Anda di halaman 1dari 7

Nama : RISTIANI APRILIA SIMANJUNTAK

NIM : 5192431005
MATA KULIAH : REKAYASA INDUSTRI
KELAS : PTE A (2019)

UJIAN AKHIR SEMESTER


MATAKULIAH : REKAYASA INDUSTRI (2 SKS)
SKS :2
WAKTU : 90 MENIT
Hari dan Tanggal : Senin, 23 Mei 2022
Dosen : Dr. Sukarman Purba, ST, M.Pd

1. Pengertian Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk dalam sebuah
industri, bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan
bagian terbesar dari bentuk barang). Sedangkan biaya bahan baku adalah seluruh biaya
untuk memperoleh sampai dengan bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga
bahan, ongkos angkut, penyimpanan dan lain–lain. Memahami tentang hal ini merupakan
hal yang penting bagi pemilik usaha. Terutama untuk bisnis atau perusahaan yang
bergerak di bidang manufaktur. Pemilihan jenis bahan sangat mempengaruhi bagaimana
hasil akhir produk bahkan dapat mempengaruhi bagaimana kinerja sebuah perusahaan.
1. Jenis-jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri adalah
sebagai berikut:
a. Bahan Baku Langsung
Bahan baku langsung atau direct material adalah semua bahan yang merupakan
bagian dari barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang di keluarkan untuk membeli
jenis bahan ini mempunyai hubungan erat dan sebanding dengan jumlah barang
jadi yang dihasilkan.
b. Bahan Baku Tidak langsung
Bahan baku tidak langsung atau disebut juga dengan indirect material adalah
bahan yang ikut berperan dalam proses produksi dalam industri tetapi tidak secara
langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan. Sebagai contoh apabila barang
jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi, maka yang merupakan bahan baku
langsung dari pembuatan meja dan kursi tersebut adalah kayu. Sedangkan yang
termasuk ke dalam bahan baku tidak langsung adalah paku dan plamir yang
berfungsi sebagai perekat kayu dan dasar cat untuk kursi yang dihasilkan.
Kedua jenis bahan baku ini akan mempengaruhi di bagian mana akan
dicatat dalam laporan neraca.
Selain itu, dapat dibagi menjadi beberapa jenis lainnya:
a) Bahan mentah (raw material), yaitu bahan utama produksi dengan wujud
mentah. Persediaan bahan mentah ini dapat diperoleh dari sumber-sumber
alam atau dibeli dari para supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan
untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya. Contohnya seperti
sayuran, daging, kayu atau bahan tambang seperti minyak, batu bara, dll.
b) Komponen-komponen rakitan (purchase parts/components), yaitu
barang-barang yang merupakan komponen dari sebuah barang dimana
secara langsung dapat dirakit menjadi produk. Contoh bahan baku industri
jenis ini adalah seperti baut, sparepart, chip. dll.
c) Bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu barang-barang yang
diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian atau
komponen barang jadi.
d) Barang dalam proses (work in process), yaitu barang-barang yang
merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam suatu proses produksi atau
yang telah diolah menjadi suatu bentuk akan tetapi masih perlu diproses
lebih lanjut untuk menjadi barang jadi. Misalnya, kayu lapis lembaran
mungkin merupakan barang jadi untuk pabrik kayu karena siap untuk
dijual, tetapi kayu lapis yang sama dianggap sebagai bahan mentah untuk
produsen lemari industri.
e) Barang jadi (finished goods), yaitu barang-barang yang telah selesai
diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim
kepada pelanggan atau konsumen.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Bahan Baku Dalam Sebuah Industri Adalah
Sebagai Berikut
a) Perkiraan penggunaan. Perkiraan berapa banyak jumlah bahan yang akan
digunakan perusahaan untuk proses produksi di periode berikutnya. Apabila
suatu saat terjadi kehabisan stok yang dapat menghambat kelancaran operasi
perusahaan.
b) Harga bahan baku. Dasar untuk menyiapkan perhitungan bisnis yang harus
disediakan untuk investasi.
c) Biaya persediaan. Biaya yang dibutuhkan perusahaan untuk membeli bahan
mentah, termasuk dengan biaya penyimpanan, keamanannya, dan risiko
penyimpanan di gudang.
d) Kebijakan pembelian. Hal ini berkaitan juga dengan ketersediaan bahan
tersebut, dan bagaimana cara agar ketersediaannya tetap terjaga. Selain itu
berapa besar biaya yang bisa digunakan untuk berinvestasi dalam persediaan
juga dipengaruhi oleh hal tersebut.
e) Penggunaan real-time. Penggunaan nyata dari bahan yang satu ini untuk
membuat sebuah barang. Sehingga faktor yang satu ini harus mendapatkan
perhatian lebih dan bisa menjadi patokan untuk biaya produksi selanjutnya.
f) Waktu tunggu. Ini adalah masa tenggang yang tepat, perusahaan juga dapat
membeli bahan pada waktu yang tepat untuk meminimalkan risiko akumulasi
atau kurangnya persediaan.
3. Jenis-Jenis Industri Berdasarkan Bahan Baku
Setelah Anda mengetahui apa saja jenis-jenis bahan baku, kini akan dijelaskan tentang
perindustrian yang menghasilkan barang berupa bahan baku adalah industri apa saja.
Tiap-tiap industri membutuhkan bahan yang berbeda, tergantung pada apa yang akan
dihasilkan dari proses industri tersebut.
Berdasarkan bahan yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a) Industri Ekstraktif
Contoh Industri ekstraktif, Bahan baku akan diperoleh langsung dari alam.
Misalnya industri hasil pertanian, perikanan, kehutanan, peternakan, dan
pertambangan. Seluruh industri yang bergerak pada bidang dengan bahan
utama dari hasil-hasil alam tersebut diklasifikasikan sebagai industri dengan
bahan baku ekstraktif.
b) Industri Non-Ekstraktif
Industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain. Misalnya industri
kayu lapis, pemintalan, dan kain. Jenis industri ini memfasilitasi Anda untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan furniture, kebutuhan
pakaian sampai kendaraan.
c) Industri Fasilitatif
Kegiatan industri yang menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain.
Misalnya perbankan, perdagangan, angkutan, ekspedisi dan asuransi. Jika Anda
memiliki rekening bank atau pernah mengirimkan barang menggunakan jasa
ekspedisi atau membeli polis asuransi ketiga industri tersebut merupakan contoh
industri dengan bahan baku jasa.

