Anda di halaman 1dari 7

TUGAS EKONOMI TEKNIK

ANALISIS MENGENAI SULITNYA BIDANG MANUFAKTUR DI INDONESIA UNTUK


BERKEMBANG

Oleh

Annisya Hutami (1415041006)

Gitri Devi Pratiwi (1415041021)

Syafira Eka Gestya (1415041059)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses pembangunan, salah satunya yaitu sektor industri bidang manufaktur dimana
perusahaannya yang ada di Indonesia terbilang banyak dan dapat menjadi salah satu tolak
ukur suatu negara berkambang atau tidak. Sektor industri dijadikan sebagai prioritas
pembangunan yang diharapkan mempunyai peranan sebagai leading sector atau sektor
pemimpin bagi pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pemimpin maksudnya adalah
dengan pembangunan industri maka memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor
lainnya seperti sektor pertanian dan sektor jasa.

Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja dimulai dari investasi di
sektor industri, dan akumulasi modal secara keseluruhan di sektor modern akan
menimbulkan perluasan output pada sektor modern tersebut. Pengalihan tenaga kerja dari
sektor pertanian ke sektor modern (industri) selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan
output dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor modern. Sektor industri dinilai
memiliki peran sangat penting dalam perekonomian terutama dalam penyerapan tenaga kerja
di Indonesia. Sektor industri mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 118 juta jiwa angkatan
kerja yang tersedia.

Namun perkembangan industri di Indonesia tergolong sulit berkembang ditinjau dari


beberapa faktor yang salah satunya teknologi yang digunakan. Industri di Indonesia masih
menggunakan peralatan dari luar dan menjadikan salah satu alas an mengapa industry
Indonesia sulit berkembang.
BAB II

PEMBAHASAN

Industri atau perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang melakukan kegiatan manufaktur


atau sebuah badan usaha yang mengoperasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dalam suatu
medium proses untuk mengubah bahan- bahan mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai
jual.Semua proses dan tahapan yang dilakukan dalam kegiatan manufaktur dilakukan dengan
mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dimiliki oleh masing- masing satuan
kerja. Adapun beberapa karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur, diantaranya
sebagai berikut:

o Mengelola bahan mentah atau bahan baku menjadi produk jadi

Tentunya karakteristik yang utama dapat di lihat pada perusahaan manufaktur yaitu
dimana aktivitasnya mengolah bahan baku menjadi barang atau produk jadi dan siap di
jual ke konsumen.

o Konsumen tidak ikut dalam proses produksi

Artinya konsumen hanya bisa menggunakan atau menikmati produk yang di hasilkan
saja, tanpa ikut serta melakukan proses produksi.

o Hasil produksi berwujud atau terlihat

Hasil dari proses produksi perusahaan manufaktur hasilnya dapat di lihat oleh mata atau
produknya memiliki wujud, berbeda dengan perusahaan jasa yang dimana produknya
tidak berwujud hanya bisa di rasakan.

o Adanya ketergantungan konsumen untuk mencari produk lagi

Artinya jika konsumen merasa senang dan puas dengan produk yang digunakannya,
biasanya konsumen akan memiliki ketergantungan untuk menggunakan lagi produk
tersebut. Maka perusahaan harus selalu menyediakan dan menjaga ketersediaan
produknya di pasaran supaya tetap ada.
Industri manufaktur secara umum telah mengalami perlambatan pertumbuhan baik itu dari data
analisis dan secara harfiah. Berdasarkan data, diperoleh untuk triwulan selama 2017 yang
triwulan 1 2018 oleh Kementrian Perindustrian Republik Indonesia yaitu pertumbuhan industry
non migas, industry manufaktur dan pertumbuhan ekonomi nasional (yoy,%). Berikut grafik nya:

Gambar 1. Grafik pertumbuhan industri peride 2017-2018 awal.

Bedasarkan data diatas diketahui bahwa pada triwulan 1 ke 2 pada 2017 industri manufaktur
turun 0,78% sebelum naik hingga pada angka 4,85% dan di dua triwulan berikutnya turun
kembali dan naik 0.04%. Selain itu perlu diperhatikan pula bahwa dibandingkan industry non
migas, industri manufaktur masih dibawah dari persen pertumbuhan. Dalam kasus ini memang
lebih memperhatikan pengaruh dari ekspor dan impor baik industri manufaktur besar dan sedang.

