Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DAN LABA OPERASI USAHA

PENGOLAHAN BREM PADA PERUSAHAAN TONGKAT MAS (UMKM


DUTA RASA) DI DESA KALIABU, KECAMATAN BEJAYAN,
KABUPATEN MADIUN, PROVINSI JAWA TIMUR

Disusun oleh :

Agnes Sinta Marito Sihaloho (E1D020075)


Tiodora Ayudia Novita Sipakkar (E1D020076)
Fitriani (E1D020084)
Martha Diarni Gultom (E1D020085)
Anastasya Nurjanah (E1D020086)

Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Satria Putra Utama, M.Sc

………………………………...
NIP. 19600612 198609 1 001

LABORATORIUM SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................5
DAFTAR TABEL..............................................................................................................5
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................5
BAB II KERANGKA TEORITIS....................................................................................5
BAB III METODOLOGI..................................................................................................5
3.1 Metode Pengumpulan Data...............................................................................5
3.2 Metode Pengolahan dan Analisis Data.............................................................5
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN............................................................5
4.1 Profil Perusahaan..............................................................................................5
4.2 Proses Produksi.................................................................................................5
BAB V HASIL PEMBAHASAN.......................................................................................5
5.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode Full Costing................................5
5.2 C-V-P Analisis..................................................................................................6
BAB VI KESIMPULAN....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................6
LAMPIRAN........................................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia dan abdullah (2012: 42), menyatakan bahwa harga pokok produksi adalah
biaya yang terjadi sehubungan dengan produksi, yaitu jumlah biaya bahan langsung dan
tenaga kerja langsung. Siregar dkk (2014: 28), mendefinisikan harga pokok produksi
adalah biaya yang terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi.
Menurut Mulyadi (2010:65), dalam perusahaan berproduksi umum, informasi harga
pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen
untuk:
a) Menentukan harga jual produk. Perusahaan yang berproduksi bertujuan
memproses produknya untuk memenuhi persediaan digudang dengan demikian
biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan
informasi biaya produksi per satuan produk. Biaya produksi per unit merupakan
salah satu data yang dipertimbangkan untuk menentukan harga jual produk.
b) Memantau realisasi biaya produksi. Informasi biaya produksi yang dikeluarkan
dalam jangka waktu tertentu digunakan untuk memantau apakah proses produksi
mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan apa yang diperhitungkan
sebelumnya. Dalam hal ini, informasi biaya produksi digunakan untuk
membandingkan antara perencanaan dengan realisasi.
c) Menghitung laba atau rugi periodik. Laba atau rugi bruto dihitung dengan
membandingkan antara harga jual produk per satuan dengan biaya produksi per
satuan Informasi laba atau rugi bruto diperlukan untuk mengetahui kontribusi
produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi.
d) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca. Saat manajemen dituntut untuk membuat
pertanggungjawaban secara periodik, manajemen harus menyajikan laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi yang di dalamnya terdapat
informasi harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok persediaan
produk dalam proses.
Secara umum pemerintahan Kabupaten Madiun berkedudukan dijalan alon-alon
Utara No.4 Madiun, Kelurahan Pangongangan, Kecamatan Mangunharjo, Madiun. Luas
untuk wilayah Kabupaten Madiun ini mencapai 101.086 Ha terbagi dalam 15 kecamatan
dan 8 Kelurahan dan 198 Desa. Kabupaten Madiun mempunyai banyak potensi,
diantaranya potensi pertanian, potensi perkebunan, potensi peternakan dan perikanan,
potensi perhutanan, potensi industri dan potensi pariwisata.
Kabupaten Madiun sebagian besar wilayahnya hutan dan lahan pertanian
sehingga dinamika sebagai daerah agraris, yang merupakan penyangga pangan (Beras) di
Jawa Timur bagian Barat. Selain pertanian masyarakat Kabupaten Madiun berinisiatif
dalam mengelola potensi dan memanfaatkan kesempatan yang ada dengan lahan dan
tenaga kerja sendiri. Bidang ekonomi merupakan penggerak utama pembangunan seiring
dengan pengembangan kualitas SDM. Oleh karena itu, pembangunan dibidang
pendidikan yang merupakan bagian dari peningkatan SDM memegang peranan yang
sangat penting.
Untuk meningkatkan suatu usaha dalam menambah tingkat pendapatan individu
