Ekspor produk manufaktur pada periode yang sama ternyata juga semakin menurun.
Di sisi lain impor terus meningkat walaupun selalu 'tidak dipermasalahkan' oleh pemerintah,
karena impor barang modal dan bahan baku/komponen dianggap memperkuat kapasitas
industri nasional dengan mengesampingkan faktor external balance.
Di samping itu, industri manufaktur seharusnya mendapatkan biaya input dan biaya
logistik yang mampu memperkuat daya saing dengan prioritas perhatian mencakup aspek
biaya energi, perbaikan peraturan ketenagakerjaan, ketersediaan pasokan bahan baku seperti
gas, serta biaya handling dan layanan jasa kepelabuhanan yang efisien serta keamanan
logistik.
Setelah terjun dalam bidang tersebut, kembangkan semua ilmu, kemapuan, dan
inovasi yang telah di dapat. Menjadikan industri manufaktur berjalan menigkat dengan
kemampuan tepat guna yang dimiliki. Sehingga industri manufaktur dapat tumbuh untuk
mengurangi ketergantungan impor dan mempergunakan produk sendiri dan terlebih lagi
malah dapat mengekspor produk kita ke negara lain. Seperti dikatakan sebelumya industri
manufaktur adalah penggerak penting untuk peningkatan sektor lain (leading sector) dengan
keberhasilan meningkatkan manufaktur dalam industri akan membuat pertumbuhan ekonomi
juga meningkat dan serta akan menciptakan lapangan kerja baru yang akan mensejahterakan
masyarakat khususnya dan Indonesia umumnya. Majulah Indonesiaku!
DAFTAR PUSTAKA
http://sv.ugm.ac.id/akademik/program-studi/program-studi-ipa/d3-teknik-mesin/
http://www.kemenperin.go.id/artikel/11741/Mewaspadai-Perlemahan-Industri-
Manufaktur/
http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3237307/bank-dunia-indonesia-perlu-
kembangkan-industri-manufaktur-dan-jasa/