Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)/ TERM OF REFERENCE (TOR)

Kementerian negara/lembaga : Kementerian Perindustrian


Unit Eselon I / II : Direktorat Jenderal Industri Agro / Direktorat Industri
Hasil Hutan dan Perkebunan
Program : Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri
Kegiatan : Perbaikan Rantai Pasok Industri Agro
Klasifikasi Rincian Output : Bantuan Peralatan / Sarana
Rincian Output : Pusat Logistik Industri Furnitur dalam rangka
Implementasi Konsep Rantai Alur Bahan Baku Industri
Pengolahan Kayu dan Rotan
Komponen : Penyediaan pusat logistik bahan baku industri furnitur
skala besar
Volume : 1 (satu)

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum
✓ UU 3/2014 tentang Perindustrian
✓ Perpres 14/2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN)
✓ Perpres 2/2018 tentang Kebijakan Pembangunan Industri Nasional (KPIN)

2. Gambaran Umum

Pengembangan industri diarahkan kepada industri yang menghasilkan nilai tambah tinggi,
berdaya saing global, dan berwawasan lingkungan. Kemudian sejalan dengan amanat UU
Nomor 3 tentang Perindustrian terkait dengan program peningkatan nilai tambah komoditi
maka untuk optimalisasi pengelolaan dan pengolahan sumber daya alam tersebut
Pemerintah Indonesia telah menetapkan industri furnitur sebagai salah satu industri prioritas
nasional. Dasar penetapan ini adalah: (1) Ketersediaan sumber daya alam yang berlimpah;
(2) Kontribusi yang penting dalam perolehan devisa di sektor non-migas; serta (3)
Kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja.

Sumber bahan baku industri furnitur terutama berasal dari Hutan Produksi yang memiliki
luas 68,8 juta Ha (data KLHK, 2018). Iklim tropis Indonesia juga sangat menguntungkan,
berbagai jenis pohon dapat tumbuh dengan cepat. Kemudian Indonesia merupakan
penghasil 80% bahan baku rotan dunia, dimana daerah penghasil rotan di Indonesia berada
di berbagai pulau, terutama di Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau Sumatera. Dari
312 jenis spesies rotan yang ada di Indonesia, baru sekitar 51 jenis yang bisa dimanfaatkan
secara komersial. Potensi sumber daya alam yang melimpah ini seyogyanya dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung perekonomian bangsa serta untuk
kesejahteraan masyarakat.

Industri furnitur merupakan industri hilir yang produknya memiliki nilai tambah tinggi, dan
industri ini secara aktif memberi dampak positif bagi perekonomian negara melalui kinerja
ekspor serta pemenuhan pasar dalam negeri. Industri furnitur memberikan kontribusi
sebesar 0,25% terhadap PDB Nasional. Berdasarkan data BPS tahun 2019 tercatat ada

1
1.114 unit usaha skala menengah besar dan dapat menyerap hampir 200.000 tenaga kerja
langsung, disamping industri menengah besar tersebut itu juga banyak industri kecil dan
mikro yang banyak menyerap tenaga kerja.

Industri furnitur sangat tergantung dari jaminan pasokan bahan baku dan bahan penolong.
Aliran rantai pasok bahan baku dan bahan penolong akan mempengaruhi lead time dalam
rangkaian proses produksi yang kemudian mempengaruhi biaya produksi. Menanggapi
kondisi selama pandemi, industri furnitur merupakan salah satu industri yang dapat
bertahan. Salah satu faktor penyebabnya adalah masyarakat yang lebih banyak di rumah
sehingga untuk mengusir kebosanan terjadi peningkatan renovasi rumah, redekorasi rumah,
dan belanja furnitur. Aktivitas belanja online selama pandemi juga mendukung peningkatan
penjualan furnitur, ekspor maupun pasar dalam negeri. Hal ini terlihat dari kinerja ekspor
tahun 2020 produk furnitur (HS 9401-9403) yang mengalami peningkatan dengan nilai 1.91
Milyar USD, atau meningkat 7.6% dari tahun 2019 yaitu senilai 1.77 Milyar USD.

Namun demikian peningkatan pasar furnitur ini belum dapat direspon secara optimal oleh
pelaku industri karena ketidakpastian pasokan bahan baku dan bahan penolong.
Ketidakpastian pasokan bahan baku dan bahan penolong sebenarnya juga dialami pelaku
industri sejak sebelum masa pandemi.

