Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
PIWAR 3A
PENDAHULUAN
Industri dalam arti luas adalah suatu bidang yang bersifat komersial yang
menggunakan keterampilan kerja serta teknologi untuk menghasilkan suatu produk
dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Diketahui bahwa industri terbagi menjadi tiga
sektor yakni Industri Penghasil Bahan Baku, Industri Manufaktur, dan Industri Jasa.
Ketiga faktor ini berpengaruh untuk kelangsungan ekonomi di suatu negara.
Di China pada tahun 2020, PDB negara ini mengalami peningkatan salah satu
faktornya dikarenakan sektor manufaktur yang terus mengalami peningkatan.
Dilaporkan bahwa sektor ini mengalami peningkatan aktivitas yang cukup signifikan.
(Sebayang, 2018)Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur Caixin/ Markit yang
meningkat. Sama hal nya dengan Indonesia, pemerintah menyebutkan bahwa industri
manufaktur memberikan kontribusi terbesar untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun ini.
Jika berbicara mengenai industri ini, tentu saja kita tidak lepas dengan biaya
produksi pada sektor manufaktur yang diketahui harus melakukan perhitungan dan
analisis yang matang agar tidak menimbulkan kerugian dikarenakan biaya produksi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba. Biaya produksi
nantinya akan menjadi penentu untuk besarnya harga jual produk tersebut. Sehingga
terkadang biaya produksi menjadi sedikit lebih tinggi daripada biasanya.
Berbeda halnya dengan negara China. Di negara ini biaya produksi justru
cenderung rendah yang mana hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap harga jual
barang dari negara tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Seperti yang sudah dibahas diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
pada kajian ini yaitu:
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari kajian ini adalah:
TINJAUAN PUSTAKA
Industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dengan bahan baku atau
bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam jumlah besar sehingga
barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan mutu
setinggi-tingginya (I Made Sandi, 1985:148).
Manufaktur terbentuk dari dua kata yang berasal dari bahasa Latin yaitu manus
(tangan) dan factus (membuat) yang bisa diartikan dibuat dengan tangan.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan biaya produksi sebagai biaya
yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan memproduksi suatu bahan baku agar bahan
tersebut dapat menjadi barang jadi dan siap dijual.
BAB III
METODE PENULISAN
(Moleong 2007:5) Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar
ilmiah, dengan menggunakan metode ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti
yang tertarik secara alamiah. Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran
seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti.
PEMBAHASAN
Biaya bahan langsung adalah biaya bahan yang digunakan dan menjadi
bagian dari produk jadi. Biaya bahan langsung ini akan sangat mudah ditelusuri
ke setiap unit barang yang telah dihasilkan karena secara fisik bahan langsung
ini bahan langsung ini akan menjadi barang jadi. Misalnya bahan langsung
dalam pembuatan pakaian jadi atau baju adalah kain,benang, kancing,dan
aksesoris. Oleh karena itu bahan langsung harus dibebankan secara langsung ke
satuan hasil yang diproduksi atau ke proses produksi tertentu, tanpa melalui
alokasi biaya terlebih dahulu.
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang terlibat
langsung dalam proses mengubah bahan langsung menjadi barang jadi.
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang tidak termasuk biaya bahan
langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya Overhead dibagi menjadi
Biaya Bahan Penunjang, Biaya Tenaga Kerja penunjang dan Biaya pabrikasi
yang lain-lain.
Ketiga elemen-elemen ini merupakan bagian yang sangat untuk bisa menetapkan biaya
produksi.
4.2 Faktor Penyebab dari Biaya Produksi di RRT Rendah
Perekonomian China telah diakui dunia menjadi perekonomian yang sangat kuat.
China berhasil menjadi salah satu negara yang mengekspor banyak barang ke seluruh
dunia. Bahkan beberapa perusahaan ternama dunia, seperti Apple dan Samsung juga
telah menggunakan beberapa komponen yang berasal dari China.
Terdapat satu hal yang unik dari China, yakni barang yang ditawarkan memiliki
harga yang murah. Padahal umumnya, negara dengan ekonomi yang maju identik
dengan barang yang mahal, oleh sebab itu, China bisa dikatakan berhasil menguasai
pasar dunia berkat inovasi.
