Anda di halaman 1dari 15

KUNJUNGAN KE KEGIATAN INOVASI TEKNOLOGI PABRIK GARAM DI PT GARAM ,

GRESIK JAWA TIMUR


LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KEGIATAN INOVASI GARAM INDUSTRI
DI GRESIK 28-29 NOVEMBER 2019

HARI/TANGGAL: Kamis -sd- Jumat, 27 sd 29 November 2019


PELAKSANA :
1. Drs. Kusyadi Wuryanto MM
2. Ir. Noor Asfa Fuad MT
3. Dr. Lenggogeni SE. Ak DISUSUN OLEH
SUB BAGIAN PENYUSUNAN PERENCANAAN ST RATEGIS
4. Dr. Hasto Subagyo
5. Wahyu Purnomosidi ST. MT
6. Faudyarsa Wiratama ST
7. Drs. Sunyata MM

LOKASI :
1. PT. Garam, Jalan Manyar Gresik Jawa Timur
2. Kantor Manajemen PT Garam, Jalan Arief Rahman Hakim 93 , Sukolilo, Surabaya,
Jawa Timur

BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN


BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
JAKARTA, NOVEMBER 2019
KUNJUNGAN KE KEGIATAN INOVASI TEKNOLOGI PABRIK GARAM DI PT GARAM ,
GRESIK JAWA TIMUR

HARI/TANGGAL: Kamis -sd- Jumat, 27 sd 29 November 2019


PELAKSANA :
1. Drs. Kusyadi Wuryanto MM
2. Ir. Noor Asfa Fuad MT
3. Dr. Lenggogeni SE. Ak
4. Dr. Hasto Subagyo
5. Wahyu Purnomosidi ST. MT
6. Faudyarsa Wiratama ST
7. Drs. Sunyata MM

LOKASI :
1. PT. Garam, Jalan Manyar Gresik Jawa Timur
2. Kantor Manajemen PT Garam, Jalan Arief Rahman Hakim 93 , Sukolilo, Surabaya,
Jawa Timur
LATAR BELAKANG
Garam merupakan suatu produk yang sangat dibutuhkan, baik garam konsumsi untuk
keperluan rumah tangga maupun garam industri untuk keperluan industri seperti industri kimia,
farmasi, aneka pangan, dan industri lainnya. Adapun yang menjadi pembeda dalam penggunaannya
yakni terkait kandungan NaCl yang ada didalamnya. Untuk keperluan garam konsumsi, kandungan
NaCl yang ada minimal 94 %, sedangkan untuk keperluan industri seperti industri farmasi
(>99,8%), industri aneka pangan (>97% ), dan industri kimia (>96%).

Garam industri adalah garam dengan kandungan NaCl yang tinggi, antara 95 hingga 97
persen. Pada industri, kandungan mineral (NaCl) menjadi syarat agar garam ini dapat digunakan
sebagai bahan baku dan bahan penolong untuk membantu mengolah produk produk industri1).
Sedangkan untuk pemanfaatan oleh manusia (rumah tangga), garam dimanfaatkan sebagai
penyedap rasa dengan rasa asinnya. Pengguna garam industri adalah industri chlor alkali plant
(CAP), farmasi, dan Industri Non CAP seperti perminyakan, pengasinan ikan, kulit, tekstil, sabun,
dan lain-lain1).

Hingga saat ini impor garam di Indonesia masih sangat tinggi, dimana kebutuhan garam
nasional lebih dari 4 Juta ton/tahun, dan kondisi ini terus meningkat seiring dengan bertambahnya
penduduk dan perkembangan jumlah industri dalam negeri. Disisi lain, produksi garam nasional
masih kurang dari 2 Juta Ton/Tahun dan sifatnya pun masih belum dapat digunakan untuk
keperluan industri. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2018 volume import garam industri mencapai
2.8 Juta Ton yang setara dengan 90.7 Juta USD. Artinya, jika hal ini dibiarkan secara terus menerus
maka akan terus membebani neraca perdagangan.

Berdasarkan data IPGI Tahun 2018, komposisi kebutuhan garam untuk industri didominasi
oleh industri petrokimia yang hampir mencapai 50%, lalu disusul oleh industri pulp & kertas,
industri aneka pangan, pengasinan ikan, dan penyamakan kulit.

