5
Kondisi Industri Dalam Negeri
❑ Melihat potensi pertumbuhan industri yang semakin membaik, serta dampaknya terhadap serapan
tenaga kerja, maka sektor industri perlu didorong untuk berkembang
❑ Pemerintah adalah potensi pasar yang besar bagi produk industri dalam negeri dalam hal kegiatan
pengadaan barang jasanya.
66
Produk Unggulan Indonesia
3 Produk Jasa
• Teknologi informasi,
• Tenaga kerja, Kemampuan dan kapasitas produksi dalam negeri
• Desain dapat dilihat diantaranya dari produk unggulan
yang tersedia dan/atau peran Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) serta Koperasi dalam
pengembangan produksi dalam negeri.
7
Tantangan Produksi Dalam Negeri
8
Solusi yang Dilakukan Pemerintah Dalam
Mengatasi Tantangan Produksi Dalam Negeri
Melakukan percepatan
Merumuskan perencanaan Reformasi Birokrasi
pembangunan yang
partisipatif.
Menciptakan kebijakan
Pemerintah yaitu kebijakan fiskal
Meningkatkan yang berpihak tentang
kompetensi SDM penggunaan produk dalam negeri
10
Pengertian Perusahaan Dalam Negeri,
Nasional dan Asing
BUMN, BUMD, dan Badan Usaha Perusahaan yang sekurang – Perusahaan yang sebagian
Swasta yang kepemilikan kurangnya 51% dari pada atau keseluruhan modalnya
sahamnya lebih dari 50% (lima modal dalam negeri yang dimiliki oleh negara (badan)
puluh persen) dimiliki oleh BUMN, ditanam di dalamnya dimiliki asing dan/atau yang dalam
BUMD, dan Badan Usaha Swasta
oleh Negara dan/atau, swasta usahanya dan kenyataannya
dan/atau Perseorangan Warga
Negara Indonesia yang memiiki nasional. bertujuan untuk memindahkan
hak suara dan didirikan sesuai sebagian atau seluruh
peraturan perundang – undangan keuntungan keluar negeri
serta bekerja dan berkedudukan
dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia
11
Produsen and Tujuan Produsen
Memenuhi
Kebutuhan
Saat bicara PDN, pasti terkait dengan siapa yg Konsumen
menghasilkannya
PRODUSEN
Menggerakkan Roda Membuka
Badan Usaha atau Perekonomian Lapangan
orang perseorangan Bangsa Pekerjaan
yang kegiatan
usahanya
menghasilkan
barang/jasa
Menciptakan dan
TUJUAN PRODUSEN Menambah kas dan
meningkatkan nilai
devisa negara
guna barang/jasa
12
Contoh Produksi Dalam Negeri
Kelompok Barang
1 Bahan 2 Mesin dan 3 Mesin dan 4 Mesin dan
2 4 5 Penunjang Peralatan Peralatan Peralatan
Pertanian Pertanian Pertambangan Migas
9 10 11 12
Bahan
Kimia dan Peralatan Peralatan Peralatan
Barang Kimia Elektronika Kelistrikan Telekomuni
kasi
13 14 15 16
Bahan &
Alat Peralatan Komputer &
Peralatan
Transport Laboratorium Peralatan
Kesehatan
Kantor
16 17 18 19
17 18 19 20
Pakaian & Peralatan
Sarana Lainnya
Perlengkap Olahraga &
Pertahanan
an Kerja Pendidikan
13
13
Perusahaan Jasa Dalam Negeri
14
Contoh Perusahaan Jasa Dalam Negeri
15
Peran dan Nilai Tambah Penggunaan Produk
Dalam Negeri Dalam Pembangunan Nasional
Mendorong
Membuka Mempercepat
masyarakat agar Pemberdayaan Negara
kesempatan pemerataan
lebih menggunakan industri dalam lebih 04
01 02 03 berusaha dan pembangunan,
produk dalam negeri negeri produktif
bekerja peningkatkan
dibandingkan barang
perekonomian
impor
dan ketahanan
nasional
16
Urgensi Penggunaan Produk Dalam Negeri
17
Manfaat Penggunaan Produk Dalam Negeri
18
Keunggulan Produk Dalam Negeri
Dari Sisi Harga
19
Ketentuan Penggunaan PDN Dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Parameter Keberhasilan Peningkatan
Penggunaan Produk Dalam Negeri
Keberhasilan
peningkatan
penggunaan produk
dalam negeri salah
satunya dapat
dilihat pada proses
pengadaan
barang/jasa
pemerintah
Sumber: Laporan Kajian Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Pada PBJP
21
Kebijakan Pemerintah dalam Mendorong
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Pasal 86
Kewajiban K/L/PD/BUMN/BUMD/BU Swasta dan/atau mengusahakan sumber daya
UU No. 3 yang dikuasai negara menggunakan PDN dalam setiap pengadaan barang/jasa
Tahun 2014
tentang
Perindustrian Pasal 58
Kewajiban menggunakan produk dalam negeri (PDN) pada pengadaan barang
jasa dilakukan pada tahap perencaan dan pelaksanaan
Pasal 61
Kewajiban menggunakan PDN apabil terdapat produk dalam negeri dengan nilai
Peraturan Pemerintah No. penjumlahan Tinkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat
29 Tahun 2018 tentang Perusahaan (BMP) paling sedikit 40%.
Pasal 74
Pemberdayaan industri Setiap Kementerian/Lembaga/Lembaga Pemerintah Non Kementerian/SKPD wajib
membentuk Tim Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Tim P3DN).
Pasal 4
Tujuan dari pengadaan barang/jasa pemerintah adalah
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 meningkatkan penggunaan produk dalam negeri
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 66
beserta perubahannya jo Peraturan Presiden Pengadaan barang/jasa pemerintah wajijb menggunakan
produk dalam negeri apabila terdapat produk dalam negeri
No. 12 Tahun 2021
dengan nilai penjumlahan TKDN dan BPM paling sedikit
40%
22
Regulasi Tentang Kewajiban Penggunaan
Produk Dalam Negeri
23
Penggunaan Produksi dan Produk Dalam
Negeri Melalui PBJ
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun
2018 Pasal 58, kewajiban penggunaan produk dalam
negeri dilakukan pada tahap perencanaan
Tujuan Pengadaan Barang /Jasa pengadaan dan persiapan pengadaan atau
pemilihan penyedia.
24
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021
Pasal 66
KEWAJIBAN
PENGGUNAAN
PRODUK TKDN + BMP => Min 40%
DALAM NEGERI
25
Regulasi Tentang Kewajiban Penggunaan
Produk Dalam Negeri
Barang Diwajibkan
1
Barang produksi dalam negeri yang wajib dipergunakan untuk memenuhi
Peraturan Menteri persyaratan kebutuhan dan memiliki penjumlahan capaian TKDN dan
Perindustrian capaian BMP lebih dari atau sama dengan 40% (empat puluh perseratus)
Republik Indonesia dan capaian TKDN barang lebih dari atau sama dengan 25% (dua puluh
Nomor 02/M- lima perseratus).
IND/PER/1/2014
Tentang Pedoman 2 Barang Dimaksimalkan
Peningkatan Barang dimaksimalkan yaitu barang produksi dalam negeri yang
Penggunaan Produk memenuhi persyaratan kebutuhan dan memiliki penjumlahan capaian
Dalam Negeri Dalam TKDN dan capaian BMP kurang dari 40% (empat puluh perseratus) dan
Pengadaan memiliki capaian TKDN barang lebih dari atau sama dengan 15% (lima
Barang/Jasa belas perseratus
Pemerintah 3 Barang Diberdayakan
Barang diberdayakan yaitu barang produksi dalam negeri yang memenuhi
persyaratan kebutuhan dan memiliki capaian TKDN barang kurang dari 15%
(lima belas perseratus) dan lebih dari atau sama dengan 10% (sepuluh
perseratus)
26
Ketentuan Penggunaan Produk Dalam
Negeri dalam PBJP
27
Dasar Hukum Pembentukan
Tim Nasional P3DN
28
Susunan Keanggotaan Tim Nasional P3DN
29
Kelompok Kerja Tim Nasional P3DN
Pokja Tim Nasional
P3DN
30
Tim Peningkatan Penggunaan Produk
Dalam Negeri (Tim P3DN)
31
Format Susunan Tim Keanggotaan P3DN
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 02/M-IND/PER/1/2014
tentang Pedoman P3DN dalam PBJP, Tim P3DN terbagi menjadi :
1 2 3
32
Permenperin No 2 tahun 2014
33
Permenperin No 2 tahun 2014
34
Permenperin No 2 tahun 2014
35
Sanksi Dalam Implementasi Ketentuan P3DN
2
1
Lembaga verifikasi
Produsen barang/jasa dan/atau independen TKDN yang
penyedia yang membuat dan/atau
menyampaikan dokumen dan
keterangan yang tidak benar terkait
1 2 melanggar ketentuan (pasal
70) dikenakan sanksi
administratif berupa peringatan
dengan nilai TKDN, atau berdasarkan tertulis, pencabutan penunjukan
hasil pemeriksaan ada ketidaksesuaian sebagai lembaga verifikasi
dalam pengadaan produksi dalam independen TKDN .
negeri, mendapat sanksi administrasi
sampai dengan sanksi finansial
3
3 Pejabat yang menangani pengadaan
barang jasa dikenai sanksi
administrasi sampai dengan sanksi
finansial yang melanggar ketentuan
pasal 61 Peraturan Pemerintah Nomor
29 Tahun 2018 36
36
Denda Administratif Apabila Tidak Memprioritaskan
Penggunaan Produk Dalam Negeri
37
Reward Apabila Mampu Memprioritaskan
Penggunaan Produk Dalam Negeri
38
Tujuan Pemberian Penghargaan P3DN
Mendorong penggunaan produk
dalam negeri secara maksimal
pada instansi yang bersangkutan
40
Para Pihak Yang Terlibat Dalam
Peningkatan Penggunaan
Produk Dalam Negeri
• Produk Dalam Negeri (PDN): Barang & Jasa, termasuk rancang bangun &perekayasaan, yang
diproduksi/dikerjakan perusahaan yg berinvestasi dan berproduksi di Indonesia, menggunakan
seluruh /sebagian tenaga kerja WNI, dan prosesnya menggunakan Bahan Baku /komponen yang
seluruh /sebagian berasal dari DN.
PP 29 (2018) Penggunaan PDN ditentukan berdasar besaran komponen DN pd B/J yg ditunjukan
dgn nilai TKDN.
• Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) : indikator tingkat penggunaan komponen dalam
negeri pada barang, gabungan barang, jasa, gabungan jasa, serta gabungan barang dan jasa.
• Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) : nilai penghargaan kepada perusahaan yang berinvestasi di
Indonesia karena memberdayakan usaha kecil/koperasi melalui kemitraan, memelihara
kesehatan, keselamatan kerja, dan Lingkungan (K3L), memiliki sertifikat sistem manajemen
mutu dan memberikan fasilitas pemeliharaan dan pelayanan purna jual
42
• Verifikasi : kegiatan yang dilakukan oleh Surveyor Independen/P untuk menghitung capaian
TKDN Barang/Jasa dan BMP dengan data yang diambil atau dikumpulkan dari kegiatan usaha
perusahaan industri atau penyedia barang/jasa
• Penandasahan TKDN : Pemberian Tanda Sah Capaian TKDN dari suatu produk oleh
Kemenperin, yg merupakan hasil verifikasi yg dilakukan oleh surveyor independen.
• Daftar Inventarisasi Barang/Jasa PDN : Daftar produk buatan dalam negeri, yang memuat
nama dan alamat produsen, jenis produk, spesifikasi, standard, kapasitas, capaian TKDN, dan
capaian BMP yang diterbitkan Menteri Perindustrian.
• Preferensi Harga: nilai penyesuaian atau normalisasi harga terhadap harga penawaran dalam
proses perhitungan harga evaluasi akhir (HEA) pada pengadaan barang/jasa. Dihitung saat
evaluasi harga penawaran
• Diberikan untuk barang dgn TKDN ≥ 25%. Diberlakukan untuk pengadaan ≥ 1 M.
• Preferensi untuk barang max 25% & untuk konstruksi yg dikerjakan BU Nasional mas 7,5%
diatas penawaran BU asing terendah
43
Tugas dan Kewenangan PA/KPA dalam
Penerapan P3DN
44
PA/KPA dalam Menetapkan dan
Mengumumkan RUP
Peran PA/KPA selaku penanggungjawab kegiatan, dalam melakukan penyusunan RKA yang
PA/KPA menetapkan didalamnya terdapat Pengadaan Barang/Jasa telah mempertimbangkan hal-hal sebagai
Pengadaan yang berikut:
telah disusun oleh
PPK
45
PA/KPA dalam Menetapkan Perencanaan
Pengadaan
46
PA/KPA Melaksanakan Konsolidasi
Pengadaan Barang/Jasa
Efisiensi penggunaan sumber daya
(waktu, tenaga kerja) dalam
Untuk mengoptimalisasi melaksanakan pengadaan barang/jasa
pelaksanaan pengadaan
dan mengurangi biaya
pengadaan, dalam
penyusunan
Perencanaan Dalam melakukan
pemaketan barang/jasa Keberpihakan kepada produk
Pengadaan PA dapat
perlu mempertimbangkan dalam negeri dan penyedia dalam
menggabungkan
hal-hal sebagai berikut: negeri; dan
pelaksanaan pengadaan
untuk beberapa paket
pengadaan yang sejenis
dalam 1 (satu) kali
pelaksanaan
pengadaan
Sisi komersial
49
Tugas dan Kewenangan PPK
50
PPK dalam Menyusun Perencanaan
Pengadaan
4 PPK memperhitungkan kewajiban
PPK melaksanakan penyusunan 1 penggunaan produk dalam negeri,
Perencanaan Pengadaan untuk tahun
termasuk rancang bangun dan
anggaran berikutnya sesuai kebutuhan
Kementerian/ Lembaga/Pemerintah perekayasaan nasional, WAJIB PDN
Daerah yang tercantum dalam RKA apabila terdapat produk dalam negeri
Kementerian/ Lembaga atau RKA yang memiliki penjumlahan nilai Tingkat
Pemerintah Daerah. Komponen Dalam Negeri (TKDN)
ditambah nilai Bobot Manfaat Perusahaan
PPK memulai perencanaan 2
pengadaan dengan menyusun (BMP) paling sedikit 40% (empat puluh
identifikasi kebutuhan yang dilakukan persen).
dengan mencari, mengumpulkan, Pelaksanaan Pengadaan yang
meneliti, serta mencatat data dan 5
informasi terkait kebutuhan
berkelanjutan yang
barang/jasa yang bertujuan untuk mempertimbangkan aspek ekonomi,
mendukung pencapaian indikator sosial dan lingkungan.
kinerja yang terdapat pada Renja-K/L
atau Renja-SKPD.
3
PPK Mengalokasikan paling sedikit 40%
6 Pemanfaatan barang/jasa hasil
(empat puluh persen) dari nilai anggaran penelitian dalam negeri
belanja barang/jasa yang dikelolanya untuk
penggunaan produk usaha kecil dan/atau
koperasi dari hasil produksi dalam negeri
51
PPK dalam Menyusun Identifikasi
Kebutuhan
Identifikasi Kebutuhan Barang, perhatikan informasi Identifikasi Kebutuhan Pekerjaan Konstruksi
Kemudahan mendapatkan barang di pasaran Indonesia dengan 1 Kesesuaian kebutuhan pekerjaan konstruksi
1 jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
2 Kompleksitas pekerjaan konstruksi
2 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
3 Keterlibatan usaha kecil
Jumlah produsen dan/atau jumlah Pelaku
3 Usaha; dan/atau 4 Waktu penyelesaian pekerjaan konstruksi
52
PPK Melaksanakan Konsolidasi Pengadaan
Barang/Jasa
Efisiensi penggunaan sumber daya
(waktu, tenaga kerja) dalam
Dalam penyusunan melaksanakan pengadaan barang/jasa
Perencanaan
Pengadaan PPK dapat
menggabungkan
pelaksanaan pengadaan
untuk beberapa paket Dalam melakukan
pemaketan barang/jasa Keberpihakan kepada produk
pengadaan yang sejenis
perlu mempertimbangkan dalam negeri dan penyedia dalam
dalam 1 (satu) kali
hal-hal sebagai berikut: negeri; dan
pelaksanaan pengadaan
Sisi komersial
53
PPK Melaksanakan Konsolidasi Pengadaan
Barang/Jasa
PPK dalam menyusun spesifikasi
teknis /KAK barang/jasa
menggunakan:
Pemenuhan
penggunaan Produk dalam Produk usaha mikro dan kecil serta
produk dilakukan negeri koperasi dari hasil produksi dalam
sepanjang negeri; dan
tersedia.
54
PPK Pada Tahap Persiapan
Produk ramah
Produk usaha mikro dan
lingkungan
kecil serta koperasi dari
hidup
hasil produksi dalam
negeri
55
PPK pada Tahap Persiapan
56
Tugas dan Kewenangan Pokja Pemilihan
57
Reviu Dokumen Pengadaan
oleh Pokja Pemilihan
1 2 3 4
Dalam tahap
persiapan
Spesifikasi Harga Perkiraan Rancangan Dokumen Anggaran
pemilihan Teknis/KAK dan Kontrak Belanja (DIPA/DPA
Sendiri (HPS)
penyedia, Pokja gambar (jika atau RKA-KL/
pemilihan diperlukan) RKA-PD yang telah
ditetapkan)
melakukan reviu
dokumen
persiapan
pengadaan yang 5 6 7 8
meliputi :
ID Paket Waktu Penugasan Analisa Pasar Uraian Pekerjaan,
RUP Barang/Jasa Identifikasi Bahaya
dan Penetapan
Risiko Barang/Jasa
Lainnya (Jika
Diperlukan)
58
• Pokja Pemilihan menuliskan persyaratan pada
Pengumuman Pemilihan
• Contoh Pengumuman Tender yang menyebutkan
Persyaratan TKDN :
https://eproc.esdm.go.id/eproc4/lelang/7150109
/pengumumanlelang
59
Peran APIP dalam P3DN
Pengawasan oleh APIP dapat dilakukan melalui kegiatan audit, reviu,
pemantauan, evaluasi, dan/atau penyelenggaraan whistleblowing
system sejak perencanaan, persiapan, pemilihan penyedia,
pelaksanaan kontrak, dan serah terima pekerjaan.
2 3 4
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
Peran APIP dalam P3DN melakukan
beserta perubahannya tentang Pengadaan
pengawasan diantaranya melakukan audit untuk
Barang/Jasa Pemerintah (PBJP)
meyakinkan bahwa Pengadaan Barang/Jasa
mewajibkan kepada Menteri/Kepala
telah memperhatikan pencapaian Tingkat
Lembaga/Kepala Daerah untuk melakukan
Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan
pengawasan Pengadaan Barang/Jasa
penggunaan produk dalam negeri.
5
Pemerintah melalui Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) masing-masing
1
Audit diarahkan untuk menguji aspek-aspek
pelaksanaan PBJ diantaranya pencapaian
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) TKDN dan penggunaan produk dalam
berdasarkan Peraturan Badan Pengawasan negeri. Titik kritis pada aspek penggunaan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Nomor produk dalam negeri dan TKDN, yaitu:
3 Tahun 2019 tentang Pedoman Pengawasan 1. Preferensi harga tidak diberlakukan untuk
Intern Atas Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, yaitu instansi pemerintah yang
APIP PBJ dengan nilai paling sedikit di atas
Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
dibentuk dengan tugas melaksanakan 2. Tidak menggunakan produk dalam negeri
pengawasan intern di lingkungan pemerintah terhadap PBJ yang diikuti oleh peserta
pusat dan/atau pemerintah dengan nilai TKDN dan Bobot Manfaat
Perusahaan (BMP) paling rendah 40%
60
(empat puluh persen).
Ruang Lingkup Pengawasan Pengadaan
Barang/Jasa
Hasil pengawasan
digunakan sebagai
Ruang Lingkup
alat pengendalian Pencadangan dan
pelaksanaan 2 Kepatuhan terhadap Pengawasan peruntukan paket 5
peraturan; Pengadaan
Pengadaan untuk usaha kecil
Barang/Jasa. Barang/Jasa
61
Program Kerja Audit Terhadap Aspek
Pencapaian Tingkat Komponen Dalam Negeri
Menentukan Tujuan 1
Menentukan Uraian Langkah Kerja 2
Membandingkan rencana dengan
realisasi 3
62
Program Kerja Audit Terhadap Penggunaan
Produk Dalam Negeri
Menentukan Tujuan 1
Menentukan Uraian Langkah Kerja 2
Membandingkan rencana dengan
realisasi 3
63
Peran Lembaga Verifikasi Dalam P3DN
64
Tugas Lembaga Verifikasi
KETENTUAN LAIN
Lembaga Survey/Surveyor dalam hal ini yaitu Melakukan verifikasi atas Capaian Tingkat
PT. Surveyor Indonesia dan PT. Sucofindo 1 Komponen Dalam Negeri (TKDN) Barang/Jasa
dalam melakukan verifikasi dapat memungut Produksi Dalam Negeri;
imbalan jasa yang besarannya ditetapkan
sesuai kesepakatan para pihak dan mengacu
kepada peraturan perundangan yang berlaku.
Penunjukan kepada PT. Surveyor Indonesia Menuangkan hasil verifikasi dalam laporan hasil
dan PT. Sucofindo tidak menghapus 2 verifikasi kemampuan produksi dan penilaian
kewenangan Menteri Perindustrian untuk sendiri capaian TKDN barang/jasa; dan
mencabut, mengganti, dan menambah
penunjukan surveyor sebagai pelaksana
verifikasi Capaian TKDN Barang/Jasa
Produksi Dalam Negeri.
65
Peran Tim Gerakan Nasional Bangga
Buatan Indonesia (Tim Gernas BBI)
Pelaporan data
DASAR HUKUM perkembangan
Gernas BBI a. Peningkatan jumlah Usaha Mikro, Kecil dan
Dasar Hukum Tim Gerakan Melaksanakan
Menengah/Industri Kecil dan Menengah
Nasional Bangga Buatan kegiatan termasuk Pelaku Ekonomi Kreatif yang
Indonesia, yaitu berdasarkan pencapaian masuk dalam ekosistem digital
Keputusan Presiden Republik target Gernas b. Peningkatan jumlah penjualan atau
Indonesia Nomor 15 Tahun Monitoring Tugas Tim BBI transaksi pembelian produk lokal
2021 tentang Tim Gerakan dan evaluasi Gernas BBI c. Peningkatan daya beli masyarakat,
Nasional Bangga Buatan pelaksanaan
Indonesia. pencapaian perluasan pasar, akses permodalan,
target pelatihan, pendataan dan percepatan siklus
Gernas BBI Menyelaraskan ekonomi lokal melalui belanja produk lokal
program Gernas BBI d. Stimulus ekonomi untuk Usaha Mikro, Kecil
dengan kampanye dan Menengah/Industri Kecil dan
publik Gernas BBI Menengah
66
Susunan Keanggotaan Tim Gernas BBI
Ketua : Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
Wakil Ketua : 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
KETENTUAN LAIN 2. Gubernur Bank Indonesia
3. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
Ketua Harian : Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan
Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Gernas BBI dapat melibatkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kementerian/Lembaga lain, pemerintah daerah, asosiasi, industri, Wakil : Menteri Koperasi dan UKM
organisasi profesi, akademisi, dan media. Sekretaris : Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
Ketua Tim Gernas BBI dapat membentuk kelompok kerja sesuai kebutuhan. Anggota :
1. Menteri Perindustrian
Ketua Tim Gernas BBI melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Presiden 2. Menteri Dalam Negeri
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan atau sewaktu-waktu apabila 3. Menteri Hukum dan HAM
diperlukan 4. Menteri Keuangan
5. Menteri Sosial
6. Menteri Ketenagakerjaan
Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Tim Gernas BBI
7. Menteri Perdagangan
dibebankan kepada: 8. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
• Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 9. Menteri Komunikasi dan Informatika
• Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan/atau 10. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
• Sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan 11. Menteri Kelautan dan Perikanan
peraturan perundang-undangan. 12. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
13. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Keanggotaan Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Dewan Komisioner 14. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN
Otoritas Jasa Keuangan dalam Tim Gernas BBI tidak mengurangi 15. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
wewenang serta independensi pelaksanaan tugas dan fungsi Bank 16. Menteri BUMN
17. Menteri Perhubungan
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan ketentuan peraturan
18. Menteri Pertanian
perundang-undangan.
19. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
20. Menteri Investasi/Kepala BPPM
21. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional
22. Kepala LKPP
23. Kepala BPS 67
Penerapan Persyaratan Penggunaan
Produk Dalam Negeri Pada Setiap
Tahapan Pengadaan Barang Jasa
Terobosan P3DN Kendala yang dihadapi
69
Hambatan Penggunaan Produk Dalam
Negeri Dalam PBJP
Beberapa penghambat penggunaan produk dalam negeri dalam PBJP :
pengguna condong
ketidaksesuaian kekurangan pada memilih produk dengan
terhadap aspek regulasi teknologi tinggi yang
kebijakan internal berasal dari industri luar
negeri
sulitnya pelaku usaha
hambatan dari dalam negeri untuk keharusan untuk
aspek SDM pada berpartisipasi dalam membeli produk dari
K/L/PD pengadaan PDN negara donor
70
70
Penerapan TKDN Pada Tiap Tahapan PBJ
Pengawasan
1
Menggunakan Produk Dalam Negeri
2
Menggunakan Produk bersertifikat SNI Pemenuhan penggunaan
3 Sisi komersial
Note : Barang yang diwajibkan, dimaksimalkan dan yang diberdayakan DILARANG dimasukan dalam
satu paket; kecuali untuk kelompok barang yg merupakan satu kesatuan sistem yg tidak dapat
dipecah-pecah.
75
Sumber Informasi Produk Dalam Negeri (1/2)
76
Katalog Elektronik
KATALOG ELEKTRONIK
E-Katalog yang tersedia pada laman LKPP memiliki informasi terkait produk
dalam negeri seperti persentase TKDN
77
77
Jenis Katalog Elektronik
E-katalog sendiri memiliki berbagai macam jenis berdasarkan isi di dalamnya dan siapa yang menerbitkannya, yaitu :
1 E-Katalog Nasional
2 E-Katalog Sektoral
3 E-Katalog Lokal
78
78
Sumber Informasi Produk Dalam Negeri (2/2)
79
79
Perhitungan Estimasi Target TKDN
TKDN meliputi : TKDN pada barang; TKDN pada gabungan barang; TKDN pada
jasa; TKDN pada gabungan jasa; TKDN pada gabungan barang dan jasa.
• TKDN Barang : Cek Daftar Inventaris & lihat beberapa aturan terkait tentang target capaian TKDN untuk bbrp
bidang (ESDM, kelistrikan, telekomunikasi, dll) perhitungannya merujuk pada Daftar Inventaris Barang/Jasa
• TKDN Jasa : perhitungan estimasi (Management Proyek, Tenaga Kerja, Alat Kerja/Fas Kerja, Konstruksi/Fabrikasi,
Jasa Lainnya) capaian TKDN Jasa didasarkan Perhitungan capaian TKDN yang mengandung jasa.
Perhitungannya merujuk hasil perhitungan sendiri dan dihitung berdasar tahapan pekerjaan sesuai karakter
pekerjaan.
Capaian TKDN gabungan barang, gabungan jasa, gabungan barang dan jasa dihitung setiap satu kegiatan tender
oleh penyedia barang jasa
Bagaimana Perhitungan TKDN & BMP?
Tujuan dan Manfaat Penetapan TKDN dan BMP
Pada tahap perencanaan PBJ, nilai Pada tahap pemilihan, TKDN Pada tahap serah terima, realisasi
TKDN memberikan gambaran target menjadi satu pertimbangan TKDN menjadi salah satu syarat
yang ditetapkan pemerintah tentang dalam penentuan pemenang diterimanya pekerjaan & dasar
besaran nilai penggunaan produksi tender (dengan pemberian penetapan sanksi jika terjadi
dalam negeri pada PBJP preferensi harga) ketidaksesuaian dengan komitmen
2 4 6
1 3 5 7
Nilai TKDN menjadi ukuran Pada tahap persiapan, nilai Pada tahap pelaksanaan Penetapan BMP bertujuan untuk memberikan
penggunaan komponen TKDN yang ditargetkan pekerjaan, TKDN akan penghargaan kepada produsen atas perannya
dalam negeri pada suatu akan menjadi acuan dalam menjadi acuan penyedia dalam memberikan manfaat bagi pemberdayaan
barang/jasa yang diadakan. penetapan syarat yang untuk bekerja & PPK untuk ekonomi, lingkungan sosial sekitar, lingkungan
harus dipenuhi oleh para melakukan monitoring alam, kesehatan dan keselamatan kerja juga
penyedia. bagi pelayanan kepada konsumen
82
82
Struktur Biaya Produk Industri Dalam Negeri
(1/3)
Beberapa dasar perhitungan TKDN :
2. Berdasarkan produk
1. Berdasarkan (product based) contoh
biaya produksi PLTS, Ponsel, tablet
(cost based),
perhitungan
umum
3. Berdasarkan proses
4. Berdasarkan perpaduan produksi (Process based)
antara proses dan biaya contoh farmasi
produksi (process + cost
based) contoh elektronika,
telematika dan battery
electric vehicle
83
83
Struktur Biaya Produk Industri Dalam
Negeri (2/3)
1 2 3
Biaya bahan baku langsung Biaya tenaga kerja langsung Biaya tidak langsung pabrik
(direct material) yaitu biaya (direct labor) yaitu tenaga (factory overhead) yaitu biaya
untuk membeli dan mengolah kerja yang langsung terlibat yang dikeluarkan untuk
bahan baku menjadi barang jadi. dalam memproduksi satu mendukung proses produksi
satuan unit produk. contoh biaya pembelian ATK,
biaya tenaga keamanan, biaya
listrik, biaya BBM, biaya sewa,
dan sebagainya.
84
84
Struktur Biaya Produk Industri Dalam
Negeri (3/3)
Harga Jual 150.000
Obyek Penilaian TKDN
Harga Pokok
Keuntungan Pajak
Penjualan
80.000 Biaya
Biaya Komersial 20.000 Manufaktur
DN
Tenaga Kerja Bahan dinilai berdasar negara
LN 3 asal;
DN
Mesin Mesin dinilai berdasar asal &
LN 4 kepemilikan
86
86
Tata Cara Perhitungan TKDN Jasa –
Cost Based
DN TKDN Jasa : dihitung
Manajemen
Proyek 1 berdasarkan perhitungan sendiri
LN
Tidak termasuk : Keuntungan, Pajak,
DN
Tenaga Kerja 2 Biaya tidak langsung perusahaan
(Pemasaran, Biaya Administrasi, dll)
LN
88
88
Siapakah yang Melakukan Perhitungan
TKDN?
TKDN Barang
Pencantuman
Laporan Hasil Pengesahan
dalam Daftar
verifikasi kepada Rapat Panel Sertifikat
Inventaris B/J
Pusat P3DN TKDN/BMP
PDN
89
89
TKDN Jasa : Dihitung Berdasarkan
Perhitungan Sendiri
90
90
TKDN Gabungan Barang (menghitung estimasi)
• TKDN Barang : dapat dilihat pada Daftar Inventaris Barang/Jasa
• Untuk pengadaan bbrp barang, saat menghitung estimasi target TKDN dapat mengikuti
perhitungan berikut : (misal Pengadaan Pipa dan Pompa)
REKAPITULASI PERHITUNGAN TKDN
I. BARANG
1). Material Langsung 199.318.804 209.057.082 408.375.886 48,81% 48,81% 34,12%
(bahan baku)
II. JASA
3). Menejemen proyek 0 0 0 0.00% 0,00% 0.00%
dan perekayasaan
4). Alat kerja/ Fasilitas kerja 30.380.444 0 30.380.444 100,00% 17,28% 5,20%
5). Konstruksi dan fabrikasi 99.947.348 0 99.947.348 100,00% 56,85% 17,11%
6). Jasa umum 45.470.368 0 45.470.368 100,00% 25,87% 7,78%
Secara umum perhitungan TKDN mengacu pada Permenperin Nomor 16 Tahun 2011, namun
pada beberapa jenis industri mempunyai tata cara perhitungan yang berbeda seperti :
1
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(Permenperin No. 4 Tahun 2017)
2
Telepon Seluler, Komputer Genggam dan
Komputer Tablet Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(Permenperin No. 29 Tahun 2017)
3
Produk Farmasi
(Permenperin No. 16 Tahun 2020)
4
Produk Elektronik dan Telematika Farmasi
(Permenperin No. 22 Tahun 2020)
5
Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai
(Permenperin No. 27 Tahun 2020)
93
93
Ambang Batas Nilai TKDN dan BMP (1/2)
94
94
Ambang Batas Nilai TKDN dan BMP (2/2)
95
95
Bobot Manfaat Perusahaan (BMP
Berlaku selama 3 tahun (Permenperin No. 02/M-IND/PER/1/2014) Pasal 28 ayat (2) 100% 15,00%
97
97
Sertifikat TKDN dan BMP
98
98
Penerapan TKDN
Pada Tahapan
Persiapan PBJP
Penerapan TKDN Pada Tiap Tahapan PBJ
Pengawasan
Catatan : pada Standar Dokumen Pemilihan dapat dilihat pada : Perlem LKPP Nomor 12 Tahun 2021
(https://siukpbj.lkpp.go.id/uploads/posts/2021_06_11_Peraturan%20Lembaga%20Nomor%2012%20Tahun%20
2021_1824_1.pdf
102
Klausul-Klausul
Klausul TKDN dalam IKP Klausul TKDN dan Preferensi dalam IKP Klausul Preferensi dalam LDP
Dalam hal terdapat produk yang Penawaran yang menyampaikan Pendayagunaan Produksi
memiliki TKDN ditambah Bobot barang/jasa yang memiliki TKDN dalam Negeri
Manfaat Perusahaan (BMP) paling rendah 25% (dua puluh Atas penggunaan produk
paling rendah 40% (empat lima persen) diberikan preferensi dalam negeri
puluh persen) maka Peserta untuk Pengadaan Barang/Jasa
yang menawarkan produk dari yang bernilai paling sedikit di
diberikan preferensi harga
luar negeri (impor) digugurkan. atas Rp1.000.000.000,00 (satu dengan nilai:
Hal ini dapat dilakukan dalam miliar rupiah). ______________
hal hanya terdapat 1 (satu) jenis
barang dalam 1 (satu) paket. [diisi dengan besaran
preferensi, paling tinggi 25%
Paling rendah Paling rendah (dua puluh lima persen)]
40% 25%
Paling sedikit
1 Miliar
103
Penerapan TKDN
Pada Tahapan
Tender PBJP
Penerapan TKDN Pada Tiap Tahapan PBJ
Pengawasan
Produk yang memiliki TKDN+BMP paling rendah 40% (empat puluh persen) maka produk luar
negeri digugurkan. Hal ini dapat dilakukan dalam hal hanya terdapat 1 (satu) jenis barang dalam 1
(satu) paket.
HEA = (1 – KP) x HP
107
Penawaran dan Perhitungan HEA
Tabel 9.1 Perusahaan
Penawaran A HEA Perusahaan A
dan Perhitungan
PT A Dengan memperhitungan
Penawaran
No Nama Barang Satuan Qty Harga HEA-A TKDN perusahaan B menjadi
Harga Total
TKDN Satuan pemenang
1 Wheel Chair Unit 100 26% 5.700.000 570.000.000 532.950.000
2 Cooler Unit 200 27% 4.000.000 800.000.000 746.000.000
3 Biosafety Unit 20 25% 95.000.000 1.900.000.000 1.781.250.000 Jika dalam proses pengadaan
Cabiter menggunakan komponen berupa
4 Infrared Lamp Unit 5 20% 10.100.000 50.500.000 50.500.000
TOTAL 3.320.500.000 3.110.700.000
barang, jasa, atau gabungan keduanya
Catatan: Infrared lamp tidak mendapatkan preferensi yang tidak berasal dari dalam negeri,
maka masih dimungkinkan untuk
menggunakan komponen impor. Namun
Penawaran dan Perhitungan HEA Perusahaan B pemberian preferensi harga tetap
mengacu bahwa untuk Barang yang
diadakan harus sesuai dengan besaran
TKDN Barang yang tercantum dalam
Daftar Inventarisasi Barang/Jasa
Produksi Dalam Negeri (diberikan
preferensi harga jika TKDN barang
tersebut ≥ 25 %).
108
Penetapan Pemenang
Preferensi harga juga diberikan untuk Pekerjaan Konstruksi pada metode pemilihan Tender Internasional.
Hal ini diatur dalam Perpres Nomor 12 Tahun 2021 Pasal 67 pada ayat (4) dimana preferensi harga diberikan
paling tinggi 7,5% (tujuh koma lima persen) kepada badan usaha nasional di atas harga penawaran terendah
dari badan usaha asing.
