Anda di halaman 1dari 29

Industrialisasi

Salsabila Aprilia Nasution 190502104


Ryan Syahputra 190502102
Khairunisa Kurniawan 190502098
Izzatul Silmi 190502110
Piral Mahendra Aritonang 190502106
Surya Tanbenia 190502108
Cindy Jennifer 190502100
Eddy Pranata S Sembiring 190502112
Mhd Rizky Dwiyana 190502116
Sektor Industri (Arti)

Industri adalah himpunan


01 perusahaan-perusahaan sejenis,
seperti industri kosmetik yang terdiri
darin perusahaan penghasil kosmetik

Industri sebagai suatu sektor ekonomi


02 yang melakukan kegiatan produktif
untuk mengelola barang mentah
menjadi barang jadi atau barang
setengah jadi atau sering disebut
sebagai industri pengolahan.
Sektor Industri (pengertian)
Secara umum :
perusahaan yang menjalankan
01 operasi kegiatan ekonomi yang
tergolong kedalam sektor sekunder

Teori Ekonomi :
kumpulan perusahaan yang
02 menghasilkan barang yang sama
dalam satu pasar
Konsep Industrialisasi
Industrialisasi adalah suatu proses interkasi antara
perkembangan teknologi, inovasi, spesialisasi dan perdagangan
dunia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan
mendorong perubahan struktur ekonomi.

Karakteristik industrialisasi termasuk pada penggunaan inovasi


teknologi untuk memecahkan masalah yang bertentangan
dengan ketergantungan pada kondisi diluar kendali manusia,
seperti cuaca, dengan begitu pembagian kerja lebih efisien.
Argumentasi Industrialisasi

Jenis Keunggulan Kelebihan Kekurangan


Comparative advance Industrial akan unggul, sumber Jenis produk Kurang diminati
daya ekonomi akan teralokasi
dengan baik
Industrial Linkage Mampu menggerakkan sektor Kurang efisien
lain
Argumentasi kesempatan kerja Sangat manusiawi karena Kurang dapat menggerakkan
berbasis penciptaan lapangan sektor lain
kerja
Argumentasi Loncatan Teknologi Memicu perkembangan sektor Boros devisa
industri lain

Indonesia pada awalnya didominasi argumentasi keterkaitan industri (industrial linkage),


namun sekarang berubah menjadi argumentasi loncatan teknologi (hi-tech)
Pola dalam Industrialisasi
Pola strategi Industrialisasi Kelebihan Kekurangan
Pola substitusi Impor Industri akan bertumbuh besar Industri tidak akann kunjung
dewasa (ketergantungan)
Pola substitusi Ekspor Menumbuhkan devisa negara Tergantung pada pasar

Industri di Indonesia awalnya mengembangkan substansi impor namun seiring berkembangnya


zaman Indonesia mengubah substansi Industrialisasinya menjadi Substansi Ekspor
Tujuan Industrialisasi
Meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri.

Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar


dalam negeri.
Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi
perekonomian.

Mendukung perkembangan sektor infrastruktur.

Meningkatkan kemampuan teknologi.

Meningkatkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi


produk.

Meningkatkan penyebaran industri.


Faktor Pendorong Industrialisasi

FAKTOR FAKTOR
POKOK TAMBAHAN
Faktor pokok
4.
1. Modal
Transportasi
5. Sumber
Energi / 2. Tenaga
Tenaga Kerja
6. Marketing /
3. Bahan
Pemasaran
Mentah /
Hasil Output
Bahan Baku
Produksi
Faktor Penunjang / Faktor Pendukung

4. Dukungan Masyarakat 1. Kebudayaan Masyarakat

5. Kondisi Alam 2. Teknologi

6. Kondisi Perekonomian 3. Pemerintah


Klasifikasi Kelompok Industri
Kode Kelompok Industri
31 Industri makanan, minuman, dan tembakau
32 Industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit
33 Industri kayu, dan barang-barang kayu, termasuk perabot rumah tangga
34 Industri kertas dan barang barang dari kertas, percetakan, dan penerbitan
35 Industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia, minyak bumi, batu bara, karet, dan plastik
36 Industri barang-barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi dan batu bara
37 Industri logam dasar
38 Industri barang dari logam, mesin, dan peralatannya
39 Industri pengolahan lainnya
PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR NASIONAL

Industri manufaktur memberikan kontribusi


terbesar atas kenaikan pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang mencapai 7,07%
pada triwulan II tahun 2021.