Dari sisi konsumsi, kebutuhan garam masih sangat besar, yaitu 60% dari seluruh pemanfaatan
garam secara nasional adalah untuk industri dan 20% adalah garam untuk mencukupi kebutuhan
manusia. Akan tetapi, dari sisi penyediaan garam rakyat masih belum mampu memenuhi kebutuhan
garam nasional baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu garam industri masih
impor terutama dari Australia. Garam Industri bisa dimanfaatkan sebagai garam konsumsi dengan
beberapa penyesuaian. Bila dilihat dari segi tata laksana perdagangan garam, kebijakan impor
garam berpotensi menjadi masalah karena adanya penyalahgunaan prosedur, garam impor yang
seharusnya dipakai untuk mencukupi kebutuhan industri, dipakai sebagai garam konsumsi dengan
harga pasar yang jauh lebih murah dibandingkan garam rakyat, sehingga akan mematikan produksi
petani garam. Indonesia adalah negara dengan garis pantai yang sangat panjang, dimana pantai
dianggap sebagai prasarana produksi garam nasional. Namun, tidak semua pantai dapat
menghasilkan garam, selain karena letak geografis juga karena rendahnya salinitas air laut di sentra-
sentra produksi garam di Indonesia. Untuk mencapai standar garam industri, diperlukan proses
pengolahan lebih lanjut yang membutuhkan biaya tinggi.

Program dan kegiatan flagship Prioritas Riset Nasional yang dicanangkan oleh BAPPENAS
bersama dengan Kementerian Riset dan Teknologi merupakan salah satu upaya dalam rangka
memberikan solusi bagi berbagai permasalahan yang terjadi di industri. Munculnya flagship garam
terintegrasi, dimana BPPT menjadi koordinator kegiatan flagship tersebut merupakan suatu hal
yang perlu untuk dipikirkan secara serius agar nantinya dapat menyelesaikan permasalahan yang
telah disebutkan sebelumnya. Peranan IPTEK sangat diperlukan dalam mewujudkan inovasi baik
inovasi produk, proses, maupun layanan.

Gambar 1: Kebutuhan Garam Indonesia


(Sumber : IPGI, 2018)

BPPT sebagai lembaga kaji terap, berupaya memberikan solusi teknologi terhadap
permasalahan rendahnya kualitas garam rakyat, dengan membuat kegiatan inovasi teknologi
industri garam nasional yang mampu menghasilkan garam industri minimal 99% kandungan NaCl.
Dalam rangka mewujudkan karya inovasi teknologi garam, mendorong terjadinya proses hilirisasi
teknologi garam, BPPT bekerjasama dengan mitra yakni PT Garam membangun sebuah prototype
pabrik garam industri, dimana pada tahun 2020 akan ditargetkan 1 inovasi garam industri.
Sedangkan pada tahun 2019 ini, diharapkan prototype pabrik garam industri dapat sesegera
mungkin dihasilkan. Adapun komposisi sharing dalam kerjasama tersebut, dimana dari pihak PT
Garam menyediakan lahan, dan utilitas, sedangkan pihak BPPT terkait teknologinya. Berdasarkan
data yang diperoleh dari unit teknis BPPT, beberapa target yang dijadikan L0 BPPT pada flagship
garam terintegrasi setiap tahunnya (2020-2024) adalah sebagai berikut :
2020 : 1 inovasi garam industri
2021 : 1 inovasi bittern
2022 : 1 inovasi garam PLTU
2023 : 1 inovasi garam farmasi
2024 : 1 inovasi garam PA

Dalam mempersiapkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan flagship garam terintegrasi


tersebut, Biro Perencanaan dan Keuangan BPPT melakukan kunjungan ke kantor PT Garam di
Surabaya dan pabrik yang ada di Gresik (yang akan dijadikan pabrik percontohan). Hal itu
dilakukan dalam rangka konfirmasi dan validasi terkait kesiapan unit teknis BPPT di lapangan
(pabrik Gresik), peran mitra dalam hal ini PT Garam Persero, serta berbagai informasi yang
dibutuhkan dalam upaya menunjang keberhasilan pelaksanaan flagship tersebut.

Luaran kegiatan adalah pembangunan mesin pengolah/pabrik garam rakyat yang akan
dimanfaatkan untuk mendukung proses produksi PT Garam, dalam rangka substitusi impor,
mencukupi kebutuhan garam industri nasional.