Selain itu dalam melakukan proses produksi supaya menghasilkan suatu produk yang memiliki
nilai jual, perusahaan manufaktur akan mengeluarkan berbagai macam biaya, yang dimana biaya
tersebut digunakan untuk:

a) Bahan Baku

Yaitu bahan-bahan yang digunakan dan menjadi bagian dari proses produksi, sehingga
bahan ini diolah dan menjadi suatu produk. Misalnya bahan langsung pada pabrik tekstil
seperti kapas, pewarna kain dan lain-lain. Bahan langsung tentunya berbeda dengan
Bahan tidak langsung, bahan tidak langsung misalnya seperti bahan bakar mesin
produksi, oli untuk mesin produksi dan lain-lain, jadi Bahan tidak langsung dapat
dikatakan bahan yang digunakan saat proses produksi tapi tidak dapat menjadi produk.

b) Tenaga Kerja Langsung

Yaitu tenaga kerja yang bekerja secara langsung terhadap proses-proses pengolahan
bahan baku hingga menjadi suatu produk, jadi intinya tenaga kerja yang terlibat secara
langsung dalam proses pengolahan bahan baku baik itu menggunakan kemampuan fisik
maupun dengan menggunakan mesin dalam pekerjaanya. Tenaga kerja langsung harus di
bedakan dengan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja tidak langsung memang
digunakan dalam proses produksi tapi tidak dapat dihubungkan dengan proses
pengolahan suatu produk. Tenaga kerja tidak langsung misalnya seperti petugas
pengawas, petugas pemeliharaan, petugas kebersihan dan lain-lain.

c) Overhead Pabrik

Yaitu berbagai macam biaya yang digunakan dalam berbagai proses pengolahan, biaya
tersebut tidak termasuk kedalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya overhead pabrik seperti biaya tenaga kerja tidak langsung misalnya gaji pengawas,
gaji teknisi mesin dan lain-lain.

Dalam hal ini beberapa elemen diatas yang sudah disebut juga dapat mempengaruhi nilai
pertumbuhan dari industri tepatnya penghasilan yang dapat diperoleh. Pada bagian bahan baku
atau segala sesuatu yang berkaitan pada pengolahan produksi, maka erat kaitannya dengan
teknologi proses yang digunakan. Teknologi yang digunakan industri manufaktur di Indonesia
sebagian besar sudah tua, bahkan banyak yang telah berumur 40 tahun. Kondisi tersebut
mengakibatkan tidak efisiennya penggunaan energi. Penggunaan energi untuk memproduksi 1
ton produk di Indonesia disebutkan lebih besar dibandingkan standar praktik terbaik penggunaan
energi dunia.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi sulitnya teknologi dalam bidang industri manufaktur
berkembang, salah satu yang paling dasar adalah dari sisi ekonomi. Beberapa perusahaan kadang
memiliki peralatan yang sudah sangat tua karena kurangnya perawatan dan perbaikan, selain itu
peralatan proses yang digunakan pada industri juga berasal dari luar negeri yang artinya
membutuhkan biaya besar lainnya. Oleh karena itu beberapa poin mengenai hambatan industri
manufaktur di Indonesia yaitu:

1. Faktor Eknomi

2. Inovasi pada Proses


(kaitannya dengan teknologi maju yang sudah berkembang di luar contoh artificial
intelligence, otomatisasi, robot dalam mempermudah proses)

3. Faktor SDM
(pengembangan sdm yang baik dan dipersiapkan dengan baik untuk ikut membangun
perusahaan lebih baik)

Kalau ada yang lain sambil ditambahin

DAFTAR PUSTAKA

https://www.industry.co.id/read/15741/penggunaan-teknologi-modern-industri-manufaktur-jadi-
kompetitif
http://www.pengertianku.net/2017/01/pengertian-perusahaan-manufaktur-dan-contohnya.html

http://www.kemenperin.go.id/statistik/exim.php

https://data.go.id/group/industri?page=2

Anda mungkin juga menyukai