110
HEA Gabungan dan HEA Tender
International
111
Contoh Perhitungan Harga Evaluasi Akhir
Tabel berikut menunjukan Penawaran dari tiga perusahaan:
Nama Status Penawaran (Juta Rp) TKDN (%)
Perusahaan Perusahaan Barang Jasa Total Barang Jasa
A Nasional 730.000 10.000 740.000 30 100
B Nasional 730.000 7.000 737.000 25 50
C Asing 718.000 8.000 726.000 10 20
Catatan :
1. Preferensi untuk barang diberikan 25% dikalikan besaran TKDN
2. Preferensi Jasa diberikan sebesar 0%
3. Preferensi diberikan untuk besaran penawaran TKDN barang minimal 25%
4. Preferensi untuk pekerjaan konstruksi yang dikerjakan kontraktor nasional
adalah 7.5% diatas harga penawaran terendah kontraktor asing
117
TKDN dalam SSUK MDK Barang
118
PDN/TKDN dalam SSUK MDK
Pekerjaan Konstruksi
Dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi, bahan baku, tenaga Kerja
Konstruksi, dan perangkat lunak yang digunakan mengacu kepada
dokumen:
PDN dalam Pekerjaan
Konstruksi • Formulir rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN), untuk Penyedia yang mendapat preferensi
Dalam pelaksanaan
harga; dan
pekerjaan konstruksi,
Penyedia berkewajiban • Daftar barang yang diimpor, untuk barang yang diimpor.
mengutamakan material/
bahan produksi dalam Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan
negeri dan tenaga kerja ditemukan ketidaksesuaian, maka akan
Indonesia untuk pekerjaan dikenakan sanksi sesuai peraturan
yang dilaksanakan di perundangan yang berlaku.
Indonesia sesuai dengan
yang disampaikan pada
saat penawaran.
119
Pedoman Pengelolaan Kontrak
120
Pengawasan dan Monitoring
121
Serah Terima Hasil Pekerjaan
122
Verifikasi
TKDN dan Nilai Bobot Manfaat Perusahaan
Penghitungan dan verifikasi besaran nilai TKDN dan nilai Bobot Manfaat
Perusahaan dilakukan melalui sertifikasi TKDN oleh Menteri Perindustrian,
VERIFIKASI
Perlu Diingat !
Jika TKDN yg ditawarkan membuat suatu perusahaan
mendapat pekerjaan (kontrak), tetapi realisasinya TKDN
tdk tercapai, harusnya dia tidak menang...
Mungkin ada perusahaan lain yg lebih layak
Sanksi harus diterapkan
Evaluasi dan Sanksi
Lembaga
Pasal 106
Verifikasi
Pejabat
Pasal 107
Pengadaan
SANKSI
Produsen
Barang
Pasal 109
dan/atau
Penyedia B/J
IMPLEMENTASI SANKSI
DALAM PERATURAN PEMERINTAH NO. 29 TAHUN 2018
IMPLEMENTASI SANKSI
DALAM PERATURAN PEMERINTAH NO. 29 TAHUN 2018
SANKSI
ADMINISTRASI
Pasal 107
SANKSI TERHADAP
PEJABAT PENGADAAN PERINGATAN DENDA PEMBERHENTIAN PEJABAT
TERTULIS ADMINISTRATIF PENGADAAN BARANG/JASA
DISETOR KE
Pasal 108 DENDA
KAS NEGARA/DAERAH
Denda administratif sebesar 1% (satu persen) dari nilai kontrak pengadaan Barang/Jasa
dengan nilai paling tinggi Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah). PEMBERHENTIAN
IMPLEMENTASI SANKSI
DALAM PERATURAN PEMERINTAH NO. 29 TAHUN 2018
Sertifikasi TKDN
Tahapan Sertifikasi TKDN
Tahap Persiapan
Self assessment & Pengajuan sertifikasi
Tahap Verifikasi
Lembaga Verifikasitor TKDN melakukan survei lapangan dan
verifikasi Perhitungan TKDN/BMP. Aspek yang diverifikasi : proses
produksi, mesin, tenaga kerja (langsung dan tidak langsung), biaya
tidak langsung pabrik (penggunaan listrik, gas, telepon), dan lain-lain.
Tahap Pelaporan
Sertifikat diserahkan pada Lembaga Verifikator untuk
selanjutnya disampaikan kepada Perusahaan Industri.
132
132
Lembaga Verifikator Independen
Kementerian Perindustrian telah menunjuk dua lembaga surveyor independen untuk
keperluan sertifikasi TKDN, yaitu:
PT. Surveyor Indonesia
Unit Bisnis Industri dan Fasilitas
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 56, Lantai 7
Jakarta Selatan
Telp. 021 - 5265526 ext 403, 412
Contact Person: Ivan Ricardo, R Andini Putri, Lebrina Eka F.
PT. Sucofindo (Persero)
Unit Bisnis Strategi Pemerintahan, Bagian Verifikasi Keteknikan
Jl. Raya Pasar Minggu Km. 34, Lantai 13- Jakarta Selatan
Telp. 021 - 7983666 ext 2390
Contact Person: Jon Elpin Purba, Shasty Nurvidiani
• Yang akan diverifikasi oleh surveyor : Proses produksi, mesin yang digunakan,
tenaga kerja (langsung dan tidak langsung), biaya tidak langsung pabrik
(penggunaan listrik, gas, telepon), dan lain-lain.
CONTOH TANDA SAH CAPAIAN TKDN BARANG
Catatan :
• Sertifikat TKDN
Barang ditanda
sahkan oleh Pusat
P3DN Kementerian
Perindustrian.
• Satu sertifikat TKDN
dapat mewakili lebih
dari satu jenis produk.
• Jenis produk yang
dapat ditanda sahkan
sesuai dengan
komoditi Izin Usaha
Perusahaan.
• Sertifikat TKDN
Barang berlaku
selama 3 Tahun.