Pelaku industri furnitur seringkali terpaksa menolak order volume besar dikarenakan
ketidakpastian pasokan bahan baku, baik kayu, rotan, metal, bahan baku lainnya, maupun
bahan penolong (upholstery, asesoris, dll). Pelaku industri seringkali harus mencari dan
memproses bahan baku (kayu, rotan) secara mandiri, atau menerima bahan baku dengan
kualitas yang tidak sesuai dengan permintaan buyer. Masalah standar kualitas bahan baku
yang belum terjaga secara optimal menyebabkan produk furnitur sering dikomplain oleh
buyer.

Sentra industri furnitur sampai saat ini masih tersebar di Pulau Jawa, misalnya furnitur kayu
di Jepara, Semarang, Solo Raya, dan Pasuruan, kemudian furnitur rotan di Cirebon, Solo
Raya dan Surabaya. Sedangkan bahan baku furnitur selama ini bersumber dari Hutan
Tanaman yang tersebar di Pulau Jawa dan Hutan Alam yang ada Luar Jawa. Kondisi sentra
industri dan bahan baku yang tersebar di beberapa daerah ini tentu saja mempengaruhi
pola rantai pasok dan sistem logistik industri furnitur skala nasional. Masih adanya kondisi
kelangkaan bahan baku, kualitas bahan baku tidak seragam, dan harga yang tidak stabil
menunjukkan bahwa pola rantai pasok dan sistem logistik industri furnitur skala nasional
saat ini belum efisien.

Ketidakefisien rantai pasok dapat segera diperbaiki dan dioptimalkan salah satunya dengan
fasilitasi Pusat Logistik Industri Furnitur. Salah satu best practice yang dapat menjadi contoh
adalah Asia International Furniture Material Trading Center, di Foshan, China, dimana dalam
satu lokasi pelaku industri furnitur China dapat memperoleh hampir semua kebutuhan bahan
baku dan bahan penolongnya. Keberadaan Pusat Logistik Furnitur akan mengurangi lead
time dalam rangkaian proses produksi furnitur. Dengan lead time yang lebih pendek, maka
akan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kapasitas produksi yang pada akhirnya
akan meningkatkan profit.

2
B. Alasan Kegiatan Dilaksanakan

Kegiatan penyediaan pusat logistik bahan baku industri furnitur skala besar dilaksanakan
untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi industri furnitur nasional terutama pada
aspek ketidakefisienan rantai pasok.

C. Tujuan

Tujuan pelaksanaan kegiatan adalah: (1) Menyusun analisis pola sistem logistik bahan baku
furnitur skala nasional, dan merumuskan pola optimalisasi yang perlu diterapkan; (2)
Menganalisis kelayakan pembangunan Pusat Logistik Industri Furnitur dalam rangka
mempermudah akses pelaku industri furnitur dalam mendapatkan bahan baku siap pakai.
Hasil studi nantinya akan menjadi bahan rekomendasi pemerintah untuk mendorong
pembangunan Pusat Logistik Industri Furnitur oleh konsorsium pelaku industri furnitur.

D. Penerima Manfaat

Hasil akhir dari kegiatan diharapkan dapat dimanfaatkan terutama oleh para pemangku
kepentingan sebagai berikut:
• Pihak Pemerintah: Kementerian Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Kemenko Bidang Perekonomian, Pemda terkait
• Pihak industri furnitur: konsorsium pelaku industri furnitur, asosiasi industri furnitur

E. Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan

Dalam pelaksanaan kegiatan ini melibatkan pihak-pihak terkait dalam hal ini Kementerian
Perindustrian c/q Direktorat IHHP selaku pembina industri furnitur, asosiasi industri furnitur,
pelaku industri furnitur nasional, konsultan dan stakeholders terkait lainnya.

F. Output Kegiatan

Output yang akan dihasilkan dari kegiatan penyediaan pusat logistik bahan baku industri
furnitur skala besar adalah:
1) Dokumen peta rantai pasok dan logistik industri furnitur skala nasional
2) Dokumen Feasibility Study (FS) dan Requirement Analysis pembangunan Pusat
Logistik Industri Furnitur di Kawasan Industri Asmindo, Sragen, Jawa Tengah.
3) Dokumen Detail Engineering Design (DED) Pusat Logistik Industri Furnitur di Kawasan
Industri Asmindo, Sragen, Jawa Tengah.

G. Strategi Pencapaian keluaran

1) Metode Pelaksanaan
• Kegiatan penyediaan pusat logistik bahan baku industri furnitur skala besar
dilaksanakan melalui pihak ke-3 yaitu perusahaan jasa konsultan.
• Pengadaan pekerjaan ini dimasukkan dalam jenis jasa konsultansi. Sesuai
dengan Perpres 16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, jasa

3
konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu
di berbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir.
• Metode pemilihan penyedia jasa konsultansi yang digunakan adalah Seleksi.
Persiapan dan pelaksanaan Seleksi pengadaan Jasa Konsultansi dilakukan oleh
Unit Layanan Pengadaan (ULP).
• Jenis Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi yang digunakan adalah Kontrak
Lumsum, yaitu kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan dan jumlah harga yang
pasti dan tetap dalam batas waktu tertentu, dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia; (2) Berorientasi kepada
keluaran; dan (3) Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan Kontrak.
• Bentuk Kontrak yang digunakan adalah Surat Perjanjian.
• Metode evaluasi penawaran Penyedian Jasa Konsultansi dilakukan dengan
metode evaluasi Kualitas dan Biaya. Metode ini digunakan untuk pekerjaan yang
ruang lingkup pekerjaan, jenis tenaga ahli, dan waktu penyelesaian pekerjaan
dapat diuraikan dengan pasti dalam KAK.
• Metode penyampaian dokumen penawaran pada pemilihan Penyedia Jasa
Konsultansi melalui Seleksi menggunakan metode dua file.
• Dalam hal penentuan perusahaan penyedia untuk melaksanakan pekerjaan, Dit.
IHHP menetapkan spesifikasi teknis yang harus dipenuhi oleh penyedia, yaitu:
1. Memiliki bidang usaha yang termasuk dalam KBLI dengan kode 7020
(Aktivitas Konsultasi Manajemen).
2. Mempunyai pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan konsultasi FS,
Masterplan, DED, Logistik bidang industri/ekonomi, ditunjukkan dalam daftar
pengalaman pekerjaan perusahaan.
• Data yang diperlukan dalam studi ini meliputi:
1. Data primer
✓ Transkrip hasil wawancara ke pemasok bahan baku industri furnitur
✓ Transkrip hasil wawancara ke pelaku industri furnitur
✓ Transkrip hasil wawancara ke pakar/narasumber lainnya.
✓ Pakar/narasumber teknologi bahan baku (kayu dan rotan) merupakan: (1)
Akademisi/peneliti pada Fakultas Kehutanan kampus akreditasi A;
dan/atau (2) Pakar/peneliti pada lembaga pemerintah bidang penelitian
dan pengembangan hasil hutan.
2. Data sekunder
Semua data pendukung yang dapat menjawab seluruh aspek dalam lingkup
analisis yang disebutkan dalam Ruang Lingkup Kegiatan
3. Data hasil pengujian tanah
Data hasil pengujian tanah merupakan bahan pertimbangan teknis untuk
Aspek Lokasi dan Aspek Lingkungan dalam penyusunan Feasibility Study
(FS)
• Pelaksanaan survey dalam rangka pengumpulan data dilakukan pada daerah
sentra industri furnitur dan daerah sentra bahan baku furnitur:
✓ Sentra industri furnitur: Provinsi Jawa Barat (Cirebon, Bogor, Bekasi,
Sukabumi, Tangerang, Bandung, Karawang); Provinsi Jawa Tengah
(Semarang, Jepara, Solo, Sukoharjo, Sragen); Provinsi Jawa Timur
(Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan).

4
✓ Sentra bahan baku furnitur: Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah,
Provinsi Jawa Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Sulawesi Tengah.
• Perincian pelaksanaan FGD sebagai berikut:
✓ Satu kali luring/offline di Provinsi Jawa Tengah (Solo Raya)
✓ Tiga kali daring/online
✓ Ketentuan pelaksanaan FGD sebagai berikut:
1. Dihadiri minimal 20 (dua puluh) peserta (luring/offline dan daring/online)
2. Dilaksanakan di hotel minimal bintang tiga (luring/offline)
3. Pakar/narasumber berjumlah minimal 2 (dua) orang (luring/offline dan
daring/online)
4. Panitia Pelaksana minimal 4 (empat) orang (luring/offline) dan 3 orang
(daring/online)
5. Dihadiri tenaga ahli minimal 50% dari jumlah Tenaga Ahli (luring dan
daring)
• Ketentuan pelaksanaan rapat persiapan dan presentasi laporan:
✓ Rapat persiapan dilaksanakan secara luring/offline, di Jakarta, hotel minimal
bintang tiga
✓ Rapat presentasi laporan pendahuluan dilaksanakan secara daring/online
✓ Rapat presentasi laporan pertengahan dilaksanakan secara daring/online
✓ Rapat presentasi laporan akhir dilaksanakan secara luring/offline, di Jakarta,
hotel minimal bintang tiga

