampung (reservoir) panas bumi juga mungkin akan mengandung logam berat
beracun seperti arsenic, boron dan merkuri.

3. Pompa Panas Bumi Harus Dapat Beroperasi Dengan Bantuan Listrik

Meskipun energi panas bumi adalah energi alternatif yang murah untuk digunakan
pada pemanas dan pendingin rumah, pompa panas bumi membutuhkan listrik agar
dapat beroperasi. Jika kita memasang pompa panas bumi secara tidak efisien,
mungkin kita sebagai customer akan mendapatkan tagihan listrik yang mahal juga
nantinya.

4. Daerah Sektiar Eksplorasi Panas Bumi Dimungkinkan Mengalami


Kekeringan

Panas bumi yang berasal dari reservoir bumi dapat keluar ke permukaan bumi dan
meyebabkan kekeringan. Masa-masa kekeringan dapat berlangsung berpuluh-
puluh tahun lamanya, itulah mengapa kita harus memanfaatkan energi panas
dengan hati-hati dan tidak menyalahgunakan atau menggunakannya secara
berlebihan.

5. Dapat Menyebabkan Permukaan Bumi Menjadi Tidak Stabil (Pemicu


Gempa Bumi)

Konstruksi dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas ini memiliki potensi menjadi
pemicu permukaan bumi menjadi tidak stabil dan gempa bumi. Karena konstruksi
PLTPB kovensional melibatkan pengeboran batu yang mengandung air dan uap
yang terperangkap didalam pori-pori bumi dan pematahan secara alami. Patahan
yang diakibatkan oleh pengeboran ini mengakibatkan uap keluar dari hasil
pengeboran. Sebetulnya proses pengeboran ini tidak akan memicu gempa, tetapi
pecahnya uap dan kembalinya air yang digunakan untuk pengeboran ke dalam
reservoir air panas bumi, hal tersebut dapat menyebabkan gempa bumi. Maka
siklus seperti ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan sepanjang garis patahan
akibat gempa bumi tersebut.

6. Membutuhkan Temperatur Suhu Yang Sangat Tinggi

Usaha PLTP bukanlah sesuatu yang mudah dikerjakan, pengeboran pada batu-
batu merupakan aktivitas yang berbahaya. Suhu yang dibutuhkan untuk setiap
proses pengumpulan energi panas bumi paling tidak sebesar 350 derajat
Fahrenheit. Temperatur dibawah itu, maka tidak akan menghasilkan panas bumi.

7. Dampak Pada Distribusi Biaya Yang Ikutan Mahal

Dalam beberapa kondisi, lokasi PLTP terletak jauh dari populasi manusia. Oleh
karena itu, hal ini membutuhkan sistem jaringan distribusi yang sangat luas dan
menyeluruh. Hal tersebut akan menambah biaya operasional hanya sekedar untuk
menyiapkan instalasi sistem eksplorasi panas bumi.

Meskipun ada beberapa kerugian yang diakibatkan oleh panas bumi, sebenarnya
manfaat dari energi ini juga sangat banyak loh. Contohnya, banyak sekali rumah-
rumah di negara maju sana memanfaatkan energi panas bumi untuk instalasi
sistem pendingin dan pemanas ruangan. Tentunya dengan pemakaian energi yang
efisien, biayanya juga akan menjadi lebih murah.
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan baik
kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Kebutuhan energi tersebut tentunya
harus diimbangi dengan tersedianya pasokan energi yang cukup. Akan tetapi
semakin berkembangnya proses kehidupan manusia,energi yang dibutuhkan
semakin banyak sementara ketersediaan energi makin berkurang.
Manusia dan semua mahluk hidup yang ada di bumi sangat bergantung
terhadap energi. Energi yang saat ini banyak digunakan adalah energi fosil.
Ketergantungan terhadap energi fosil menjadi bom waktu yang dapat meledak
seketika. Energi fosil, seperti yang sudah kita ketahui sejak duduk di bangku
sekolah dasar, adalah energi yang tidak dapat diperbarui. Artinya suatu saat akan
habis sehingga diperlukan upaya pencarian sumur minyak baru sebagai cadangan
dan mencari alternatif-alternatif lainnya selain fosil yang sifatnya dapat
diperbaharui untuk mencukupi kebutuhan energi masa depan (Andri, 2013).
Berdasarkan statistical world review yang dirilis oleh British
Petroleum pada bulan Juni 2012, cadangan terbukti minyak di dalam perut bumi
Indonesia hanya tersisa sekitar 4 miliar barel per akhir tahun 2011. Dengan asumsi
produksi minyak mentah dalam negeri adalah 942 ribu barel per hari maka secara
matematis minyak-minyak tersebut akan habis dalam waktu tidak lebih dari 12
tahun. Masih dari data yang sama, Indonesia juga mengalami defisit minyak mentah
sebanyak 488 ribu barel karena kebutuhan yang mencapai 1,43 juta barel per
harinya (Andri, 2013). Artinya bahwa pada tahun 2025 Indonesia sudah sangat
kekurangan energi yang berasal dari energi fosil, atau bahkan kehabisan sehingga
perlu adanya Energi Baru Terbarukan (EBT) yang harus dikembangkan oleh
Indonesia.
Energi panas bumi merupakan salah satu diantara beberapa energi
terbarukan yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Di Indonesia sendiri
sampai tahun 2004 diidentifikasi terdapat 252 area yang berpotensi panas bumi
sudah termasuk dalam inventarisasi dan eksplorasi. Sebagian besar berada pada
lingkungan vulkanik sisanya berada dilingkungan batuan sedimen dan metamorf.
Dari jumlah lokasi tersebut mempunyai total potensi tersebut hanya 3% yang
dimanfaatkan untuk energi listrik atau sekitar 807 MWe dan 2% pemakaian energi
listrik nasional (Novitasari, 2011).
Berdasarkan data dari Kementrian ESDM, sampai dengan November 2009
total potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 28.112 MWe yang
tersebar di 256 titik. Terdapat penambahan 8 lokasi baru dengan potensi 400 MWe
yang berasal dari penemuan lapangan pada tahun 2009. Pada tahun 2025
diproyeksikan geothermal Indonesia dapat menghasilkan panas bumi sebesar 9500
MW atau setara dengan 400 ribu Barel Oil Equivalen (BOE) per harinya. Sebuah
potensi energi yang sangat besar.
Melihat besarnya potensi tersebut maka perlu adanya perhatian yang lebih
dalam upaya pengembangannya. Sehingga dengan demikian, pemakaian energi
dalam kehidupan dapat dapat dimaksimalkan
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan energi panas bumi serta bagaimana potensi energi
panas bumi di Indonesia?
2. Apa saja jenis-jenis energi panas bumi tersebut?
3. Bagaimana pemanfaatan energi panas bumi bagi daerah sekitar?
4. Apa dampak positif dan negatif dari pemanfaatan energi panas bumi tersebut?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan tambahan


