Anda di halaman 1dari 50

PERTEMUAN - 1

Nilai Akhir:
 Absensi : 10 %
 Tugas grup : 60 %
 UTS/Quiz : 15 %
 UAS : 15 %

 Peserta kuliah dibagi dalam grup kecil terdiri dari 4-5


mhsw dan salah satu sebagai Team Leader
 Setiap grup wajib memiliki nama tim (Team Spirit)
 Facilities Planning 2nd Edition, James A. Tompkins dkk,
John Wiley & Sons, Inc., USA, 1996.
 Plant Layout and Material Handling, Fred E.
Meyers,
Prentice Hall, USA, 1993.
 Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan,
Sritomo Wignjosoebroto, PT Guna Widya, Jakarta, Indonesia,
1996.
 Facilities Design, Sunderesh Heragu, PWS
Publishing
Company, USA, 1997.
 Manufacturing Facilities, Location, Planning, and
Design 2nd Edition, D.R. Sule, PWS Publishing Company,
USA, 1994.
Apa pengertian dari :

INDUSTRI : .......................................................... ???

PABRIK : ............................................................... ???


Pengertian Industri
Menurut UU No. 3 Tahun 2014, industri adalah seluruh bentuk dari
kegiatan ekonomi yang mengelola bahan baku dan atau memanfaatkan
sumber daya industri, sehingga dapat menghasilkan barang yang memiliki
nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi.

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengelolaan


bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi
barang jadi yang memiliki nilai tambah guna
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau
assembling dan juga reparasi merupakan bagian dari
industri. Hasil dari industri ini tidak hanya berupa
barang, akan tetapi juga dalam bentuk jasa.
Pabrik adalah setiap tempat dimana faktor-
faktor manusia, mesin dan peralatan, material,
energi, modal, informasi, sumber daya alam dan
lain-lain dikelola secara bersama dalam suatu
sistem produksi guna menghasilkan suatu produk
secara efektif, efisien dan aman.

Pabrik pada dasarnya merupakan salah satu jenis


industri yang terutama akan menghasilkan produk
jadi (finished goods product). Seperti halnya yang
dijumpai pada industri manufaktur.
The Primary Raw Material
Industries
Berdasarkan The Manufacturing
Industries
Aktivitas
Produksi Distribution
Industries
Service Industries

Producer-Goods Industries
Klasifikas Berdasarkan
i Output
Produksi Consumer-Goods Industries
Industri

Continous Process Industries

Berdasarkan
Repetitive Process
Proses Industries
Produksi
Intermittent Process Industries
 Industri Penghasil Bahan Baku / The Primary Raw Material
Industries ( Process to Explore )
Aktifitas produksinya mengolah sumber daya alam guna
menghasilkan bahan baku atau bahan tambahan lainnya yg
dibutuhkan oleh industri lain. Industri tipe ini dikenal juga
sebagai “extractive/ primary industry”.  Industri
pengolahan bijih besi, Industri Perminyakan, dll.

 Industri Manufaktur / The Manufacturing


Industries ( Process to Produce )
Aktifitas produksinya memproses bahan baku menjadi produk
setengah jadi (semi finished good) ataupun produk jadi
(finished good product)  Industri Permesinan, Industri
Mobil, dll
 Industri Penyalur / Distribution Industries
( Process to Deliver )
Aktifitasnya melaksanakan pelayanan jasa industri baik
bahan
untuk baku maupun “finished good product”
untuk
didistribusikan ke konsumen lain  Distributor Obat-Obatan

 Industri Pelayanan (Jasa) / Service Industries


( Process to Serve )
Aktifitasnya bergerak dalam bidang pelayanan atau jasa, baik
untuk melayani dan menunjang aktivitas industri yang lain
maupun langsung memberikan pelayanan/jasa kepada
konsumen  Bank, Jasa Angkutan, Rumah Sakit, dll.
 Producer Goods Industries
Industri yg outputnya akan digunakan utk proses
produksi
di industri yg lain  Industri Baja
 Consumer Goods Industries
Industri yg output nya bias langusng digunakan oleh
konsumen (perorangan)  Industri
Minuman
 Continuos Process Industries
Industri yang proses produksinya berlangsung terus
menerus
tanpa henti, bila dihentikan akan menimbulkan kerugian :
 Material in process menjadi tidak terpakai
 Kerusakan pada sistem dan peralatan

Hal tersebut, umumnya merupakan kesekuensi logis


(tuntutan) dari karakteristik raw material atau produk akhir.
Misalnya karena bersifat cair, serbuk, panas, berbahaya dll.

