Anda di halaman 1dari 3

1.

SAHAM

Saham (stocks) adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu

perseroan terbatas (Siamat, 2001). Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham merupakan

instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut dapat diterbitkan dengan

cara atas nama atau atas unjuk. Ada beberapa jenis saham, yaitu Saham Biasa, Saham

Preferen, dan Saham Treasury.

Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain adalah sebagai berikut:

● Saham Biasa (Common Stock) - Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan

memperoleh laba - Memiliki hak suara - Adanya hak memperoleh pembagian

kekayaan apabila perusahaan bangkrut yang dilakukan setelah semua kewajiban

perusahaan dilunasi

● Saham Preferen - Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen - Tidak memiliki

hak suara - Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan

pengurus

● Saham Treasury

Saham treasuri adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan

beredar dan kemudian dibeli kembali oleh perusahaan bukan untuk dipensiunkan

tetapi disimpan sebagai treasuri (Jogiyanto, 2000:74).

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki

saham:

● Dividen Dividen

merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari


keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat

berupa dividen tunai atau dividen saham.

● Capital Gain

merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan

adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder misalnya investor membeli

saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga

Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar

Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.

Sama seperti investasi pada umumnya, potensi keuntungan yang tinggi dari investasi saham

juga diiringi dengan risiko yang tinggi. Hal itu tentu menjadi alasan mengapa investasi saham

sering disebut sebagai instrumen yang high risk high return. Risiko investasi saham ini

merupakan sesuatu yang melekat atau tidak dapat dipisahkan dari kegiatan investasi saham.

Rencana investasi sebaiknya bukan hanya memikirkan soal keuntungan, tapi juga risiko yang

menyertainya.

Berikut adalah berbagai contoh Risiko Investasi Saham:

● Capital Loss

Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual

saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang dibeli dengan

harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami

penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut

akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga

mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham. Pergerakan harga saham juga dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal seperti kondisi ekonomi makro seperti
tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar, seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor

lainnya.

● Suspend

Maksud dari resiko ini adalah saham terkena suspend atau diberhentikan

perdagangannya oleh bursa efek. Dengan begitu, para investor tidak dapat melakukan

aktivitas saham apapun atau tidak bisa menjual sahamnya hingga suspendnya dicabut

dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

● Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan. Dalam hal

ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh

kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika

masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa

tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.

Untuk menghindari risiko investasi saham ini, investor harus memantau perkembangan

perusahaan secara berkala. Perusahaan yang mengalami masalah sehingga berpotensi

bangkrut biasanya mendapatkan perhatian luas dari berbagai pihak seperti bursa hingga

media massa.

Anda mungkin juga menyukai