DISUSUN OLEH :
DHEANADA SISTRA
181010505665
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PAMULANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam sebuah perekonomian sektor industri dianggap sebagai sektor yang
mampu menjadi pimpinan dari sektor lain. Produk industri mempunyai nilai jual
yang tinggi dari pada sekor lain. Hal tersebut dikarenakan produk inustri sangat
beragam dan memberika nilai dan manfaat yang tinggi bagi masyarakat. Industri
menjadi penolong bagi perekonomian suatu negara, sehingga pemerintah banyak
memberikan kebijaksanaan- kebijaksanaan tentang industri. Namun kebijaksanaan
itu terkadang tidak atau kurang diadaptasi dengan kondisi sosial masyarakat
setempat, misalnya penguasaan teknologi, ketersediaan sumber daya, dll.
Perkembangan sektor industri harus sejajar dan sejalan dengan sektor lain yang
non industri seperti sektor pertnian, perkebunan, perikanan, dan sektor- sektor
lain.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep industri dan industrialisasi?
2. Bagaimana sejarah dan klasifikasi industri di indonesia?
3. Bagaimana konsep makro ekonomi sektor industri di indonesia?
4. Bagaimana konsep mikro ekonomi struktur industri di indonesia?
5. Bagaimana konsentrasi, daya saing, da kebijaksanaan industri yang indonesia
terapkan?
6. Bagaimanna tantangan perkembangan sektor industri di indonesia dan
bagaimana kontribusinya pada masyarakat?
7. Bagaiana pengembangan industri di indonesia?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui bagaimana konsep industri dan industrialisasi
2. Mengetahui bagaimana sejarah dan klasifikasi industri di indonesia
3. Mengetahui bagaimana konsep makro ekonomi sektor industri di indonesia
4. Mengetahui bagaimana konsep mikro ekonomi struktur industri di indonesia
5. Mengetahui bagaimana konsentrasi, daya saing, da kebijaksanaan industri yang
indonesia terapkan
6. Mengetahui bagaimanna tantangan perkembangan sektor industri di indonesia
dan bagaimana kontribusinya pada masyarakat
7. Mengetahui bagaimana pengembangan industri di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Klasifikasi Industri
Di Indonesia, industri dapat digolongkan berdasarkan kelompok komoditas,
skala usaha, dan berdasarkan hubungan arus produknya. Penggolongan paling
universal berdasarkan “baku internasional klasifikasi industri” (International
Standard of Industrial Classification, ISIC) penggolongan tersebut dibedakan
menjadi 9 yaitu:
Kode Kelompok Industri
31 Industri makanan, minuman, dan tembakau
32 Industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit
33 Industri kayu, dan barang-barang dari kayu, termasuk
34 perabot rumah tangga
35 Industri kertas dan barang-barang dari kertas, percetakan,
dan penerbitan
36 Industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia, minyak
37 bumi, batu bara, karet, dan plastik
38 Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi,
39 dan batu bara
Industri logam dasar
Industri barang dari logam, mesin, dan peralatannya
Industri pengolahan lainnya
e. Industri Pariwisata
Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan
wisata. Bentuknya bisa berupa wisata seni dan budaya (misalnya : pertunjukan
seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya : peninggalan, arsitektur, alat-alat
observasi alam, dan museum geologi), wisata alam (misalnya : pemandangan
alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota
(misalnya : melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan,
restoran, hotel, dan tempat hiburan).
C. Konsep Makro Ekonomi Sektor Industri
v Perkembangan Jumlah Perusahaan
Perusahaan yang bergerak di sektor industri pengolahan di Indonesia tahun
2003 mencapai 4,21 juta, sebagian besar merupakan industri makanan dan
minuman serta kerajinaan. Hasil ini dua kali lipat lebih banyak dari tahun- tahun.
Sayangnya pertumbuhan jumlah perusahaan belum diiringi dengan perbaikan
dalam hal komposisi skala usaha. Industri-industri berskala kecil dan rumah
tangga masih sangat dominan, sedangkan industri berskala sedang dan besar
meningkat sangat sedikit.
v Kinerja ekspor
Meskipun Indonesia beberapa tahun terakhir ini dilanda krisis multi
dimensi, tetapi perkembangan ekspor dan impor masih cukup mengembirakan.
Contohnya saja di derah jawa timur. Berikut adalah data komoditi utama ekspor
Jawa Timur dalam tahun 2000 adalah sebagai berikut :
REALISASI
No JENIS KOMODITI
(Kilogram)
v Kinerja pendapatan
Strategi pembangunan di indonesia contohnya daerah Nusa Tenggara
Timur (NTT) dilakukan berdasarkan pertumbuhan melalui pemerataan dengan
prinsip membangun dari apa yang dimiliki rakyat dan apa yang ada pada rakyat,
dengan titik berat pembangunan yang berlandaskan pada pembangunan ekonomi
rakyat, pendidikan rakyat, dan kesehatan rakyat. Strategi pembangunan yang
menjadi pilihan tersebut memerlukan langkah-langkah operasional yang terukur
dan disesuaikan dengan paradigma baru pembangunan. Kinerja pendapatan per
kapita penduduk diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 1993
dibagi dengan jumlah penduduk tengah tahun. Pendapatan per kapita dari
Provinsi Nusa Tenggara Timur berdasarkan harga konstan 1993 pada tahun 2001
adalah sebesar Rp 732.100 per tahun atau Rp 61.008 per bulan atau berdasarkan
harga yang berlaku pada tahun 2001 adalah sebesar Rp 1.811.696 per tahun atau
Rp 150.975 per bulan (NTT dalam Angka Tahun 2001, hlm. 469). Jika
menggunakan nilai kurs $US 1 = Rp 9000-an (rata-rata nilai kurs pada tahun
2001), maka pendapatan per kapita NTT pada tahun 2001 atas dasar harga yang
berlaku adalah setara dengan $US 200-an.
2. Struktur Biaya
Biaya masukan = biaya bahan baku + biaya bahan lain + biaya sewa
kapital + biaya jasa-jasa;
Biaya tenaga kerja = gaji + upah + bonus;
Biaya total = biaya masukan + biaya tenaga kerja;
Nilai tambah = nilai keluaran – biaya masukan;
Profit bruto = nilai keluaran – biaya total.
Nilai tambah = biaya tenaga kerja + profit bruto;
Profit bruto = nilai tambah – biaya tenaga kerja.
3. Upah dan Produktifitas Kerja
Sasaran PJP II. Sasaran pembangunan industri pada akhir PJP II ialah
terwujudnya sektor industri yang kuat dan maju sehingga mampu menunjang
terciptanya perekonomian yag mandiri dan andal.
Sasaran Repelita VI. Khusus untuk Repelita VI yang tengah berjalan
sekarang pertumbuhan nilai tambah sektor industri diperkirakan mencapai rata-
rata 9,4% per tahun, termasuk indutri pengolahan migas.
Kebijaksanaan
Untuk mendukung tercapainya sasaran diatas, dalam repelita yaang telah
berjalan sekarang pemerintah menempuh serangkaian kebijaksaan pembangunan
indutri yang didasarkan pada empat macam strategi:
a. Pembangunan industri berspektrum luas yang berorientasi pada pasar
internasional
b. Pembangunan industri dengan percepatan peguasaan teknologi
c. Pembangunan industri bertumpu pada mekanisme pasar dengan dunia usaha
sebagai pemeran utama
d. Pembangunan industri yang mengutamakan tercapainya pertumbuhan
bersamaan dengan pemerataan.
E. Peranan Sektor Industri dalam Pembangunan Ekonomi
Industrialisasi sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat yang lebih maju maupun taraf hidup yang
lebih bermutu. Dengan kata lain, pembangunan industri itu merupakan suatu
fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang
mandiri untuk hanya sekedar mencapai fisik saja.
Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu
sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber
daya alam dan sumber daya lainya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk
meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang
lingkup kegiatan manusia. Dengan demikian dapat diusahakan secara “vertikal”
semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara
“horizontal” semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang
semakin bertambah. Banyak pendapat muncul bahwa industri itu mempunyai
peranan penting sebagai sektor pemimpin (leading sektor). Sektor pemimpin ini
maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan
mengangkat pembangunan sektor-sektor lainya seperti sektor pertanian dan sektor
jasa. Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang pertumbuhan sektor
pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi industri. Sektor jasapun
berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya berdirinya lembaga-
lembaga keuangan, lembaga-lembaga pemasaran/periklanan, dan sebagainya,
yang kesemuanya itu nanti akan mendukung lajunya pertumbuhan industri.
Seperti diungkapkan sebelumnya, berarti keadaan menyebabkan meluasnya
peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan
masyarakat (daya beli). Kenaikan pendapatan dan peningkatan permintaan (daya
beli) tersebut menunjukkan bahwa perekonomian itu tumbuh sehat
UNIDO (United Nations for Industrial Development Organization)
mengelompokkan negara-negara sebagai berikut (Muhammad, 1992) :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah industri mempunyai dua arti. Pertama, industri dapat berarti himpunan
perusahaan-perusahaan penghasil produk-produk kosmetik, industri tekstil
maksudnya himpunan pabrik atau perusahaan tekstil. Kedua, industri dapat pula
merujuk ke suatu sektor ekonomi yang didalamnya terdapat kegiatan produktif
yang mengolah bahan mentah menjadi bahan mentah, bahan jadi atau bahan
setengah jadi. Kegiatan pengolahan itu sendiri dapat bersifat manual, elektrikal,
atau bahkan manual.
Kehadiran sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin
sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk
industri selalu memiliki dasar tukar yang tinggi atau lebih menguntungkan serta
menciptakan nilai tambah yang lebih besar diabndingkan produk-produk sektor
lain. Hal ini disebabkan karena industri memiliki variasi produk yang sangat
beragam dan mampu memnerikan manfaat marjinal yang tinggi kepada
pemakainya.
B. Saran
Di era globalisasi seperti sekarang ini nampaknya jika suatu Negara mampu
menumbuh kembangkan sektor industrinya, maka dapat dipastikan Negara
tersebut akan tumbuh menjadi Negara yang maju. Khusus indonesia, Negara kita
selama ini memang cenderung untuk bergerak disektir pertanian. Penulis sangat
mendukung adanya pasar perdaganagn bebas cina, mudah-mudahan akibat dari
adanya perdagangan bebas tersebut indonesia mampu menunjukkan tajinya untuk
kemudian mampu bersaing dengan Negara-negara maju lainnya. Oleh karena itu,
seharusnya kebijakan-kebijakan perekonomian indonesia lebih menitikberatkan
sektor indsutri tapi tanpa mengecualikan sektor-sektor penting lainnnya.
DAFTAR PUSTAKA