2) Tahapan Pelaksanaan
a. Penyiapan KAK dan SBK oleh Direktur IHHP
b. Proses pelelangan oleh ULP (Unit Layanan Pengadaan) Kemenperin.
c. Pelaksanaan pekerjaan studi kajian / studi kelayakan oleh konsultan (Pihak
Ketiga) berkoordinasi dengan stakeholders terkait.
d. Penilaian hasil kerja konsultan (Pihak Ketiga) dilakukan oleh Tim Teknis yang
ditunjuk oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
e. Penerimaan hasil kerja pihak pelaksana pekerjaan (pihak konsultan).

3) Batasan Kegiatan
Batasan pelaksaan pekerjaan analisis pola sistem logistik bahan baku furnitur dan
rumusan pola optimalisasi adalah seluruh industri furnitur skala nasional, dengan
wilayah kajian semua sentra bahan baku dan sentra industri furnitur di seluruh
Indonesia. Sementara batasan penyusunan dokumen FS dan DED adalah industri
furnitur kayu dengan wilayah kajian di Kawasan Industri Asmindo, Sragen, Jawa
Tengah.

4) Ruang Lingkup Kegiatan


1. Penyusunan pola rantai pasok dan logistik industri furnitur skala nasional
Aspek Lingkup analisis
Pola eksisting Pemetaan pola rantai pasok semua sentra bahan baku dan
sentra industri furnitur di seluruh Indonesia.
Pola optimalisasi Perumusan pola optimalisasi rantai pasok semua sentra
bahan baku dan sentra industri furnitur di seluruh Indonesia,
terutama dari aspek efisiensi waktu dan biaya.

5
2. Penyusunan Dokumen Feasibility Study (FS), Business Plan, dan Requirement
Analysis
a) Feasibility Study (FS)
Beberapa aspek yang akan dibahas dalam Feasibility Study adalah: (1)
Aspek pasar; (2) Aspek operasional; (3) Aspek ekonomi; (4) Aspek finansial;
(5) Aspek organisasi; dan (6) Aspek lingkungan.

Aspek Lingkup analisis


Aspek pasar Jenis produk bahan baku kayu siap pakai yang akan
dipasarkan, permintaan, penawaran, strategi pasar,
penetrasi pasar. Teori yang digunakan adalah The
Porter Five Forces Model.
Aspek pasokan Ketersediaan pasokan mencakup jenis, volume, dan
sumber bahan baku.
Aspek operasional Deskripsi model operasional bisnis, kapasitas
produksi
Aspek ekonomi Kondisi ekonomi makro, kebijakan ekspor/impor,
kebijakan iklim usaha pendukung yang eksisting, dll.
Aspek finansial Sumber dan konsep permodalan, serta proyeksi cash
flow
Aspek organisasi Struktur organisasi dan kebutuhan SDM
Aspek lokasi Kesesuaian lokasi, manajemen status tanah dan
bangunan
Aspek lingkungan Risiko pencemaran lingkungan yang dapat dihasilkan
dan cara penanggulangan/mitigasi pencemaran
lingkungan

b) Business Plan
Apabila dari hasil dokumen Feasibility Study (FS) dinyatakan bahwa bisnis
dinyatakan feasible/layak, maka selanjutnya disusun Business Plan yang
mendeskripsikan detail strategi dan outline yang dibutuhkan dalam
menjalankan dan mengembangkan Pusat Logistik Industri Furnitur. Business
plan terbagi menjadi 2 yaitu Financial Plan dan Marketing Plan.