dan masyarakat sekitar, penduduk di Kabupaten Madiun telah menciptakan suatu
lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar, yaitu dengan mendirikan suatu usaha
industri brem yang juga termasuk produk unggulan dalam potensi yang sangat besar dan
juga memiliki strategi dalam memajukan roda perekonomian daerah sekitar dan
pemerintah. Maka dari itu Kabupaten Madiun terkenal sebagai sentra industri brem,
dimana hampir semua warga berprofesi sebagai pengusaha brem. Dari masalah ini
muncul suatu peluang untuk meningkatkan pendapatan individu dan daerah yaitu melalui
usaha brem.Adapun penelitian ini dilakukan unuk menganalisis harga pokok produksi
dan laba operasi usaha pengolahan brem pada perusahaan brem Tongkat Mas (UMKM
Duta Rasa) di Desa Kaliabu, Kecamatan Bejayan, Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa
Timur
BAB II
KERANGKA TEORITIS
Pengertian Akuntansi Biaya
Menurut Siregar dkk (2014:10), akuntansi biaya dapat didefinisikan sebagai
proses pengukuran, penganalisisan, perhitungan, dan pelaporan biaya, profitabilitas,
kinerja operasi. Informasi akuntansi biaya dirancang untuk keperluan manajer. Manajer
mengambil keputusan hanya untuk perusahaannya sendiri maka kriteria penting informasi
akuntansi biaya adalah relevansi informasi bagi pengambilan keputusan oleh manajer.
Akuntansi biaya menghasilkan informasi untuk memenuhi berbagai macam tujuan yaitu
untuk tujuan penentuan kos produksi, pengendalian biaya, tujuan pengambilan keputusan
khusus, dan untuk kepentingan internal perusahaan. Selanjutnya akuntansi biaya
membantu perusahaan dalam merencanakan dan pengawasan biaya pada
aktivitas perusahaan.
Penggolongan dan Dasar Penggolongan Biaya
Menurut Siregar dkk (2014:25-32), pada dasarnya biaya dapat diklasifikasikan
berdasarkan pada hal berikut :
a. Berdasarkan Hubungan Biaya Dengan Produk
1) Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dapat langsung ditelusur ke produk. Contohnya adalah
biaya bahan baku. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli bahan baku
dapat dengan mudah ditelusur kedalam produk.
2) Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat secara langsung dapat ditelusur ke
produk. Contohnya adalah biaya sewa peralatan pabrik.
b. Berdasarkan Hubungan Biaya dengan Volume Kegiatan
1) Biaya Variabel (variable cost)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah proporsional
dengan perubahan volume kegiatan atau produksi tetapi jumlah per
unitnya tidak berubah
2) Biaya Tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak terpengaruh oleh
volume kegiatan dalam kisaran volume tertentu.
3) Biaya Campuran (mixed cost)
Biaya campuran adalah biaya yang jumlahnya terpengaruh oleh volume
kegiatan perusahaan tetapi tidak secara proporsional. Bila tidak ada
kegiatan atau volume kegiatan nol biaya campuran tidak akan menjadi
nol. tetapi bila volume kegiatan bertambah banyak. biaya campuran akan
bertambah banyak.
*grafik*
c. Berdasarkan Elemen Biaya Produksi
1) Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan ke
dalam proses produksi untuk diubah menjadi barang jadi.
2) Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah besarnya biaya yang terjadi untuk
menggunakan tenaga karyawan dalam mengerjakan proses produksi.
Biaya tenaga kerja dibagi menjadi dua yaitu biaya tenaga kerja langsung
dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
3) Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik selain
biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan
penolong dan tenaga kerja langsung adalah biaya overhead pabrik. Biaya
overhead pabrik lain adalah sewa pabrik, depresiasi peralatan pebrik. dan
asuransi pabrik. Biaya overhead pabrik sulit ditelusuri ke suatu produk.
Biaya produksi dapat diidentifikasi lebih lanjut menjadi biaya utama (prime cost)
dan biaya konversional (convension cost). Biaya utama meliputi biaya tenaga kerja
langsung dan biaya bahan baku. Biaya konversi meliputi biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik.
d. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan
1) Biaya Produksi
Biaya produksi terdiri atas tiga jenis biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
2) Biaya Administrasi dan Umum
Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang terjadi dalam rangka
mengarahkan, menjalankan. dan mengendalikan perusahaan untuk
memproduksi barang jadi. Biaya administrasi dan umum meliputi biaya
gaji pegawai, biaya perlengkapan, dan biaya utilitas.
3) Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran meliputi berbagai biaya yang terjadi untuk memasarkan
produk atau jasa.
e. Berdasarkan Hubungan Biaya dengan Proses Pokok Manajerial
1) Biaya standar (standard cost).
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka yang seharusnya
dikeluarkan untuk membuat sutau produk atau melaksanakan suatu
kegiatan.
2) Biaya akrual (acrual cost)
Biaya akrual adalah biaya yang sesungguhnya terjadi untuk membuat
suatu produk atau melaksanakan suatu kegiatan