Dalam peta jejak kegiatan Inovasi garam Industri akan menjadi kinerja BPPT pada RPJMN III
dan akan dilanjutkan sebagai kegiatan flagship dan menjadi kinerja BPPT pada RPJMN IV, adapun
rinciannya dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut :

Gambar 2 : Peta Jejak Kegiatan Inovasi Teknologi Industri Garam

Sesuai dokumen Rencana Strategis BPPT tahun 2015 – 2019, Alih teknologi adalah layanan
teknologi dalam bentuk pengalihan kemampuan memanfaatkan dan menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi antar lembaga, badan, atau orang, baik yang berada di lingkungan dalam negeri
maupun yang berasal dari luar negeri ke dalam negeri dan sebaliknya. Alih teknologi untuk
peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa yang menjadi indikator kinerja sasaran
strategis 3 adalah alih teknologi garam industri.

Sedangkan kinerja pada RPJMN IV 2020-2024 adalah pabrik Bittern yang akan beroperasi
pada tahun 2020.

TUJUAN
Melakukan konfirmasi terhadap :
1. Melihat pencapaian kegiatan pembangunan pabrik garam industri di Gresik :
a.) Kesiapan Rencana pembangunan pabrik garam sesuai peta jejak yang ada
b.) Potensi penyelesaian target kegiatan sebagai Impact/Outcome lembaga (hambatan Vs
fungsi waktu)
c.) potensi pencapaian target kinerja teknis pabrik garam dengan Kapasitas Pabrik 40.000 T/
2. Melakukan validasi dan konfirmasi PT Garam Persero sebagai mitra BPPT terkait flagship
garam terintegrasi 2020-2024
a.) Prospek kegiatan pembangunan pabrik garam sebagai kinerja lembaga yang bersifat impact
dalam rangka substitusi impor garam dan/atau TKDN
b.) Kerjasama Operasi (KSO) dan benefit kemitraan antara PT Garam dengan BPPT bila
pabrik garam sudah berproduksi
c.) Potensi Pencapaian Rencana target Kegiatan Flagship Garam Industri di 2020-2024
d.) Komitmen dan kontribusi mitra terhadap rencana pembangunan pabrik garam di (2020-
2024
3. Mengidentifikasi kebutuhan teknologi yang sesuai dengan Rencana Jangka Panjang PT Garam
Persero
a.) Mengetahui ekspektasi PT Garam Persero dalam diversifikasi dan pengembangan industri
garam
b.) Keselarasan antara roadmap kegiatan BPPT dengan roadmap PT Garam

SASARAN
1. Konfirmasi rencana pembangunan pabrik industri garam dengan kapasitas 40.000 TpY garam
industri 99% NaCl. yang menjadi target kinerja lembaga BPPT pada tahun 2019
2. Konfirmasi rencana kegiatan dan target kinerja kegiatan flagship Inovasi teknologi garam
Industri pada RPJMN tahap IV pada tahun 2020-2024
3. Potensi Teknologi kebutuhan industri Garam nasional
METODOLOGI
Konfirmasi dilakukan dengan metode :
1. Kunjungan lapangan ke lokasi kegiatan inovasi teknologi pabrik garam BPPT di PT Garam,
Gresik, Jawa Timur untuk memastikan data dan fakta kemajuan pembangunan pabrik garam
yang dijanjikan sebagai kinerja BPPT tahun 2019, sebagai dasar kinerja lanjutan pada
kegiatan flagship 2020-2024
2. Rapat bersama direksi PT Garam di kantor PT Garam, Jalan Arief Rahman Hakim 93,
Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur untuk koordinasi dalam rangka penyelarasan kondisi riil di
lapangan dengan kebijakan-kebijakan yang bersifat strategis dalam rangka menindaklanjuti
penyelesaian target, memperkuat kemitraan riset, serta mempersiapkan kerjasama
operasional produksi garam dan bittern, serta kebutuhan teknologi industri garam di masa
depan

WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Perjalanan Dinas dalam rangka kunjungan ke PT Garam dilaksanakan selama 3
(tiga) hari, sejak tanggal 27 November 2019 hingga 29 November 2019 dengan rincian sebagai
berikut :
a.) 27 November 2019 : Persiapan koordinasi dengan tim teknis BPPT dan PT Garam, serta
persiapan bahan paparan di Sub Bag Renstra (Koordinasi internal dan eksternal)
b.) 28 November 2019 (09.00 WIB – 11.00 WIB): Kunjungan ke Pabrik PT Garam Gresik
(Pertemuan dengan tim teknis BPPT yang bertugas di Pabrik PT Garam Gresik)
c.) 29 November 2019 (09.00 WIB – 11.00 WIB): Kunjungan ke kantor PT Garam Surabaya
(Pertemuan dengan Direktur Renbang dan jajarannya)
HASIL
Pembangunan Pabrik Garam 40.000 TpY