pengetahuan tentang pentingnya pemanfaatan energi panas bumi sebagai salah satu
energi alternatif pengganti energi fosil serta menjelaskan bagaimana cara dan proses
pengkonversian energi panas bumi menjadi energi listrik sehingga dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan manusia.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Energi Panas Bumi (Geothermal)
Panas bumi adalah anugerah alam yang merupakan sisa-sisa panas dari hasil
reaksi nuklir yang pernah terjadi pada awal mula terbentuknya bumi dan alam
semesta ini. Reaksi nuklir yang masih terjadi secara alamiah di alam semesta pada
saat ini adalah reaksi fusi nuklir yang terjadi di matahari dan juga di bintang-bintang
yang tersebar di jagat raya. Reaksi fusi nuklir alami tersebut menghasilkan panas
berorde jutaan derajat celcius. Permukaan pada mulanya juga memiliki panas yang
sangat dahsyat, namun dengan berjalannya waktu (dalam orde milyard tahun) suhu
permukaan bumi mulai menurun dan akhirnya tinggal perut bumi saja yang masih
panas berupa magma dan inilah yang menjadi sumber energi panas bumi (Anonim,
1998).
Energi panas bumi adalah energi panas yang terdapat dan terbentuk di
dalam kerak bumi. Menurut Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang Panas Bumi.
Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap
air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik
semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk
pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.
Panas bumi atau geothermal merupakan salah satu sumber energy yang
dapat diperbaharui dan berkelanjutan (renewable and sustainable). Panas bumi
banyak ditemui di daerah yang memiliki banyak gunung berapi aktif, seperti
Indonesia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Jepang, Filipina, Meksiko, dan Islandia.
Panas bumi berasal dari dalam permukaan bumi atau lebih tepatnya di bawah kerak
bumi (astenosphere hingga lapisan mantel). Pada daerah tersebut terdapat magma,
yang sangat panas dan bersifat mobile, yang terbentuk dari lelehan batuan secara
alami. Magma juga berasal dari material radioaktif seperti uranium dan potassium.
Energi panas bumi ini sangatlah menjanjikan, karena selain renewable dan
sustaible, kekuatan energinya lebih besar dari minyak dan gas bumi. Karenanya,
tidak heran jika energi panas bumi ini mulai dikembangkan untuk mrnjadi energi
alternatif (Anonim, 2014).
B. Proses Terbentuknya Energi Panas Bumi (Geothermal)
Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air
panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara
genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk
pemanfataannya diperlukan proses penambangan . Panas bumi adalah sumber daya
alam yang dapat diperbarui, berpotensi besar serta sebagai salah satu sumber energi
pilihan dalam keanekaragaman energi. Panas Bumi merupakan sumber energi
panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Sumber energi
tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang
dikandung Panas Bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi.
Panas yang berasal dari dalam bumi dihasilkan dari reaksi peluruhan
unsurunsur radioaktif seperti uranium dan potassium. Reaksi nuklir yang sama saat
ini masih terjadi di matahari dan bintang-bintang yang tersebar di jagad raya. Reaksi
ini menghasilkan panas hingga jutaan derajat celcius. Pada kedalaman 10.000 meter
atau 33.000 feet, energi panas yang dihasilkan bisa mencapai 50.000 kali dari
jumlah energi seluruh cadangan minyak bumi dan gas alam yang masih tersedia.
Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang
terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang
diserap oleh permukaan bumi. Selain itu sumber energi panas bumi ini diduga
berasal dari beberapa fenomena:
1. Peluruhan elemen radioaktif di bawah permukaan bumi.
2. Panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat karena tenggelam ke dalam pusat
bumi.
3. Efek elektromagnetik yang dipengaruhi oleh medan magnet bumi (wikipedia.org).
Terbentuknya panas bumi, sama halnya dengan prinsip memanaskan air
(erat hubungan dengan arus konveksi). Air yang terdapat pada teko yang dimasak
di atas kompor, setelah panas, air akan berubah menjadi uap air . Hal serupa juga
terjadi pada pembentukan energi panas bumi. Air tanah yang terjebak di dalam
batuan yang kedap dan terletak di atas dapur magma atau batuan yang panas karena
kontak langsung dengan magma, otomatis akan memanaskan air tanah yang terletak
diatasnya sampai suhu yang cukup tinggi ( 100 – 250 C). Sehingga air tanah yang
terpanaskan akan mengalami proses penguapan. Apabila terdapat rekahan atau
sesar yang menghubungkan tempat terjebaknya air tanah yang dipanaskan tadi
dengan permukaan maka pada permukaan kita akan melihat manifestasi thermal.
Salah satu contoh yang sering kita jumpai adalah mata air panas, selain solfatara,
fumarola, geyser yang merupakan contoh manifestasi thermal yang lain.
Uap hasil penguapan air tanah yang terdapat di dalam tanah akan tetap tanah
jika tidak ada saluran yang menghubungkan daerah tempat keberadaan uap dengan
permukaan. Uap yang terkurung akan memiliki nilai tekanan yang tinggi dan
apabila pada daerah tersebut kita bor sehingga ada saluran penghubung ke
permukaan, maka uap tersebut akan mengalir keluar. Uap yang mengalir dengan
cepat dan mempunyai entalpi inilah yang kita mamfaatkan dan kita salurkan untuk
memutar turbin sehingga dihasilkanlah energi listrik (tentunya ada proses-proses
lain sebelum uap memutar turbin) (Maryadi, 2012).
C. Jenis-Jenis Energi Panas Bumi
Energi panas bumi atau energi geothermal yang terdapat dibumi terdapat
dalam berbagai bentuk. Sumber daya Panas Bumi terdiri dari 4 jenis yaitu,
hidrothermal, Hot dry rocks, Geopressured dan magma. Energi panas bumi yang
umum dimanfaatkan adalah sistem hirothermal karena pada sistem hidrothermal
pori-pori bataun mengandung air, uap, atau keduanya dan reservoir umumnya
terletak tidak terlalu jauh sehingga masih ekonomis untuk diusahakan.
Energi panas bumi yang terdapat di Indonesia dikelompokkan menjadi
beberapa jenis, yaitu :
1. Energi Panas Bumi Uap Basah
Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang
keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk
menggerakkan turbin generator listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang
ditemukan termasuk di Indonesia dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap
basah yang mengandung sejumlah air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum
digunakan untuk menggerakkan turbin. Jenis sumber energi panas bumi dalam
bentuk uap basah agar dapat dimanfaatkan maka terlebih dahulu harus dilakukan
pemisahan terhadap kandungan airnya sebelum digunakan untuk menggerakan
turbin. Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas
bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-
kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis
uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang
telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik,
sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga
keseimbangan air dalam tanah.
2. Energi Panas Bumi Air Panas
Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas
yang disebut "brine" dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya
kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat
menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk
dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah
sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya dan sistem
sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan
uap untuk menggerakkan turbin. Energi panas bumi “uap panas” bersifat korosif,
sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas
bumi jenis lainnya.
3. Energi Panas Bumi Batuan Panas
Energi panas bumi jenis ketiga berupa batuan panas yang ada dalam perut
bumi terjadi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas
bumi ini harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas
dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil
kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada
umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga untukmemanfaatkannya
perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup tinggi.
D. Pemanfaatan Energi Panas Bumi
Secara umum pemanfaatan energi panas bumi dapat dibagi menjadi 3 yaitu,
untuk menghasilkan energy listrik, penggunaan geothermal secara langsung, dan
pemanfaatan geothermal untuk pompa panas. Air dan uap panas yang keluar ke
permukaan bumi dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai pemanas. Selain
bermanfaat sebagai pemanas, panas bumi dapat dimanfaatkan sebagai tenaga
pembangkit listrik. Air panas alami bila bercampur dengan udara akan
menimbulkan uap panas (steam). Berikut adalah beberapa pemanfaatan energi
panas bumi bagi kehidupan manusia:
1. Menempatkan panas untuk bekerja
Maksudnya adalah sumber air panas geothermal dekat permukaan, air panas
itu dapat langsung dipipakan ke tempat yang membutuhkan panas. Ini adalah salah
satu cara geothermal digunakan untuk air panas, menghangatkan rumah, untuk
menghangatkan rumah kaca dan bahkan mencairkan salju di jalan. Bahkan di
tempat dimana penyimpanan panas bumi tidak mudah diakses, pompa pemanas
tanah dapat membahwa kehangatan ke permukaan dan kedalam gedung. Cara ini
bekerja dimana saja karena temparatur di bawah tanah tetap konstan selama
tahunan. Sistem yang sama dapat digunakan untuk menghangatkan gedung di
musim dingin dan mendinginkan gedung di musim panas.
2. Pemanfaatan Di Sektor Pariwisata
Di sektor pariwisata, energi panas bumi dapat dimanfaatkan karena menjadi
daya tarik tersendiri buat para wisatawan untuk menikmati energi panas dari dalam
bumi seperti air panas maupun uap panas menjadi tempat wisata yang banyak
dikunjungi wisatawan.
3. Pemanfaatan Secara Langsung Di Sektor Pertanian
Energi panas bumi dapat digunakan secara langsung (teknologi sederhana)
untuk proses pengeringan terhadap hasil pertanian, perkebunan dan perikanan
dengan proses yang tidak terlalu sulit. Air panas yang berasal dari mata air panas
atau sumur produksi panas bumi pada suhu yang cukup tinggi dialirkan melalui
suatu heat exchanger, yang kemudian memanaskan ruangan pengering yang dibuat
khusus untuk pengeringan hasil pertanian.
4. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Berdasarkan data kementerian ESDM, potensi panas bumi di dunia yang
bisa dimanfaatkan untuk sumber listrik mencapai 113 Giga Watt (GW), dimana
40%-nya dimiliki oleh Indonesia, yaitu sebesar 28 GW. Akan tetapi enenrgi panas
bumi yang dimanfaatkan di Indonesia baru hanya 4% dari total yang tersedia.
Pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik secara garis besar
dilakukan dengan cara melihat resource dari panas bumi tersebut. Apabila suatu
daerah memiliki panas bumi yang mengeluarkan uap air (steam), maka steam
tersebut langsung dapat digunakan. Steam tersebut secara langsung diarahkan
menuju turbin pembangkit listrik untuk menghasilkan energi listrik. Setelah selesai
steam tersebut diarahkan menuju kondenser sehingga steam tersebut terkondensasi