Jumlah SDM mereka yang sangat melimpah membuat banyak orang rela
melakukan apa saja untuk mendapatkan pekerjaan, meskipun pekerjaan tersebut
sebenarnya tidak memberikan bayaran yang pantas. Jumlah keluarga miskin di China
yang semakin meningkat membuat peningkatan pada tersedianya pekerja pabrik yang
rela dibayar murah.
Selain itu, China juga mulai menggeser pekerja manusia dengan mesin. Misalnya
pada pembuatan sebuah mainan Frisbee yang hanya menghabiskan biaya pekerja sekitar
20% dari total biaya produksi. Dengan tergantikannya peran manusia oleh mesin, maka
semakin rendah pula biaya yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk para pekerja.
2) Monopoli
Seluruh pekerja yang ada di China berada dalam naungan All-China Federation of
Trade Unions atau ACFTU. ACFTU adalah serikat pekerja China yang dibuat oleh
pemerintah. Ini adalah satu-satunya serikat pekerja yang ada di China. Meskipun
tampak seperti sebuah serikat pekerja, namun ACFTU justru menimbulkan persaingan
yang tidak sehat dalam dunia bisnis dan juga membuat pekerja sering kehilangan hak-
hak mereka akibat tekanan pihak perusahaan yang lebih diutamakan ACFTU.
Meskipun telah sering diadakan demonstrasi sebagai bentuk penolakan terhadap
ACFTU sejak beberapa tahun terakhir, namun pada kenyataannya pemerintah China
tetap mempertahankan lembaga ini.
4) Mengabaikan lingkungan
Dampaknya tentu sangat besar terhadap biaya produksi yang jauh lebih murah.
Namun efek buruk yang didapatkan tentu sangat cepat, buktinya tingkat polusi di China
adalah yang terburuk di dunia. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan terdapat 750.000 orang meninggal dunia di China akibat pencemaran
lingkungan.
5) Pajak
Faktor lain yang membuat barang-barang China menjadi lebih murah adalah tarif
pajak penambahan nilai atau Value Added Tax (VAT). Setiap perusahaan di China yang
berhasil mengekspor barangnya keluar negeri akan mendapatkan kembali pajak
tersebut.
Misalnya saja ketika Amerika mengimpor barang dari China, maka Amerika harus
membayar VAT. Namun Amerika tidak memiliki VAT untuk membebankan impor
China. Pengembalian pajak ini biasanya dilakukan oleh pemerintah.
6) Dumping
Dumping adalah salah satu trik dalam perdagangan internasional untuk menambah
kuota eskpor China. Metode ini sebenarnya sangat tidak sehat dan mendapat banyak
protes dari beberapa negara pengimpor. Dumping adalah kondisi dimana China
melakukan ekspor dengan harga murah bahkan meskipun biaya produksi barang
tersebut lebih mahal.
Dengan mengirim barang yang murah, maka produsen barang sejenis di negara
impor tentu akan mengalami kerusakan akibat kalah bersaing dari barang murah China.
Jika sudah begini, maka permintaan impor akan lebih banyak sehingga China
mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan kerugian yang mereka
tanggung sebelumnya
7) Mengkopi
Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa China adalah negara pengkopi terbesar di
dunia. China melakukan begitu banyak penjiplakan produk pada produk-produk
ternama. Mereka akan mengambil desain produk tersebut, kemudian membuat produk
yang hampir sama dengan mengubah nama produk tersebut sesuai dengan
keinginan.Ketika perusahaan dari negara lain menciptakan produk, mereka dengan
cepat melakukan penjiplakan.
Hemat waktu dan produk yang dibuat menggunakan bahan murah agar nantinya
bisa dijangkau oleh kalangan kelas menengah ke bawah. Dengan menjiplak produk lain,
maka perusahaan akan mengurangi biaya pengembangan dan penelitian (Research and
Development). Biaya produksi pun akan menjadi lebih murah lagi.
8) Kebijakan pemerintah
Faktor lain adalah kebijakan dari pemerintah yang sangat berpihak pada
perusahaan China namun merugikan perusahaan pendatang. Misalnya saja ketika
sebuah perusahaan asing ingin memasukkan produknya ke China, maka perusahaan
tersebut harus memiliki beberapa pekerja asal China di dalam perusahaannya. Tak
hanya sebagai pekerja, namun harus menempatkan pekerja tersebut pada posisi yang
penting dan berpengaruh di perusahaan.