Di periode ini, sektor manufaktur sendiri


mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,91%
meskipun mengalami tekanan akibat
pandemi Covid-19.

Sektor ini merupakan sumber


pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar
1,35%.
Pertumbuhan sektor industri di Indonesia
(hingga periode TW-II 2021)

Sektor Pertumbuhan
industri alat angkutan 45,70%,
industri logam dasar 18,03%,
industri mesin dan perlengkapan 16,35%,
industri karet barang dari karet dan plastik 11,72%,

industri kimia, farmasi dan obat tradisional 9,15%.


Jumlah Perusahaan Industri Pengolahan Besar dan sedang
(2010-2017)

Jumlah Perusahaan Industri Pengolahan Besar dan sedang


2010 23345
2017 2011 23370
2012 23592
2016 2013 23698
2014 24529
2015 26322
2015 2016 35163
2017 33577
2014 Jumlah Perusahaan Industri
Pengolahan Besar dan sedang
2013
2012
2011
2010
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000
Laju pertumbuhan PDB Industri Manufaktur
Indonesia 2015-2020
wilayah Laju pertumbuhan PDB Industri Manufaktur
2015 2016 2017 2018 2019 2020
indonesia 4,33 4,26 4,29 4,27 3,80 -2,93

5
Laju PDB
4
3
2
1
0 Laju PDB
-1
-2
-3
-4
Kontribusi PDB dari sektor manufaktur
(hingga periode TW-II 2021)

sektor Manufaktur Kontribusi PDB


industri makanan dan minuman 6,66%,
industri kimia, farmasi dan obat tradisional 1,96%,
industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik 1,57%,
dan peralatan listrik
industri alat angkutan 1,46%,
industri tekstil dan pakaian jadi 1,05%.
Lain-lain 4, 64%
Total kontribusi PDB sektor manufaktur 17,34%
Kinerja Pola Industri Indonesia

Kinerja ekspor sektor


manufaktur pada periode
Januari-Juni 2021 tercatat
sebesar USD81,06 Miliar dan
mendominasi 78,80% total
ekspor nasional yang
mencapai USD102,87 Miliar.
Terjadi surplus pada neraca
ekspor-impor periode
tersebut sebesar USD8,22
Miliar.
Data Volume Ekspor (atas) dan
impor (bawah) di Indonesia.
20000

10000
2019
0 2020
ari ari r et r il ei ni
uli us er er er er 2021
nu ru a Ap M Ju J st b ob b b
a b M gu em kt em em
J Fe A ept O ov es
S N D
20000
15000
10000
5000 2019
2020
0
2021
Nilai ekspor sektor manufaktur
(hingga periode TW-II 2021)

subsektor industri Nilai Persentasi


Ekspor
industri makanan dan minuman 19,58%
industri logam dasar 13,78%
industri kimia, farmasi dan obat tradisional 9,28%
industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, 7,63%
optik dan peralatan listrik
industri tekstil dan pakaian jadi 5,86%
Hubungan Sektor Industri di Indonesia
catatan kebijakan pemerintah
catatan kebijakan pemerintah sesuai dengan kondisi dari industri
manufaktur di Indonesia adalah :

(1)

keberadaan teknologi dan infrastruktur merupakan


penunjang daya saing di sepanjang rantai nilai baik secara
nasional maupun internasional,

(2)

aglomerasi merupakan fenomena alami dalam industri


manufaktur, sehingga pemerintah harus mengakomodasi dan
memfasilitasi aglomerasi tersebut dengan pengadaan Kawasan
Ekonomi Khusus, dan
(3)

terdapat kesenjangan produktivitas antara industri


manufaktur kecil dan industri manufaktur besar.
Permasalahan Industrialisasi
01 Lokasi Industri