menjadi air. Air ini selanjutnya di recycle untuk menjadi uap lagi secara alami.
Namun, bila panas bumi itu penghasil air panas (hot water), maka air panas tersebut
harus di ubah terlebih dahulu menjadi uap air (steam). Proses perubahan ini
membutuhkan peralatan yang disebut dengan heat exchanger, dimana air panas ini
dialirkan menuju heat exchanger sehingga terbentuk uap air.
Pembangkit yang digunakan untuk meng-konversi
fluida geothermal menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai komponen yang
sama dengan power plants lain yang bukan berbasis geothermal, yaitu terdiri dari
generator, turbin sebagai penggerak generator, heat exchanger, chiller, pompa, dan
sebagainya. Saat ini terdapat tiga teknologi panas bumi yang digunakan untuk
mengkonversi panas bumi menjadi energi listrik, yaitu :
1. Dry Steam Power Plants
Pembangkit tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe ini uap panas
(steam) langsung diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja
menghasilkan listrik. Sisa panas yang datang dari production well dialirkan kembali
ke dalam reservoirmelalui injection well. Pembangkit tipe tertua ini per-tama kali
digunakan di Lardarello, Italia, pada 1904 dimana saat ini masih berfungsi dengan
baik. Di Amerika Serikat pun dry steam power masih digunakan seperti yang ada
di Geysers, California Utara.
2. Flash Steam Power Plants
Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas
suhu 1750oC dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power
Plants. Fluida panas tersebut dialirkan kedalam tangki flash yang tekanannya lebih
rendah sehingga terjadi uap panas secara cepat. Uap panas yang disebut dengan
flash inilah yang menggerakkan turbin untuk mengaktifkan generator yang
kemudian menghasilkan listrik. Sisa panas yang tidak terpakai masuk kembali ke
reservoir melalui injection well. Contoh dari Flash Steam Power Plants adalah Cal-
Energy Navy I flash geothermal power plants di Coso Geothermal field, California,
USA.
3. Binary Cycle Power Plants (BCPP)
Binary Cycle Power Plants menggunakan teknologi yang berbeda dengan
kedua teknologi sebelumnya yaitu dry steam dan flash steam. Pada BCPP air panas
atau uap panas yang berasal dari sumur produksi (production well) tidak pernah
menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan untuk memanaskan apa yang disebut
dengan working fluid pada heat exchanger. Working fluid kemudian menjadi panas
dan menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi
lalu dialirkan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan generator untuk
menghasilkan sumber daya listrik. Uap panas yang dihasilkan di heat exchanger
inilah yang disebut sebagai secondary (binary) fluid. Binary Cycle Power
Plants ini sebetulnya merupakan sistem tertutup. Jadi tidak ada yang dilepas ke
atmosfer. Keunggulan dari BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu rendah yaitu
90-1750C. Contoh penerapan teknologi tipe BCPP ini ada di Mammoth Pacific
Binary Geo-thermal Power Plants di Casa Diablo geothermal field, USA.
E. Kelebihan dan Kekurangan Tenaga Panas Bumi
Pembangkit listrik tenaga Panas Bumi hampir tidak menimpulkan polusi
atau emisi gas rumah kaca. Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan.
Pembangkit listik tenaga geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%,
dibandingkan 65-75 persen pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Sebagai sebuah
sumber energi alternatif dan sumber energi terbarukan, energi geothermal memiliki
kelebihan dan kekurangan. Layaknya energi lainnya, keunggulan (kelebihan) dan
kelemahan (kekurangan) energi geothermal (panas bumi) jamak, karena tidak ada
sumber energi benar-benar yang sempurna.
Di antara kelebihan dan keuntungan pemanfaatan energi geothermal
tersebut adalah :
1. Panas bumi (geothermal energy) merupakan salah satu sumber energi paling bersih.
Jauh lebih bersih dari sumber energi fosil yang menimpulkan polusi atau emisi gas
rumah kaca.
2. Geothermal merupakan jenis energi terbarukan yang relatif tidak akan habis.
Sumber energi ini terus-menerus aktif akibat peluruhan radioaktif mineral.
3. Energi Geothermal ramah lingkungan yang tidak menyebabkan pencemaran
(baikpencemaran udara, pencemaran suara, serta tidak menghasilkan emisi
karbon dan tidak menghasilkan gas, cairan, maupun meterial beracun lainnya).
4. Panas bumi (geothermal energy), dibandingkan dengan energi alternatif lainnya
seperti tenaga surya dan angin, bersifat konstan sepanjang musim. Di samping itu
energi listrik yang dihasilkan dari geothermal tidak memerlukan solusi
penyimpanan energi (energy storage) karena dapat dihasilkan sepanjang waktu.
5. Untuk memproduksi energi geothermal membutuhkan lahan dan air yang minimal,
tidak seperti misalnya pada energi surya yang membutuhkan area yang luas dan
banyak air untuk pendinginan. Pembangkit panas bumi hanya memerlukan lahan
seluas 3,5 kilometer persegi per gigawatt produksi listrik. Air yang dibutuhkan
hanya sebesar 20 liter air tawar per MW / jam.
Selain memiliki kelebihan, energi geothermal pun memiliki kekurangan. Di
antara kekurangan energi geothermal adalah :
1. Biaya modal yang tinggi. Pembangunan pembangkit listrik geothermal
memerlukan biaya yang besar terutama pada eksploitasi dan pengeboran.
2. Pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng
tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat
permukaan.
3. Pembangunan pembangkit listrik geothermal diduga dapat mempengaruhi
kestabilan tanah di area sekitarnya.