Bagian Lingkup analisis


Financial plan Biaya yang diperlukan dalam menjalankan Pusat
Logistik (biaya start-up, gaji pegawai, ATK, sarana
prasarana, listrik, biaya operasional lainnya, biaya
overhead, dll.), perhitungan sumber pemasukan (cash
in), proyeksi keuntungan
Marketing plan Strategi promosi Pusat Logistik Industri Furnitur dan
produk yang akan dijual

c) Requirement Analysis
Proses selanjutnya setelah hasil FS dinyatakan bisnis layak dan disusun
business plan nya, adalah penyusunan Analisis Kebutuhan (Requirement

6
Analysis). Analisis kebutuhan nantinya berfungsi sebagai dasar pelaksanaan
aktivitas proyek Pusat Logistik Industri Furnitur. Analisis kebutuhan Pusat
Logistik Industri Furnitur disusun untuk mendukung terbangunnya Pusat
Logistik yang berbasis Sistem Informasi. Jenis-jenis requirement menurut
sumber datanya: (1) Business Requirements; (2) Stakeholder Requirements;
(3) System Requirements
.
Jenis Lingkup analisis
Business Bisnis proses dari sistem Pusat Logistik Industri
Requirements Furnitur, kendala/batasan (constraints) yang mungkin
muncul
Stakeholder Meliputi: (1) Pemetaan semua stakeholders
Requirements (stakeholders analysis) yang akan terlibat dalam Pusat
Logistik Industri Furnitur beserta peran masing-masing,
serta keterkaitan/hubungan antar stakeholders; (2)
Perumusan detail tugas dan fungsi Konsorsium Pelaku
Industri Furnitur yang akan mengelola manajemen
Pusat Logistik Industri Furnitur.
System Kebutuhan hardware (mesin/peralatan produksi,
Requirements mesin/peralatan pendukung sistem informasi),
kebutuhan software, kebutuhan network, dll.

3. Dokumen Detail Engineering Design (DED)


DED adalah detail gambar kerja yang dibuat konsultan perencana untuk
pekerjaan bangunan sipil dan pekerjaan konstruksi lainnya. Selain sebagai
rencana gambar kerja, DED juga bisa digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan perawatan dan perbaikan sebuah geddung atau bangunan.
Penyusunan DED memiliki ruang lingkup sebagai berikut:
1) Menyusun konsep dasar program perencanaan pembangunan melalui
pendekatan dan analisis terhadap 4 (empat) aspek utama, yaitu: (1) Aspek
fungsional; (2) Aspek teknis; (3) Aspek kinerja (utilitas); dan (4) Aspek
arsitektural.
Aspek Lingkup analisis
Aspek Deskripsi jenis aktivitas yang akan dilakukan, fungsi
fungsional dan kebutuhan ruang
Aspek teknis Deskripsi konsep sistem struktur dan sistem konstruksi
yang akan dikembangkan
Aspek kinerja Deskripsi konsep pencahayaan, aliran udara, jaringan
(utilitas) listrik, jaringan air bersih dan air kotor, jaringan
komunikasi, pengolahan limbah, pembuangan
sampah, jaringan transportasi, dan pemadam
kebakaran yang dianggap sesuai dan mendukung jika
bangunan nantinya sudah berdiri dan bisa digunakan.
Aspek Deskripsi mengenai bentuk dan penampilan
arsitektural bangunan, penataan ruang, serta desain bangunan
yang akan dikembangkan.

7
2) Menyusun preliminary design berupa gambar denah bangunan dan konsep
utilitasnya

Komponen DED yang akan dihasilkan mencakup:


Komponen output Deskripsi
Gambar layout Pusat Gambar layout memuat fasilitas minimal yang harus
Logistik Bahan Baku ada dalam Pusat Logistik Industri Furnitur: kiln dry,
Industri Furnitur ruang treatment bahan baku, gudang inventory,
pengelolaan limbah
Engineer's Estimate Perhitungan keseluruhan harga dari volume masing-
(EE) atau Rencana masing satuan pekerjaan. Kemudian dapat dibuat
Anggaran Biaya (RAB) juga Daftar Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) serta
spesifikasi dan harga