Industri yang sering menggunakan proses ini adalah Primary


Raw Material Industries, karena industri tersebut
aktivitasnya adalah eksplorasi sumber daya alam.
 Repetitive Process Industries
Industri yang proses produksinya berlangsung
berulang-ulang,
secara sehingga umumnya digunakan pada industri
yang memiliki skala produksi tinggi dengan tipe produk yang
sedikit (batch production). Proses juga dapat dihentikan
tanpa menimbulkan kerugian.

 Intermittent Process Industries


Industri yang proses produksinya berlangsung sesuai
order yg diterima (job order), yang bisa dilaksanakan
sewaktu- waktu, dan pengaturan tata letak fasilitas
produksinya berdasarkan aliran proses. Umumnya
diterapkan pada industri yang memiliki jumlah produksi
sedikit tapi jenis produk sangat beragam.
Perencanaan fasilitas merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan sebelum
perusahaan beroperasi, untuk
menentukan bagaimana suatu aset tetap
perusahaan (fasilitas pabrik) dapat
digunakan secara baik, efektif dan
efisien untuk menunjang kegiatan
produksi dan tujuan perusahaan.
Lokasi
Fasilitas
(Facilities
Location) Perancangan
Struktur Bangunan
Perencanaan (Structural Design)
Fasilitas
(Facilities
Planning) Perancangan Tata
Perancangan Letak Fasilitas
Fasilitas Produksi (Facilities
(Facilities Design) Lay-Out Design)

Perancangan
Sistem
Pemindahan
Material (Material
Handling System
 Mendukung organisasi melalui perbaikan penanganan
bahan dan juga pengawasan bahan.
visi
 Memanfaatkan pekerja, peralatan, ruangan dan
seefektif mungkin.
energi
 Meminimalkan modal yang dikeluarkan untuk berinvestasi.
 Memberi kemudahan dalam pemeliharaan.
 Menjamin keselamatan dan kenyamanan setiap pekerja.

KEUNTUNGAN DALAM SISTEM PRODUKSI :


 Menaikkan Output Produksi.
 Mengurangi Waktu Tunggu (Delay).
 Mengurangi Proses Pemindahan Bahan (Material Handling).
Perencanaan fasilitas akan didahului oleh penetapan lokasi pabrik.
Penetapan lokasi merupakan aktivitas pemilihan lokasi
dimana fasilitas-fasilitas produksi harus ditempatkan.

Lokasi usaha (pabrik/fasilitas) yang ideal


adalah terletak pada tempat yang akan
mampu memberikan total biaya dari
proses produksi dan distribusi yang
rendah serta harga dan volume penjualan
produk yang mampu memberikan
keuntungan yang maksimal.
Untuk perusahaan yg baru pertama kali berdiri, tujuan dari
perencanaan lokasi adalah :

 Agar dapat melayani konsumen dengan baik.


 Untuk mendapatkan bahan baku yang baik
& kontinyu.
 Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik.
 Untuk keperluan usaha di kemudian hari.
 Agar operasi perusahaan dapat berjalan
dengan
optimal.
 Menyesuaikan kemampuan perusahaan.
Bagi perusahaan yang telah beroperasi sebelumnya, tujuan
atau alasan perencanaan lokasi adalah :
 Berpindahnya pusat kegiatan bisnis.
 Berubahnya adat kebiasaan masyarakat.
 Berpindahnya konsentrasi perumahan.
 Adanya sarana prasarana yang lebih
baik.
 Untuk meningkatkan kapasitas produksi.
 Peraturan pemerintah.
 Persaingan yang ketat.
A SEQUENCE/ LEVEL OF DECISIONS :

NATIONAL DECISION Political, social, economic stability;


Currency exchange rates; . . . . .

REGIONAL DECISION Climate; Customer concentrations;


Degree of unionization; . . . . .

COMMUNITY DECISION Transportation system availability;


Preference of management; . . . . .

SITE DECISION Site size/cost; Environmental impact;


Zoning restrictions; . . . . .
1) Dekat dengan pasar
2) Dekat dengan sumber bahan baku
A. Jarak : 3) Dekat dengan industri pendukung
4) Dekat dengan pelabuhan/bandara
1) Ketersediaan tenaga kerja langsung
2) Ketersediaan tenaga ahli
B. Sumber Daya Manusia 3) Upah buruh
: 4) Kualitas SDM
1) Ketersediaan listrik, air & gas
2) Insfrastruktur transportasi
3) Drainase
4) Pemadam kebakaran
C. Fasilitas : 5) Aparat keamanan
6) Rumah sakit
7) Pelatihan karyawan
8) Insfrastruktur sosial
1) Peraturan ketenagakerjaan
2) Peraturan perpajakan
3) Kebijakan investasi
4) Cukai & tarif
D. 5) Perijinan usaha
Hukum : 6) Peraturan permodalan
7) Tata ruang wilayah
8) Proteksi
1) Kondisi iklim
2) Situasi politik & keamanan
3) Sosial budaya masyarakat sekitar
E. Lingkungan : 4) Serikat buruh
5) Topografi
6) Kondisi & harga tanah
Langkah 1 : Susun daftar faktor pengaruh yang relevan.
Langkah 2: Pilih alternatif lokasi
berdasarkan perkiraan awal.
Langkah 3 : Perkirakan komponen biaya yang relevan
(material, transport, upah, listrik, dll) untuk tiap
lokasi.
Langkah 4 : Kumpulkan data faktor hukum dan lingkungan
yang relevan (intangible factors).
Langkah 5 : Analisis kelayakan masing-masing lokasi.
Langkah 6 : Pilih lokasi terbaik berdasarkan analisis
kelayakan.
Langkah 7 : Masukkan intangible factors dan
judgement sehingga didapat lokasi yang
optimum.
A. Metode Analisa Pusat Gravitasi (Center of Gravity)
: Metode ini dipakai untuk menentukan lokasi usaha dengan
memanfaatkan lokasi geografis dari pasar yang dimiliki.
Langkah-langkah umum yang diperlukan dalam penggunaan
metode ini adalah :

Pertama, tentukan pasar-pasar yang akan dilayani


dan
tentukan nilai kebutuhan dari masing-masing pasar tersebut
Kedua, cari koordinat pasar yang akan dilayani tersebut
di peta geografis
Ketiga, masukkan data kebutuhan dan koordinat pasar tujuan
tadi dalam formulasi di bawah ini untuk mendapatkan
koordinat lokasi usaha.
Formulasi Koordinat Lokasi Usaha yang Optimal adalah
:

Dimana :
Vi : Kebutuhan Produk Di Suatu Lokasi
Xi : Koordinat Suatu Tempat Pada Sumbu X
Yi : Koordinat Suatu Tempat Pada Sumbu Y
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut
ini : kebutuhan di kota A, B, C, D, adalah 20, 30, 15, dan 10
Misal,
unit. Koordinat kota-kota tersebut :
Dari data dan peta di atas, dapat dihitung koordinat
lokasi usaha yang sebaiknya dipilih, yakni :

Jadi lokasi yang disarankan terletak di daerah


dengan koordinat 18,8o dan 12,4o (tanda bintang, dekat
kota/pasar D).
B. Metode Analisa Titik Impas (Break Even Analysis)
: Merupakan penggunaan analisis untuk membuat suatu
perbandingan ekonomis terhadap berbagai alternatif lokasi,
dengan mengidentifikasikan biaya variabel dan biaya tetap
serta membuat grafiknya. Lokasi dengan total biaya produksi
terendah untuk suatu volume produksi tertentu merupakan
lokasi yang dipilih. Analisis dapat dilakukan secara numerikal
ataupun grafik, dimana pendekatan grafik biasanya
memberikan gambaran yang lebih jelas.
Prosedur analisis titik impas : (1) tentukan biaya tetap dan
biaya variabel untuk setiap alternatif lokasi, (2) plot garis
total biaya untuk setiap alternatif pada grafik yang sama, (3)
pilih alternatif lokasi yang mempunyai total biaya terendah
untuk tingkat volume produksi yang dikehendaki.
Contoh Kasus Penentuan Lokasi Dengan Break Even Analysis
:
Lokasi Ongkos Tetap/Tahun Ongkos Variabel/Unit
(Rp) (Rp)
A 40 juta 100.000
B 80 juta 60.000
C 160 juta 20.000

Produk yang dibuat bisa dijual dengan harga Rp.180.000/unit dan


volume produksinya 2.000 unit/tahun.
Ongkos Total Lokasi A : Rp.40 juta + (Rp.100.000 x 2000) = Rp.240 juta
Ongkos Total Lokasi B : Rp.80 juta + (Rp.60.000 x 2000) = Rp.200 juta
Ongkos Total Lokasi C : Rp.160 juta + (Rp.20.000 x 2000) = Rp.200 juta
Penjualan : 2000 x Rp.180.000 = Rp.360 juta
Tampak pada volume produksi 2000 unit, tidak ada lokasi yg cocok
(pas dgn break even-nya). Hanya titik C dgn Break Even 900 unit
yg mendekati, jadi lokasi C yg dipilih
C. Metode Analisa Volume-Biaya :
Metode ini sangat tergantung dari besar kecilnya volume produksi
yg akan dihasilkan yg secara ekonomi, akan berdampak pada biaya
produksi variabelnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh
berikut ini :

Bila hanya memperhatikan contoh pada tabel di atas, di mana


volume produksinya hanya 10.000 unit, maka lokasi terbaik utk
usaha adalah lokasi ke-2, namun bila angka-angka produksi
tersebut digunakan utk menggambar biaya produksi di masing-
masing lokasi, maka keputusan penentuan lokasinya akan berbeda
untuk volume produksi yang berbeda.
Perhatikan gambar berikut dengan cara mengubah-ubah
beberapa alternatif volume produksi (dengan biaya tetap dan
variabel seperti terdapat di tabel atas, maka gambar biaya
produksi untuk masing-masing alternatif lokasi usaha dapat
dibuat seperti terlihat pada gambar di bawah.

Perhatikan, bahwa ketika volume produksi sebesar 0 sampai


dengan 5000 (5), maka lokasi terbaik dan termurah adalah
lokasi 3 (garis paling bawah). Selanjutnya, apabila volume
produksi perusahaan mencapai 5000 hingga 14.000, lokasi
terbaik untuk perusahaan adalah di lokasi 2, dan apabila volume
produksi lebih dari 14.000,- maka lokasi usaha terbaik adalah
lokasi 1.
Contoh Metode Analisis Volume
Biaya
D. Metode Factor
Rating :
Pertama, menentukan dan mengurutkan faktor-faktor yang
diperkirakan akan mempengaruhi aktivitas perusahaan
nantinya.
Kedua, setelah faktor-faktor tersebut diberikan bobot sesuai
dengan tingkat kepentingannya. Semakin penting pengaruh
faktor tersebut pada operasional perusahaan, semakin besar
bobot yang harus diberikan. Perlu diingat bahwa total
bobot dari keseluruhan faktor haruslah 100%.
Ketiga, tentukan beberapa lokasi alternatif usaha, selanjutnya
bandingkan beberapa alternatif lokasi tersebut dengan
mengacu pada faktor yang telah ditentukan sebelumnya
Contoh Metode Factor
Rating

Dari contoh perhitungan di atas, lokasi 1 lebih baik, karena memiliki


nilai total yang lebih baik (nilai 93) dibanding dengan lokasi 2 (nilai
90).
Keempat, menganalisis kemungkinan dampak setiap faktor pada
masing-masing lokasi alternatif. Lokasi yang lebih baik
kondisinya untuk setiap faktor akan diberikan nilai yang lebih
tinggi. Sebagai contoh dalam tabel di bawah, untuk faktor
pasar, ternyata lokasi 1 lebih baik dari lokasi 2, sehingga
nilainya diberi lebih tinggi.

Kelima, Setelah semua faktor dibandingkan dan semua lokasi


memiliki nilai, kalikan masing-masing nilai dalam setiap lokasi
dengan bobotnya, dan selanjutnya dijumlah ke bawah. Lokasi
yang memiliki nilai total tertinggi akan dipilih menjadi lokasi
usaha perusahaan.
E. Metode Analisis Nilai Ideal :
Secara umum penggunaan metode ini mirip dgn metode Factor
Rating, hanya menggunakan bobot utk membedakan berbagai
alternatif lokasi yg akan dipilih. Lokasi dgn total jumlah bobot
yg terbesarlah yg akan dipilih sebagai lokasi usaha.

Dalam metode ini akan membandingkan besaran beberapa


komponen biaya utk setiap alternatif lokasi usaha. Sebagai
contoh, utk masalah tenaga kerja, lokasi mana yg memberikan
perkiraan biaya paling murah, begitu pula utk komponen biaya
lainnya. Lokasi yg memberikan total biaya paling kecil akan
dipilih sebagai lokasi usaha. Namun demikian tetap harus
mempertimbangkan jenis dan karakteristik usaha masing-
masing perusahaan.
Contoh Metode Analisis
Ekonomi

Apabila hanya memperhatikan total biaya yg diperlukan, maka


lokasi 2-lah yg terpilih, namun sekali lagi, penentuan lokasi yg
dipilih, sangat tergantung dari tipe produksi yg dilaksanakan dan
faktor apa yg menjadi prioritas tipe produksi tersebut.
Metode di atas biasanya dikombinasi dengan beberapa penilaian
secara kualitatif dari beberapa faktor berikut ini :

Dengan demikian, bisa saja pilihan lokasi usaha jatuh pada


alternatif lokasi yg meskipun secara ekonomi bukan termurah,
namun faktor kualitatifnya memiliki nilai yg bagus.
F. Metode
Transportasi
Metode ini: menjelaskan penentuan lokasi usaha dgn
memanfaatkan alokasi pengiriman yg paling optimal dari lokasi
usaha yg akan didirikan, menuju pasar yg akan dituju, dgn
bantuan metode transportasi. Secara umum penyelesaian
masalah dilakukan dgn dua tahap, yakni :

Tahap 1, dengan penyelesaian awal, dimana metode yang dapat


digunakan adalah :
 · Metode NWC (North West Corner)
 · Metode LC (Least Cost)
 · Metode VAM (Vogel Aproximation Method)
 · Metode RAM (Russel Aproximation Method)
Tahap 2, Penyelesaian akhir, dengan metode :
 · Stepping Stone
 · MODI (Modified Distribution)

Metode MODI sebenarnya merupakan modifikasi dari metode


Stepping Stone yg sudah ada sebelumnya.
Namun demikian, langkah kedua akan digunakan penuh apabila
dalam langkah pertama (penyelesaian awal), masalahnya belum
dapat dioptimalkan.

Untuk mendapatkan gambaran dari masalah ini, perhatikan


contoh berikut ini.
Contoh Metode
Transportasi
Sebuah perusahaan saat ini beoperasi dengan 3 buah pabrik yg
memiliki kapasitas masing-masing sebagai berikut :
Saat ini ada kebutuhan dari tiga kota besar yg harus dipenuhi,
dengan besaran permintaan masing-masing kota :

Perhatikan bahwa antara kapasitas pabrik/sumber daya


perusahaan & kebutuhan masing-masing kota adalah sama, yakni
sebesar 200 ton. Apabila dijumpai kasus semacam ini, maka
kasus yg sedang dihadapi adalah normal.
Perkiraan biaya transportasi dari setiap pabrik ke masing-masing
kota adalah :
Pertanyaannya adalah :
1. Bagaimana distribusi sumber daya atau kapasitas perusahaan
yg paling optimal, guna memenuhi kebutuhan dari ketiga kota
besar tsb ?
2. Berapakan total biaya optimal yg harus
dikeluarkan perusahaan dlm memenuhi kebutuhan ketiga
kota tsb ?

Jawab :
Untuk menyelesaikan masalah tersebut di atas & apabila
dikaitkan dengan metode penyelesaian yg dapat digunakan, maka
kemungkinan kombinasi metode yg digunakan adalah sebagai
berikut :
Penggunaan alternatif di atas hanya dapat digunakan apabila
dalam penyelesaian awal, hasil optimal belum ditemukan. Dengan
alternatif berapapun ( 1 s/d. 8), hasil optimal yg diperoleh
adalah :
Pengujian
Sel C11 = 20 – 8 + 10 – 15 = 7  (menjadi lebih mahal 7/ton)
Sel C22 = 20 – 5 + 8 – 10 = 13  (menjadi lebih mahal 13/ton)
Sel C31 = 25 – 15 + 10 – 8 + 5 - 10 = 7  (lebih mahal 7/ton)
Sel C33 = 19 – 10 + 5 – 8 = 6  (menjadi lebih mahal 6/ton)
Dari hasil pengujian tersebut, ternyata semua sel sudah tidak
ada yg bernilai negatif lagi, atau dgn kata lain semua sel sudah
tidak dat memberikan penurunan biaya lagi, sehingga dgn
demikian dapat dikatakan kasus telah optimal, dgn total biaya :
Dengan hasil optimal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
utk dpt melayani 3 pasar yg ada dgn baik, maka:

 Pabrik 1 akan didirikan di lokasi yg mendekati kota/pasar B &


C, dan cenderung mendekati kota B, karena pabrik 1 hanya
akan melayani kedua kota tersebut, serta pengiriman ke
kota B cenderung lebih besar jumlahnya.
 Pabrik 2 akan didirikan di dekat kota/pasar A & C, dan
cederung mendekati kota A, karena pabrik 2 hanya akan
melayani kedua kota tsb, serta pengiriman ke kota A
cenderung lebih besar jumlahnya
 Pabrik 3 akan didirikan didekat kota B, karena pabrik
3
tersebut hanya melayani kota/pasar B saja.

Anda mungkin juga menyukai