Meskipun energi panas bumi mampu memperbaharui dirinya sendiri,


namun diperlukan perbaharuan secara cepat untuk dapat memenuhi kebutuhan
energi masyarakat, kaenanya dibutuhkan proses pembaharuan dalam pemanfaatan
energi panas bumi tersebut. Di Indonesia, proses pembaharuan energi panas bumi
yang sering dilakukan yaitu dengan cara “hydrothermal convection”. Proses ini
terjadi dengan cara air dingin sisa pemanfaatan energy geothermal, dimasukkan
kembali ke dalam kerak bumi. Di kerak bumi air tersebut dipanaskan lagi secara
alami yang selanjutnya akan menjadi uap. Uap atau steam ini kemudian naik
kembali ke permukaan bumi. Proses yang sangat sederhana ini merupakan salah
satu hal positif kenapa kita harus segera menggunakan energi panas bumi ini pada
pembangkit tenaga listrik.

BAB III

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Energi panas bumi adalah energi yang secara alami sudah terdapat di alam yang
berupa panas yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak bumi.
2. Panas bumi atau geothermal merupakan salah satu sumber energy yang dapat
diperbaharui dan berkelanjutan (renewable and sustainable).
3. Panas bumi adalah sumber energy yang terbentuk secara alami di bawah
permukaan bumi yang berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur
lain yang dikandung Panas bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi.
4. Energi panas bumi dapat berupa hidrothermal, Hot dry rocks, Geopressured dan
magma
5. Manfaat energi panas bumi diantaranya dapat menghasilkan energy listrik,
penggunaan geothermal secara langsung, dan pemanfaatan geothermal untuk
pompa panas.
6. Kelebihan energi panas bumi antara lain merupakan energi yang bersih dan
terbaharukan, tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, bersifat konstan
sepanjang musin serta tidak membutuhkan lahan yang banyak dalam
memproduksinya.
7. Kekurangan energi panas bumi antara lain biaya mahal, harus dibangun didaerah
yang bertemperatur dan memiliki ketersediaan panas bumi yang tinggi. Energi
panas bumi juga dapat mempengaruhi kestabilian tanah di area sekitar.

DAFTAR PUSTAKA
Andri, 2013. Mengenal Teknologi Pembangkit Listrik. http//www.mengenal-teknologi-
pembangkit-listrik-panasbumi.html (Diakses tanggal 30 maret 2015).
Anonim,1998.EnergiBersih.http://www.greenpeace.org (Diakses tanggal 29 Maret 2015).
Anonim, 2009. Mengenal Teknologi Pebangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.
http://www.esdm.go.id (Diakses Tanggal 1 April 2015).
Anonim, 2014. Energi Panas Bumi http://id.wikipedia.org/ (Diakses tanggal 30 maret
2015).
Anonim. 2014. Kelebihan dan Kekurangan Energi Geothermal. http://alamendah.org.
(Diakses Tanggal 30 Maret 2015).
Marwaningsih, Fitri. 2012. Energy Geothermal-Energi Panas Bumi.
http://fitrimarwaningsih.wordpress.com (Diakses Tanggal 29 Maret 2015).
Maryadi, 2012. Potensi Energi Baru-Terbarukan
Indonesia. http://www.esdm.go.id (Diakses tanggal 1 April 2015).
Novitasari, 2011. Energi Panas Bumi.http://www.novitasari.blogspot.com (Diakses
tanggal 30 Maret 2015).

Anda mungkin juga menyukai