8
5) Kebutuhan Tenaga Ahli

No. Posisi Jumlah Pendidikan Pengalaman Kualifikasi khusus Lingkup Pekerjaan


dalam Tim (orang) minimal kerja
1 Ketua Tim 1 S-2 Teknik 10 tahun 1) Memiliki sertifikasi minimal 1) Mengkoordinasikan, mengawasi
(Ahli Logistik) Industri/Logistik Insinyur Profesional Madya dan mengendalikan keseluruhan
dari perguruan dari Persatuan Insinyur pelaksanaan kegiatan studi,
tinggi dengan Indonesia (PII); sehingga tercapai kualitas studi
akreditasi A 2) Pengalaman minimal 1 (satu) yang sesuai dengan sasaran,
kali terlibat dalam analisis ruang lingkup dan jadwal
sistem logistik sektor industri kegiatan;
dibuktikan dengan surat 2) Melakukan analisis pola sistem
pengalaman kerja dari instansi logistik bahan baku furnitur skala
atau dinas pemberi kerja; nasional, dan merumuskan pola
3) Pengalaman minimal 1 (satu) optimalisasi yang perlu
kali dalam tim pengembangan diterapkan.
sistem logistik nasional, 3) Menyusun Dokumen Feasibility
termasuk terlibat dalam Tim Study (FS) sesuai keahlian
Implementasi Sistem Logistik
Nasional (Sislognas)
2 Ahli Teknik Industri 1 S-2 Teknik Industri 5 tahun 1) Memiliki sertifikasi minimal 1) Merancang, mengembangkan,
dari perguruan Insinyur Profesional Pratama menguji dan mengevaluasi
tinggi dengan dari Persatuan Insinyur sistem yang terintegrasi dalam
akreditasi A Indonesia (PII); proses produksi bahan baku
2) Pengalaman minimal 1 (satu) industri furnitur;
kali terlibat dalam merancang, 2) Menyusun Dokumen Feasibility
mengembangkan menguji dan Study (FS) sesuai keahlian
mengevaluasi sistem yang
terintegrasi dalam proses

9
No. Posisi Jumlah Pendidikan Pengalaman Kualifikasi khusus Lingkup Pekerjaan
dalam Tim (orang) minimal kerja
produksi di bidang industri
agro dibuktikan dengan surat
pengalaman kerja dari instansi
atau dinas pemberi kerja.
3 Ahli Rantai Pasok 1 S-2 Teknik 5 tahun 1) Memiliki sertifikasi Certified 1) Mengidentifikasi, menganalisa
Industri/Manajemen Supply Chain Professional dan mengevaluasi proses dan
dari perguruan (CSCP) dari Association for aktifitas yang terlibat dalam
tinggi dengan Supply Chain Management proses transformasi dan
akreditasi A (ASCM), atau American distribusi barang mulai dari
Production and Inventory bahan baku sampai produk jadi
Control Society (APICS); pada konsumen akhir pada
2) Pengalaman minimal 1 (satu) sektor industri furnitur.
kali terlibat dalam analisis 2) Menyusun dokumen Feasibility
rantai pasok (supply chain) Study (FS) sesuai keahlian
sektor industri dibuktikan
dengan surat pengalaman
kerja dari instansi atau dinas
pemberi kerja.
4 Ahli 1 S-2 Ekonomi/ 5 tahun Pengalaman minimal 1 (satu) kali Menyusun dokumen Feasibility
Ekonomi/Manajemen Manajemen dari menyusun dokumen Feasibility Study (FS) sesuai keahlian,
perguruan tinggi Study (FS) sesuai keahlian, Business Plan, dan Requirement
dengan akreditasi Business Plan, dan Requirement Analysis.
A Analysis untuk sektor industri agro
dibuktikan dengan surat
pengalaman kerja dari instansi
atau dinas pemberi kerja.
5 Ahli 1 S-2 5 tahun 1) Memiliki sertifikasi minimal 1) Mengidentifikasi, menganalisa
Teknik/Manajemen Teknik/Manajemen Insinyur Profesional Pratama dan mengevaluasi efektivitas