2. Tentukan seperti apa spesifikasi produk yang akan dibangun, alangkah lebih baik jika
lengkap dengan seperti apa produk dalam dua hingga sampai tiga tahun ke depan.
Tentukan seperti apa versi paling final atau gambaran sempurna produk yang ingin
dibangun. Menentukan spesifikasi produk ini bisa membantu bisnis menentukan selling
point.
Mempersiapkan tim, Setelah selesai dengan ide dan strategi produk yang akan dibangun
selanjutnya adalah fokus pada pembangunan tim dan alokasi anggaran. Proses pembagian
tim di sini sangat penting. Pastikan anggota tim yang terlibat bisa membagi waktu dan
fokus pada pengembangan produk baru. Skill mereka memang dibutuhkan, tapi fokus dan
konsistensi juga diperlukan. Mulai dari tim marketing, produksi, desain, hingga tim
finansial harus disiapkan. Kemudian tentukan hal-hal teknis yang berkaitan dengan
deskripsi pekerjaan dan deadline.
Bagian terpenting dari menentukan tim adalah mengalokasikan dana, objektif, dan jadwal
pengembangan. Semua harus terhitung secara matang, untuk menghindari jadwal mundur
dan alokasi dana yang membengkak.
Mulai dari prototipe, Setelah proses persiapan selesai, coba keluarkan produk baru dalam
bentuk prototipe. Prototipe ini berfungsi untuk tes pasar. Bagaimana respon dan
penerimaan pelanggan. Selanjutnya monitoring berkelanjutan untuk menentukan respons
dan harapan pengguna terhadap produk baru.
1) Desain Produk
Desain produk berkaitan dengan bentuk, pola, dan warna dari produk tersebut. Tampilan
yang baik dari sebuah produk, menarik perhatian awal dari calon pembeli. Desain juga
berfungsi membuat produk menjadi lebih mudah digunakan, atau bisa jadi
membingungkan bila digunakan.
2) Kualitas Produk
Kualitas sebuah produk bisa ditentukan dari material yang digunakan, dan dari manfaat
yang dihasilkan. Sehingga harga tinggi dapat dibebankan jika produk memiliki kualitas
yang unggul.
3) Fitur Produk
Banyak konsumen mencari produk berdasarkan fitur yang dimilikinya. Seberapa banyak
fitur tersebut sehingga mempengaruhi banyaknya kegunaan dari sebuah produk tersebut.
4) Branding Produk
Branding bertujuan untuk membuat produk bukan hanya sekedar produk. Hal ini
berkaitan dengan persepsi yang dirasakan oleh konsumen sehingga produk tersebut
memiliki sebuah identitas yang dapat dipercaya oleh konsumen untuk membelinya.
3. 1) Buat prioritas kerja, Cara bekerja efektif yang pertama adalah dengan menentukan
prioritas dalam setiap pekerjaan kamu. Tentukan mana tugas yang paling prioritas dan
mana yang tidak terlalu harus diselesaikan segera.
2) Atur waktu dengan baik agar tetap produktif, Cara bekerja efektif lainnya yang
harus kamu ketahui adalah memiliki time management yang baik. Pikirkan berapa waktu
yang harus kamu habiskan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
3) Komunikasi adalah hal yang penting, Berada di dalam dunia kerja, itu artinya kamu
tidak akan bekerja sendiri. Entah bekerja dengan tim, dengan klien, atau dengan atasan,
kamu pasti akan berhubungan dengan orang lain. Salah satu cara bekerja efektif yang
harus kamu lakukan adalah menjalin komunikasi yang baik dengan rekan kerjamu.
Karena ketika kamu mampu menjalin komunikasi dengan baik, kamu akan
mempersingkat waktu dan menghindari salah paham yang sering terjadi di dalam kerja
tim.
4) Ciptakan dan ikuti rutinitas, Manusia memiliki jam tubuh yang terbentuk karena
kebiasaan. Entah itu jam makan, jam tidur, atau jam kerja. Nah, supaya pekerjaan berjalan
efisien, kamu harus membuat rutinitas kerja kamu sendiri.
5) Ubah cara berpikirmu, Cara bekerja efektif selanjutnya adalah dengan mengubah
mindset atau pola pikirmu.Dengan berpikir positif dan mengubah cara berpikir, kamu bisa
lebih baik dalam mengerjakan pekerjaan. Tak hanya bisa lebih cepat selesai, pekerjaan
kamu pun bisa lebih baik hasilnya.
6) Singkirkan gangguan, Agar kamu dapat lebih fokus, kamu harus menyingkirkan
gangguan yang bisa menghambat pekerjaanmu. Benda yang biasanya mengganggu
kinerja kebanyakan karyawan adalah telepon genggam.
7) Mengelola stress, Stres dapat menyebabkan masalah pada fisik dan mental yang pada
akhirnya dapat menghalangi kinerja kamu. Itu sebabnya selalu kelola dan redakan stres
dengan melakukan aktivitas seperti berolahraga, membaca, mendengarkan musik, yoga
atau melakukan hobi di luar jam kerja.
Pada dasarnya, tujuan studi kelayakan bisnis adalah untuk mengukur peluang
keberhasilan suatu usaha di masa mendatang. Sehingga, pengusaha dapat menilai apakah
bisnis tersebut layak dijalankan atau tidak.
membantu pengusaha maupun calon pengusaha untuk melihat kelayakan ide usaha yang
ingin dirintis. Bagi pengusaha, studi kelayakan ini membantunya untuk mengambil
keputusan bisnis. Sedangkan bagi calon pengusaha, studi ini membantu
menghindarkannya dari kerugian bisnis.
4. Untuk meningkatkan kualitas koordinasi dalam tim marketing. Dilakukan bertujuan agar
setiap anggota tim dapat bekerja sama dengan baik, efektif dan efisien
Sebagai alat ukur hasil pemasaran berdasarkan standar prestasi yang sudah ditentukan.
Jika tidak ada pembukuan yang jelas maka perusahaan tidak dapat mengukur nilai
penjualan
Untuk meningkatkan kemampuan dalam beradaptasi bila terjadi perubahan dalam
pemasaran. Karena dunia pasar sangat dinamis, maka perlu dibentuk strategi yang tepat
dengan integrasi terhadap divisi perusahaan lain
Sebagai dasar yang masuk akal untuk pengambilan keputusan. Adanya data hasil
penjualan, maka perusahaan dapat menetapkan strategi pemasaran selanjutnya yang akan
dilakukan.

5.
Judul :
“TESAMTIS (Tempat Sampah Anti Apatis) Berbasis IOT Dengan Monitoring Jarak
Jauh"
Gambar Tesamtis:

Prinsip Kerja Tesamtis :


Perancangan yang dibuat ini adalah perancangan sebuah tempat sampah untuk
meningkatkan kenyamanan pengguna. Sistem ini dirancang sebagai sebuah
pengembangan tempat sampah yang sudah ada menjadi lebih menarik dengan adanya
pemberitahuan kapasitas tempat sampah ketika penuh, tutup tempat sampah otomatis dan
dapat menyampaikan sebuah pesan tentang menjaga lingkungan. Sistem ini menggunakan
sensor infrared sebagai sensor untuk mengetahui kapasitas sampah sudah penuh atau
belum, ketika tempat sampah terdeteksi penuh maka sensor akan memberikan informasi
ke mikrokontroler untuk menyalakan indikator pada pusat kebersihan melalui media
frekuensi radio. Indikator dengan lampu berwarna merah menandakan bahwa sampah
penuh untuk segera dibersihkan sedangkan lampu yang menyala berwarna hijau bahwa
kondisi sampah belum penuh. Selanjutnya tutup tempat sampah otomatis menggunakan
sensor ultrasonik untuk mendeteksi adanya obyek yang mendekat pada tempat sampah
sensor akan memberikan informasi kepada mikrokontroler untuk membuka tutup tempat
sampah. Selain sistem pendeteksi kapasitas tempat sampah, terdapat kelebihan lainnya
yaitu sistem tentang penyampaian pesan ketika pengguna telah membuang sampah pada
tempatnya. Pesan tersebut sudah disimpan terlebih dahulu pada modul MP3. Proses
munculnya pesan tersebut ketika sampah masuk, maka sensor infrared akan mendeteksi
sampah tersebut kemudian akan memberikan informasi kepada mikrokontroler dan
memerintahkan modul MP3 untuk mengeluarkan pesan melalui speaker tentang “Terima
kasih telah membuang sampah pada tempatnya, jaga kebersihan lingkungan disekitar
Anda”.
Kelebihan Tesamtis :

 Terdapat sistem monitoring volume sampah berbasis IOT (Internet Of Things)


 Terdapat sisitem pengunci secara otomatis bila volume sampah sudah penuh

Keunikan Tesamtis :
 Tesamtis memiliki fitur berdialog satu arah kepada pengguna tong sampah, dimana isi
dialog tersebut bertujuan mengajak masyarakat untuk membuang sampah pada
tempatnya

Anda mungkin juga menyukai