3) Biaya terkendali (controllable cost)
Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi
oleh seorang manajer tingkatan tertentu
4) Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost)
Biaya tidak terkendali adalah biaya yang tidak secara langsung dapat
dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu.
5) Biaya komitan (committed cost)
Biaya committed adalah biaya yang terjadi dalam
upaya mempertahankan
6) Biaya diskresioner (discretionary cost)
Biaya diskresioner adalah biaya yang besarnya kecilnya tergantung pada
kebijakan manajemen.
7) Biaya relevan (relevant cost)
Biaya relevan adalah biaya masa depan yang berbeda antara satu
alternatif dan alternatif lainnya.
8) Biaya kesempatan (opportunity cost)
Biaya kesempatan adalah manfaat yang dikorbankan pada saat satu
alternatif keputusan dipilih dan mengabaikan alternatif lain.
Pengertian Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured)
Pengertian harga pokok produksi menurut Raiborn dan Kinney (2011:56), yaitu
"Harga pokok produksi (cost of goods manufactured) (CGM) adalah total produksi biaya
barang-barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer kedalam persediaan barang
jadi selama sebuah periode." Menurut Sodikin dan Riyono (2012:280), unsur-unsur yang
melekat pada harga pokok produksi terdiri atas :
1. Bahan Baku
Merupakan bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan
dimasukan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Contohnya
adalah kayu yang digunakan untuk membuat meja dll.
2. Tenaga Kerja Langsung
Merupakan tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap proses
pengolahan barang, baik dengan menggunakan kemampuan fisiknya maupun
dengan bantuan mesin-mesin. Tenaga kerja langsung memperoleh kontreprestasi
yang disebut upah dan dikategorikan sebagai upah tenaga kerja langsung. Jadi
upah tenaga kerja langsung adalah semua kontraprestasi yang diberikan kepada
tenaga kerja langsung.
3. Biaya Overhead Pabrik
Merupakan komponen harga pokok produksi yang timbul dalam proses
pengolahan yang tidak dapat digolongkan dalam bahan baku dan tenaga kerja
langsung.
Berdasarkan definisi harga pokok produksi menurut para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi suatu barang. Tiga elemen utama harga pokok produksi yaitu biaya bahan
baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Metode Penentuan Biaya Harga Pokok Produksi
Terdapat perbedaan hasil perhitungan HPP yang dihitung oleh perusahaan dan
yang dihitung dengan menggunakan metode full costing. Perhitungan HPP menurut
metode full costing lebih baik dalam menganalisis biaya produksi daripada perhitungan
harga pokok produksi menurut perusahaan. (Rachmayanti, 2011; Eprilianta, 2011)
Mulyadi (2012: 24) menyatakan bahwa metode penentuan HPP adalah
dipengaruhi oleh pendekatan yang digunakan untuk menentukan unsur-unsur biaya
produksi yang diperhitungkan dalam cost produksi. Dalam menghitung unsur-unsur biaya
pada HPP terdapat dua pendekatan yaitu metode full costing dan metode variabel costing.
1. Metode Full Costing merupakan metode penentuan HPP yang menghitung
semua unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead,
baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
2. Metode Variabel Costing merupakan metode penentuan HPP yang hanya
menghitung biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam HPP-nya.
Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
1. Metode Harga Pokok Pesanan (Jobs Order Costing)
Menurut Dunia dan Abdullah (2016:54), metode harga pokok pesanan adalah
suatu sistem akuntansi biaya perpetual yang menghimpun biaya menurut pekerjaan-
pekerjaan (jobs) tertentu. Sistem ini cocok untuk elemen-elemen pekerjaan yang unik dan
biayanya mahal, dimana barang/jasa yang diproduksi berdasarkan spesifikasi yang
diminta oleh pelanggan atau pemesan.
Berdasarkan perkerjaan-pekerjaan dan pesanan yang telah disetujui, maka biaya-
biaya produksi secara terus-menerus dicatat dan dibebankan kepada masing- msing
pekerjaan yang sedang dilaksanakan atau dihasilkan, seperti bahan langsung dan tenaga
kerja langsung. Perkerjaan pesanan merupakan suatu jumlah unit satuan produk, sehingga
harga pokok produk per unit yang dihasilkan dihitung dengan dengan membagi total
biaya produk untuk masing-masing pesanan dengan jumlah satuan produk dari pesanan
tersebut (Dunia dan Abdullah. 2016:54).
2. Metode Harga Pokok Proses (Process Costing)
Menurut Dunia dan Abdullah (2016:86), metode harga pokok proses lebih
terfokus pada departemen-departemen dalam pabrik atau pusat pusat biaya dan proses
produksi. Pada metode ini seluruh biaya produksi baik bahan baku, tenaga kerja dan
overhead pabrik dapat diidentikasikan dan diakumulasi menurut pekerjaan khusus
tersebut, akan tetapi untuk yang menghasilkan barang secara masal/banyak dan homogen
secara berkesinambungan, maka dapat digunakan metode harga pokok proses yang
mengakumulasi data biaya berdasarkan departemen-departemen dimana proses
produksi dilakukan.

BAB III

METODOLOGI
3.1 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu ingin memperoleh
gambaran kondisi sebenarnya atas perhitungan HPP dan pengaruhnya terhadap harga jual
produk pada sentra industri di kabupaten Madiun. Adapun obyek penelitian ini meliputi:
Pabrik Brem “Tongkat Mas” (UMKM Duta Rasa) yang beralamat di Desa Kaliabu,
Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Dan waktu pelaksanaan penelitian ini
dilakukan pada bulan November 2022.
Jenis data dalam penelitian ini adalah primer yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan pemilik perusahaan dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis data deskriptif kuantitatif. Analisis data kuantitatif dengan cara melakukan
penyusunan HPP dengan metode metode full costing.
3.2 Metode Pengolahan dan Analisis Data
a. Full Costing
Metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya
produksi ke dalam kas produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku. biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
Dengan demikian kas produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya
produksi berikut ini (Mulyadi, 2012:17):
Biaya bahan baku XXXX
Biaya tenaga kerja langsung XXXX
Biaya overhead Pabrik variabel XXXX
Biaya overhead Pabrik tetap XXXX
Biaya nonproduksi XXXX
Kas produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur kos
produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung biaya overhead pabrik variabel,
dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi berupa biaya
pemasaran biaya administrasi dan umum (Mulyadi, 2012 17).
b. Biaya Variabel
Variable costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
variabel. Dengan demikian kos produksi menurut metode variable costing terdiri dari
unsur biaya produksi berikut ini (Mulyadi. 2012:18):
Biaya bahan baku XXXX
Biaya tenaga kerja langsung XXXX
Biaya overhead pabrik variable XXXX
Biaya non produksi XXXX
Kas produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur
kos produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
variabel) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran variabel. biaya
administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap, berupa biaya overhead pabrik tetap.
biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap (Mulyadi, 2012:18).
BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Profil Perusahaan

4.2 Proses Produksi


BAB V

HASIL PEMBAHASAN
Penerimaan 200.000.000
1000 Kg 15.000 15.000.000
1. Bahan Baku a. Persediaan 2500 Kg 15.000 37.500.000 +
awal 3500 Kg 15.000 52.500.000
b. Pembelian 500 Kg 15.000 4.500.000 –
selama 1 bulan 48.000.000
c. Bahan baku
tersedia
d. Persedian BB
pada akhir bulan

Harga Pokok
Bahan Baku
10 Pack 225.000 2.250.000
2. Bahan a. Ragi 5 Karung 850.000 4.250.000
Penolong b. Soda kue 10 Pack 110.000 1.100.000 +
c. Pewarna rasa 7.600.000

Harga Bahan
Penolong
Upah untuk 15 karyawan 2.500.000 37.500.000
3. Upah TK Membayar TK

50 Liter 10.000 500.000


4. BOP a. Biaya BBM
untuk mesin

Harga Pokok Produksi 93.600.000


Harga jual produk 75.000/unit

5.2 C-V-P Analisis

BAB VI

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai