Oleh:
Kholidah Azhar
Zainal Arifin
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang
E-mail/No. Hp: idah_az@gmail.com/-
Abstract
This research tries to know factor that regard industrial labour absorption
manufacturing outgrows and intermediate on regency / city at Javanese East.
With insert free variable total industrial pay, industrial raw material, total
manufacturing industrial enterprise and manufacturing industry production is
gotten usufructs that variable fourth that free signifikan's ala having for to
labouring absorption on industrial manufacturing with determinant coefficient R2
as big as 94,8% on zoom glosses over 5%.
Abstrak
Penelitian ini berusaha untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
penyerapan tenaga kerja industri manufaktur besar dan menengah pada
kabupaten/kota di Jawa Timur. Dengan memasukkan variabel bebas total upah
industri, bahan baku industri, jumlah perusahaan industri manufaktur dan
produksi industri manufaktur diperoleh hasil bahwa keempat variabel bebas
tersebut secara signifikan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada
industri manufaktur dengan koefisien determinasi R2 sebesar 94,8% pada tingkat
kesalahan 5%.
Kata Kunci: industri manufaktur, penyerapan tenaga kerja, dan Jawa Timur
sedang adalah industri yang bergerak mencapai sekitar 12%. Dilihat dari
di empat golongan industri tersebut. pangsa terhadap keseluruhan nilai
Dilihat dari jumlah tenaga kerja produksi, penyumbang terbesar nilai
yang dapat diserap, peran sektor output adalah industri makanan dan
industri manufaktur dalam menyerap minuman,tekstil, kimia, logam, karet
tenaga kerja nasional memang masih dan barang plastik, serta industri
relatif rendah. Distribusi penyerapan kendaraan roda empat. Apabila dilihat
tenaga kerja masih terkonsentrasi pada dari sisi nilai tambah, gambaran yang
sektor pertanian (41%) dan sektor jasa diperoleh hampir serupa dengan
seperti perdagangan (21%), perkembangan nilai output, dimana
pengangkutan (6%) dan jasa- jasa lain pertumbuhan nilai tambah periode
(12%). Sementara itu, pangsa sektor pascakrisis masih lebih rendah dari
industri manufaktur cenderung pertumbuhan prakrisis (dari indikator
stagnan, dan bahkan cenderung berada industri besar dan sedang terbitan
dalam tren menurun. Apabila dilihat BPS). Adapun yang dimaksud nilai
dari jenis industrinya, Industri Pakaian tambah adalah besarnya output
Jadi, Tekstil, Makanan dan Minuman, dikurangi biaya input atau biaya
serta Furnitur merupakan industri yang antara. Dilihat dari jenis industrinya,
menyerap tenaga kerja terbesar. Hal penyumbang terbesar dalam nilai
ini sejalan dengan perkembangan tambah adalah industri makanan dan
jumlah perusahaan dalam industri minuman, tembakau, tekstil, kertas,
tersebut. dan industri bahan kimia.
Apabila dilihat dari nilai output (http//jatim.bps.go.id).
yang dihasilkan oleh keseluruhan Sektor industri Manufaktur
industri manufaktur yang berskala mampu menyerap tenaga kerja
besar dan sedang, secara umum dengan kontribusi dari total tenaga
terlihat kinerja industri pascakrisis kerja yang bekerja di Jawa Timur
masih di bawah prakrisis. Rata-rata sebesar 22,32 %, namun penyerapan
pertumbuhan output pada periode tenaga kerja masih di bawah sektor
prakrisis (1991-1995) mencapai pertanian. Hal ini disebabkan karena
sekitar 22%, sementara pada periode pada umumnya untuk dapat bekerja
pascakrisis (2002 - 2006) baru pada sektor Industri masih