Itulah beberapa faktor mengapa barang dari China sangat murah. Meskipun
barang tersebut murah, namun ternyata ada banyak sisi gelap di balik itu semua. Pihak
pemerintah yang mengabaikan hak para pekerja hingga penyimpangan dalam jalannya
perdagangan ternyata merupakan rahasia kelam dari kesuksesan ekonomi mereka.
4.3 Kebijakan Pemerintah China
(Li et al., 2001)Sejak dahulu, China memang dikenal sebagai negara produsen
yang mampu memproduksi barang-barang dengan harga murah. Karena itu, China
mampu menguasai pasar Dunia dan mengekspor berbagai barang ke berbagai negara,
termasuk Indonesia. Harga produk dari China yang bisa jauh lebih murah dari pasaran
Indonesia ini akhirnya membuat banyak UMKM kesulitan untuk bersaing.
Hal ini tidak jauh juga karena kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah China
terhadap industri ini. Berikut beberapa kebijakan pemerintah China:
Ada sebagian daerah tertentu di China yang mempunyai potensi produksi yang
bagus maka pemerintah akan membuat kebijakan dan kemudahan dalam perizinan,
bahkan untuk jangka tahun pertama produksi suatu pabrik pemerintah membebaskan
pajak dan malah kadang dengan mensubsidi setiap jumlah barang yang diproduksi
pabrik itu sekitar 10 persen, misal biaya membuat sebuah gelas yang harga modal bahan
dan biaya produksi Rp 1000 maka setiap produksi gelas itu mereka akan disubsidi oleh
pemerintah Rp100 ,hingga akhirnya mereka bisa menjual produk mereka di awal
dengan harga Rp 1000 saja dan sudah untung.
Notes : PEG
Mem-peg atau mengaitkan mata uang suatu negara ke mata uang negara lain,
seperti terhadap dolar. Alasan mengaitkan ke dollar adalah untuk membuat uang stabil
(ekonomi stabil) karena mata uang tetap nilainya kalau dilihat dari perdagangan
internasional.Karena itu mata uang yang dikait harus mata uang yang diakui
internasional, dengan sendirinya saat ini adalah dolar US, karena setengah dari nilai
perdagangan dunia ada ditangan US. Banyak negara menggunakan mata uangnya
kepada mata uang beberapanegara yang kuat dalam perdagangan internasional, dengan
demikian bila salah satu dari mata uang yang dikait jatuh, misalnya US dollar jatuh,
sedangkan yang lain tidak, maka mata uang yang dikaitkan itu akan jatuh tapi sedikit,
sehingga tidak mengganggu ekonomi negara.
3) CAFTA
Untuk diketahui FTA akan melibatkan enam negara di kawasan ASEAN. Brunei,
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pada tahun 2015 negara
Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam juga akan terlibat dalam perdagangan bebas
tersebut.
Hal ini merupakan berkah yang sangat besar bagi produsen China. Mereka dapat
memasukkan produknya dengan sangat mudah untuk memasuki industri dalam negeri.
Biaya masuk 0 persen tersebut yang membuat ketertarikan produsen China untuk
mengekspansi pasar lokal dengan barang yang mereka produksi.
Selain harganya yang relatif murah produk China yang dijualnya pun memiliki
kualitas yang lebih baik dibanding produk lokal.
4) Pemerintah Meningkatkan Ekspor Produk
5) Skala Industri
Produk yang dibuat di China kebanyakan adalah produk yang diproduksi secara
massal dan besar-besaran. Semakin besar skala produksi yang kamu miliki, maka
semakin rendah pula biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah produk.
Selain itu, negara China banyak dibangun wilayah industri beserta kota
pendukungnya. Pembangunan infrastruktur ini juga mendukung kehidupan warganya
selain menguntungkan industri dalam negeri. Sistem ini menghubungkan tidak hanya
kota besar, namun juga kota-kota kecil yang menjadi zona manufaktur industri.
Kebijakan hak cipta produk atau hak kekayaan intelektual di negara China yang
tidak konvensional membuat para produsen di sana dengan sangat cepat mengadopsi
teknologi, desain, atau produk terbaru.Hal ini membuat proses riset, produksi, dan
distribusi produk sangat cepat ke pasar. Kebijakan berbagi teknologi ini memang
mendapatkan kritik, tapi dengan kecepatan perkembangan teknologi yang tidak
terbendung, membuat kebijakan ini diterima dan dipromosikan ke seluruh dunia.
Salah satu yang membuat barang-barang dari China bisa berharga murah karena
adanya kebijakan pajak ekspor yang rendah ditetapkan oleh pemerintahnya. Perlu
diketahui, pemerintah China menghapus semua pajak berganda sampai PPN sampai 0%
untuk produk yang akan diekspor.
Pada kawasan industri China, banyak biaya produk diberikan subsidi secara besar-
besaran. Sebagai contoh, listrik dan air disubsidi oleh pemerintah di China hingga 30%
bagi kebutuhan industri. Subsidi ini membuat biaya produksi di China menjadi lebih
murah.
Pabrik China dikenal tidak mengikuti sebagian besar hukum dan pedoman ini.
Secara historis, pabrik-pabrik China telah mempekerjakan pekerja anak, memiliki jam
kerja yang panjang, dan tidak menyediakan asuransi kompensasi bagi para pekerja.
Beberapa pabrik bahkan memiliki kebijakan di mana para pekerja dibayar setahun
sekali, sebuah strategi untuk mencegah mereka berhenti sebelum tahun sudah habis.
Kebijakan pajak ekspor dimulai pada tahun 1985 oleh China sebagai cara untuk
meningkatkan daya saing ekspornya dengan menghapus pajak berganda atas barang
ekspor.Barang ekspor dikenai pajak pertambahan nilai (PPN) nol persen, yang berarti
mereka menikmati pembebasan PPN atau kebijakan rabat.
Selain itu, produk konsumen dari China dibebaskan dari pajak impor. Tarif pajak
yang lebih rendah ini membantu menjaga biaya produksi tetap rendah, memungkinkan
negara menarik investor dan perusahaan yang ingin memproduksi barang-barang
berbiaya rendah.
Karena itu, dapat dipertanyakan mengapa ada begitu banyak barang dengan label
buatan China? Beberapa orang mungkin berpikir bahwa produk China ada di mana-
mana karena melimpahnya tenaga kerja dengan gaji murah sehingga menurunkan biaya
produksi, tetapi ada lebih dari itu.
Selain biaya tenaga kerja yang rendah, China telah dikenal sebagai "pabrik dunia"
karena ekosistem bisnisnya yang kuat, kurangnya kepatuhan terhadap peraturan, pajak
dan bea yang rendah, dan praktik mata uang yang kompetitif.
China menghitung modal bukan berdasarkan biaya produksi suatu barang, akan
tetapi berdasarkan jumlah keseluruhan container. Karena itulah, ketika borongan barang
dari China dibeli, para importir dapat memperoleh keuntungan yang sangat signifikan.
Namun memang, modal awal yang perlu dikeluarkan juga cukup besar karena
pembelian impor barang China juga harus dilakukan dalam jumlah besar.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sudah menjadi hal yang biasa bahwa China sangat mendominasi produk khusus
nya pada industri manufaktur di seluruh dunia. Penjelasan di atas membuat kita dapat
melihat sisi baik dan buruk. Bahwa rendah nya biaya produksi didorong dari banyak
faktor internal maupun eksternal yang ada. Sangat disayangkan jika lingkungan,
masyarakat dan ide kreatif yang sangat mudah sekali di plagiat. Namun kita tidak boleh
hanya melihat dari segi buruk nya saja, terkadang hal itu tercipta karena faktor tekanan.
Dikarenakan produk sejenis mahal maka diciptakan produk sejenis yang biaya
produksinya murah. Negara China sudah terkenal dengan julukan negara plagiat seperti
itu. Solusi itu tentu saja memiliki banyak peminat di pasaran. Terlebih lagi di industri
manufaktur yang banyak menghasilkan limbah produksi.
Tetap saja harus ada yang dikorbankan seperti asuransi dari pada pekerja di
perusahaan yang menciptakan barang tersebut tidak ada. Limbah yang dihasilkan tidak
dikelola dengan baik karena mengurangi biaya produksi nya agar tetap rendah. Sistem
pemerintahan atau kebijakan – kebijakan nya juda mendukung para produsen seperti
pajak, perijinan jika perusahaan tersebut berpotensi baik kedepan maka ijin akan sangat
mudah. Organisasi perdagangan internasional yang dibentuk juga selaras dan sangat
mendukung akan rendah nya biaya produksi. CAFTA, yang membuat produk – produk
China masuk dengan mudah ke seluruh negara di Asia.
5.2 Saran