Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN PETA JALAN (ROADMAP) ALUR ALIRAN MATERIAL SEKTOR


PETROKIMIA TAHUN 2020 - 2030

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : Kementerian Perindustrian


UNIT ESELON I : Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan
Tekstil
PROGRAM : Program Revitalisasi, Penumbuhan dan
Pengembangan Industri Kimia Hulu
HASIL : Tumbuh dan Kuatnya Basis Industri Kimia Hulu
UNIT ESELON II/SATKER : Direktorat Industri Kimia Hulu
KEGIATAN : Revitalisasi, Penumbuhan dan Pengembangan
Industri Kimia Hulu
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN : Tersedianya Dokumen Roadmap Alur Aliran
Material Sektor Petrokimia Tahun 2020 - 2030
SATUAN UKUR DAN JENIS KELUATAN : Dokumen Hasil Studi Penyusunan Roadmap
VOLUME : 1 (Satu) Roadmap
OUTPUT : Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Alur Aliran
Material Sektor Petrokimia Tahun 2020 - 2030

1. LATAR BELAKANG

a. Dasar Hukum

 Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian


 Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan
Pembinaan dan Pengembangan Industri
 Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan
Industri Nasional Tahun 2015 – 2035 (RIPIN 2015 – 2035)
 Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya
Industri
 Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri
 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54)

1
b. Gambaran Umum Singkat

Berdasarkan RIPIN (Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional) yang dituangkan


pada PP No. 14 tahun 2015, salah satu Visi pembangunan industri nasional adalah
membangun industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global yang dapat diwujudkan
dengan cara memperkuat/memperdalam struktur industri nasional, meningkatkan
industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju serta menjamin kepastian berusaha
(persaingan yang sehat). Untuk memperkuat dan memperdalam struktur pembangunan
industri nasional, sektor-sektor industri kemudian dibagi berdasarkan karakteristik dan
fungsinya seperti industri hulu, pendukung dan andalan.

Pengembangan sektor industri pengolahan difokuskan pada penguatan rantai pasok


untuk menjamin ketersediaan bahan baku dan energy yang berkesinambungan dan
terjangkau sesuai amanat UU No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian. Pemerintah juga
mendorong pembangunan industri berbasis sumber daya alam yang dikembangkan
mendekati sumber bahan baku dan diarahkan untuk dapat dikembangkan di wilayah-
wilayah lain yang belum dioptimalkan.

Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai industri yang berbahan baku
utama produk minyak bumi dan gas (naphta, kondensat, gas alam), batubara, serta
biomassa, yang mengandung senyawa-senyawa olefin, aromatik, gas sintesa, dan
organik lainnya yang dapat diturunkan dari bahan-bahan tersebut, untuk menghasilkan
produk-produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi daripada bahan bakunya.

Industri petrokimia dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:


1) Industri petrokimia hulu (dasar) adalah industri yang memproses bahan baku berupa
naphta dan/atau kondensat menjadi olefin, aromatik, dan parafin. Contoh: industri
olefin (ethylene, propilene, butadiane, dll), industri aromatik (benzene, toluene,
xylene, dll), industri berbasis C-1(ammonia, methanol).
2) Industri petrokimia antara adalah industri yang memproses bahan baku olefin,
aromatik (produk industri petrokimia hulu) menjadi produk turunannya seperti vinyl
chloride, styrene, ethylene glycol, dll.
3) Industri petrokimia hilir adalah industri yang mengolah bahan yang dihasilkan oleh
industri petrokimia antara menjadi berbagai produk akhir yang digunakan oleh industri
atau konsumen akhir (industrial dan consumer goods). Contoh: Polietilena (HDPE,
LDPE, LLDPE); Polipropilena (PP); Polistirena (PS); Polivinilkhlorida (PVC); PET,
karet sintetis (ABS), serat sintetis (polyester, nilon), dll.

2
Industri petrokimia hulu menjadi salah satu industri strategis jika ditinjau dalam struktur
PDB industri manufaktur maupun dalam kontek keterkaitan dengan industri hilir lain
seperti plastik, serat sintetik, karet sintetik, kosmetik, pupuk, tekstil dan lainnya.
Industripetrokimia sangat diuntungkan dengan potensi sumberbahan baku baik itu
minyak bumi, gas alam, batubara dan biomassa di dalam negeri. Industri petrokimia hulu
dikategorikan sebagai jenis industri yang padat modal, padat teknologi dan lahap energi.
Dalam rangka percepatan pertumbuhan industri, pemerintah telah meluncurkan program
Making Indonesia 4.0 dalam rangka Indonesia untuk membangun industri manufaktur
yang berdaya saing global melalui percepatan implementasi Industri 4.0. Hampir seluruh
sektor manufaktur Indonesia menghadapi tantangan yang serupa mulai dari ketersediaan
bahan baku domestik hingga kebijakan industri. Beberapa faktor yang menghambat
industri Indonesia seringkali bersifat lintas sektoral. Oleh karenanya Making Indonesia
4.0 membuat 10 inisiatif nasional untuk mempercepat perkembangan inudustri
manufaktur di Indonesia.

Salah satu inisiatif adalah perbaikan alur aliran barang dan material. Indonesia saat ini
masih bergantung pada impor bahan baku maupun komponen bernilai tinggi khususnya
di sektor kimia, logam dasar, otomotif dan elektronik. Indonesia akan memperkuat
produksi lokal pada sektor hulu dan menengah melalui peningkatan kapasitas produksi
dan percepatan adopsi teknologi. Indonesia akan mengembangkan rancangan jangka
panjang untuk perbaikan alur aliran barang dan material secara nasional dan menyusun
strategi sumber material.

Pada sektor petrokimia, saat ini Indonesia memiliki visibilitas yang sangat terbatas
terhadap alur aliran barang dan materialnya. Tanpa analisis yang mendalam dan
pengembangan database yang komprehensif, strategi perbaikan alur aliran material
Indonesia akan menjadi kurang optimal dan akan mempengaruhi perkembangan sektor
petrokimia. Oleh sebab itu berdasarkan kondisi-kondisi tersebut perlu dilakukan kegiatan
penyusunan “Peta Jalan (Roadmap) Alur Aliran Material Sektor Petrokimia Tahun
2020 – 2030”

2. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah sebagai identifikasi industri petrokimia, menyusun
pedoman dan arah kebijakan serta merumuskan langkah-langkah strategis dan
berkesinambungan pada sektor petrokimia dalam rangka memperbaiki alur aliran

3
material sehingga diperoleh hasil yang efektif dan optimal sehingga mengurangi
ketergantungan pada impor kimia dasar.

b. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah:
1) Untuk memperoleh informasi yang komprehensif dan terkini mengenai alur aliran
material sektor industri petrokimia
2) Untuk memastikan bahwa pasokan bahan domestik Indonesia meningkat secara baik
sampai dengan tahun 2030 dengan cara yang paling efisien secara ekonomis,
misalnya prioritas yang jelas tentang bahan/produk yang akan dipasok di dalam
negeri dengan mempertimbangkan daya saing biaya di pasar global.
3) Untuk memberikan pedoman atau arahan serta strategi dalam perbaikan alur aliran
material sehingga menjadi efektif dan optimal dalam perkembangan sektor petrokimia
4) Untuk menyusun rekomendasi kebijakan/peraturan dan rencana yang dibutuhkan
dalam pengembangan sektor petrokimia

c. Sasaran Kegiatan
Tersedianya peta jalan (roadmap) alur aliran material pada sektor industri petrokimia
tahun 2020 – 2030 dan tersusunnya rekomendasi kebijakan/peraturan dan rencana yang
dibutuhkan dalam pengembangan sektor petrokimia

d. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah Ditjen IKFT, Direktorat Industri Kimia Hulu sebagai
bahan masukan dalam rangka usulan penetapan kebijakan dan penjaminan pasokan
bahan baku industri sektor industri petrokimia, Asosiasi dan Pelaku Usaha industri
petrokimia

3. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Alur Aliran Material Sektor
Petrokimia Tahun 2020 – 2030 dilaksanakan oleh pihak ketiga; perusahaan jasa
konsultan yang mempunyai pengalaman dan/atau pernah mengerjakan dokumen
perencanaan (roadmap) pengembangan sektor industri

b. Tahap Pelaksanaan
1) Penyiapan KAK dan SBK oleh Direktur Industri Kimia Hulu
2) Pelelangan dilakukan oleh ULP (Unit Layanan Pengadaan)

4
3) Pelaksanaan kajian dilakukan oleh konsultan (Pihak Ketiga)
4) Penilaian hasil kerja konsultan (Pihak Ketiga) dilakukan oleh Tim Teknis yang ditunjuk
oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

c. Batasan Kegiatan
Batasan pembahasan ditetapkan pada Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Alur Aliran
Material Sektor Petrokimia Tahun 2020 – 2030 dalam format dokumen Roadmap;
batasan lingkup obyek hanya pada sektor Industri petrokimia

d. Lingkup Wilayah
Pelaksanaan survei dilakukan pada 9 (sembilan) wilayah meliputi Provinsi Sumatera
Utara, Provinsi Banten, Provinsi DKI, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah,
Provinsi Jawa Timur, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Maluku dan Provinsi Papua
Barat

e. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup tahap pelaksanaan kegiatan ini meliputi:
1) Melakukan rapat riset dan desain
2) Melakukan studi awal kepustakaan dan pengkajian informasi/data sekunder dari
literatur yang telah ada yang berkaitan dengan sektor industri petrokimia
3) Penyusunan metodologi dan daftar isian untuk pelaksanaan survey
4) Melakukan identifikasi dan analisis terhadap profil perusahaan saat ini, seperti proses
bisnis, SDM, peralatan produksi dan teknologi, serta keterkaitan rantai dari pelanggan
sampai dengan pemasok.
5) Melakukan identifikasi dan analisis terhadap kinerja perusahaan yang meliputibahan
baku, produktifitas, kapasitas dan kapabilitas serta permasalahan dan tantangan
yang dihadapi oleh sektor industri petrokimia
6) Melaksanakan in-depth interview kepada pelaku usaha terkait dengan arah kebijakan
dan strategis jangka panjang sektor industri petrokimia
7) Menyusun analisis bahan baku masa depan dan kebutuhan komponen utama untuk
sektor industri petrokimia
8) Menyusun analisis daya saing harga dan daya saing kebijakan tarif di sepanjang
rantai nilai sektor industri petrokimia
9) Mendesain ulang enabler kunci seperti tariff, FTA, insentif dan lainnya, untuk
mencapai peta jalan (roadmap) alur aliran material sektor petrokimia tahun 2020 -
2030
10) Mendesain Sistem Database Nasional alur aliran material untuk sektor industri
5
petrokimia
11) Untuk menyusun rekomendasi kebijakan/peraturan dan rencana yang dibutuhkan
dalam pengembangan sektor industri petrokimia guna mengatasi permasalahan yang
dihadapi dalam konteks peningkatan kinerja, produktifitas, kapasitas dan kapabilitas
untuk peningkatan daya saing perusahaan
12) Melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) sebanyak 3 (tiga) kali di Provinsi
Banten, Jawa Timur dan Kalimantan Timur
13) Menyusun output kegiatan berupa dokumen hasil kajian roadmap (hardcopy dan
softcopy)
14) Melakukan rapat evaluasi secara berkala serta guna membahas kemajuan
pelaksanaan pekerjaan dan lokakarya/konsinyering dengan tim teknis

Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan adalah 3 (tiga) bulan, dengan jadwal
kegiatan sebagai berikut:

Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Melaksanakan riset desain


Studi literatur dan penyusunan
2.
metodologi – Daftar Isian
Melaksanakan survey lapangan
3.
dan in-depth interview
Melakukan pengolahan data,
4.
informasi dan analisis
Membangun system database
5.
nasional alur aliran material
6. Menyusun rekomendasi
7. FGD
8. Penilaian/evaluasi hasil kerja

4. PELAKSANA DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

4.1 Pelaksana Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Alur Aliran Material sektor
Petrokimia Tahun 2020 – 2030 Tahun Anggaran 2019 adalah pekerjaan kontraktual
yang nantinya dilaksanakan oleh pihak ketiga yang melibatkan tenaga ahli di bidang
masing-masing. Tenaga ahli yang terlibat harus sesuai dengan yang dipersyaratkan
dan disertakan dengan CV, KTP, NPWP, Bukti Setor Pajak, Ijasah terakhir, referensi

6
dari instansi pemberi pekerjaan sebelumnya dan surat pernyataan kesanggupan untuk
ditugaskan pada kegiatan. Perusahaan penyedia harus memiliki ijin usaha Kegiatan
Konsultasi Manajemen, Surat Ijin Jasa Survey (SIUJS) dan memiliki pengalaman pada
bidangnya. Adapun spesifikasi dari tenaga ahli yang dibutuhkan antara lain :
1) Team Leader 1 (satu) orang, dengan pendidikan Strata Dua(S2) jurusan
Teknik/Manajemen lulusan perguruan tinggi negeri atau yang disamakan, dengan
pengalaman kerja selama 5 (lima) tahun;
2) Tenaga Ahli Manajemen Strategik 1 (satu) orang dengan pendidikan Strata Satu
(S1) jurusan Manajemen/Teknik, dengan pengalaman selama 5 (lima) tahun;
3) Tenaga Ahli Mesin 1 (satu) orang dengan pendidikan Strata Satu (S1) Teknik
Mesin, dengan pengalaman selama 5 (lima) tahun;
4) Tenaga Ahli Kimia 1 (satu) orang dengan pendidikan Strata Satu (S1) Teknik
Kimia/Kimia, dengan pengalaman selama 5 (lima) tahun;
5) Tenaga Ahli Industri 1 (satu) orang dengan pendidikan Strata Satu (S1) Tehnik
Industri dengan pengalaman selama 5 (lima) tahun;
6) Tenaga Ahli Ekonomi 1 (satu) orang dengan pendidikanStrata Satu (S1) Ekonomi,
dengan pengalamanselama 5 (lima) tahun;
7) Tenaga Ahli Logistik 1 (satu) orang dengan pendidikan Strata Satu (S1)
Manajemen/Logistik dengan pengalaman selama 5 (lima) tahun;
8) Tenaga Ahli Teknologi Informasi 1 (satu) orang dengan pendidikan Strata Satu
(S1)Teknologi Informasi dengan pengalaman selama 5 (lima) tahun;
9) Tenaga Ahli Kebijakan1 (satu) orang dengan pendidikan Strata Satu (S1)Kebijakan
Publik/Ekonomi/Administrasi Negara/Teknologi Perencanaan dengan pengalaman
selama 5 (lima) tahun;
10) Database dan System Analyst 1 (satu) orang dengan pendidikan Strata Satu (S1)
Teknologi Informasi dengan pengalaman selama 5 (lima) tahun;
11) Business Analyst 1 (satu) orang dengan pendidikan Strata Satu (S1) Teknologi
Informasi/Manajemen dengan pengalaman selama 5 (lima) tahun;
12) Programmer 1 (satu) orang dengan pendidikan Strata Satu (S1) Teknologi
Informasi dengan pengalaman selama 5 (lima) tahun;
13) Security Expert 1 (satu) orang dengan pendidikan Strata Satu (S1) Teknologi
Informasi dengan pengalaman selama 5 (lima) tahun;
14) Desain Grafik 1 (satu) orang dengan pendidikan Diploma Tiga (D3) Desain Grafis
dengan pengalaman selama 5 (lima) tahun;
15) Koordinator Surveyor 1 (satu) orang dengan pendidikan minimal Strata Satu
(S1)Teknik/MIPA, dengan pengalaman selama 3 (tiga) tahun;
7
16) Surveyor 25 (dua puluh lima) orang, dengan pendidikan minimal Sarjana Muda atau
D3 Teknik/MIPA, dengan pengalaman selama 3 (tiga) tahun;
17) Staff Quality Control 2 (dua) orang, dengan pendidikan Sarjana Muda atau D3
Teknik, dengan pengalaman selama 3 (tiga) tahun;
18) Staff Administrasi dan umum 2 (dua) orang, dengan pendidikan Sarjana Muda atau
D3 Manajemen/Akuntansi, dengan pengalaman selama 3 (tiga) tahun;
19) Operator Komputer 2 (dua) orang, dengan pendidikan Sarjana Muda atau D3
dengan pengalaman selama 3 (tiga) tahun;

4.2 Penanggungjawab Kegiatan


Penanggung jawab dari kegiatan ini adalah Direktur Industri Kimia Hulu Direktorat
Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil.

5. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya kegiatan ini kurang lebih sebesar Rp 2.500.000.000,- (Dua Milyar Lima Ratus Juta
Rupiah). Pembiayaan kegiatan ini dibebankan kepada Anggaran Direktorat Jenderal Industri
Kimia, Farmasi dan Tekstil Tahun Anggaran 2019.

Jakarta, Juli 2019


Direktur Industri Kimia Hulu
TTD

Friddy Juwono

Anda mungkin juga menyukai