Gambar 1 : Mesin Pengolah Garam BPPT


Pabrik garam karya BPPT ditargetkan akan selesai dan menjadi kinerja alih teknologi BPPT
pada tahun 2019. Diharapkan, pabrik garam ini dapat beroperasi secara efektif dengan kapasitas
40.000 TPY (ton per year) untuk menghasilkan garam industri dengan kandungan minimal 99%
NaCl. Di sisi lain, pabrik garam juga direncanakan dapat menghasilkan produk sampingan berupa
Bittern, yaitu bahan baku minuman isotonik yang akan dimanfaatkan oleh industri.

Selain sebagai tempat pengkajian, pengembangan, dan penelitian inovasi garam BPPT , lahan
PT Garam di Gresik tersebut juga direncanakan sebagai salah satu fasilitas produksi garam yang
akan mendukung produksi PT Garam. Fasilitas lahan PT Garam, juga akan dilengkapi dengan
kegiatan inovasi produk sampingan industri garam yaitu bittern. Bittern menjadi objek
perekayasaan BPPT, sebagai produk sampingan alternatif industri garam yang dapat
dikomersialkan. Implementasi kegiatan inovasi industri garam tersebut akan mempunyai banyak
manfaat, diantaranya:
1. membantu meningkatkan kemampuan SDM iptek BPPT dalam penguasaan teknologi
industri garam;
2. membangun jejaring kemitraan dengan industri PT Garam, sebagai pengguna teknologi hasil
perekayasaan teknologi garam BPPT;
3. meningkatkan daya saing industri garam nasional, untuk substitusi impor khususnya untuk
garam industri dengan kualitas NaCl >99%;
4. mendorong pengembangan garam rakyat dengan peningkatan nilai tambah garam sebagai
bahan baku di industri

Berdasarkan keterangan tim teknis dan pengamatan dilapangan, beberapa hal penting terkait
kemajuan pembangunan pabrik garam adalah sebagai berikut:
a.) capaian total terkait pembuatan pabrik sudah sekitar 20%, peralatan yang sudah datang dari
China sekitar 90%, peralatan terakhir akan datang sekitar awal Desember. Setelah alat-alat yang
dipesan datang, maka akan dilakukan individual test (tes alat), lalu commissioning sekitar
tanggal 26 Desember 2019 untuk dicek terkait kualitas dan kuantitasnya. Dari sisi sumber daya,
anggaran untuk optimasi tidak ada, oleh karena itu perlu diantisipasi apabila pada saat pengujian
ada kebutuhan anggaran untuk perbaikan dan penyempurnaan yang bersifat teknis agar kinerja
mesin dapat tercapai sesuai spesifikasi.
b.) Rencana awal sharing kerjasama yang dilakukan dalam kegiatan ini, BPPT akan
menyumbangkan alat /teknologi, sedangkan PT Garam menyediakan lahan, bahan baku dan
utilitas.
c.) BPPT hanya melakukan pekerjaan desain awal, sedangkan pekerjaan DED, dan pembangunan
pabrik diserahkan/dilelang ke kontraktor dikarenakan kendala waktu
d.) Dikarenakan adanya pemotongan anggaran, maka teknologi yang diambil oleh tim teknis adalah
teknologi dari China (menyesuaikan dengan anggaran yang ada), berbeda dengan ekspektasi
awal yang akan menggunakan teknologi dari Eropa
e.) Alih teknologi yang terjadi selama ini yakni alih teknologi berupa dokumen engineering dari
kontraktor ke BPPT, sedangkan alih teknologi dari BPPT ke PT Garam baru akan dilaksanakan
setelah pembangunan pabrik berhasil
f.) Pengerjaan DED dan kontruksi tidak mungkin dibangun dalam 1 tahun (tahun yang sama). Bila
tetap dilakukan, maka berpotensi besar akan carried over ke tahun berikutnya dan menjadi
hambatan dalam pengerjaan proyek yang telah dijadwalkan pada tahun tersebut.
g.) Kegiatan yang bekerjasama dengan PT Garam hanya garam industri dan bitten, akan tetapi PT
Garam masih membuka peluang kerjasama untuk kegiatan BPPT yang terkait dengan PLTU jika
memungkinkan
h.) Perlu adanya formulasi yang tepat antara PT Garam dan Pusyantek BPPT terkait KSO
(Kerjasama Operasi) pembangunan pabrik PT Garam
i.) Perlu dipikirkan secara jelas terkait status asset BPPT yang nantinya akan digunakan oleh PT
Garam agar tidak terjadi pelanggaran hukum dikemudian hari
j.) Beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan terkait pembangunan pabrik oleh BPPT di PT
Garam :
1. Keputusan manajemen yang berakibat pada pengunduran waktu lelang yang secara
sequence mengakibatkan keterlambatan pada proses berikutnya
2. Adanya perubahan lokasi dalam kurun waktu yang cepat
3. Konsultan pengawas yang kurang membantu
4. Hal tersebut diatas secara otomatis akan mengakibatkan penurunan kualitas

Kunjungan ke Kantor Direksi PT Garam Persero


Kunjungan ke kantor PT Garam Persero dilaksanakan dalam rangka rapat koordinasi antara
BPPT dengan pimpinan PT Garam Persero untuk meningkatkan kemitraan dan membahas hal hal
yang bersifat manajerial antara lain :
a.) mendukung usaha usaha pencapaian target kegiatan pembangunan pabrik Garam,
b.) membahas flagship Garam 2020-2024, mengidentifikasi potensi kedepan dalam rangka
mengurangi (substitusi) import,
c.) Mencari informasi terkait ekspektasi PT Garam dalam pengembangan industri garam, serta
kebutuhan teknologi kedepan

Berdasarkan keterangan Direktur Renbang, ada beberapa hak yang perlu di perhatika antara lain :
a.) Anggaran PT Garam sebesar 180 M di tahun 2023 kebanyakan hanya dialokasikan untuk
garam pro analis (PA). Target dan alokasi dana di tahun tersebut dapat saja dimajukan ke
tahun 2020 jika terdapat anggaran pada tahun tersebut
b.) Lahan penggaraman terintegrasi merupakan kondisi ideal yang direncanakan, namun pada
faktanya sangat sulit untuk diimplementasikan dan bisa dikoordinasikan dengan lembaga
terkait yang berhubungan dengan konten teknologi (perikanan, Pemda setempat,
Kementerian Kelautan dan Perikanan
a.) Untuk target kegiatan flagship 2020-2024 Kegiatan Fortifikasi garam dalam skala kecil
sudah mulai dilakukan penelitiannya dalam skala penelitian laboratorium tahun ini (2019)
dengan melibatkan beberapa perguruan tinggi.
b.) Perlu memerhatikan untuk pengerjaan DED, karena DED memerlukan waktu sekitar 6-8
bulan dalam pengerjaaannya Selain itu, pengerjaan DED semestinya dilaksanakan 1 atau 2
tahun sebelum pembangunan pabrik. Arkian, disarankan pengerjaan DED pabrik garam
PLTU, Farmasi, Fortifikasi, dan Pro Analissi dikumpulkan menjadi satu tahun yang sama
(2021).
c.) DED dan pembangunan Pabrik Garam Bittern dilaksanakan dalam tahun yang sama (tahun
2020) karena merupakan permintaan dari Bappenas
d.) PT Garam membutuhkan Feasibility Study dari BPPT untuk menentukan aspek pasar berupa
target/sasaran pasar, harga jual, dan keuntunga yang berpotensi untuk didapatkan oleh PT
Garam. Selain itu, Feasibility Study mengandung aspek-aspek teknis seperti inputan dan
proses pembuatan garam yang dapat dijadikan bahan pemasaran produk hasil.
e.) PT Garam berkomitmen untuk menggunakan hasil dari pabrik garam terepas dari hasil
produksinya mencapai 40.000 TpY atau tidak. Poin yang digarisbawahi oleh PT Garam
adalah kualitas produk yang memenuhi spesifikasi atau persyaratan produk. Agar dapat
memenangkan kompetisi pasar, kandungan minimal NaCl yang dibutuhkan adalah 99%.
Kualitas tersebut menjadi salah satu aspek penting untuk produk untuk bersaing dalam pasar
sehingga menjadi prasyarat utama bagi PT Garam. Target kapasitas produksi 40.000 TpY
bukan berdasarkan permintaan PT Garam, namun berdasarkan target dan janji BPPT.
Menurut Direktur Renbang, agar dapat menghasilkan kapasitas produksi sebesar 40.000
TPY dibutuhkan alat produksi / operasi mesin sekitar 7200 jam per tahun (300 hari kerja),
oleh karena itu, aspek keandalan mesin sangat diperlukan
f.) Terkait flagship garam BPPT, yang akan diproduksi oleh PT Garam hanya bittern dengan
potensi customer yakni pabrik minuman isotonik, namun Direnbang ingin mengetahui
kandungan/komposisi minuman isotonik yang akan dihasilkan dari bitten terlebih dahulu
agar dapat diketahui segmen pasarnya (market segmentation) sejak awal. Produk yang
dihasilkan harus memiliki keunggulan/keunikan agar tidak bermain di pasar ”Red Ocean”
g.) Menurut Direktur Renbang, teknologi garam Chemical memiliki peluang pasar yang sangat
tinggi karena banyaknya kebutuhan.
h.) Berdasarkan masukkan Direktur Renbang, teknologi yang dibutuhkan kedepan yakni
teknologi yang mudah terimplementasikan, seperti halnya teknologi pencucian (washing
mobile/portable machine) untuk garam rakyat, mesin dengan teknologi yang dapat membuat
turunan garam, yang tentunya dapat dipergunakan oleh rakyat/di daerah, teknologi robotic
untuk pengeringan garam dalam rangka mengatasi ketersediaan SDM di daerah, teknologi
untuk proses pengairan lahan
i.) Potensi pasar yang dilihat oleh PT Garam adalah PT Antam dan Inalum yang melakukan
pembaruan teknologi dan membutuhkan asam, PT Garam dapat menyediakan NaOH yang
merupakan salah satu bahan baku garam. Ini menjadi potensi sebagai solusi sebagian besar
permasalahan rakyat dengan investasi awal sebesar 1.3 T
j.) Dalam infografik, PTSEIK mencantumkan MgOH namun menurut PT Garam, pengguna
MgOH sedikit, seperti PT Kimia Farma yang hanya menggunakan beberapa Kilogram
dalam satu tahun.
k.) Direktur Pengembangan menyatakan bahwa ke depannya teknologi yang dibutuhkan adalah
washing machine portable yang tahan korosi untuk mencuci garam petani lokal sehingga
kualitas NaCl garam tersebut dapat mencapai ≥97% dan pada akhirnya dapat masuk ke
pasar sebagai garam dapur atau garam basah. Bila terwujud, maka dapat menekan industri
untuk mengurangi impor dan menggunakan garam lokal
l.) PT Garam belum memiliki washing machine portable karena mahal (menggunakan bahan
titanium) sehingga garam hasil dari mesin tersebut harganya menjadi mahal dan tidak dapat
bersaing. PT Garam meminta BPPT yang memiliki material tahan korosi untuk mendesain
mesin tersebut
m.) PT Garam menuturkan bahwa ketika panen raya garam, terjadi kekurangan tenaga manusia
karena SDM sudah memasuki usia pensiun dan tidak ada regenerasi. Oleh karena itu, PT
Garam membutuhkan automasi ketika panen raya garam dalam 5 tahun ke depan dan
mengatur pengairan garam.
n.) PT Garam mencanangkan untuk automasi proses produksi garam dengan melihat persentase
total garam yang sampai ke tempat pengangkutan dan melihat berapa garam yang terbuang
dalam proses tersebut.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Peta jejak kegiatan Inovasi Teknologi Garam Industri, tercantum sebagai Kinerja BPPT dalam
Renstra BPPT 2020-2024, dengan Sasaran Strategis Termanfaatkannya Inovasi Teknologi Untuk
Peningkatan Daya Saing Menuju Kemandirian Bangsa. Program Inovasi Teknologi Garam Industri
dicantumkan sebagai salah satu target pembangunan nasional seperti tertulis dalam dokumen
panduan pembangunan jangka menengah Remcana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahap
III (RPJMN III) . Oleh karena itu, BPPT berkewajiban mengawal agar kegiatan ini menjadi Inovasi,
pabrik pabrik Garam yang dibangun dapat mendukung proses produksi industri terkait sebagai
usaha usaha peningkatan nilai tambah agar mampu bersaing di pasar.

a.) Pencapaian kegiatan pembangunan pabrik garam industri yang dikerjakan oleh BPPT
bekerjasama dengan PT Garam Persero untuk target tahun 2019 hingga saat ini (waktu saat
kunjungan) masih dibawah 50 %, masih menunggu peralatan yang belum datang (ketersediaan
peralatan di pabrik). Keterlambatan yang ada dikarenakan oleh berbagai factor seperti halnya
keputusan manajemen terkait perubahan lokasi, pengunduran waktu lelang, minimnya
kontribusi konsultan pengawas. Disamping itu, factor keterbatasan waktu dan pemotongan
anggaran mengakibatkan tim teknis BPPT mengadakan penyesuaian peralatan (yang semula
diharapkan peralatan dari Eropa beralih ke peralatan dari China)
b.) Kerjasama Operasi (KSO) antara BPPT dengan PT Garam Persero serta manajemen
pemindahan asset dari BPPT ke PT Garam Persero masih belum jelas
c.) Aspek Kualitas produk garam industri (Kandungan NaCl diatas 99%) menjadi prasyarat utama
agar produk dapat memenangkan pasar, aspek kuantitas seperti halnya kapasitas produksi
yang dijanjikan oleh BPPT sebesar 40.000 TpY tidak terlalu menjadi fokus perhatian PT
Garam Persero
d.) Terkait produk turunan, keunggulan atau keunikan calon produk harus diidentifikasi sejak dini
agar dapat dicarikan segmentasi pasarnya, dan bermain dipasar “Red Ocean”
e.) Teknologi yang dibutuhkan kedepan menurut PT Garam Persero adalah teknologi yang mudah
terimplementasikan, bersifat portable, dan dapat menggantikan peranan manusia (automasi)

REKOMENDASI
a.) Perlu dibuatkan sesegera mungkin kejelasan Skema KSO (Kerjasama Operasi), serta
manajemen pemindahan asset terkait BMN antara BPPT dengan PT Garam Persero
b.) Fokus kegiatan BPPT terkait flagship garam industri sebaiknya diarahkan pada teknologi
peningkatan kualitas produk dalam rangka menghasilkan kandungan NaCl yang tinggi
melebihi 99 %
c.) Perlu adanya perbaikan yang sifatnya sesegera mungkin pada roadmap flagship garam
BPPT yakni terkait waktu pembuatan DED, pemfokusan target tahunan agar dapat
menyempurnakan terlebih dahulu target tahun sebelumnya dan tidak berpindah ke target
yang lain dengan memindahkan seluruh DED pabrik Garam ke dalam 1 tahun (tahun 2021)
d.) Perlu adanya perbaikan pada roadmap flagship Garam terintegrasi BPPT, dimana
pengerjaan DED dapat ditarik kedepan dan semua DED dikerjakan pada satu waktu yang
sama, karena proses pengadaan barang untuk konstruksi berdasatkan DED membutuhkan
waktu 6-8 bulan
e.) Format KSO , PT Garam Persero akan mengikuti mekanisme yang disarankan BPPT selama
tidak menyalahi aturan yang ada di BPPT, hal yang perlu diperhatikan adalah dalam rangka
kerjasama komersial, perhitungan ekonomi pabrik garam dan bittern layak bagi PT Garam
Persero.
f.) Terkait dengan target kinerja 2020-2024 untuk kegiatan garam farmasi sebaiknya
dikoordinasikan dengan PT Kimia Farma, karena produk tersebut bukan domain PT Garam
Persero, PT Garam Persero akan mendukung dari sisi regulasi dalam proses produksi
g.) Hal yang sama , terkait dengan target kinerja 2020-2024 untuk garam dari PLTU, karena
sarana dan prasana bukan berada di bawah tanggung jawab PT Garam Persero, mohon
dalam pelaksanaan kegiatannya agar bisa di koordinasikan dengan PT PLN, PT Garam
Persero akan mendukung dari sisi regulasi
DAFTAR PUSTAKA:
1. https://www.tribunnews.com/bisnis/2018/02/06/apa-itu-garam-industri-apa-bedanya-
dengan-garam-konsumsi-ini-penjelasan-dari-maritime-society.
2. Biro Perencanaan dan Keuangan , 2018. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah.
3. Pusat Teknologi Sistem Energy Industri Kimia, 2018 Paparan Kegiatan Flagship Inovasi
Teknologi Garam Industri.
4. Ikatan Petani Garam Indonesia, 2018, Paparan tentang Industri Garam

Anda mungkin juga menyukai