02 Lingkungan Industri

03 Industri dan Tenaga Kerja


Lokasi Industri
Industri yang mendekati daerah pemasaran akan cenderung ditempatkan di pinggiran kota yang
menyebabkan munculnya beberapa masalah , antara lain :

Penduduk sekitar kehilangan pekerjaan dan tempat


tinggalnya mau tidak mau

Meningkatnya angka kemiskinan daerah tersebut


Kurangnya pengetahuan penduduk dalam mengelola
keuangan dan tidak memiliki ketrampilan lain
Industri yang mendekati bahan baku, seperti industri kayu
lapis atau penggergajian, industri semen, industri yang
berhubungan dengan pertambangan, dan sebagainya.
Industri yang mendekati bahan baku seperti ini sangat rentan
sekali terhadap kerusakan lingkugan , seperti :

Kerusakan dan bencana alam.


Kekurangan pasokan produk di dalam negri
harga yang tidak stabil
Lingkungan Industri
menghasilkan bahan pencemar
dalam bentuk limbah cair dan asap
industri. Pada mulanya industri yang
ditempatkan di Industri yang
lokasinya di sekitar perkotaan
banyak menimbulkan masalah,
terutama yang pinggiran kota jauh
dari pemukiman penduduk, masalah
pencemaran belum begitu
dirasakan, tetapi sejalan dengan
pertumbuhan penduduk dan
perkembangan kota menyebabkan
sekarang ini lokasi pabrik berada di
tengah-tengah pemukiman,
sehingga berbagai masalah muncul
Industri dan Tenaga Kerja
01
kebutuhan tenaga kerja
industri memerlukan
sumberdaya manusia
yang terampil dan terdidik
04
Pengusaha banyak yang
tidak menyenangi
munculnya Serikat Pekerja
02 di dalam industrinya
Banyak industri
berbahan baku
impor 05
Pemutusan hubungan
kerja dapat saja
03 terjadi apabila hasil
Untuk meningkatkan produksinya kurang
kesejahteraan buruh, diminati
maka pemerintah
memberlakukan UMR
(Upah Minimum Regional)
Masalah Perindustrian di Indonesia
• Industri bagi Indonesia merupakan salah satu jalan keluar untuk
mengatasi angka pertumbuhan penduduk yang menyebabkan
angkatan kerja semakin bertambah

• Sektor industri banyak menyerap tenaga kerja dibandingkan


dengan sektor agraris

• Tetapi sekarang ini setelah terjadinya krisis ekonomi Indonesia


tahun 1998, tampaknya kondisi industri terus mengalami
keterpurukan dengan tidak mengalami perbaikan sampai
sekarang, akibatnya banyak tenaga kerja industri yang mengalami
pemutusan hubungan kerja (PHK)

• sehingga sektor industri menjadi sebaliknya, bukan menyerap


banyak tenaga kerja melainkan sektor yang banyak menimbulkan
pengangguran baru.
Aspek yang harus diperhatikan dalam memilih
strategi industrilisasi
1. Industrialisasi Harus 3. Industrialisasi Harus
Mendukung Potensi Daerah, Memberi Dampak Positif
Yang Sekaligus Mendukung Terhadap Saldo Neraca
Pelaksanaan Otonomi Daerah. Pembayaran

2. Pola Industrialisasi Juga 4. Jenis-Jenis Insentif Yang


Harus Berorientasi Pada Akan Diberikan Oleh
Peningkatan Dan Pemerintah Dengan Maksud
Pemerataan Pendapatan Untuk Mendukung Proses
Masyarakat, Tanpa Industrialisasi Harus Yang
Mengurangi Tingkat Efisiensi Bisa Dibuktikan Memiliki
Dan Produktivitas. Social Cost Effectiveness
Strategi Industri di Indonesia
(Agus Gumiwang Kartasasmita)
1. Koordinasi pembangunan industri
dengan kementerian dan lembaga
terkait lain 4. Mendorong
investasi di sektor
industry
2. Implementasi
program Peningkatan
Penggunaan Produk
Dalam Negeri (P3DN)

5. Penguatan daya beli


3. Penguatan ekspor dan masyarakat
substitusi impor
Thank You
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai