Anda di halaman 1dari 42

Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas)

Pusat Data dan Informasi


16 Juni 2021
Pengertian SIINas

Sistem Informasi Industri Nasional


(SIINas) adalah tatanan prosedur
dan mekanisme kerja yang terintegrasi
meliputi unsur institusi, sumber daya
manusia, basis data, perangkat keras
dan lunak, serta jaringan komunikasi
data yang terkait satu sama lain dengan
tujuan untuk penyampaian,
pengelolaan, penyajian, pelayanan serta
penyebarluasan data dan/atau informasi
Industri.
 
(Pasal 1 UU No. 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian)
Latar Belakang

• Untuk menghasilkan kebijakan industri yang tepat, Pemerintah


memerlukan data yang akurat, lengkap, dan up-to-date.

• Kondisi saat ini: Data tersebar di berbagai instansi.

• Permasalahan dalam penyampaian data.


Regulasi

UU No. 3 Tahun 2014

PP No. 2 Tahun 2017

Permenperin No. 2 Tahun 2019


"Setiap Perusahaan Industri wajib menyampaikan Data
Industri yang akurat, lengkap, dan tepat waktu secara
berkala kepada Menteri, Gubernur, dan bupati/walikota“

Pasal 64 ayat (1) UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian


Data yang disampaikan

DATA INDUSTRI DATA INDUSTRI DATA LAINNYA


PADA TAHAP PEMBANGUNAN PADA TAHAP PRODUKSI
Data Industri Tahap Pembangunan

1. Tenaga kerja
2. Investasi
3. Luas Lahan dan Lokasi
4. Rencana kapasitas produksi
5. Rencana kebutuhan bahan baku (*)
6. Rencana pembangunan
7. Rencana kebutuhan energi dan air baku (*)
Data Industri Tahap Produksi

1. Tenaga kerja
2. Investasi
3. Luas lahan dan lokasi
4. Kapasitas produksi
5. Bahan baku
6. Mesin
7. Penggunaan energi dan air baku
8. Produksi
9. Pemasaran
10. Pengelolaan lingkungan
Data Lainnya

1. Data tambahan
2. Klarifikasi data
3. Kejadian luar biasa di Perusahaan
Industri
Periode Penyampaian Data
Jaminan Kerahasiaan Data Individu
Jaminan Kerahasiaan Data Individu

Data Individu dijamin kerahasiaannya untuk menghindari hal-hal yang merugikan kepentingan
perusahaan dalam hal perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dan persaingan usaha tidak sehat
 UU No.3 tahun 2014 [Pasal 69 dan 70 ayat (2)]
 UU No.16 tahun 1997 tentang Statistik
 UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik [Data Individu termasuk Data yang
Dikecualikan]
Sanksi untuk Pejabat/ASN yang Membocorkan
Jaminan Kerahasiaan Data Data

Pasal 69

Pejabat dari instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah dilarang menyampaikan dan/atau mengumumkan
Data Industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (1) dan Data Kawasan Industri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 65 ayat (1) yang dapat merugikan kepentingan perusahaan dalam hal perlindungan Hak Kekayaan
Intelektual dan persaingan usaha tidak sehat
Sanksi untuk Pejabat/ASN yang Membocorkan
Jaminan Kerahasiaan Data Data (2)

Pejabat dari instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang menyampaikan dan/atau mengumumkan data sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 69 dikenai sanksi administratif berupa:
a. teguran tertulis;
b. pembebasan dari jabatan;
c. penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala
untuk paling lama 1 (satu) tahun;
d. penurunan pangkat pada pangkat setingkat lebih
rendah untuk paling lama 1 (satu) tahun;
e. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri; dan/atau
f. pemberhentian dengan tidak hormat.

13
Proses VerifikasiJaminan
dan Validasi Data Primer
Kerahasiaan Datadi SIINas

• Verifikasi dan Validasi adalah proses memastikan kelengkapan dan keakuratan Data di SIINas
• Landasan Hukum : Permenperin 2/2019 dan Kepmenperin 184/2020
• Pelaksanaan : Juli-Agustus (untuk Data Semester 1) dan Januari-Februari (untuk Data Semester
2)
• Verifikator : Pusdatin
• Validator : Pembina Sektor sesuai dengan Kewenangan Pembinaan berdasarkan KBLI Bidang
Usaha

14
Registrasi SIINas

Permenperin No. 38 Tahun 2018 tentang Akun Sistem Informasi Industri Nasional

siinas.kemenperin.go.id
Website SIINas : siinas.kemenperin.go.id
Formulir Registrasi

Softcopy yang harus di-upload:


• NIB
• IUI/IUKI (bagi perusahaan
industri/kawasan industri)
Aplikasi yang sudah dan akan berjalan di SIINas

Izin Operasional dan


Verifikasi Teknis Terkait Penerbitan
Mobilitas Kegiatan Industri
IUI (IOMKI)
Perizinan

Terintegrasi dengan INSW, OSS, dan Inatrade


Perizinan

Fitur Tracking
Data yang disediakan

PELUANG PASAR TEKNOLOGI INDUSTRI

Ekspor Impor Agenda pameran Hasil riset Paten Desain


terapan industri

Permintaan Konsumsi
dagang produk industri Kerjasama teknologi Audit teknologi

Rancang bangun
Kebijakan di negara mitra dan rekayasa
Business Matching
Mencari customer yang memerlukan bahan baku tertentu
Business Matching
Mencari customer yang memerlukan bahan penolong tertentu
Business Matching
Mencari supplier yang memproduksi komoditas tertentu
Potensi Bahan Baku Industri
Database Paten
Etalase Produk Dalam Negeri
Etalase Produk Dalam Negeri
Kajian Strategis
Analisis Industri Triwulanan
Perkembangan Data SIINas
Perusahaan Industri Kawasan Industri

Keterangan :
Total 26.064 5.849 132 45 Jumlah akun
Jumlah laporan
Semester 2 2020

Jawa Barat 6.982 1.891 28 18

Cimahi 173 45 0 0

Akun SIINas Provinsi Jawa Barat menyumbang 26,78% dari total akun perusahaan industri dan kawasan
industri. Sedangkan Kota Cimahi menyumbang 2,4% dari total akun SIINas Jawa Barat.

Data per 15 Juni 2021


Perkembangan Data IOMKI
Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan
Industri

Total Dicabut Tenaga


IOMKI 392 Kerja
5.206.270
Surat Edaran Menteri Perindustrian 19.134
Nomor 7 Tahun 2020

tentang Daerah Jumlah Jumlah Tenaga


Perusahaan Kerja
Pedoman Pengajuan Permohonan Jawa Barat 6.382 1.720.156
Kota Cimahi 160 58.579
Perizinan Pelaksanaan Kegiatan Industri
Jumlah perusahaan yang memiliki IOMKI di Kota Cimahi
Dalam Masa Kedaruratan Kesehatan sebanyak 160 perusahaan dengan tenaga kerja
sebanyak 58.579 orang.
Masyarakat Corona Virus Disease 2019

(Covid-19).
Data per 15 Juni 2021
Kondisi yang Diharapkan Setelah Penerapan SIINas

• Terpantaunya kondisi industri dan kawasan industri secara menyeluruh.


• Tersedianya data yang lengkap dan rinci bagi pimpinan, termasuk gubernur, bupati,
walikota.
• Tersedianya early warning system dalam rangka pengamanan industri.
• Mengurangi duplikasi pelaporan ke beberapa instansi pemerintah (BPS, BKPM,
Pemda, dll)
• Simplifikasi perizinan.
Konsultasi SIINas

Hotline SIINas WhatsApp SIINas


(021) 5265029 0812 8688 9495

Helpdesk SIINas LiveChat SIINas


siinas.kemenperin.go.id/helpdesk siinas.kemenperin.go.id

Jam Operasional : Senin-Jumat


08:30 - 15.00
Neraca Komoditas
Neraca Komoditas
• Berbasis UU Cipta Kerja
• Berbasis PP 28 tahun 2021 dan PP 29 tahun
2021
• Ditargetkan implementatif Tahun 2022
PP 28/2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian

1. Bahan Baku dan/atau Bahan


Penolong (Neraca Komoditas dan
Material Center)
2. Pembinaan dan pengawasan
terhadap lembaga penilaian
kesesuaian
Lingkup Pengaturan 3. Industri Strategis
4. Peran serta masyarakat dalam
pembangunan Industri
5. Pengawasan dan pengendalian
kegiatan usaha Industri dan kegiatan
usaha Kawasan Industri
NERACA KOMODITAS (1/2)
Paragraf 3 Neraca Komoditas
Pasal 11 Pasal 12
(1) Dalam rangka menjamin ketersediaan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong (1) Penetapan neraca komoditas sebagaimana dimaksud dalam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pemerintah Pusat menetapkan neraca Pasal 11 ayat (5) dilakukan dalam rapat koordinasi yang
komoditas. diselenggarakan oleh kementerian yang menyelenggarakan
(2) Neraca komoditas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat: koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan kementerian
a. data yang lengkap, detail, dan akurat mengenai kebutuhan Bahan Baku dan/atau dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang
Bahan Penolong untuk Industri dalam negeri; dan perekonomian paling lambat pada bulan Desember tahun
b. data yang lengkap, detail, dan akurat mengenai pasokan Bahan Baku dan/atau sebelumnya.
Bahan Penolong untuk Industri dalam negeri. (2) Penetapan neraca komoditas sebagaimana dimaksud pada
(3) Data sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a paling sedikit meliputi data ayat (1) dilakukan berdasarkan rencana kebutuhan Industri
mengenai: dan rincian data pasokan Bahan Baku dan/atau Bahan
a. jenis Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong yang dibutuhkan berdasarkan pos tarif; Penolong.
b. jumlah/volume Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong yang dibutuhkan; (3) Neraca komoditas yang telah ditetapkan dapat dievaluasi
c. waktu pemanfaatan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong yang dibutuhkan; dan sewaktu-waktu jika diperlukan, untuk ditetapkan kembali
d. standar mutu Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong yang dibutuhkan. melalui rapat koordinasi yang dihadiri oleh pejabat pimpinan
(4) Data sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b paling sedikit meliputi data mengenai: tinggi utama/madya.
e. jenis Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong yang tersedia di dalam negeri (4) Neraca komoditas dapat diakses melalui sistem informasi
berdasarkan pos tarif; terintegrasi.
f. jumlah/volume Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong yang tersedia di dalam
negeri;
g. waktu ketersediaan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong di dalam negeri; dan Pasal 13
h. standar mutu Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong yang tersedia di dalam negeri. (1) Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(5) Neraca komoditas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan untuk jangka waktu (1) diselenggarakan oleh menteri dan/atau pejabat pimpinan
1 (satu) tahun. tinggi utama/madya.
(2) Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
didahului dengan rapat koordinasi teknis kementerian/lembaga
terkait.
38
NERACA KOMODITAS (2/2)

Pasal 14 Pasal 16
(1) Rencana kebutuhan Industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) Rincian data pasokan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong sebagaimana
(2) merupakan rencana kebutuhan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) disampaikan oleh Menteri dan
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian terkait melalui sistem
(2) Rencana kebutuhan Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun informasi terintegrasi secara berkala setiap triwulan.
berdasarkan usulan kebutuhan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong
(2) Rincian data pasokan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong yang
setiap Perusahaan Industri.
disampaikan oleh Menteri atau menteri/kepala lembaga pemerintah
(3) Rencana kebutuhan Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
nonkementerian terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
ditetapkan oleh Menteri.
data pasokan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong yang dihasilkan oleh
Industri hulu dan Industri antara.
Pasal 15
(1) Usulan kebutuhan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) disampaikan oleh Perusahaan Industri Pasal 17
dan/atau pusat penyedia Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong kepada Rencana kebutuhan Industri yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam
Menteri. Pasal 14 dan rincian data pasokan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 disampaikan kepada menteri yang
(2) Usulan kebutuhan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong sebagaimana
menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan
dimaksud pada ayat (1), dalam hal diperlukan dapat dilakukan verifikasi
kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang perekonomian
terlebih dahulu oleh lembaga pelaksana verifikasi yang ditunjuk oleh
melalui sistem informasi terintegrasi secara berkala setiap triwulan.
Menteri sebelum disampaikan oleh Pelaku Usaha.
(3) Usulan kebutuhan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara elektronik melalui SIINas.
Pasal 18
Dalam hal neraca komoditas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
belum ditetapkan, jaminan ketersediaan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong
ditetapkan berdasarkan ketentuan dan data yang tersedia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. 39
Lembaga Pelaksana Verifikasi
Sistem Informasi Terintegrasi
Neraca Komoditas
Verifikasi Kebutuhan

SIINas SITNK

Industri
Kebutuhan Kebutuhan
Kebutuhan Kebutuhan
Bahan Baku/Penolong Bahan Baku/Penolong

Pusat Penyedia

Industri Pasokan Pasokan Pasokan Pasokan Pasokan


Bahan Baku/Penolong Bahan Baku/Penolong

Asosiasi

Kementerian Perindustrian INSW Kementerian/LPNK


https://siinas.kemenperin.go.id/

Anda mungkin juga menyukai