10
No. Posisi Jumlah Pendidikan Pengalaman Kualifikasi khusus Lingkup Pekerjaan
dalam Tim (orang) minimal kerja
Transportasi Transportasi dari dari Persatuan Insinyur dan efisiensi pengelolaan sarana
perguruan tinggi Indonesia (PII); alat angkut dan manajemen
dengan akreditasi 2) Pengalaman minimal 1 (satu) transportasi dalam proses
A kali terlibat dalam analisis distribusi logistik bahan baku
efektivitas dan efisiensi industri furnitur.
pengelolaan sarana angkut 2) Menyusun Dokumen Feasibility
dan manajemen transportasi Study (FS) sesuai keahlian
untuk sektor industri agro
dibuktikan dengan surat
pengalaman kerja dari instansi
atau dinas pemberi kerja.
6 Ahli Teknik Sipil 1 S-2 Teknik Sipil 5 tahun 1) Memiliki sertifikasi minimal Menyusun dokumen Detail
dari perguruan Insinyur Profesional Pratama Engineering Design (DED) pusat
tinggi dengan dari Persatuan Insinyur logistik industri furnitur.
akreditasi A Indonesia (PII);
2) Pengalaman minimal 1 (satu)
kali menyusun dokumen Detail
Engineering Design (DED)
untuk sektor industri agro.
7 Asisten Ahli Logistik 1 S-1 Teknik 3 tahun Pengalaman minimal 1 (satu) kali Membantu melakukan analisis pola
Industri/Logistik membantu analisis sistem logistik sistem logistik bahan baku furnitur
dari perguruan sektor industri agro dibuktikan skala nasional, dan merumuskan
tinggi dengan dengan surat pengalaman kerja pola optimalisasi yang perlu
akreditasi A dari instansi atau dinas pemberi diterapkan.
kerja.
8 Asisten Ahli Teknik 1 S-1 Teknik Industri 3 tahun Pengalaman minimal 1 (satu) kali 1) Membantu merancang,
Industri dari perguruan membantu merancang, mengembangkan, menguji dan
tinggi dengan mengembangkan menguji dan mengevaluasi sistem yang

11
No. Posisi Jumlah Pendidikan Pengalaman Kualifikasi khusus Lingkup Pekerjaan
dalam Tim (orang) minimal kerja
akreditasi A mengevaluasi sistem yang terintegrasi dalam proses
terintegrasi dalam proses produksi produksi bahan baku industri
di bidang industri agro dibuktikan furnitur
dengan surat pengalaman kerja 2) Membantu menyusun Dokumen
dari instansi atau dinas pemberi Feasibility Study (FS) sesuai
kerja. keahlian
9 Asisten Ahli Rantai 1 S-1 Teknik 3 tahun Pengalaman minimal 1 (satu) kali 1) Membantu mengidentifikasi,
Pasok Industri/Ekonomi membantu analisis rantai pasok menganalisa dan mengevaluasi
dari perguruan (supply chain) sektor industri agro proses dan aktifitas yang terlibat
tinggi dengan dibuktikan dengan surat dalam proses transformasi dan
akreditasi A pengalaman kerja dari instansi distribusi barang mulai dari
atau dinas pemberi kerja. bahan baku sampai produk jadi
pada konsumen akhir pada
sektor industri furnitur.
2) Membantu menyusun dokumen
Feasibility Study (FS) sesuai
keahlian
10 Asisten Ahli 1 S-1 Ekonomi/ 3 tahun Pengalaman minimal 1 (satu) kali Membantu menyusun dokumen
Ekonomi/Manajemen Manajemen dari membantu menyusun dokumen Feasibility Study (FS) sesuai
perguruan tinggi Feasibility Study (FS) sesuai keahlian, Business Plan, dan
dengan akreditasi keahlian, Business Plan, dan Requirement Analysis.
A Requirement Analysis untuk
sektor industri agro dibuktikan
dengan surat pengalaman kerja
dari instansi atau dinas pemberi
kerja.
11 Asisten Ahli 1 S-1 Manajemen 3 tahun Pengalaman minimal 1 (satu) kali 1) Membantu mengidentifikasi,
Teknik/Manajemen Transportasi dari membantu analisis efektivitas dan menganalisa dan mengevaluasi

12
No. Posisi Jumlah Pendidikan Pengalaman Kualifikasi khusus Lingkup Pekerjaan
dalam Tim (orang) minimal kerja
Transportasi perguruan tinggi efisiensi pengelolaan sarana efektivitas dan efisiensi
dengan akreditasi angkut dan manajemen pengelolaan sarana alat angkut
A transportasi untuk sektor industri dan manajemen transportasi
agro dibuktikan dengan surat dalam proses distribusi logistik
pengalaman kerja dari instansi bahan baku industri furnitur.
atau dinas pemberi kerja. 2)Membantu menyusun Dokumen
Feasibility Study (FS) sesuai
keahlian
12 Asisten Ahli Teknik 1 S-1 Teknik Sipil 3 tahun Pengalaman minimal 1 (satu) kali Membantu menyusun dokumen
Sipil dari perguruan membantu menyusun dokumen Detail Engineering Design (DED)
tinggi dengan Detail Engineering Design (DED) pusat logistik industri furnitur.
akreditasi A untuk sektor industri agro.

13

Anda mungkin juga menyukai